Anda di halaman 1dari 35

KELOMPOK 10

ANDIKA JAYA SAPUTRA (32121031)


MICHAELLA BEATRIX RUMAHLATU (32121040)

1B-D3 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
PANDANG
TEKNIK PENERANGAN
DOSEN : PURWITO, ST., M.T
19660719 199003 1 001
1. PENGHANTAR
Suatu penerangan diperlukan oleh manusia untuk mengenali
suatu objek secara visual. Organ tubuh yang mempengaruhi
penglihatan, yaitu mata, syaraf dan pusat syarat penglihatan
di otak.
Untuk memperoleh kualitas penerangan yang optimal IES
(Illumination Engineering Society) menetapkan standar kuat
penerangan untuk ruangan.
2. SIFAT ALAMI CAHAYA

Cahaya adalah suatu gejala fisis. Suatu sumber


cahaya memancarkan energi. Sebagian dari energi
ini diubah menjadi cahaya tampak.
IES mendefinisikan cahaya sebagai pancaran energi
yang dapat dievaluasi secara visual. Secara
sederhana, cahaya adalah bentuk energi yang
memungkinkan makhluk hidup dapat mengenali
sekelilingnya dengan mata.
A. SIFAT CAHAYA

 Cahaya memiliki beberapa sifat yang harus diketahui, yaitu:


 Cahaya dapat merambat lurus.
 Cahaya dapat dipantulkan.
 Cahaya dapat menembus benda bening.
 Cahaya dapat dibiaskan.
 Cahaya dapat diuraikan.

Perambatan cahaya di ruang bebas dilakukan oleh gelombang-gelombang


elektromagnetik. Jadi cahaya itu suatu gejala getaran.
B. RUMUS

Kecepatan rambat v gelombang-gelombang elektromagnetik


di ruang bebas sama dengan 3. 105 km per detik. Kalau
frekuensinya sama dengan f dan panjang gelombangnya
(lambda), maka berlaku:

 = V/f
CONTOH SOAL

Terdapat gelombang yang merambat selama 20 detik. Sepanjang waktu


tersebut, muncul 100  gelombang dengan jarak antara kedua puncak sebanyak
2 m. Berapa cepat rambat gelombang?
Diketahui:
t = 20 s
n = 100
λ=2m
Ditanya:
V = …?
Ingat, sebelum menentukan cepat rambat gelombang, kalian harus menentukan
frekuensinya terlebih dahulu. Caranya adalah:
f = n/t
f = 100/20 = 5 Hz
Setelah menemukan frekuensi, maka cara menemukan cepat rambat gelombang
adalah:
V=λ.f
V = 2 . 5 = 10 m/ s
Maka, cepat rambat gelombang tersebut adalah 10 m/s.
3. Satuan – satuan Penerangan

Sudut ruang (),


Energi cahaya (Q),
 Arus cahaya (Ф),
Intensitas cahaya (I),
Kuat penerangan (E), Luminansi (L)
A. SATUAN YANG PERLU DIKETAHUI DALAM TEKNIK
PENERANGAN

 Satuan untuk intensitas cahaya : candela (cd)


 Satuan untuk fluks cahaya : lumen (lm)
 Satuan untuk intensitas penerangan : lux (lx)
atau iluminansi
 Satuan untuk sudut ruang : steradian (sr)
3.1. SUDUT RUANG

Sudut Ruang adalah sudut pada ruang yang dibatasi oleh


permukaan bola dengan titik sudutnya. Besarnya sudut
ruang dinyatakan dengan steradian (sr).

Luas Kulit bola = 4. .R2


KuadratJari-jari R2
3.2. ARUS CAHAYA/FLUKS CAHAYA

Arus cahaya didefenisikan sebagai jumlah total cahaya yang


dipancarkan oleh sumber cahaya setiap detik.
Aliran rata-rata energi cahaya adalah arus cahaya atau fluks
cahaya (F).
Energi cahaya atau kuantitas cahaya (Q) merupakan produk
radiasi visual (arus cahaya) pada selang waktu tertentu,
dinyatakan dengan lumen. Detik (lm.dt)
A. RUMUS

Ф = Q/t (lm)
Dengan : Q = energi cahaya (lm.dt)
t = waktu (detik)
Untuk mencari energy cahaya:
Q = Ф.(t) dt
3.3. INTENSISTAS CAHAYA

Intensitas Cahaya(I) dengan satuan candela (cd)


adalah arus cahaya/flux cahaya dalam lumen yang
diemisikan/dipancarkan ke setiap sudut ruang (pada
arah tertentu) oleh sebuah sumber cahaya.
A. RUMUS

I = Ф/ (cd).
Dimana: I = Intensitas cahaya (cd)
Ф = flux cahaya (lumen)
 = Steradian (sr)
3.4. KUAT PENERANGAN/ILUMINASI
 Intensitas Penerangan/iluminansi di suatu bidang ialah flux cahaya
yang jatuh pada 1 m2 dari bidang itu
Erata-rata = Ф/A lux.
 Kuat penerangangan merupakan perbandingan antara intensitas
cahaya (I) dengan luas permukaan (A) yang mendapat penerangan.
E= I/A lx
3.5. LUMINASI

Luminansi adalah pernyataan kuantitatif jumlah cahaya yang


dipantulkan oleh permukaan pada suatu arah. Luminansi
merupakan suatu ukuran untuk terang suatu benda.
L = I/As
4. KURVA POLAR INTENSISTAS CAHAYA

Kurva polar sering pula disebut Kurva distribusi Kandela (KDK)


adalah suatu kurva yang menunjukkan intensitas cahaya (I),
distribusi intensitas cahaya, atau kuat penerangan suatu sumber
cahaya pada semua kedudukan terhadap sumber cahaya.
Terdapat 4 metode teknik pengukuran yang dapat dilakukan
untuk mendapatkan KDK suatu sumber penerangan
5. Armatur dan Sistem Penerangan

Penyebaran cahaya dari suatu sumber cahaya tergantung


pada konstruksi sumber cahaya itu sendiri dan pada
konstruksi armature yang digunakan.
 Armatur biasanya digunakan dalam perangkat pada alat
penerangan. Semua bagian lampu penerangan dipasangkan
kepada armatur. Oleh karena itu, kita juga sering
mengenal armatur sebagai rumah tempat lampu.
5.1. ABSORBSI
 Sebagian dari cahaya yang mengenai suatu permukaan akan diserap oleh
permukaan itu. Bagian yang diserap ini menimbulkan panas pada
permukaan tersebut. Permukaan yang gelap dan buram menyerap banyak
cahaya.

a = flux cahaya yang diserap .


flux cahaya yang mengenai permukaan
5.2. REFLEKSI
 Refleksi adalah pemantulan cahaya sejajar yang mengenai permukaan suat
medium pantul.
 Jumlah cahaya yang dipantulkan tidak ditentukan oleh mengkilatnya suatu
permukaan, tetapi oleh sifat-sifat dan permukaan bahannya.
 Bagian flux cahaya yang dipantulkan ditentukan oleh factor refleksi (r)
suatu permukaan:
r= flux cahaya yang dipantulkan .
flux cahaya yang mengenai permukaan
A. REFLEKSI TERBAGI MENJADI BEBERAPA
Ditinjau dari hasil refleksinya refleksi dapat dibagi menjadi:
 Refleksi cermin/refleksi teratur
 Refleksi baur/refleksi difus
 Refleksi campuran
 Refleksi terpencar
5.3. TRANSMISI

Bagian flux cahya yang dapat menembus ditentukan oleh factor


transmis t suatu bahan:
t = Flux cahaya yang dapat menembus
Flux cahaya yang mengenai permukaan
Dari hasil atau bentuk transmisi pada suatu bidang, transmisi dapat
dibagi menjadi:
A. PEMBAGIAN TRANSMISI

 Transmisi teratur
 Transmisi difus sempurna
 Transmisi campuran
Ditinjau dari perubahan warna hasil transmisi cahaya, transmisi dapat
dibagi menjadi:
 Transmisi netral
 Transmisi selektif
5.4. ARMATUR
Armatur-armatur lampu dapat dibagi menurut beberapa cara,
yaitu:
1. Berdasarkan sifat penerangannya
2. Berdasarkan konstruksinya
3. Berdasarkan penggunaannya
4. Berdasarkan bentuknya
5. Pancaran lebar dan pancaran terbatas
6. berdasarkan cara pemasangannya
5.5. SISTEM PENERANGAN

Menurut IES terdapat 5 klasifikasi system pancaran


cahaya dari sumber cahaya, yaitu: penerangan
langsung, penerangan setengah langsung, penerangan
menyebar (difus), penerangan setengah tak langsung,
dan penerangan tak langsung.
5.6. CARA MENGHITUNG PENERANGAN DALAM

Faktor yang menentukan kualitas penerangan adalah: kuat penerangan


(lux), distribusi cahaya, silau seminimal mungkin, arah pencahayaan
dan tata letak lampu, warna cahaya dan efek pencahayaan.
Untuk menentukan kebutuhan daya maupun jumlah lampu di dalam
ruangan, yang perlu ditentukan kuat penerangan yang diperlukan.

intensitas penerangan (E);


efisiensi penerangan ();
factor penyusutan atau factor depresiasi (d).
5.6.1. INTENSITAS PENERANGAN

Intensitas penerangan E dinyatakan dalam satuan lux,


sama dengan jumlah lm/m2. Jadi flux cahaya yang
diperlukan untuk suatu bidang kerja seluas A m2 ialah:
Ф = E x A lm.
5.6.2 EFISIENSI PENERANGAN ()
Karena itu untuk menentukan flux cahaya yang diperlukan harus
diperhitungkan efisiensi atau rendemennya:
 = Фg/Фo
dimana:
Фo = flux cahaya yang dipancarkan oleh semua sumber cahaya
yang ada dalam ruangan;
5.6.2.1 EFISIENSI ARMATUR

Efisiensi atau rendemen armature v ialah:


V= flux cahaya yang dipancarkan oleh armature
Flux cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya
5.6.2.2 FAKTOR-FAKTOR REFLEKSI

Faktor-faktor refleksi rw dan rp masing-masing


menyatakan bagian yang dipantulkan dari flux cahaya
yang diterima oleh dinding dan langit-langit, dan
kemudian mencapai bidang kerja.
A. UNTUK MENCEGAH SILAU
Silau karena cahaya yang dipantulkan dapat dihindari
dengan cara-cara berikut ini:
menggunakan bahan yang tidak mengkilat untuk bidang
kerja;
menggunakan sumber-sumber cahaya yang
permukaannnya luas dan luminansinya rendah;
penempatan sumber cahaya yang tepat.
5.6.2.3 INDEKS RUANGAN ATAU INDEKS BENTUK
Indeks ruangan atau indeks bentuk k menyatakan perbandingan antara ukuran-
ukuran utama suatu ruangan berbentuk bujur sangkar:
k= pxl
h(p+l)
dimana:
p = panjang ruangan dalam m
l = lebar ruangan dalam m
h = tinggi sumber cahaya di atas bidang kerja, dinyatakan dalam m.
5.6.3 FAKTOR PENYUSUTAN ATAU FACTOR
DEPRESIASI

Faktor penyusutan atau factor depresiasi d ialah:


d = E dalam keadaan dipakai
E keadaan baru
Factor depresiasi ini dibagi atas tiga golongan utama, yaitu untuk:
pengotoran ringan;
pengotoran biasa;
pengotoran berat.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai