Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin
123
Makassar
email: abdullahjr58406@gamil.com
JFT | 1
Abdullah, dkk./ Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman
DOI: -
1. PENDAHULUAN
Cahaya merupakan salah satu besaran fisika yang sangat penting dalam
kehidupan, tanpa cahaya, tidak satupun benda yang berada didunia ini akan terlihat.
Secara fisika, cahaya dapat diartikan sebagai pancaran energi dalam bentuk
gelombang elektromagnetik yang berasal dari sumber cahaya. Sumber cahaya adalah
benda-benda yang dapat mengeluarkan energi elektromagnetik atau disebut dengan
radiasi elektromagnetik. Salah satu sumber cahaya adalah matahari, dimana matahari
memancarkan radiasi elektromagnetik sehingga sampai ke bumi, radiasi tersebut juga
membawa partikel-partikel kecil yang memiliki enegi yang disebut photon
(Hadi Kurniawan, 2019).
Cahaya (dan semua bentuk radiasi elektromagnetik yang lain) adalah suatu
bentuk yang fundamental dan ilmu fisika masih berusaha untuk memahaminya. Pada
tingkat yang dapat diamati, cahaya menunjukkan dua perilaku yang tampaknya
berlawanan, yang digambarkan secara kasar melalui model-model gelombang dan
partikel (Frederick,dkk, 2006).
Selain itu cahaya juga mempunyai sifat yang berkaitan dengan partikel,
karena energinya tidak disebarkan merata pada muka gelombang, melainkan
dilepaskan dalam bentuk buntelan-buntelan seperti partikel, sebuah buntelan diskrit
(kuantum) energi elektromagnet ini dikenal sebagai sebuah foton (Kenneth,dkk,
1992).
Cahaya sebagai gelombang dapat mengalami peristiwa yang disebut difraksi.
Difraksi merupakan suatu peristiwa pembelokan gelombang ketika menjalar melalui
celah sempit atau tepi yang tajam. Dalam peristiwa difraksi, dikenal suatu kisi
difraksi yang terdiri atas sebaris celah sempit yang saling berdekatan dalam jumlah
banyak. Kisi difraksi biasanya digunakan untuk menentukan Panjang gelombang
cahaya (Sri Wahyuni,dkk, 2017).
Cahaya dapat mengalami difraksi dengan syarat cahaya tersebut melewati
celah sempit artinya ukuran panjang gelombang yang melewati celah lebih besar
JFT | 2
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman
dibandingkan dengan lebar celah. Jika suatu cahaya dengan panjang gelombang λ
pada suatu celah sempit d, dimana d < λ, maka cahaya tersebut mengalami difraksi
atau cahaya melentur itu dapat dapat terdeteksi adanya penyimpangan sinar sebesar θ
dari arah semula dan pada layar akan terlihat pola interferensi terang/maksimum
(Khofifuddin, 2017).
Gelombang cahaya adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu
medium. Satu gelombang dapat dilihat panjangnya dengan menghitung jarak antara
lembah dan bukit (gelombang transversal) atau menghitung jarak antara satu rapatan
dengan satu renggangan (gelombang longitudional). Cepat rambat dari gelombang
adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam waktu satu detik (Nirsal, 2012).
Panjang gelombang yang kasat mata didefinisikan oleh jangkauan spektral
jendela optik, wilayah spektrum elektromagnetik yang melewati atmosfer bumi
hampir tanpa mengalami pengurangan intensitas atau sangat rendah. Meskipun
cahaya bisa dipancarkan lebih banyak dari cahaya merah. Gelombang yang terpadu
akan mempengaruhi medium. Pengaruh yang ditimbulkan oleh gelombang yang
terpadu tersebut disebut interferensi gelombang (Soedojo, 2011 ).
Para ahli telah lama mempelajari cahaya untuk mengetahui hakekatnya. Pada
mulanya, cahaya didefinisikan sebagai aliran partikel yang dipancarkan oleh benda
penghasil cahaya (sumber cahaya). Tetapi, penyelidikan lain menyatakan bahwa
cahaya adalah gelombang karena cahaya memiliki sifat-sifat seperti yang dimiliki
oleh gelombang. Pada akhirnya, mereka menyimpulkan bahwa kedua teori di atas
yaitu bahwa cahaya adalah materi yang merambat dan cahaya adalah gelombang
adalah benar (Nirsal, 2012).
Dalam peristiwa difraksi dikenal suatu kisi difraksi yang terdiri atas sebaris
celah sempit yang saling berdekatan dalam jumlah banyak. Kisi difraksi biasanya
digunakan untuk menentukan panjang gelombang cahaya. Kisi difraksi merupakan
alat yang digunakan untuk mengukur panjang gelombang yang terdiri atas banyak
celah sempit dengan jarak sama pada permukaan datar (Sri Wahyuni,dkk, 2017: 75).
JFT | 3
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman
d sin n
Atau (1)
dp
n
l
Keterangan : k = konstanta kisi
P = Jarak pola interferensi pada layar (n)
L = Jarak layar ke kisi (m)
n = orde kisi
λ = Panjang gelombang (m)
Dalam proses pengolahan citra pola difraksi, bentuk dari citra diambil
informasinya yang berkaitan dengan Panjang pixel yang digunakan antara pola terang
pusat dengan dengan terang pertama dalam pola difraksi. Difraksi merupakan
peristiwa cahaya monokromatis yang melewati sebuah penghalang sempit sehingga
terbentuk pola gelap terang. Pola difraksi ini dapat terbentuk dengan penghalang
celah tunggal, dua celah dan banyak celah (Eko Sariyanto, dkk, 2014).
Kisi difraksi adalah sebuah susunan dari sejumlah besar celah sejajar,
semuanya dengan lebar a yang sama dan yang antara pusat-pusatnya dengan dengan
jarak d yang sama. Optik fisis yaitu materi yang mengkaji tentang sifat-sifat cahaya
sebagai
JFT | 4
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman
gelombang yaitu interferensi cahaya, difraksi cahaya, disperse cahaya dan polarisasi
cahaya (M.Y Kholifuddin, 2017).
Interferensi adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang
baru. Jika kedua gelombang yang terpadu sefase, maka terjadi interferensi konstruktif
(saling menguatkan). Gelombang resultan memiliki amplitudo maksimum. Jika kedua
gelombang yang terpadu berlawanan fase, maka terjadi interferensi destruktif (saling
melemahkan). Gelombang resultan memiliki amplitudo nol. Setiap orang dengan
menggunakan sebuah baskom air dapat melihat bagaimana interferensi antara dua
gelombang permukaan air dapat menghasilkan pola-pola bervariasi yang dapat dilihat
dengan jelas (Nashir dkk, 2014: 70)
Interferensi cahaya tidaklah senyata seperti interferensi pada gelombang air
atau gelombang bunyi. Interferensi terjadi jika terpenuhi dua syarat, kedua
gelombang cahaya harus koheren, dalam arti bahwa kedua gelombang cahaya harus
memiliki beda fase yang selalu tetap, oleh sebab itu keduanya harus memiliki
frekuensi yang sama. Selain itu, kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitude
yang hampir sama.
JFT | 5
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman
v
f
(3)
JFT | 6
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman
digunakan untuk mengukur jarak antar pola namun tidak dapat mengukur
intensitas pola interferensi yang dihasilkan (Albertus, dkk, 2020).
Pola interferensi cahaya pada layer bisa didapatkan dengan menggunakan
dua sumber cahaya yang koheren (Cahaya dengan beda fase tetap). Satu sumber
cahaya tetapi dipisahkan menjadi dua bagian yang koheren. Cahaya dari suatu
sumber jatuh pada layer dimana terdapat dua celah yang berdekatan S1 dan S2.
Jika cahaya terdiri dari partikel-partikel kecil maka akan terlihat dua garis yang
terang pada layar yang diletakkan dibelakang celah (Tri Ariani, dkk 2015).
Sebuah panel surya memiliki pengaruh terhadap intensitas dan panjang
gelombang cahaya, panel surya tersebut bekerja dengan menggunakan efek
photovoltaic. Efek ini dapat timbul terutama pada semikonduktor yang memiliki
konduktivitas menengah dikarenakan sifat elektron di dalam material yang
terpisah dalam pita-pita energi tertentu yang disebut pita konduksi dan pita
valensi (Mustia, dkk, 2018).
2. METODE PENELITIAN
Percobaan ini berjudul Panjang Gelombang Cahaya yang dilakukan
dengan metode pengambilan data secara kuantitatif. Percobaan ini dilaksanakan
pada hari Kamis 10 November 2022 di Laboratorium Optik Lantai 2 Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah power supply
bangku optik, kisi difraksi, slide diafragma satu celah, layar putih dan bahan yang
digunakan yaitu kertas grafik, lensa 10 mm, 50 mm dan 600 mm.
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah pertama menyalakan power
supply, lalu mengatur jarak antara sumber cahaya dengan lensa +50 mm sebesar 5
cm. Lensa ini digunakan untuk mensejajarkan sinar yang datang, kemudian
mengatur letak lensa
+100 mm sebesar sehingga terbentuk bayangan celah tunggal yang tajam pada
layar, selanjutnya meletakkan kisi difraksi di belakang lensa +100 mm, lalu
menggeser kisi mendekati atau menjauhi layar, kemudian memasukkan filter
warna merah pada slaid JFT | 7
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman
diafragma sumber cahaya, kemudian mengukur besaran L (jarak kisi ke layar) dan y
(jarak antara dua garis yang berada di kiri dan kanan garis utama), lalu mengulangi
langkah di atas berturut-turut untuk filter hijau dan biru, kemudian langkah terakhir
mematikan power supply.
JFT | 8
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman
12 Ungu 65 2 5 1,54
3.2 Gambar
1. Kisi 600
JFT | 9
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman
layar
Gambar 12. Spektrum warna yang terbentuk dengan jarak 22 cm dari
layar
2. Kisi 50
JFT | 10
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman
Gambar 14. Spektrum warna yang terbentuk dengan jarak 75 cm dari layar
Gambar 15. Spektrum warna yang terbentuk dengan jarak 86 cm dari layar
3. Kisi 10
Gambar 16. Spektrum warna yang terbentuk dengan jarak 89 cm dari layar
Gambar 17. Spektrum warna yang terbentuk dengan jarak 79 cm dari layar
JFT | 11
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman
Gambar 18. Spektrum warna yang terbentuk dengan jarak 69 cm dari layar
Gambar 19. Spektrum warna yang terbentuk dengan jarak 59 cm dari layar
Gambar 20. Spektrum warna yang terbentuk dengan jarak 49 cm dari layar
JFT | 12
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman
3.3 Grafik
50
40
30
20
0
0 5 10 15 20 25 30
LEBAR POLA SPKETRUM WARNA (CM)
KISI 50 CELAH/MM
0.7
Panjang gelombang (nm) x 10^-7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
LEBAR POLA SPKETRUM WARNA (CM)
JFT | 13
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman
KISI 10 CELAH/MM
0.08
Panjang gelombang (nm) x 10-7
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
3.4 Pembahasan
Menentukan panjang gelombang cahaya laser dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu metode difraksi mengunakan kisi difraksi dan interferensi. Metode difraksi
digunakan pada alat ukur monokromator dan spektrometer sedangkan metode
interferensi digunakan pada interferometer dan wavemeter. Secara sederhana, panjang
gelombang cahaya baik itu laser maupun lampu dapat diukur menggunakan metode
difraksi dengan sebuah kisi difraksi. Cahaya laser, sebagian dipantulkan kekanan dan
sisanya ditransmisikan keatas. Bagian yang dipantulkan kekanan oleh suatu cermin
datar (cermin 1) akan dipantulkan kembali ke beam spilitter (layar). Adapun bagian
yang ditransmisikan keatas oleh cermin datar (cermin 2) juga akan dipantulkan
kembali ke beam splitter, kemudian bersatu dengan cahaya dari cermin 1 menuju layar,
sehingga kedua sinar akan berinterferensi yang ditunjukkan dengan adanya pola-pola
cincin gelap- terang (frinji).
Dalam percobaan ini dilakukan pengambilan data dengan menggunakan kisi
600 lines/mm dengan jarak kkisi ke layar sebesar 32 cm, 27 cm, dan 22 cm dengan
memperoleh panjang gelombang rata-rata secara berturut-turut yakni 4,79 x 10 8 nm
dan 3,13 x 108 nm. Kisi kedua yang digunakan yaitu kisi 50 lines/mm dengan jarak kisi
ke layar sebesar 85 cm, 75 cm dan 65 cm dengan memperoleh panjang gelombang
rata-rata 6yakni 3,28 x 106 nm, 2,57 x 106 nm; 2,2 x 106 nm dan 1,62 x 106 nm. Dan
kisi terakhi yaitu kisi 10 lines/mm dengan jarak kisi ke layar sebesar 89 cm, 79 cm, 69
cm, 59 cm, dan 49 cm dengan memperoleh panjang gelombang rata-rata sebesar
1,9 x 105 nm, 2 x 105 nm, 2,2 x 105 nm, 2,4 x 105 nm dan 2,7 x 105 nm.
JFT | 14
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman
4. SIMPULAN
Kesimpulan pada percobaan ini adalah, besar panjang gelombang cahaya
dapat ditentukan dengan besaran L (jarak kisi ke layar) y (jarak antara dua garis yang
berada di kiri dan kanan garis utama) dan d (ketetapan kisi). Perubahan sprktrum
terjadi ketika cahaya mengenai celah sempit pada kisi, cahaya manokromatis
dilewatkan pada kisi akan terjadi difraksi yang menghasilkan bagian gelap dan
terang.
6. DAFTAR PUSTAKA
Albertus Hariwangsa Panuluh, Elisabeth Dian Atmajati, Sri Agustini Sulandari. 2020.
Otomatisasi Eksperimen Interferensi Tiga Celah. Jurnal Fisika Flux. Vol. 17
No. 2. Hal 199-124.
JFT | 15
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman
Eko Saryanto, Sri Wahyu Suciyati, Gurun Ahmad Pauzidan Junaidi. 2014.
Pengukuran Panjang Gelombang Sumber Lampu Monokromatis dari Pola
Difraksi Cahaya Berbasis Webcam dan Borland Delphi. Jurnal Teori dan
Aplikasi Fisika. Vol. 2 No. 2. Hal 200-204.
Fauzi Ahmad dan Mayang Dwinta Trisniarti.2016. Aplikasi Konsep Difraksi dalam
Bidang Kesehatan.Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF). Vol. 6
No.1 Hal 1-6.
Frederick J. Bueche, Eugene Hecht. 2006. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh
Jakarta: Erlangga.
Hadi Kurniawan. 2019. Potensi Laser (Light Amplification by Stimulated Emission of
Radiation) Sebagai Pendeteksi Bakteri (Studi Awal Detektor Makanan Halal.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro Vol. 3 No. 1. Hal 1-10.
Kenneth Krane. 1992. Fisika Modern. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).
Kholifuddin, M Y. 2017. Sinar Laser Mainan Sebagai Alternatif Sumber Cahaya
Monokromatik Praktikum Kisi Difraksi Cahaya. Jurnal Penelitian Pembelajaran
Cahaya. Vol.8 No.2. Hal 129-134.
Moh. Nashir Tsalatsin, Masturi. 2014. Penentuan Panjang Gelombang Sinar
Menggunakan Interferensi Celah Ganda Sederhana. Jurnal Fisika. Vol.4 No.2
Hal 69-73.
Ni Luh Putu Mustia Sridewi, Hery Suryanto, I Gusti Bagus Wijaya Kusuma. 2018.
Analisis Pengaruh Panjang Gelombang Cahaya Terhadap Keluaran Panel
Surya Tipe Polycrystalline. Jurnal METTEK Vol. 4 No. 2 Hal 48-53.
Nirsal.2012. Perangkat Lunak Pembentukan Bayangan pada Cermin dan
Lensa.Jurnal Ilmiah d’Computare. Vol. 2. Hal 24-33.
Soedojo, P. 1992. Asas-Asas Ilmu Fisika Jilid 4 Fisika Modern. Gadjah Mada.
University Press: Yogyakarta.
Sri Wahyuni, Arum Prabawani. 2017. Kisi Difraksi dengan Menggunakan Batang
Talas (Colocasia Esculenta). Unnes Physics Journal. Vol. 6 No.1. Hal 74-77.
Tri Ariani, Saparini. 2015. Penentuan Pola-Pola Interferensi Menggunakan Kisi
Difraksi dengan Medium Udara, Air dan Asam Cuka. Jurnal Perspektif
Pendidikan. Vol. 9 No. 1. Hal 78-89.
JFT | 16
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman
JFT | 17