Anda di halaman 1dari 85

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang alam dan
sekitarnya. Setiap gejala alam yang terjadi di lingkungan sekitar berkaitan
erat dengan hukum-hukum fisika. Salah satu cabang ilmu fisika adalah
fotometri. Fotometri yaitu sebuah pengukuran kuantitas cahaya seperti
intensitas dan iluminasi cahaya dengan menggunakan alat pengukur yang
dikenal fotometer.
Cahaya memiliki peran penting dalam hidup manusia untuk
menjalankan siklus kehidupannya. Cahaya matahari digunakan untuk
seluruh makhluk hidup, selain cahaya matahari adalah lampu senter, lilin,
api unggun, bintang lampu listrik, kilat dan sebagainya. Setiap cahaya
yang memancar dari sumber memiliki daya pancar yang berbeda-beda.
Seperti pada sebuah lampu pijar, besar dayanya biasa tertera jelas pada
kemasannya sehingga dapat diketahui kekuatan pancarannya. Semakin
besar daya listrik lampu, maka semakin terang radiasi cahaya yang
dipancarkan. Besarnya daya atau kekuatan penerangan pada luas
permukaan disebut sebagai iluminasi cahaya. Banyak cahaya yang
memancar pada suatu luas permukaan akan mempengaruhi jika jaraknya
cukup jauh. Ketika seseorang yang berada tepat di bawah lampu maka
cahaya yang mengenainya cukup terang, berbeda ketika berada jauh dari
lampu keadaannya akan lebih gelap. Selain itu, bahan atau benda yang
menghalangi sumber cahaya akan mempengaruhi besarnya cahaya yang
mengenai suatu permukaan. Oleh karena itu, untuk lebih memahami
hubungan antara jarak pancaran dengan iluminasi cahaya dan benda yang
menghalangi sumber cahaya, maka perlunya dilakukan percobaan
mengenai fotometri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan antara jarak pancaran dengan iluminasi cahaya?
2. Bagaimana pengaruh ketebalan bahan penghalang terhadap iluminasi
cahaya relatif?
3. Berapa besar koefisien transmitansi dan absorbansi bahan penghalang?

C. Tujuan Eksperimen
1. Untuk menyelidiki hubungan antara jarak pancaran dengan iluminasi
cahaya.
2. Untuk menyelidiki pengaruh ketebalan bahan penghalang terhadap
iluminasi cahaya relatif.
3. Untuk mengetahui besar koefisien transmitansi dan absorbansi bahan
penghalang.

D. Manfaat Eksperimen
1. Memahami konsep pengukuran cahaya.
2. Mengetahui prinsip kerja percobaan terkait pengukuran cahaya.
3. Menganalisis beberapa besaran terkait pengukuran cahaya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Pencahayaan
Cahaya merupakan satu bagian dari berbagai jenis gelombang
elektromagnetis yang terbang ke angkasa. Gelombang tersebut
memiliki panjang dan frekuensi tertentu, yang nilainya dibedakan dari
energi cahaya lainnya dalam spektrum elektromagnetisnya.
Pencahayaan merupakan bagian sangat penting dari suatu ruangan.
Apabila pencahayaan di ruang tersebut tidak baik, seperti cahaya
terlalu kuat, cahaya terlampau redup, salah posisi pemasangan lampu,
dan pemilihan jenis armatur yang tidak sesuai akan membuat
penglihatan penghuni menjadi tidak nyaman dan juga dapat
menimbulkan efek kelelahan pada mata. Untuk mencegah terjadinya
pandangan silau diperlukan teknik pemasangan sumber cahaya
maupun armaturnya dengan tepat.
(Putranto, Harl, dkk. 2021 : 7)

2. Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya adalah jumlah fluks cahaya yang dipancarkan
suatu sumber cahaya per satuan sudut ruang, dalam arah tertentu.
Intensitas cahaya (I) biasanya disebut juga dengan nama candle power
(cp). Satuan intensitas cahaya dinyatakan dalam lumen per steradian
(lm/sr) atau candela (cd).

3. Fluks Cahaya
Fluks cahaya adalah kelompok berkas cahaya yang dipancarkan
suatu sumber cahaya setiap satu detik. Fluks cahaya diukur dalam
satuan lumen. Sebagai contoh :
a. Lampu halogen 500 watt/220 volt mengeluarkan fluks cahaya
sebanyak 9.500 lumen dan
b. Lampu merkuri fluorescen 125 watt/220 volt mengeluarkan fluks
cahaya sebanyak 5.800 lumen.
(Faridah, Nur. 2020 : 11-12)

4. Iluminasi Cahaya
Iluminasi merupakan intensitas penerangan atau tingkat
pencahayaan pada suatu bidang satuan iluminasi yang sesuai dengan
SI (Satuan Internasional) adalah lux (lx). Lux yaitu iluminasi yang
dihasilkan oleh satu lumen cahaya permukaan seluas 1m2.

5. Luminasi Cahaya
Luminasi merupakan suatu ukuran terangnya benda baik pada
sumber cahaya maupun permukaan. Satuan luminasi menurut SI
bervariasi, sesuai dengan jenis permukaannya. Untuk permukaan difusi
seperti kertas bercak atau permukaan benda yang bercak putih, satuan
luminasi adalah lumen per meter persegi. Sedangkan untuk
permukaan-permukaan yang berpelitur misalnya reflektor kaca perak,
tingkat terangnya permukaan dispesifikasikan dalam istilah intensitas
cahaya dengan satuan candela per meter persegi.
(Putranto, Harl, dkk. 2021 : 8)

6. Fotometri
Fotometri ialah ilmu yang membicarakan tentang pengukuran
kualitas cahaya. Fotometri adalah suatu metode analisis yang
didasarkan pada pengukuran besaran serapan sinar monokromatis oleh
suatu lajur larutan berwarna dengan menggunakan detektor fotosel, di
mana besaran ini merupakan fungsi dari kandungan komponen tertentu
yang melakukan penyerapan.
(Dr. Nana, M.Pd. 2021 : 88-89)
Fotometri mempelajari hal ukuran banyaknya cahaya. Oleh karena
pemancaran cahaya tak lain adalah pemancaran gelombang
elektromagnetik yang secara umum disebut radiasi, maka sudah barang
tentu ada hubungan antara pemancaran cahaya dengan pemancaran
tenaga radiasi. Namun kuat pemancaran cahaya belum tentu sebanding
dengan kuat pemancaran tenaga radiasi sebab kenampakan kuat
pemancaran cahaya yang teramati, atau disebut daya terang,
bersangkutan dengan peristiwa perangsangan panca indera mata.
Perangsangan ini ternyata tergantung pada panjang gelombang cahaya
atau warna cahaya. Mata ternyata sangat peka terhadap warna kuning
dan kepekaan itu makin merosot untuk warna-warna dengan panjang
gelombang makin panjang maupun makin pendek dari panjang
gelombang warna kuning tersebut. Gambar 2.1 adalah grafik variasi
kepekaan itu yang diperoleh secara empiris. Dari hasil penelitian,
kepekaan tersebut adalah maksimum untuk warna dengan panjang-
gelombang 5550 A.

Gambar 2.1 grafik variasi daya terang terhadap panjang gelombang


(warna) cahaya
Banyaknya pancaran cahaya, atau fluks cahaya, dinyatakan dalam
satuan lumen. Fluks cahaya yang dipancarkan oleh cahaya dengan
panjang gelombang 5550 A dengan kuat radiasi 1 watt dikatakan 685
lumen. Dengan kata lain, apa yang lalu disebut daya terang untuk
panjang gelombang tersebut adalah 685 lumen/watt. Untuk panjang
gelombang lain, daya terang sudah tentu lebih kecil dari ini.
fluks cahaya yang dipancarkan dari suatu titik sumber cahaya
hendak digambarkan sebagai garis- garis yang memancar dari titik
sumber tersebut secara radial merata. Dengan demikian banyaknya
fluks cahaya yang mengenai suatu permukaan akan dinyatakan dengan
banyaknya garis-garis fluks yang tiba di permukaan tersebut.
Permukaan yang dikenai cahaya dikatakan mendapat penerangan, dan
kuat penerangan dinyatakan dengan rapat fluks yaitu banyaknya garis-
garis fluks cahaya yang mengenai permukaan itu. Kerapatan garis-
garis fluks cahaya yang memancar dari sumber cahaya menyatakan
kuat cahaya sedangkan kerapatan garis-garis fluks cahaya yang
mengenai permukaan menyatakan kuat penerangan.
Kuat cahaya atau intensitas cahaya didefinisikan sebagai
banyaknya fluks cahaya yang memancar per steradian sudut ruang
sedang kuat penerangan atau iluminasi didefinisikan sebagai
banyaknya fluks cahaya yang mengenai satu satuan luas permukaan
yang mendapat penerangan.
Jikalau sumber cahaya tidak berwujud titik melainkan berwujud
suatu luasan/permukaan, maka banyaknya fluks cahaya yang
dipancarkan sudah tentu sebanding dengan luas permukaan sumber
cahaya itu dan begitu pula intensitas cahayanya. Kecuali itu intensitas
cahayanya tergantung pula pada arah pancaran cahaya terhadap arah
permukaan sumber cahaya. Besar intensitas yang diberikan oleh satu
satuan luas permukaan sumber cahaya, terlihat dari arah
pemancarannya, disebut luminans. Suatu permukaan sumber cahaya
seluas dS dilihat pada arah θ terhadap arah tegak lurus, seperti yang
tertera pada Gambar 2.2, akan tampak sebesar dS' = dS cos θ . Adapun
banyaknya fluks cahaya yang dipancarkan ke segala arah per satu
satuan luas permukaan sumber cahaya disebut emitans.

Gambar 2.2 luminans permukaan sumber cahaya


Demikianlah maka seandainya banyaknya fluks cahaya dinyatakan
dengan F, maka
dF
Intensitas cahaya I= (persamaan 2.1)
dΩ
dF
Iluminasi E= (persamaan 2.2)
dA
dI dI
Luminans Bθ= = (persamaan 2.3)
dS ' dS cos θ
dF
Emitans L= (persamaan 2.4)
dS
(Soedojo, Peter. 1992 : 58-61)

B. Hipotesis Eksperimen
1. Semakin jauh jarak pancaran maka iluminasi cahaya semakin kecil.
2. Semakin tebal bahan penghalang maka iluminasi cahaya relatif
semakin kecil.
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
1. Lampu (bohlam) : 1 buah
2. Power supply : 1 buah
3. Light meter : 1 buah
4. Plastik transparan (ketebalan berbeda) : 19 buah
5. Meteran : 1 buah
6. Tabung interior hitam : 1 buah
7. Kabel penghubung : 2 buah
8. Mikrometer sekrup : 1 buah

B. Prosedur Kerja
Kegiatan 1 : hukum Kebalikan Kuadrat
1. Menyiapkan perangkat eksperimen seperti gambar berikut.
lampu

2. Menyalakan sumber cahaya dari mengatur sensitivitas light meter.


3. Mengatur posisi sumber cahaya dengan cara menarik atau mendorong
mistar hingga ujung kanan tabung tepat berimpit dengan skala 10 cm.
Mencatat penunjukan light meter pada posisi tersebut.
4. Melanjutkan pengukuran untuk setiap selang jarak 5 cm.

Kegiatan 2 : Absorbansi dan transmitansi


1. Menyiapkan plastik transparan dengan berbagai ketebalan lalu
mengukur masing-masing ketebalannya.
2. Mengatur jarak antara sensor light meter dengan sumber cahaya sejauh
50 cm.
3. Menempatkan plastik transparan pertama antara sensorlight meter
dengan sumber cahaya. Mencatat penunjukan light meter.
4. Melanjutkan pengukuran untuk plastik transparan lain dengan
menambahkan jumlah plastik transparan satu persatu.

C. Identifikasi Variabel
Kegiatan 1
1. Variabel manipulasi : Jarak pancaran (r)
2. Variabel respon : Iluminansi cahaya (E)
3. Variabel kontrol : Tegangan sumber (Vs)

Kegiatan 2
1. Variabel manipulasi : ketebalan bahan penghalang (x)
2. Variabel respon : Iluminansi cahaya akhir (En)
3. Variabel kontrol : Iluminansi cahaya awal (E0), jarak
pancaran
(v), dan tegangan sumber (Vs)

D. Definisi Operasional Variabel


Kegiatan 1
1. Variabel Manipulasi
Jarak pancaran (r) adalah nilai terukur pada mistar yang tepat
berimpit dengan ujung kanan tabung, yang menyatakan jauhnya lampu
dari sensor light meter dalam satuan meter (m).
2. Variabel Respon
Iluminansi cahaya (E) adalah nilai terukur pada light meter
dengan range 200 lux, yang nilainya berubah karena adanya perubahan
jarak pancaran dalam satuan lux.
3. Variabel Kontrol
Tegangan sumber (Vs) adalah nilai yang ditunjukkan knop power
supply yaitu sebesar 10 volt.
Kegiatan 2
1. Variabel Manipulasi
Ketebalan bahan penghalang (x) adalah nilai yang terukur dari
tebal plastik transparan menggunakan mikrometer sekrup dalam
satuan milimeter (mm).
2. Variabel Respon
Iluminansi cahaya akhir (En) adalah nilai terukur pada light
meter dengan range 20 lux setelah diletakkan plastik transparan
diantara sensor light meter dan sumber cahaya yang dinyatakan
dalam satuan lux.
3. Variabel Kontrol
Iluminansi cahaya awal (E0) adalah nilai yang terukur pada light
meter dengan range 20 lux tanpa adanya plastik transparan yang
menghalangi pancaran sumber cahaya ke sensor yang digunakan
dalam satuan lux.
Jarak pancaran (v) adalah nilai terukur pada mistar yang tepat
berimpit dengan ujung kanan tabung, yang menyatakan jauhnya
lampu dari sensor light meter dalam satuan meter (m).
Tegangan sumber (Vs) adalah nilai yang ditunjukkan oleh knop
power supply yaitu sebesar 10 volt.

E. Teknik Analisis Data


1. Analisis Perhitungan
Kegiatan 1 : Hukum Kebalikan Kuadrat
I
E= 2
→ I =E . R2
R

∆ I= |∂∂EI |∆ E+|∂∂RI |∆ R
2
∆ I =R . ∆ E+ E .2 R . ∆ R
| |
2
∆ I R . ∆ E E .2 R . ∆ R
= +
I E. R
2
E. R
2

¿ |∆EE + 2.R∆ R|I


∆I
KR= ×100 %
I
DK =100 % − KR
PF=|I ± ∆ I |

Kegiatan 2
Nilai Transmitansi
En −1
T= =En . E0
E0

∆T=
| | | |
∂T
∂ En
∆ En +
∂T
∂ E0
∆ E0

¿|E 0− 1 . ∆ E n+ En . E 0− 2 . ∆ E 0|

| |
−1 −2
E . ∆ En E n . E 0 . ∆ E 0
¿ 0 −1
+ −1
En . E 0 E n . E0

¿ | ∆ E n ∆ E0
En
+
E0
T|
∆T
KR= ×100 %
T
DK =100 % − KR
PF=|T ± ∆ T |

Nilai Absorbansi
En
− ln
E0 − ln T
α= =
x x

∆ α= | |
∂α
∂lnT
∆ lnT +| |
∂α
∂x
∆x

∆ α=| x ∆ T|+
1
T
−1
| x |
ln T ∆ x
2
| |
1
T x ∆T ln T x −2 ∆ x
−1
¿ −1
+ −1
ln T x ln T x

¿|ln1T . ∆TT + ∆xx |α


∆α
KR= ×100 %
α
DK =100 % − KR
PF =|α ± ∆ α|

2. Analisis Grafik
1
 Hubungan antara E dengan 2
E (lux) R
y=mx+c
2
I =m ≈ I =E .r
1
E=I . 2
+c I=m
r
2
. Em =mx
2
E=I . r +c

1/R2 (m)

En
 Hubungan antara ln dengan x
E0

ln En/E0 (lux)
y=− mx+ c
− lnT
α=
x
−m
α=
x
x (m)

F. Gambar Alat
5
4
7

6 2
3

Keterangan :
1. Power supply
2. Light meter
3. Kabel penghubung
4. Mistar
5. Tabung interior
6. Plastik transparan
7. Lampu
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
Kegiatan 1 : Hukum Kebalikan Kuadrat
NST Mistar = 0,1 cm = 0,001 m
NST light meter = 0,1 lux range 200
Tegangan = 10 volt

Tabel hasil pengamatan 4.1 : Hubungan antara jarak pancaran (r) dengan
iluminansi cahaya (E)
Iluminansi Iluminansi Iluminansi Iluminansi
No Jarak r (m) Cahaya E1 Cahaya E2 Cahaya E3 cahaya rata-
(lux) (lux) (lux) rata E (lux)
1 0,1000 102,4 104,0 91,1 99,2
2 0,1500 64,1 64,0 58,0 62,0
3 0,2000 44,5 39,7 39,4 41,2
4 0,2500 33,9 29,5 30,4 31,3
5 0,3000 26,7 23,9 23,3 24,6
6 0,3500 21,5 18,5 18,4 19,5
7 0,4000 17,8 16,2 15,4 16,5
8 0,4500 16,4 14,3 14,0 14,9
9 0,5000 13,7 12,1 11,7 12,5
10 0,5500 12,3 11,8 11,0 11,7
11 0,6000 8,9 9,3 9,2 9,1
12 0,6500 7,1 7,4 7,7 7,4
13 0,7000 7,0 6,2 6,3 6,5
14 0,7500 6,0 5,5 5,3 5,6
15 0,8000 5,0 5,0 4,6 4,9
Kegiatan 2 : Transmitansi dan Absorbansi
Tabel hasil pengamatan 4.1 : Hubungan antara ketebalan bahan
penghalang x (m) dengan iluminansi cahaya E (lux) dengan E0 =12,30 lux
Ketebalan Iluminansi Iluminansi Iluminansi Iluminansi
No (x 10-3 m) Cahaya E1 Cahaya E2 Cahaya E3 cahaya rata-
(lux) (lux) (lux) rata E (lux)
1 0,1 9,30 11,00 11,57 10,62
2 0,2 7,04 7,91 8,34 7,76
3 0,3 5,53 5,95 6,76 6,08
4 0,4 4,33 4,65 5,39 4,79
5 0,5 3,48 3,90 4,36 3,91
6 0,6 2,82 3,10 3,59 3,17
7 0,7 2,35 2,44 2,96 2,58
8 0,8 1,93 2,10 2,41 2,15
9 0,9 1,71 1,64 2,01 1,79
10 1,0 1,49 1,32 1,66 1,49
11 1,1 1,30 1,13 1,44 1,29
12 1,2 1,09 0,94 1,21 1,08
13 1,3 0,88 0,77 1,00 0,88
14 1,4 0,81 0,63 0,71 0,72
15 1,5 0,71 0,53 0,59 0,61
16 1,6 0,59 0,47 0,52 0,53
17 1,7 0,43 0,39 0,44 0,42
18 1,8 0,38 0,34 0,37 0,36
19 1,9 0,31 0,29 0,32 0,31
B. Analisis Data
Kegiatan 1 : Hukum Kebalikan Kuadrat
1
∆ R= × NST mistar
2
1
¿ ×0,001 m
2
¿ 0,0005 m
∆ E=1 × NST ligℎt meter
¿ 1× 0,1 lux
¿ 0,1 lux
cd
1 lux=0,00795
m2
cd
¿ 0,008 2
m

Kegiatan 2 : Transmitansi dan Absorbansi


 Transmitansi
∆ E 0=1 × NST ligℎt meter
¿ 1× 0,01 lux
¿ 0,01 lux
E0 =12,30lux
 Absorbansi
1
∆ x= × NST mikrometer sekrup
2
1
¿ ×0,01 mm
2
¿ 0,005 mm
¿ 0,00005 m=5 ×10− 6 m
Intensitas
1. I 1=E1 .0,008. r 2
2
¿ 99,2 .(0,008) ( 0,1000 )
¿ 99,2 . 0,008 .0,01
¿ 0,007936 cd

∆ I 1= |∆EE + 2 ∆r r|I 1

¿|99,2 +
0,1000 |
0,1 2 . 0,0005
0,007936

¿|0,00100806452+0,001|0,007936
¿|0,00200806452|0,007936
¿ 0,000015936
¿ 0,00001594 cd
∆ I1
KR= ×100 %
I1
0,00001594
¿ × 100 %
0,007936
¿ 0,00200856855 ×100 %
¿ 0,20085685484 %
¿ 0,2 %
DK =100 % − KR
¿ 100 % − 0,2%
¿ 99,8 %
PF =|I 1 ± ∆ I 1|
¿|0,007936 ± 0,00001594|cd
2. I 2=E2 .0,008. r 2
¿ 62,0 . 0,008 . ( 0,1500 )2
¿ 62,0 . 0.008 .0,0225
¿ 0,01116 cd

∆ I 2= |∆EE + 2 ∆r r|I 2

¿|62,0 +
0,1500 |
0,1 2 . 0,0005
0,01116

¿|0,00161290323+0,00666666667|0,01116
¿|0,008279599|0,01116
¿ 0,00009240032 cd
¿ 0,00009240 cd
∆ I2
KR= ×100 %
I2
0,00009240
¿ ×100 %
0,01116
¿ 0,0082795699 ×100 %
¿ 0,82795699 %
¿ 0,8 %
DK =100 % − KR
¿ 100 % − 0,8 %
¿ 99,2 %
PF =|I 2 ± ∆ I 2|
¿|0,01116 ± 0,0000924| cd
3. I 3=E3 . r 2
¿ 41,2 . 0,008 . ( 0,2000 )2
¿ 41,2 . 0,008 . 0,04
¿ 0,013184 cd

∆ I 3= |∆EE + 2 ∆r r|I 3

¿|41,2 +
0,2000 |
0,1 2 . 0,0005
0,013184

¿|0,00242718447+ 0,005| 0,013184


¿|0,00742718447|0,013184
¿ 0,00009792 cd
∆ I3
KR= ×100 %
I3
0,00009792
¿ ×100 %
0,013184
¿ 0,00742718447 ×100 %
¿ 0,742718447 %
¿ 0,7 %
DK =100 % − KR
¿ 100 % − 0,7 %
¿ 99,3 %
PF=|I 3 ± ∆ I 3|
¿|0,013184 ± 0,00009792|cd
4. I 4=E 4 . r 2
¿ 31,3 . 0,008. ( 0,2500 )2
¿ 31,3 . 0,008. 0,0625
¿ 0,01565 cd

∆ I 4= |∆EE + 2 ∆r r |I 4

¿|31,3 +
0,2500 |
0,1 2 . 0,0005
0,01565

¿|0,00319488818+0,004|0,01565
¿|0,00719488818|0,01565
¿ 0,0001126 cd
∆ I4
KR= × 100 %
I4
0,0001126
¿ ×100 %
0,01565
¿ 0,00719488818 ×100 %
¿ 0,719488818 %
¿ 0,7 %
DK =100 % − KR
¿ 100 % − 0,7 %
¿ 99,3 %
PF =|I 4 ± ∆ I 4|
¿|0,01565 ± 0,0001126|cd
5. I 5=E5 . r 2
¿ 24,6 . 0,008 . ( 0,3000 )2
¿ 24,6 . 0,008 .0,09
¿ 0,017712 cd

∆ I 5= |∆EE + 2 ∆r r|I 5

¿|24,6 +
0,3000 |
0,1 2 . 0,0005
0,017712

¿|0,00406504065+0,00333333333|0,17712
¿|0,00739837398|0,017712
¿ 0,0001310 cd
∆ I5
KR= ×100 %
I5
0,0001310
¿ ×100 %
0,017712
¿ 0,007396115627 ×100 %
¿ 0,7396115627 %
¿ 0,7 %
DK =100 % − KR
¿ 100 % − 0,7 %
¿ 99,3 %
PF=|I 5 ± ∆ I 5|
¿|0,017712 ± 0,0001310| cd
6. I 6=E6 . r 2
¿ 19,5 . 0,008. ( 0,3500 )2
¿ 19,5 .0,008 .0,1225
¿ 0,01911 cd

∆ I 6= | ∆EE + 2 ∆r r|I 6

¿|19,5 +
0,3500 |
0,1 2 . 0,0005
0,01911

¿|0,00051282051+0,00285714286|0,01911
¿|0,00336996337|0,01911
¿ 0,00006440 cd
∆ I6
KR= ×100 %
I6
0,00006440
¿ ×100 %
0,01911
¿ 0,00336996337 ×100 %
¿ 0,336996337 %
¿ 0,3 %
DK =100 % − KR
¿ 100 % − 0,3 %
¿ 99,7 %
PF =|I 6 ± ∆ I 6|
¿|0,01911 ± 0,00006440| cd
7. I 7=E7 . r 2
¿ 16,5 . 0,008. ( 0,4000 )2
¿ 16,5 . 0,008. 0,160
¿ 0,02112 cd

∆ I 7= | ∆EE + 2 ∆r r|I 7

¿|16,5 +
0,4000 |
0,1 2 . 0,0005
0,02112

¿|0,00606060606+ 0,0025| 0,02112


¿|0,00856060606|0,02112
¿ 0,0001808 cd
∆ I7
KR= ×100 %
I7
0,0001808
¿ ×100 %
0,02112
¿ 0,00856060606 ×100 %
¿ 0,856060606 %
¿ 0,9 %
DK =100 % − KR
¿ 100 % − 0,9 %
¿ 99,1 %
PF =|I 7 ± ∆ I 7|
¿|0,02112 ± 0,0001808| cd
8. I 8=E8 . r 2
¿ 14,9 . 0,008. ( 0,4500 )2
¿ 14,9 . 0,008. 0,2025
¿ 0,024138 cd

∆ I 8= | ∆EE + 2 ∆r r|I 8

¿|14,9 +
0,4500 |
0,1 2 . 0,0005
0,024138

¿|0,0067114094+ 0,00222222222|0,024138
¿|0,00893363162|0,024138
¿ 0,00002156 cd
∆ I8
KR= ×100 %
I8
0,00002156
¿ ×100 %
0,024138
¿ 0,00089319745 ×100 %
¿ 0,089319745 %
¿ 0,1 %
DK =100 % − KR
¿ 100 % − 0,1%
¿ 99,9 %
PF =|I 8 ± ∆ I 8|
¿|0,024138 ± 0,00002156|cd
9. I 9=E9 . r 2
¿ 12,5 . 0,008. ( 0,5000 )2
¿ 12,5 . 0,008. 0,25
¿ 0,025 cd

∆ I 9= | ∆EE + 2 ∆r r|I 9

¿|12,5 +
0,5000 |
0,1 2 . 0,0005
0,025

¿|0,008+ 0,002|0,025
¿|0,01|0,025
¿ 0,0002500 cd
∆ I9
KR= ×100 %
I9
0,0002500
¿ ×100 %
0,025
¿ 0,01 ×100 %
¿1%
DK =100 % − KR
¿ 100 % −1 %
¿ 99 %
PF =|I 9 ± ∆ I 9|
¿|0,025 ± 0,0002500|cd
10. I 10=E10 . r 2
¿ 11,7 . 0,008 . ( 0,5500 )2
¿ 11,7 . 0,008 .0,3025
¿ 0,028314 cd

∆ I 10= |∆EE + 2 ∆r r|I 10

|11,7
¿ +
0,5500 |
0,1 2 . 0,0005
0,028314

¿|0,008547008547+ 0,00181818182|0,028314
¿|0,010365190367|0,028314
¿ 0,0002934 cd
∆ I 10
KR= ×100 %
I 10
0,0002934
¿ × 100 %
0,028314
¿ 0,010365190367 ×100 %
¿1%
DK =100 % − KR
¿ 100 % −1 %
¿ 99 %
PF=|I 10 ± ∆ I 10|
¿|0,028314 ± 0,0002934| cd
11. I 11 =E11 . r 2
¿ 9,1 .0,008 . ( 0,6000 )2
¿ 9,1. 0,008 . 0,36
¿ 0,026208 cd

∆ I 11= |∆EE + 2 ∆r r |I 11

|0,1
¿
9,1 0,6000 |
+
2 . 0,0005
0,026208

¿|0,010989010989+0,00166666667|0,026208
¿|0,01265567766|0,026208
¿ 0,0003317 cd
∆ I 11
KR= ×100 %
I 11
0,0003317
¿ ×100 %
0,026208
¿ 0,01265644078 ×100 %
¿1%
DK =100 % − KR
¿ 100 % −1 %
¿ 99 %
PF =|I 11 ± ∆ I 11|
¿|0,026208 ± 0,0003317|cd
12. I 12 =E12 . r 2
¿ 7,4 . 0,008 . ( 0,6500 )2
¿ 7,4 . 0,008 . 0,4225
¿ 0,025012 cd

∆ I 12= |∆EE + 2 ∆r r |I 12

|0,1
¿
7,4 0,6500 |
+
2 . 0,0005
0,025012

¿|0,01351351351+0,00153846154|0,025012
¿|0,01505197505|0,025012
¿ 0,0003765 cd
∆ I 12
KR= ×100 %
I 12
0,0003765
¿ ×100 %
0,025012
¿ 0,01505277467 ×100 %
¿1%
DK =100 % − KR
¿ 100 % −1 %
¿ 99 %
PF =|I 12 ± ∆ I 12|
¿|0,025012 ± 0,0003765| cd
13. I 13=E13 . r 2
¿ 62,0 . 0,008 . ( 0,7000 )2
¿ 6,5 . 0,008 .0,49
¿ 0,02548 cd

∆ I 13= |∆EE + 2 ∆r r|I 13

|0,1
¿
6,5 0,7000 |
+
2 . 0,0005
0,02548

¿|0,01538461538+0,00142857143|0,02548
¿|0,01681318681|0,02548
¿ 0,0004284 cd
∆ I 13
KR= ×100 %
I 13
0,0004284
¿ × 100 %
0,02548
¿ 0,01681318681× 100 %
¿ 1,681318681 %
¿2%
DK =100 % − KR
¿ 100 %− 2%
¿ 98 %
PF=|I 13 ± ∆ I 13|
¿|0,02548 ± 0,0004284|cd
14. I 14=E14 . r 2
¿ 5,6 . 0,008 . ( 0,7500 )2
¿ 5,6 . 0,008 .0,5625
¿ 0,0252 cd

∆ I 14= |∆EE + 2 ∆r r|I 14

|0,1
¿
5,6 0,7500 |
+
2 . 0,0005
0,0252

¿|0,010785714286+ 0,00133333333|0,0252
¿|0,01919047619|0,0252
¿ 0,0004836 cd
∆ I 14
KR= ×100 %
I 14
0,0004836
¿ ×100 %
0,0252
¿ 0,01919047619 ×100 %
¿ 1,919047619 %
¿2%
DK =100 % − KR
¿ 100 %− 2%
¿ 98 %
PF =|I 14 ± ∆ I 14|
¿|0,0252 ± 0,0004836|cd
15. I 15=E15 . r 2
¿ 62,0 . 0,008 . ( 0,8000 )2
¿ 4,9 . 0,008 . 0,64
¿ 0,025088 cd

∆ I 15= |∆EE + 2 ∆r r|I 15

|0,1
¿
4,9 0,8000 |
+
2. 0,0005
0,025088

¿|0,02040816327+ 0,00125| 0,025088


¿|0,02165816327|0,025088
¿ 0,0005434 cd
∆ I 15
KR= ×100 %
I 15
0,0005434
¿ × 100 %
0,025088
¿ 0,02165975765 ×100 %
¿ 2,165975765 %
¿2%
DK =100 % − KR
¿ 100 %− 2%
¿ 98 %
PF=|I 15 ± ∆ I 15|
¿|0,025088 ± 0,0005434|cd
I 1 + I 2+ I 3 + I 4 + I 5+ I 6 + I 7 + I 8 + I 9 + I 10+ I 11+ I 12+ I 13 + I 14+ I 15
I=
15
0,007936+0,01116+0,013184 +0,01565+0,017712+0,01911+0,02112+0,024138+0,025+ 0,02831
¿
15
0,310312
¿
15
¿ 0,02068746667 cd
¿ 0,020687 cd

Kegiatan 2 : Absorbansi dan Transmitansi


1. Transmitansi
E1
T 1=
E0
10,62
¿
12,30
¿ 0,86341463415
¿ 0,863

∆ T 1=
| ∆ E 1 ∆ E0
E1
+
E0 1
T
|
¿|10,62 +
12,30|
0,01 0,01
0,863

¿|0,00094161959+0,00081300813|0,863
¿|0,0017562772|0,863
¿ 0,00151566722
¿ 0,002
∆T1
KR= ×100 %
T1
0,002
¿ ×100 %
0,863
¿ 0,0023174971× 100 %
¿ 0,23174971031 %
¿ 0,2 %
DK =100 % − KR
¿ 100 % − 0,2%
¿ 99,8 %
PF=|T 1 ± ∆ T 1|
¿|0,863 ± 0,002|

E2
T 2=
E0
7,76
¿
12,30
¿ 0,63089430894
¿ 0,631

∆ T 2=
| E2
+
|
∆ E 2 ∆ E0
E0 2
T

¿|0,01
7,76 12,30 |
+
0,01
0,631

¿|0,00128865979+0,00081300813|0,631
¿|0,00210166792|0,631
¿ 0,00132615246
¿ 0,001
∆T2
KR= ×100 %
T2
0,001
¿ ×100 %
0,631
¿ 0,00158578605 ×100 %
¿ 0,15847860539 %
¿ 0,2 %
DK =100 % − KR
¿ 100 % − 0,2%
¿ 99,8 %
PF=|T 2 ± ∆ T 2|
¿|0,631 ± 0,001|
E3
T 3=
E0
6,08
¿
12,30
¿ 0,49430894309
¿ 0,494

∆ T 3= | E3
+ |
∆ E 3 ∆ E0
E0 3
T

¿|0,01
6,08 12,30 |
+
0,01
0,494

¿|0,00164473684+ 0,00081300813|0,494
¿|0,00245774497|0,494
¿ 0,00121412602
¿ 0,001
∆T3
KR= ×100 %
T3
0,001
¿ × 100 %
0,494
¿ 0,0020242915 ×100 %
¿ 0,2024291498 %
¿ 0,2 %
DK =100 % − KR
¿ 100 % − 0,2%
¿ 99,8 %
PF=|T 3 ± ∆ T 3|
¿|0,494 ± 0,001|
E4
T 4=
E0
4,79
¿
12,30
¿ 0,38943089431
¿ 0,389

∆ T 4= | E4
+
E0 |
∆ E4 ∆ E 0
T4

¿|0,01
4,79 12,30 |
+
0,01
0,389

¿|0,00208768267+ 0,00081300813|0,389
¿|0,0029006908|0,389
¿ 0,00112836872
¿ 0,001
∆T4
KR= × 100 %
T4
0,001
¿ ×100 %
0,389
¿ 0,00257069409 ×100 %
¿ 0,25706940874 %
¿ 0,3 %
DK =100 % − KR
¿ 100 %− 0,3 %
¿ 99,7 %
PF=|T 4 ± ∆ T 4|
¿|0,389 ± 0,001|
E5
T 5=
E0
3,91
¿
12,30
¿ 0,31788617886
¿ 0,318

∆ T 5= | E5
+ |
∆ E 5 ∆ E0
E0 5
T

¿|0,01
3,91 12,30 |
+
0,01
0,318

¿|0,00255754476+ 0,00081300813|0,3,18
¿|0,00337055289|0,318
¿ 0,00107183582
¿ 0,001
∆T5
KR= ×100 %
T5
0,001
¿ ×100 %
0,318
¿ 0,00314465409 ×100 %
¿ 0,3144650881 %
¿ 0,3 %
DK =100 % − KR
¿ 100 %− 0,3 %
¿ 99,7 %
PF=|T 5 ± ∆ T 5|
¿|0,318 ± 0,001|
E6
T 6=
E0
3,17
¿
12,30
¿ 0,25772357724
¿ 0,258

∆ T 6= | ∆ E6 ∆ E0
E6
+
E0 |T6

¿|0,01
3,17 12,30 |
+
0,01
0,258

¿|0,00315457413+0,00081300813|0,258
¿|0,00396758226|0,258
¿ 0,00102363622
¿ 0,001
∆T6
KR= ×100 %
T6
0,001
¿ ×100 %
0,258
¿ 0,00387596899 ×100 %
¿ 0,38759689922 %
¿ 0,4 %
DK =100 % − KR
¿ 100 %− 0,4 %
¿ 99,6 %
PF=|T 6 ± ∆ T 6|
¿|0,258 ± 0,001|
E7
T 7=
E0
2,58
¿
12,30
¿ 0,20975609756
¿ 0,210

∆ T 7= | ∆ E7 ∆ E0
E7
+
E0 |T7

¿|0,01
2,58 12,30 |
+
0,01
0,210

¿|0,003875596899+0,00081300813|0,210
¿|0,00468897712|0,210
¿ 0,0009846852
¿ 0,001
∆T7
KR= ×100 %
T7
0,001
¿ ×100 %
0,210
¿ 0,00476190476 ×100 %
¿ 0,47619047619 %
¿ 0,5 %
DK =100 % − KR
¿ 100 %− 0,5 %
¿ 99,5 %
PF=|T 7 ± ∆ T 7|
¿|0,210 ± 0,001|
E8
T 8=
E0
2,15
¿
12,30
¿ 0,17479674797
¿ 0,175

∆ T 8= | ∆ E8 ∆ E0
E8
+
E0 |T8

¿|0,01
2,15 12,30 |
+
0,01
0,175

¿|0,00465116279+0,00081300813|0,175
¿|0,00546417092|0,175
¿ 0,00095622991
¿ 0,001
∆T8
KR= ×100 %
T8
0,001
¿ ×100 %
0,175
¿ 0,00571428571× 100 %
¿ 0,57142857143 %
¿ 0,6 %
DK =100 % − KR
¿ 100 % − 0,6 %
¿ 99,4 %
PF=|T 8 ± ∆ T 8|
¿|0,175 ± 0,001|
E9
T 9=
E0
1,79
¿
12,30
¿ 0,14552845528
¿ 0,146

∆ T 9= | ∆ E9 ∆ E0
E9
+
E0 |T9

¿|0,01
1,79 12,30 |
+
0,01
0,146

¿|0,00558659218+0,00081300813|0,146
¿|0,00639960031|0,146
¿ 0,00093434165
¿ 0,001
∆T9
KR= ×100 %
T9
0,001
¿ × 100 %
0,146
¿ 0,00684931507 ×100 %
¿ 0,68493150685 %
¿ 0,7 %
DK =100 % − KR
¿ 100 % − 0,7 %
¿ 99,3 %
PF=|T 9 ± ∆ T 9|
¿|0,146 ± 0,001|
E 10
T 10=
E0
1,49
¿
12,30
¿ 0,12113821138
¿ 0,121

∆ T 10= | E10
+ |
∆ E10 ∆ E0
T
E 0 10

¿|0,01
1,49 12,30 |
+
0,01
0,121

¿|0,0067114094+ 0,00081300813|0,121
¿|0,00752441753|0,121
¿ 0,00091045452
¿ 0,001
∆ T 10
KR= ×100 %
T 10
0,001
¿ ×100 %
0,121
¿ 0,00082644628 ×100 %
¿ 0,0826446281 %
¿ 0,1 %
DK =100 % − KR
¿ 100 % − 0,1%
¿ 99,9 %
PF=|T 10 ± ∆ T 10|
¿|0,121 ± 0,001|
E 11
T 11=
E0
1,29
¿
12,30
¿ 0,10487804978
¿ 0,105

∆ T 11= | E11
+ |
∆ E11 ∆ E 0
T
E 0 11

¿|0,01
1,29 12,30 |
+
0,01
0,105

¿|0,00775193798+0,00081300813|0,105
¿|0,00856494611|0,105
¿ 0,00089931934
¿ 0,001
∆ T 11
KR= ×100 %
T 11
0,001
¿ ×100 %
0,105
¿ 0,00952380952× 100 %
¿ 0,95238095238 %
¿1%
DK =100 % − KR
¿ 100 % −1 %
¿ 99 %
PF=|T 11 ± ∆ T 11|
¿|0,105 ± 0,001|
E 12
T 12=
E0
1,08
¿
12,30
¿ 0,08780487805
¿ 0,088

∆ T 12= | E12
+ |
∆ E12 ∆ E 0
T
E 0 12

¿|0,01
1,08 12,30 |
+
0,01
0,088

¿|0,00925925926+ 0,00081300813|0,088
¿|0,01007226739|0,088
¿ 0,00088635953
¿ 0,001
∆ T 12
KR= ×100 %
T 12
0,001
¿ ×100 %
0,088
¿ 0,01136363636 ×100 %
¿ 1,13636363636 %
¿1%
DK =100 % − KR
¿ 100 % −1 %
¿ 99 %
PF=|T 12 ± ∆ T 12|
¿|0,088 ± 0,001|
E 13
T 13=
E0
0,88
¿
12,30
¿ 0,07154471545
¿ 0,072

∆ T 13= | E13
+ |
∆ E13 ∆ E0
T
E 0 13

¿|0,01
0,88 12,30 |
+
0,01
0,072

¿|0,01136363636+ 0,00081300813|0,072
¿|0,01217664449|0,072
¿ 0,0008767184
¿ 0,001
∆ T 13
KR= ×100 %
T 13
0,001
¿ ×100 %
0,072
¿ 0,01388888889 ×100 %
¿ 1,38888888889 %
¿1%
DK =100 % − KR
¿ 100 % −1 %
¿ 99 %
PF=|T 13 ± ∆ T 13|
¿|0,072 ± 0,001|
E14
T 14=
E0
0,72
¿
12,30
¿ 0 ,0585365853658
¿ 0,059

∆ T 14= | E 14
+ |
∆ E 14 ∆ E0
T
E0 14

¿|0,01
0,72 12,30 |
+
0,01
0,059

¿|0,0138888888888+0,00081300813|0,059
¿|0,0147019870188|0,059
¿ 0,0008674119241
¿ 0,001
∆ T 14
KR= ×100 %
T 14
0,001
¿ ×100 %
0,059
¿ 0,0169491525423 ×100 %
¿ 1,6949152542372%
¿2%
DK =100 % − KR
¿ 100 % − 2%
¿ 98 %
PF=|T 14 ± ∆ T 14|
¿|0,059 ± 0,001|
E 15
T 15=
E0
0,61
¿
12,30
¿ 0,0495934959349
¿ 0,050

∆ T 15= | E15
+ |
∆ E15 ∆ E0
T
E 0 15

¿|0,01
0,61 12,30 |
+
0,01
0,050

¿|0,0163934426229+0,00081300813|0,050
¿|0,0172064507529|0,050
¿ 0,0008603225376
¿ 0,001
∆ T 15
KR= ×100 %
T 15
0,001
¿ ×100 %
0,050
¿ 0,02 ×100 %
¿2%
DK =100 % − KR
¿ 100 % − 2%
¿ 98 %
PF=|T 15 ± ∆ T 15|
¿|0,050 ± 0,001|
E 16
T 16=
E0
0,53
¿
12,30
¿ 0,0430894308943
¿ 0,043

∆ T 16= | E16
+ |
∆ E16 ∆ E0
T
E0 16

¿|0,01
0,53 12,30 |
+
0,01
0,043

¿|0,0188679245283+0,00081300813|0,043
¿|0,0196809326583|0,043
¿ 0,0008462801043
¿ 0,001
∆ T 16
KR= ×100 %
T 16
0,001
¿ ×100 %
0,043
¿ 0,0232558139534 ×100 %
¿ 2,3255813953488 %
¿ 2,3 %
DK =100 % − KR
¿ 100 % − 2,3 %
¿ 97,7 %
PF=|T 16 ± ∆ T 16|
¿|0,043 ± 0,001|
E 17
T 17=
E0
0,42
¿
12,30
¿ 0,0341463414634
¿ 0,034

∆ T 17= | E17
+ |
∆ E17 ∆ E0
T
E0 17

¿|0,01
0,42 12,30 |
+
0,01
0,034

¿|0,00238095238095+0,00081300813|0,034
¿|0,0246225319395|0,034
¿ 0,0008371660859
¿ 0,001
∆ T 17
KR= ×100 %
T 17
0,001
¿ × 100 %
0,034
¿ 0,0294117647058 ×100 %
¿ 2,9411764705882 %
¿3%
DK =100 % − KR
¿ 100 % −3 %
¿ 97 %
PF=|T 17 ± ∆ T 17|
¿|0,034 ± 0,001|
E 18
T 18=
E0
0,36
¿
12,30
¿ 0,0292682926829
¿ 0,029

∆ T 18= | E18
+ |
∆ E18 ∆ E0
T
E 0 18

¿|0,01
0,36 12,30 |
+
0,01
0,029

¿|0,0277777777777+ 0,00081300813|0,029
¿|0,0285907859077|0,029
¿ 0,0008291327913
¿ 0,001
∆ T 18
KR= ×100 %
T 18
0,001
¿ ×100 %
0,029
¿ 0,03448275862068 ×100 %
¿ 3,4482758620689 %
¿3%
DK =100 % − KR
¿ 100 % −3 %
¿ 97 %
PF=|T 18 ± ∆ T 18|
¿|0,029 ± 0,001|
E 19
T 19=
E0
0,31
¿
12,30
¿ 0,0252032520325
¿ 0,025

∆ T 18= | E19
+ |
∆ E19 ∆ E 0
T
E 0 18

¿|0,01
0,31 12,30 |
+
0,01
0,025

¿|0,0322580645161+0,00081300813|0,025
¿|0,0330710726461|0,025
¿ 0,0008267768161
¿ 0,001
∆ T 19
KR= ×100 %
T 19
0,001
¿ ×100 %
0,025
¿ 0,04 × 100 %
¿4 %
DK =100 % − KR
¿ 100 % − 4 %
¿ 96 %
PF=|T 19 ± ∆ T 19|
¿|0,025 ± 0,001|

T 1 +T 2+ T 3 +T 4 +T 5+ T 6 +T 7 +T 8+ T 9 +T 10+ T 11 +¿ T 12 +T 13 +T 14 +T 15 +T 16+T 17 +T 18+T 19


T=
19
0,863+0,631+0,494+ 0,389+0,318+0,258+ 0,210+¿ 0,175+0,146+0,121+ 0,105+ 0,088+0,072+0
T=
19
4,110
b. T = =0,216 cd Absorbansi
19
1
∆ x= NST mikrometer sekrup
2
1
¿ . 0,01mm
2
¿ 0,005 mm
¿ 5 ×10− 6 m
−∈T 1
α 1=
x1
−∈(0,863)
¿ −4
1 ×10
0,1473405879
¿
0,0001
¿ 1473,405879
3 −1
¿ 1,47 ×10 m

∆ α 1=
| ∆T1
+
∆x
α
T 1 (−∈T 1) x 1 1 |
| |
−6
0,002 5× 10 3 −1
¿ + 1,47 ×10 m
0,863(−∈0,863) 1 ×10 −4

¿|0,01572884387+5 × 10−2|1,47 ×103 m−1


¿|0,06572884387|1,47 ×10 m
3 −1

3
¿ 0,09662140049 ×10
3 −1
¿ 0,10 ×10 m
∆ α1
KR= ×100 %
α1
0,10× 103
¿ ×100 %
1,47× 103
¿ 0,06802721088 ×100 %
¿ 6,80272108844 %
¿7%
DK =100 % − KR
¿ 100 % −7 %
¿ 93 %
PF=|α 1 ± ∆ α 1|

¿|1,47 ×10 3 ± 0,10 ×103|m−1

−∈T 2
α 2=
x2
−∈(0,631)
¿ −4
2 ×10
0,4604494164409
¿
0,0002
¿ 2302,2470822046
¿ 2,30 ×103 m−1

∆ α 2=
| ∆T2
+
∆x
α
T 2 (−∈T 2) x 2 2 |
| |
−6
0,001 5 ×10 3 −1
¿ + −4
2,30× 10 m
0,631(−∈0,631) 2 ×10

¿|0,00344182444+ 2,5× 10 |2,30 ×103 m−1


−2

¿|0,02844182444| 2,30× 10 m
3 −1

¿ 0,06541619621× 103
3 −1
¿ 0,07 ×10 m
∆ α2
KR= ×100 %
α2
3
0,07 ×10
¿ 3
× 100 %
2,30× 10
¿ 0,03043478261× 100 %
¿ 3,04347826087 %
¿3%
DK =100 % − KR
¿ 100 % −3 %
¿ 97 %
PF=|α 2 ± ∆ α 2|

¿|2,30 ×10 ± 0,07 ×10 |m


3 3 −1
−∈T 3
α 3=
x3
−∈( 0,494)
¿ −4
3× 10
0,7052197617942
¿
0,0003
¿ 2350,7325393140
3 −1
¿ 2,35 ×10 m

∆ α 3=
| ∆T3
+
|
∆x
α
T 3 (−∈T 3) x 3 3

| |
−6
0,001 5 × 10 3 −1
¿ + 2,35 ×10 m
0,494(−∈0,494) 3 ×10 −4

¿|0,00287044069+1,67 ×10 |2,35× 103 m− 1


−2

¿|0,01957044069|2,35 ×10 m
3 −1

3
¿ 0,04599053562× 10
¿ 0,05 ×103 m−1
∆ α3
KR= ×100 %
α3
3
0,05× 10
¿ 3
×100 %
2,35× 10
¿ 0,02127659574 ×100 %
¿ 2,12765957447 %
¿2%
DK =100 % − KR
¿ 100 % − 2%
¿ 98 %
PF=|α 3 ± ∆ α 3|

¿|2,35 ×103 ± 0,05 ×103|m −1


−∈T 4
α 4=
x4
−∈(0,389)
¿ −4
4 ×10
0,944175935363
¿
0,0004
¿ 2360,439838409
3 −1
¿ 2,36 ×10 m

∆ α4 =
| ∆T4
+
∆x

T 4 (−∈T 4 ) x 4 4

| |
−6
0,001 5 ×10 3 −1
¿ + 2,36 ×10 m
0,389(−∈0,389) 4 ×10 −4

¿|0,00272268546+1,25 ×10 |2,36 ×103 m−1


−2

¿|0,01522268546|2,36 ×10 m
3 −1

3
¿ 0,03592553769 ×10
¿ 0,04 × 103 m− 1
∆ α4
KR= ×100 %
α4
3
0,04 ×10
¿ 3
× 100 %
2,36 ×10
¿ 0,01694915254 ×100 %
¿ 1,69491525424 %
¿2%
DK =100 % − KR
¿ 100 % − 2%
¿ 98 %
PF=|α 4 ± ∆ α 4|

¿|2,36 ×10 3 ± 0,04 ×10 3| m− 1


−∈T 5
α 5=
x5
−∈(0,318)
¿ −4
5 ×10
1,1457038962019
¿
0,0005
¿ 2291,40779240039
3 −1
¿ 2,29 ×10 m

∆ α 5=
| ∆T5
+
|
∆x
α
T 5 (−∈T 5) x 5 5

| |
−6
0,001 5× 10 3 −1
¿ + 2,29 ×10 m
0,318(−∈0,318) 5× 10 −4

¿|0,00274473544+ 1× 10 |2,29 ×103 m− 1


−2

¿|0,0127473544| 2,29× 10 m
3 −1

3
¿ 0,002918544416 ×10
¿ 0,03 ×103 m−1
∆ α5
KR= ×100 %
α5
3
0,03× 10
¿ 3
×100 %
2,29× 10
¿ 0,01310043668 ×100 %
¿ 1,31004366812%
¿1%
DK =100 % − KR
¿ 100 % −1 %
¿ 99 %
PF=|α 5 ± ∆ α 5|

¿|2,29 ×103 ± 0,03 ×103|m −1


−∈T 6
α 6=
x6
−∈(0,258)
¿ −4
6 × 10
1,3547956940605
¿
0,0006
¿ 2257,9928234341
3 −1
¿ 2,26 ×10 m

∆ α 6=
| ∆T6
+
|
∆x
α
T 6 (−∈T 6 ) x 6 6

| |
−6
0,001 5 ×10 3 −1
¿ + 2,26 × 10 m
0,258(−∈0,258) 6 ×10 −4

¿|0,00286092509+0,83 ×10 |2,26 ×103 m−1


−2

¿|0,01116092509|2,26 ×10 m
3 −1

3
¿ 0,0252236907 ×10
¿ 0,03 ×103 m−1
∆ α6
KR= × 100 %
α6
3
0,03× 10
¿ 3
×100 %
2,26× 10
¿ 0,01327433628 ×100 %
¿ 1,32743362832%
¿1%
DK =100 % − KR
¿ 100 % −1 %
¿ 99 %
PF=|α 6 ± ∆ α 6|

¿|2,26 ×10 3 ± 0,03 ×103|m −1


−∈T 7
α 7=
x7
−∈(0,210)
¿ −4
7 × 10
1,5606477482646
¿
0,0007
¿ 2229,4967832352
3 −1
¿ 2,23 ×10 m

∆ α 7=
| ∆T7
+
|
∆x
α
T 7 (−∈T 7 ) x 7 7

| |
−6
0,001 5 ×10 3 −1
¿ + 2,23 ×10 m
0,210(−∈0,210) 7× 10 −4

¿|0,00305123611+0,71 ×10 |2,23 ×10 3 m−1


−2

¿|0,01015123611|2,23 ×10 m
3 −1

3
¿ 0,02263725653 ×10
¿ 0,02 ×103 m−1
∆ α7
KR= × 100 %
α7
3
0,02× 10
¿ 3
×100 %
2,23× 10
¿ 0,00896860987 ×100 %
¿ 0,89686098655 %
¿1%
DK =100 % − KR
¿ 100 % −1 %
¿ 99 %
PF=|α 7 ± ∆ α 7|

¿|2,23 ×103 ± 0,02× 103|m− 1


−∈T 8
α 8=
x8
−∈(0,175)
¿ −4
8 × 10
1,7429693050586
¿
0,0008
¿ 2178,7116313232
3 −1
¿ 2,18 ×10 m

∆ α 8=
| ∆T8
+
|
∆x
α
T 8 (−∈T 8 ) x 8 8

| |
−6
0,001 5× 10 3 −1
¿ + 2,18 ×10 m
0,175(−∈0,175) 8× 10 −4

¿|0,00327847754+ 0,625× 10 |2,18 ×103 m−1


−2

¿|0,00952847754| 2,18× 10 m
3 −1

3
¿ 0,02077208104 ×10
¿ 0,02 ×103 m−1
∆ α8
KR= × 100 %
α8
3
0,02× 10
¿ 3
×100 %
2,18× 10
¿ 0,00917431193 ×100 %
¿ 0,91743119266 %
¿1%
DK =100 % − KR
¿ 100 % −1 %
¿ 99 %
PF=|α 8 ± ∆ α 8|

¿|2,18 ×103 ± 0,02× 103|m −1


−∈T 9
α 9=
x9
−∈(0,146)
¿ −4
9× 10
1,9241486572738
¿
0,0009
¿ 2137,9429525264
3 −1
¿ 2,14 ×10 m

∆ α 9=
| ∆T9
+
|
∆x
α
T 9 (−∈T 9 ) x 9 9

| |
−6
0,001 5 ×10 3 −1
¿ + 2,14 ×10 m
0,146(−∈0,146) 9 ×10 −4

¿|0,00355966003+0,56 × 10 |2,14 ×10 3 m−1


−2

¿|0,00915966003|2,14 × 10 m
3 −1

3
¿ 0,01960167246 ×10
¿ 0,02 ×103 m−1
∆ α9
KR= × 100 %
α9
3
0,02× 10
¿ 3
× 100 %
2,14 ×10
¿ 0,00934579439 ×100 %
¿ 0,93457943925 %
¿1%
DK =100 % − KR
¿ 100 % −1 %
¿ 99 %
PF=|α 9 ± ∆ α 9|

¿|2,14 × 103 ± 0,02 ×103|m −1


−∈T 10
α 10=
x 10
−∈(0,121)
¿ −4
1,0 ×10
2,1119647333853
¿
0,0010
¿ 2111,9647333853
3 −1
¿ 2,11 ×10 m

∆ α 10=
| ∆ T 10
+
∆x

T 10(−∈T 10 ) x 10 10

| |
−6
0,001 5 ×10 3 −1
¿ + 2,11× 10 m
0,121(−∈0,121) 10 ×10 −4

¿|0,00391316326+ 0,5× 10 |2,11× 103 m− 1


−2

¿|0,00891316326|2,11 ×10 m
3 −1

3
¿ 0,01880677448 ×10
¿ 0,02 ×103 m−1
∆ α 10
KR= ×100 %
α 10
3
0,02× 10
¿ 3
×100 %
2,11× 10
¿ 0,00947867299 ×100 %
¿ 0,94786279858 %
¿1%
DK =100 % − KR
¿ 100 % −1 %
¿ 99 %
PF=|α 10 ± ∆ α 10|

¿|2,11 ×103 ± 0,02×10 3| m− 1


−∈T 11
α 11=
x 11
−∈(0,105)
¿ −4
11 ×10
2,2537949288246
¿
0,0011
¿ 2048,9044807496
3 −1
¿ 2,05 ×10 m

∆ α 11=
| ∆ T 11
+
∆x

T 11 (−∈T 11) x 11 11

| |
−6
0,001 5 × 10 3 −1
¿ + 2,05× 10 m
0,105(−∈0,105) 11 ×10 −4

¿|0,00422567706+ 0,45× 10 |2,05 ×103 m−1


−2

¿|0,00872567706|2,05 ×10 m
3 −1

3
¿ 0,01788763797 ×10
¿ 0,02 ×103 m−1
∆ α 11
KR= ×100 %
α 11
3
0,02× 10
¿ 3
×100 %
2,05× 10
¿ 0,00975609756 ×100 %
¿ 0,9756097561 %
¿1%
DK =100 % − KR
¿ 100 % −1 %
¿ 99 %
PF=|α 11 ± ∆ α 11|

¿|2,05 ×103 ± 0,02× 103|m− 1


−∈T 12
α 12=
x 12
−∈(0,088)
¿ −4
12 ×10
2,4304184645039
¿
0,0012
¿ 2025,3487204199
3 −1
¿ 2,03 ×10 m

∆ α 12=
| ∆ T 12
+
∆x

T 12 (−∈T 12) x 12 12

| |
−6
0,001 5× 10 3 −1
¿ + 2,03 ×10 m
0,088(−∈0,088) 12×10 −4

¿|0,00467558839+0,42 ×10 | 2,03× 103 m− 1


−2

¿|0,00887558839|2,03 ×10 m
3 −1

3
¿ 0,01801744443 ×10
¿ 0,02 ×103 m−1
∆ α 12
KR= ×100 %
α 12
3
0,02× 10
¿ 3
×100 %
2,03× 10
¿ 0,00985221675 ×100 %
¿ 0,98522167488 %
¿1%
DK =100 % − KR
¿ 100 % −1 %
¿ 99 %
PF=|α 12 ± ∆ α 12|

¿|2,03 ×103 ± 0,02× 103|m− 1


−∈T 13
α 13=
x 13
−∈(0,072)
¿ −4
13 ×10
2,6310891599660
¿
0,0013
¿ 2023,9147384354
3 −1
¿ 2,02 ×10 m

∆ α 13=
| ∆ T 13
+
∆x

T 13(−∈T 13 ) x 13 13

| |
−6
0,001 5 ×10 3 −1
¿ + 2,02× 10 m
0,072(−∈0,072) 13 ×10 −4

¿|0,00527876026+ 0,38× 10 |2,02× 103 m− 1


−2

¿|0,00907876026|2,02 ×10 m
3 −1

3
¿ 0,01833909573 ×10
¿ 0,02 ×103 m−1
∆ α 13
KR= ×100 %
α 13
3
0,02× 10
¿ 3
×100 %
2,02× 10
¿ 0,0099009901× 100 %
¿ 0,9900990099 %
¿1%
DK =100 % − KR
¿ 100 % −1 %
¿ 99 %
PF=|α 13 ± ∆ α 13|

¿|2,02 ×103 ± 0,02×10 3| m− 1


−∈T 14
α 14=
x 14
−∈(0,059)
¿ −4
1 ×10
2,8302178350764
¿
0,0014
¿ 2021,5841679117
3 −1
¿ 2,02 ×10 m

∆ α 14=
| ∆ T 14
+
|
∆x
α
T 14 (−∈T 14 ) x14 14

| |
−6
0,001 5 ×10 3 −1
¿ + 2,02 ×10 m
0,059(−∈0,059) 14 ×10 −4

¿|0,00598863887+ 0,36× 10 |2,02 ×103 m−1


−2

¿|0,00958863887|2,02 ×10 m
3 −1

3
¿ 0,01936905052× 10
¿ 0,02 ×103 m−1
∆ α 14
KR= ×100 %
α 14
3
0,02× 10
¿ 3
×100 %
2,02× 10
¿ 0,0099009901× 100 %
¿ 0,9900990099 %
¿1%
DK =100 % − KR
¿ 100 % −1 %
¿ 99 %
PF=|α 14 ± ∆ α 14|

¿|2,02 ×103 ± 0,02×10 3| m− 1


−∈T 15
α 15=
x 15
−∈(0,050)
¿ −4
15 ×10
2,9957322735539
¿
0,0015
¿ 1997,1548490359
3 −1
¿ 2,00 ×10 m

∆ α 15=
| ∆ T 15
+
∆x
α
T 15(−∈T 15 ) x 15 15 |
| |
−6
0,001 5× 10 3 −1
¿ + 2,00 ×10 m
0,050(−∈0,050) 15× 10 −4

¿|0,00667616401+0,33 ×10− 2| 2,00× 103 m− 1


¿|0,00997616401|2,00 ×10 m
3 −1

3
¿ 0,01995232802× 10
3 −1
¿ 0,02 ×10 m
∆ α 15
KR= ×100 %
α 15
3
0,02× 10
¿ 3
×100 %
2,00× 10
¿ 0,01 ×100 %
¿1%
DK =100 % − KR
¿ 100 % −1 %
¿ 99 %
PF=|α 15 ± ∆ α 15|

¿|2,00 ×10 ± 0,02× 10 |m


3 3 −1
−∈T 16
α 16=
x 16
−∈(0,043)
¿ −4
16 × 10
3,1465551632885
¿
0,0016
¿ 1966,5969770553
3 −1
¿ 1,97 ×10 m

∆ α 16=
| ∆T 16
+
∆x

T 16 (−∈T 16) x 16 16

| |
−6
0,001 5× 10 3 −1
¿ + 1,97 ×10 m
0,043(−∈0,043) 16 × 10 −4

¿|0,00739088074+ 0,31× 10 |1,97 ×103 m−1


−2

¿|0,01049088074|1,97 × 10 m
3 −1

3
¿ 0,02066703506 ×10
¿ 0,02 ×103 m−1
∆ α 16
KR= ×100 %
α 16
3
0,02× 10
¿ 3
×100 %
1,97× 10
¿ 0,01015228426 ×100 %
¿ 1,0152284264 %
¿1%
DK =100 % − KR
¿ 100 % −1 %
¿ 99 %
PF=|α 16 ± ∆ α 16|

¿|1,97 ×10 3 ± 0,02× 103|m −1


−∈T 17
α 17 =
x 17
−∈(0,034)
¿ −4
17 × 10
3,3813947543659
¿
0,0017
¿ 1989,0557378623
3 −1
¿ 1,99 ×10 m

∆ α 17=
| ∆T 17
+
∆x

T 17 (−∈T 17) x 17 17

| |
−6
0,001 5 × 10 3 −1
¿ + 1,99 ×10 m
0,034(−∈0,034) 17 ×10 −4

¿|0,00869811626+ 0,29× 10 |1,99 ×103 m− 1


−2

¿|0,01159811626|1,99 ×10 m
3 −1

3
¿ 0,02308025136 ×10
¿ 0,02 ×103 m−1
∆ α 17
KR= ×100 %
α 17
3
0,02× 10
¿ 3
×100 %
1,99× 10
¿ 0,01005025126 ×100 %
¿ 1,00502512563 %
¿1%
DK =100 % − KR
¿ 100 % −1 %
¿ 99 %
PF=|α 17 ± ∆ α 17|

¿|1,99 ×103 ± 0,02× 103|m− 1


−∈T 18
α 18=
x 18
−∈(0,029)
¿ −4
1 ×10
3,5404594489956
¿
0,0018
¿ 1966,9219161087
3 −1
¿ 1,97 ×10 m

∆ α 18=
| ∆ T 18
+
∆x

T 18(−∈T 18 ) x 18 18

| |
−6
0,001 5× 10 3 −1
¿ + 1,97 ×10 m
0,029(−∈0,029) 18 × 10−4

¿|0,00973962818+0,28 × 10 |1,97 ×103 m−1


−2

¿|0,01253962818|1,97 ×10 m
3 −1

3
¿ 0,02470306751× 10
¿ 0,02 ×103 m−1
∆ α 18
KR= ×100 %
α 18
3
0,02× 10
¿ 3
×100 %
1,97× 10
¿ 0,01015228426 ×100 %
¿ 1,0152284264 %
¿1%
DK =100 % − KR
¿ 100 % −1 %
¿ 99 %
PF=|α 18 ± ∆ α 18|

¿|1,97 ×10 3 ± 0,02× 103|m −1


−∈T 19
α 19=
x 19
−∈(0,025)
¿ −4
1 ×10
3,6888794541139
¿
0,0019
¿ 1941,5155021652
3 −1
¿ 1,94 ×10 m

∆ α 19=
| ∆ T 19
+
∆x

T 19(−∈T 19 ) x 19 19

| |
−6
0,001 5× 10 3 −1
¿ + 1,94 ×10 m
0,025(−∈0,025) 19 × 10 −4

¿|0,01084340123+0,26 × 10 |1,94 ×103 m−1


−2

¿|0,01344340123|1,94 ×10 m
3 −1

3
¿ 0,02608019839 ×10
¿ 0,03 ×103 m−1
∆ α 19
KR= ×100 %
α 19
3
0,03 ×10
¿ 3
× 100 %
1,94 ×10
¿ 0,01546391753 ×100 %
¿ 1,54639175258 %
¿2%
DK =100 % − KR
¿ 100 % − 2%
¿ 98 %
PF=|α 19 ± ∆ α 19|

¿|1,94 × 103 ± 0,03 ×103|m −1


α 1+ α 2 +α 3+ α 4 +α 5 + α 6 +α 7 +α 8 +α 9+ α 10 +α 11 +¿ α 12+ α 13 +α 14 + α 15 +α 16+ α 17 + α 18+ α 19
α=
19
(1,47+ 2,30+2,35+2,36+2,29+2,26+ 2,23+2,18+¿ 2,14+ 2,11+ 2,05+ 2,03+2,02+2,02+2,00+1,97
α=
19
3 −1
35,40 ×10 m
α= =1,86× 103 m− 1
19
Analisis grafik I
Hukum kebalikan kuadrat
y=mx+c
y=0,0078 x +0,0744
Jadi,
1=m=E .r 2
cd 2
I=0,0078 2
.m
m
0,0078
I= =0,78 cd
0,01
Grafik 4.2 Hubungan antara Ketebalan Bahan Penghalang (x) dengan Transmitansi Cahaya (ln T)
0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0

f(x) = − 1.90401981839116 x − 0.148398982578932


-0.5 R² = 0.996250624094516

-1
Transmitansi Cahaya

-1.5

-2

-2.5

-3

-3.5

-4

Ketebalan Penghalang
Analisis Grafik 2
Absorbansi dan Transformasi
y=mx+c
y=− 1,904 x − 0,1484
Maka,
−∈T
α=
x
Jadi,
−1,904
α=
1× 10−3
−1,904
α=
0,001
−1
¿ −1904 m
C. Pembahasan
Pada eksperimen fotometri ini dapat diperoleh hubungan antara jarak
pancaran dengan iluminansi cahaya yang terdeteksi pada sensor light meter.
Di mana dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa semakin jauh jarak
pacaran terhadap sensor maka semakin kecil pula iluminansi cahaya yang
dihasilkan. Demikian pula untuk pengaruh ketebalan bahan penghalang
dengan iluminansi cahaya, di mana semakin tebal bahan penghalang maka
iluminansi cahaya yang di hasilkan juga akan semakin kecil.
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh data pada kegiatan pertama dapat
diketahui besar intensitas cahaya pada setiap perubahan jarak pancaran.
Tabel 4.3 Besar Intensitas Cahaya pada Setiap Perubahan Jarak Pancaran
No Jarak r (m) Intensitas, I (cd)
1 0,1000 |0,007936 ± 0,00001594|
2 0,1500 |0,01116 ± 0,00009240|
3 0,2000 |0,013184 ± 0,00009792|
4 0,2500 |0,01565 ± 0,0001126|
5 0,3000 |0,017712 ± 0,0001310|
6 0,3500 |0,01911 ± 0,00006440|
7 0,4000 |0,02112 ± 0,0001808|
8 0,4500 |0,024138 ± 0,00002156|
9 0,5000 |0,025 ± 0,0002500|
10 0,5500 |0,028134 ± 0,0002934|
11 0,6000 |0,026208 ± 0,0003317|
12 0,6500 |0,025012 ± 0,0003765|
13 0,7000 |0,02548 ± 0,0004284|
14 0,7500 |0,0252 ± 0,0004836|
15 0,8000 |0,025088 ± 0,0005434|
Dari hasil analisis data pada tabel di atas, dapat di lihat bahwa semakin
besar jarak pancaran maka semakin besar pula intensitas cahaya yang
dihasilkan, sedangkan iluminansi cahayanya semakin kecil. Hal ini
disebabkan karena pada saat mistar di tarik jarak pancaran diperbesar maka
cahaya yang dipancarkan bahkan menyebar semakin luas dalam tabung dan
radiasi cahaya yang sampai pada sensor light meter semakin sedikit. Sehingga
iluminansi yang terhitung akan semakin kecil sedangkan intensitas akan
semakin besar.
Tabel 4.4 Ketebalan Bahan Penghalang untuk Setiap Transmitansi dan Absorbansi
No Ketebalan, x (m) Transmitansi (T) Absorbansi, α (m-1)
1 0,1 |0,863 ± 0,002| |1,47 ± 0,10|103 m− 1
2 0,2 |0,631 ± 0,001| |2,39 ± 0,07|103 m− 1
3 0,3 |0,494 ±0,001| |2,35 ± 0,05|103 m− 1
4 0,4 |0,389 ± 0,001| |2,36 ± 0,04|103 m−1
5 0,5 |0,318 ± 0,001| |2,29 ± 0,03|103 m− 1
6 0,6 |0,258 ± 0,001| |2,26 ± 0,03|103 m− 1
7 0,7 |0,210 ± 0,001| |2,23 ± 0,02|103 m− 1
8 0,8 |0,175 ± 0,001| |2,18 ± 0,02|103 m − 1
9 0,9 |0,146 ± 0,001| |2,14 ± 0,02|103 m− 1
10 1,0 |0,121 ± 0,001| |2,11 ± 0,02|10 3 m−1
11 1,1 |0,105 ± 0,001| |2,05 ± 0,02|103 m− 1
12 1,2 |0,088 ± 0,001| |2,03 ± 0,02|103 m− 1
13 1,3 |0,072 ± 0,001| |2,02 ± 0,02|10 3 m−1
14 1,4 |0,059 ± 0,001| |2,02 ± 0,02|10 3 m−1
15 1,5 |0,050 ± 0,001| |2,00 ± 0,02|103 m − 1
16 1,6 |0,043 ± 0,001| |1,97 ± 0,02|103 m− 1
17 1,7 |0,034 ±0,001| |1,99 ± 0,02|10 3 m−1
18 1,8 |0,029 ± 0,001| |1,97 ± 0,02|103 m− 1
19 1,9 |0,025 ± 0,001| |1,94 ± 0,03|103 m−1
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semakin besar ketebalan bahan
penghalang maka koefisien transmitansi dan absorbansi semakin kecil, karena
besar nilai transmitansi dipengaruhi oleh iluminansi cahaya setelah diberikan
bahan penghalang sedangkan untuk koefisien absorbansi relatif dipengaruhi
oleh transmitansi dan ketebalan bahan penghalang.
Berdasarkan hasil analisis perhitungan dan analisis grafik untuk kegiatan
1 diperoleh intensitas cahaya yaitu sebesar 0,020687 cd. Sedangkan pada
analisis grafik diperoleh sebesar I = 0,78 cd. Sedangkan untuk kegiatan ke 2
pada koefisien absorbansi (α) yang diperoleh pada analisis perhitungan adalah
3 −1 −1
−1,86 ∙ 10 m , dan untuk analisis grafik diperoleh −1904 m .
Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa persebaran data tidak terlalu
baik sebab masih ada beberapa data yang kurang tepat hal ini disebabkan berbagai
faktor salah satunya adalah kondisi light meter yang kurang baik sehingga data
yang diperoleh pada percobaan tidak terlalu baik. Faktor lainnya juga ketika
praktikan menarik mistar terkadang lebih sedikit dari batas ukuran yang
ditetapkan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Semakin jauh jarak pancaran maka iluminansi cahaya yang dihasilkan
akan semakin kecil.
2. Semakin tebal bahan penghalang maka semakin kecil pula iluminansi
cahayanya.
3. Besar nilai koefisien transmitansi dan absorbansi adalah T =0,216 dan
3 −1
α =1,86 ×10 m .
B. Saran
1. Pengambilan data perlu dilakukan lebih hati-hati agar akurat.
2. Analisis grafik perlu dilakukan lebih teliti agar hasilnya sesuai dengan
data yang diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Nana, M.Pd. 2021. Fisika Kesehatan. Jawa Tengah: Lakeisha.
Faridah, Nur. 2020. Mengenal Lebih Dekat dengan Cahaya dan Warna.
Yogyakarta: LeutikaPrio.
Putranto, Harl, dkk. 2021. Modul Perencanaan Pencahayaan Instalasi
Penerangan Listrik. Malang: Ahlimedia Press.
Soedojo, Peter. 1992. Azas-Azas Fisika Jilid 3 Optika. Yogyakarta: Gadjah Mada
University.

Anda mungkin juga menyukai