TINJAUAN PUSTAKA
5
2.1.1. Spektrum Gelombang Elektromagnetik
Spektrum gelombang elektromagnetik merupakan susunan bagian-bagian
dari radiasi gelombang elektromagnetik yang didasarkan pada panjang gelombang
dan frekuensinya. Gelombang radio dan gelombang cahaya merupakan bagian dari
radiasi gelombang elektromagnetik. Gelombang radio akan merambat dengan
kecepatan 3 x 108 meter/detik atau 106 x 10³ mil/detik pada daerah frekuensi
radio mulai dari 0,01 MHz sampai dengan 30.000 MHz, sedangkan gelombang
cahaya merambat dengan kecepatan yang sama seperti gelombang radio pada
daerah panjang gelombang antara 380 – 780 nanometer (nm). Pada daerah
panjang gelombang cahaya tersebut terbagi atas beberapa bagian yang tersusun
menurut panjang gelombang tertentu dengan warna cahaya yang berbeda-beda.
Susunan gelombang cahaya yang demikian itu disebut dengan spektrum
gelombang elekktromagnetik atau spektrum gelombang cahaya.
6
Gambar 2.3. Band gelombang elektromagnetik
2.2. Cahaya
Cahaya putih adalah cahaya yang dapat diuraikan dengan menggunakan kaca
prisma yang sinar-sinarnya akan dibiaskan sedemikian rupa, sehingga akan terjadi
suatu spektrum. Warna-warna spektrum tersebut dinamakan cahaya satu warna atau
cahaya monokrom. Contoh warna-warna tersebut seperti yang terlihat pada pelangi,
yang terjadi karena pembiasan cahaya oleh titik-titik air hujan
Cahaya hanya merupakan satu bagian dari berbagai jenis gelombang
elektromagnetis yang terbang ke angkasa. Gelombang tersebut memiliki panjang
dan frekuensi tertentu, yang nilainya dapat dibedakan dari energi cahaya lainnya
dalam spektrum elektromagnetisnya.
a. Pijar padat dan cair memancarkan radiasi yang dapat dilihat bila
dipanaskan sampai suhu1000 K. Intensitas meningkat dan penampakan
menjadi semakin putih jika suhu naik.
b. Muatan Listrik: Jika arus listrik dilewatkan melalui gas maka atom dan
molekul memancarkan radiasi dimana spektrumnya merupakan
karakteristik dari elemen yang ada.
c. Electro luminescence: Cahaya dihasilkan jika arus listrik dilewatkan
melalui padatantertentu seperti semikonduktor atau bahan yang
mengandung fosfor.
7
d. Photoluminescence: Radiasi pada salah satu panjang gelombang diserap,
biasanya oleh suatu padatan, dan dipancarkan kembali pada berbagai
panjang gelombang. Bila radiasi yang dipancarkan kembali tersebut
merupakan fenomena yang dapat terlihat maka radiasi tersebut disebut
fluorescence atau phosphorescence
8
2.2.2. Sensitivitas Mata Terhadap Gelombang Cahaya
Selain memiliki warna tertentu, setiap panjang gelombang juga memberikan
kesan intensitas tertentu terhadap mata manusia. Mata manusia sangat sensitif
terhadap perbedaan panjang gelombang dan paling peka terhadap bagian tengah
dari spektrum cahaya tampak, terutama cahaya dengan panjang gelombang 555 μm,
sedangkan warna lain yang ekstrim ungu (violet) atau ekstrim merah tampak kurang
terang dan hingga akhirnya gelombang ultra violet dan infra merah tidak tampak
lagi oleh mata manusia.
Hubungan antara sensitivitas atau kepekaan mata terhadap panjang
gelombang dapat dilihat pada gambar 2.4 di bawah ini.
9
Dimana :
L = luminansi dengan satuan candela/ m2
As = luas semu dengan satuan m2
10
Perbedaan utama antara efektivitas radiasi cahaya dan efektivitas sumber cahaya
adalah bahwa keadaan akhir untuk energi input yang hilang sebagai panas yang
keluar atau sumber cahaya sebagai energi selain dari radiasi elektromagnetik.
Efisiensi sebuah sumber radiasi, dalam hal ini lampu, adalah properti dari
radiasi yang dipancarkan oleh sumber. Efisiensi mencakup keseluruhan
sumber,dengan bahasa yang lebih mudah dipahami, bahwa efektivitas sebuah
lampu bergantung pada rasio daya yang dipancarkan secara keseluruhan(cahaya
tampak dan tidak tampak) dibanding dengan daya yang dikonsumsi. Efektivitas
suatu lampu dapat di tulis dalam persamaan berikut.
Flux cahaya yang dipancarkan lampu tidak semuanya mencapai bidang kerja
sebagian dipancarkan ke dinding, lantai dan langit-langit sehingga perlu
diperhitungkan faktor efisiensi.
Qg
x 100 % (2-4)
Qg
Keterangan : :
Qg = flux cahaya yang dipancarkan sumber
cahaya (lux.m2 )
Qo = flux cahaya berguna (lux.m2 )
Selanjutnya didapatkan rumus flux cahaya:
ExA
Qo lumen
Keterangan:
=fluxs cahaya
A = luas bidang kerja dalam m2
E = intensitas pencahayaan yang diperlukan bidang kerja (lux)
Efisiensi pencahayaan juga dipengaruhi oleh penempatan sumber cahaya
pada ruangan dan umur lampu. Jika intensitas pencahayaan lampu menurun
hingga 20% dibawahnya maka perlu diganti atau dibersihkan.
Disain intensitas cahaya ditulis dengan persamaan :
( E x A)
N
( F x UF x LLF )
11
Keterangan : N = Jumlah fitting atau titik
E = Tingkat Lux
A = Luas ruangan
F = Flux total lampu dalam satu fitting/titik (lumen)
UF = Utility Factor (0,66)
LLF = Faktor kehilangan cahaya (kantor AC=0,8, industri bersih 0,7 dan industri
kotor 0,6)
12
Tabel 2.2. Jenis-jenis distribusi cahaya
Distribusi Cahaya Keterangan
Langsung 90-100% sinar ke bawah dan 0-10
% sinar ke atas
Semi Langsung 60-90% sinar ke bawah dan 10-40
% sinar ke atas
Tidak Langsung 90-100% sinar ke atas dan 0-10 %
sinar ke bawah
Semi Tidak Langsung 60-90% sinar ke atas dan 10-40 %
sinar ke bawah
Baur Pencahayaan tak langsung dengan
armature/luminar bahan tembus
pandang secara merata
2.5. Lampu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata lampu adalah alat untuk
menerangi. Perkembangan lampu berawal dari sebuah lampu pijar yang selalu
dicari inovasi kumparan sumber cahaya yang paling efisien. Pada tahun 1870-an,
Thomas Alva Edison dari Menlo Park, negara bagian New Jersey, Amerika
Serikat, mendapatkan paten pertamanya pada bulan April 1879 untuk lampu pijar.
13
Tahun 1933 filamen karbon diganti dengan filamen tungsten atau Wolfram
(Wo) yang dibuat membentuk lilitan kumparan sehingga dapat meningkatkan
Eficacy lampu menjadi + 20 Lumen/W. Sistem pembangkitan cahaya buatan ini
disebut sistem pemijaran (Incondescence). Revolosi teknologi perlampuan
berkembang dengan pesatnya.Pada tahun 1910 pertama kali digunakan lampu
pendar (discharge) tegangan tinggi. Prinsip kerja lampu ini menggunakan sistem
emisielektron yang bergerak dari Katoda menuju Anoda pada tabung lampu akan
menumbuk atom-atom media gas yang ada di dalam tabung tersebut, akibat
tumbukan akan menjadi pelepasan energi dalam bentuk cahaya. Sistem
pembangkitan cahaya buatan ini disebut Luminescence (berpendarnya energi
cahaya keluar tabung). Media gas yang digunakan dapat berbagai macam.
14
kalinya dikembangkan. Sistem ini meningkatkan produksi output kecerahan 50%
dan memberikan umur yang lebih panjang.Hal ini melahirkan teknologi yang
kemudian disebut compact fluorescent lamp(CFL) atau lampu hematenergi
(LHE).
15
Gambar 2.7. Lampu ballast listrik
16
100 Halaman trafo, ruang tungku dll.
150 Area sirkulasi di industri,
pertokoan dan ruang penyimpanan
Pencahayaan untuk 200 Layanan penerangan yang
interior minimum dalam tugas
300 Meja dan mesin kerja ukuran
sedang, proses umum dalam
industri kimia dan makanan,
kegiatan membaca dan membuat
arsip
450 Gantungan baju, pemeriksaan
kantor untuk menggambar,
perakitan mesin dan bagian yang
halus, pekerjaan warna.
1500 Pekerjaan mesin dan di atas meja
yang sangat halus, perakitan meja
presisi kecil dan instrumen,
komponen elektronik, pengukuran
& pemeriksaan bagian kecil yang
rumit diberikan oleh tugas
pencahayaan setempat
Pencahayaan tambahan 3000 Pekerjaan berpresisi dan rinci
setempat untuk tugas sekali, misal instrumen yang
visual yang tepat sangat kecil, pembuatan jam
tangan, pengukiran
Tahap 1 : Tentukan penerangan yang diperlukan pada bidang kerja, jenis lampu
dan luminer Pengkajian awal harus dibuat terhadap jenis pencahayaan yang
dibutuhkan, seringkali keputusan dibuat sebagai fungsi dari estetika dan
ekonomi. Untuk pekerjaan kantor yang normal, dibutuhkan pencahayaan
17
200 lux. Untuk ruang kantor yang ber AC, dipilih lampu neon 36 W dengan tabung
kembar. Luminernya berlapis porselen yang cocok untuk lampu yang diletakkan
diatas. Penting untuk memperoleh tabel faktor penggunaan untuk luminer ini dari
pembuatnya untuk perhitungan lebih lanjut.
Tahap 2 : Kumpulkan data ruangan dalam format seperti dibawah ini :
Panjang L1 10 m
Ukuran Ruangan Lebar L2 10 m
Luas lantai L3 100 m2
Tinggi langit-langit L4 3,0 m
Langit-langit L5 0,7 p.u
Pantulan permukaan Dinding L6 0,5 p.u
Lantai L7 0,2 p.u
Tinggi bidang kerja dari lantai L8 0,9 p.u
Tingi luminer dari lantai L9 2,9 p.u
Dimana :
N = Jumlah fitting
E = Tingkat lux yang diperlukan pada bidang kerja
A = Luas ruangan (L x W)
F = Flux total (Lumens) dari seluruh lampu dalam satu fitting
UF = Faktor penggunaan dari tabel untuk peralatan yang digunakan
LLF = Faktor kehilangan cahaya. Kehilangan ini disebabkan oleh penurunan
keluaran lampu yang sudah lama dan penumpukan kotoran pada peralatan
dan dinding bangunan
LLF = Lumen lampu MF x Luminer MF x Permukaan ruangan MF
18
2.7. Alat ukur kuat pencahayaan
Alat ukur pencahayaan adalah alat yang digunakan pada pengukuran suatu
benda-benda yang dapat menghasilkan cahaya. Berikut adalah beberapa jenis alat
ukur yang sering digunakan pada pengukuran cahaya.
2.7.1. Luxmeter
Luxmeter merupakan instrumen portabel untuk mengukur penerangan sebuah
jenis fotometer. Lux meter paling sederhana terdiri dari foto sel selenium yang
mengubah energi cahaya ke energi dari sebuah arus listrik, yang diukur oleh
microammeter pointer-tipe dengan skala dikalibrasi di luxes(Ix). Skala yang
berbeda-beda sesuai dengan rentang yang berbeda dari cahaya yang sedang diukur,
perubahan skala yang dibuat oleh switch bahwa perubahan hambatan di sirkuit
listrik. Misalnya, Iu-16 lux meter memiliki tiga rentang pengukuran: sampai 25,
hingga 100, dan sampai 500 Iux. Iluminansi yang lebih tinggi bisa diukur dengan
menggunakan lampiran cahaya menyebar di photocell, yang melemahkan insiden
radiasi dengan faktor tertentu yang konstan melalui berbagai panjang gelombang.
Kurva untuk sensitivitas spektral relatif dari selenium photocell dan mata manusia
rata-rata tidak sama, akibatnya pembacaan lux meter adalah fungsi dari komposisi
spektral radiasi. Instrumen biasanya dikalibrasi dengan lampu pijar, dan ketika
luxmeter sederhana digunakan untuk mengukur cahaya yang dihasilkan oleh radiasi
dengan komposisi spektral yang berbeda, seperti siang hari atau lampu fluorescent,
suatu faktor koreksi yang ditentukan oleh perhitungan. dibawah ini merupakan
gambar luxmeter.
19
2.7.2. Fotometer
Fotometer dalam pengertian umum, fotometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur pencahayaan atau penyinaran. Seperti penerapan di
fotometri industri, suatu "fotometer" adalah kata umum yang meliputi alat-
alat untuk mendeteksi:
a. Intensitas cahaya hamburan
b. Penyerapan
c. Fluoresensi
Kebanyakan fotometer berlandaskan pada sebuah fotoresistor atau
otodioda. Masing-masing mengalami perubahan sifat kelistrikan ketika
disinari cahaya, yang selanjutnya dapat dideteksi dengan suatu rangkaian
elektronik tertentu.
20
mengkonversi energi radiasi elektromagnetik, dan seberapa baik radiasi yang
dipancarkan terdeteksi oleh mata manusia dibandingkan daya yang ditangkapnya.
Satuan yang digunakan adalah dalam Lumen/Watt. Efikasi maksimum yang
mungkin yaitu sebesar 683 lm/W. persamaan efikasi sebagai berikut
besar cahaya yang dihasilkan
Efikasi lumen / watt (2-7)
daya yang digunakan
21
hemat energi 4 (empat) bintang (gambar kanan). Penerapan label tingkat hemat
energi pada pemanfaat tenaga listrik untuk rumah tangga memmbantu konsumen
memilih peralatan yang lebih efisien. Hal ini akan mendorong produsen untuk
memproduksi peralatan lebih hemat dalam konsumsi energi listrik. Sehingga
secara nasional penggunaaan energi dapat ditekan. Untuk mencapai itu semua
maka diperlukan standar tingkat hemat energi pada lampu hemat energi dan
prosedur uji efisiensi energi peralatan rumah tangga untuk memudahkan dalam
penandaan. Hal ini haruslah sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral Nomor 06 Tahun 2011 tentang kriteria tanda hemat energi lampu
swabalast dengan pemberian tanda bintang pada Lampu Swabalast. Sebagimana
akan ditunjukkan sebagai berikut :
Tabel 2.4. Kriteria pemberian tanda bintang pada lampu hemat energi
Daya Nilai Efikasi (lumen/watt)
(watt) * ** *** ****
5-9 45-49 >49-52 >52-55 >55
10-15 46-51 >51-54 >54-57 >57
16-26 47-53 >53-56 >56-59 >59
≤ 26 48-55 >55-58 >58-61 >61
22