Anda di halaman 1dari 17

Abdullah, dkk.

/ Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman


DOI: -

JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA


p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft

PANJANG GELOMBANG CAHAYA


Abdullah1, Dewi Kartika Sari Ibrahim2, Fauziah Prihartini Kahar3
M. Ridwan Fira4 Yurdanianti5

Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin
123

Makassar
email: abdullahjr58406@gamil.com

INFO ARTIKEL ABSTRACT


Status artikel: Telah dilakukan percobaan panjang
Diterima: - gelombang cahaya yang bertujuan untuk
Disetujui: - mengukur panjang gelombang cahaya dan untuk
Tersedia online: - menentukan perubahan spektrum. Dengan
menggunakan beberapa alat dan bahan seperti
Keywords: cahaya, difraksi, sumber cahaya, bangku optik, kisi difraksi, slide
gelombang, spektrum,
diafragma satu celah,, layar putih, lensa dan
difraksi. power supply. Dalam percobaan ini variabel
yang diukur yaitu L yang merupakan jarak kisi
ke layar dalam satuan mm, y merupakan jarak
antara dua garis yang berada di kiri dan kanan
garis satuan dalam satuan mm dan panjang
gelombang (ƛ) dari warna cahaya. Sedangkan
variabel yang diketahui yaitu d yang merupakan
tetapan kisi. Berdasarkan hasil percobaan, ada
beberapa warna cahaya yang dihasilkan yaitu
merah, hijau dan kuning, biru, orange, ungu dan
lain-lain. Perubahan sprktrum terjadi ketika
cahaya mengenai celah sempit pada kisi,
cahaya manokromatis dilewatkan pada kisi
akan terjadi difraksi yang menghasilkan
bagian gelap dan terang.

JFT | 1
Abdullah, dkk./ Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman
DOI: -

JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA


p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft

1. PENDAHULUAN
Cahaya merupakan salah satu besaran fisika yang sangat penting dalam
kehidupan, tanpa cahaya, tidak satupun benda yang berada didunia ini akan terlihat.
Secara fisika, cahaya dapat diartikan sebagai pancaran energi dalam bentuk
gelombang elektromagnetik yang berasal dari sumber cahaya. Sumber cahaya adalah
benda-benda yang dapat mengeluarkan energi elektromagnetik atau disebut dengan
radiasi elektromagnetik. Salah satu sumber cahaya adalah matahari, dimana matahari
memancarkan radiasi elektromagnetik sehingga sampai ke bumi, radiasi tersebut juga
membawa partikel-partikel kecil yang memiliki enegi yang disebut photon
(Hadi Kurniawan, 2019).
Cahaya (dan semua bentuk radiasi elektromagnetik yang lain) adalah suatu
bentuk yang fundamental dan ilmu fisika masih berusaha untuk memahaminya. Pada
tingkat yang dapat diamati, cahaya menunjukkan dua perilaku yang tampaknya
berlawanan, yang digambarkan secara kasar melalui model-model gelombang dan
partikel (Frederick,dkk, 2006).
Selain itu cahaya juga mempunyai sifat yang berkaitan dengan partikel,
karena energinya tidak disebarkan merata pada muka gelombang, melainkan
dilepaskan dalam bentuk buntelan-buntelan seperti partikel, sebuah buntelan diskrit
(kuantum) energi elektromagnet ini dikenal sebagai sebuah foton (Kenneth,dkk,
1992).
Cahaya sebagai gelombang dapat mengalami peristiwa yang disebut difraksi.
Difraksi merupakan suatu peristiwa pembelokan gelombang ketika menjalar melalui
celah sempit atau tepi yang tajam. Dalam peristiwa difraksi, dikenal suatu kisi
difraksi yang terdiri atas sebaris celah sempit yang saling berdekatan dalam jumlah
banyak. Kisi difraksi biasanya digunakan untuk menentukan Panjang gelombang
cahaya (Sri Wahyuni,dkk, 2017).
Cahaya dapat mengalami difraksi dengan syarat cahaya tersebut melewati
celah sempit artinya ukuran panjang gelombang yang melewati celah lebih besar
JFT | 2
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman

dibandingkan dengan lebar celah. Jika suatu cahaya dengan panjang gelombang λ
pada suatu celah sempit d, dimana d < λ, maka cahaya tersebut mengalami difraksi
atau cahaya melentur itu dapat dapat terdeteksi adanya penyimpangan sinar sebesar θ
dari arah semula dan pada layar akan terlihat pola interferensi terang/maksimum
(Khofifuddin, 2017).
Gelombang cahaya adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu
medium. Satu gelombang dapat dilihat panjangnya dengan menghitung jarak antara
lembah dan bukit (gelombang transversal) atau menghitung jarak antara satu rapatan
dengan satu renggangan (gelombang longitudional). Cepat rambat dari gelombang
adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam waktu satu detik (Nirsal, 2012).
Panjang gelombang yang kasat mata didefinisikan oleh jangkauan spektral
jendela optik, wilayah spektrum elektromagnetik yang melewati atmosfer bumi
hampir tanpa mengalami pengurangan intensitas atau sangat rendah. Meskipun
cahaya bisa dipancarkan lebih banyak dari cahaya merah. Gelombang yang terpadu
akan mempengaruhi medium. Pengaruh yang ditimbulkan oleh gelombang yang
terpadu tersebut disebut interferensi gelombang (Soedojo, 2011 ).
Para ahli telah lama mempelajari cahaya untuk mengetahui hakekatnya. Pada
mulanya, cahaya didefinisikan sebagai aliran partikel yang dipancarkan oleh benda
penghasil cahaya (sumber cahaya). Tetapi, penyelidikan lain menyatakan bahwa
cahaya adalah gelombang karena cahaya memiliki sifat-sifat seperti yang dimiliki
oleh gelombang. Pada akhirnya, mereka menyimpulkan bahwa kedua teori di atas
yaitu bahwa cahaya adalah materi yang merambat dan cahaya adalah gelombang
adalah benar (Nirsal, 2012).
Dalam peristiwa difraksi dikenal suatu kisi difraksi yang terdiri atas sebaris
celah sempit yang saling berdekatan dalam jumlah banyak. Kisi difraksi biasanya
digunakan untuk menentukan panjang gelombang cahaya. Kisi difraksi merupakan
alat yang digunakan untuk mengukur panjang gelombang yang terdiri atas banyak
celah sempit dengan jarak sama pada permukaan datar (Sri Wahyuni,dkk, 2017: 75).

JFT | 3
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman

Gambar 1. Sinar datang tegak lurus terhadap


kisi difraksi; θ merupakan sudut difraksi.
Untuk menetukan panjang gelombang suatu cahaya melalui kisi
difraksi yaitu sebagai berikut:

d sin   n
Atau (1)
dp
 n
l
Keterangan : k = konstanta kisi
P = Jarak pola interferensi pada layar (n)
L = Jarak layar ke kisi (m)
n = orde kisi
λ = Panjang gelombang (m)
Dalam proses pengolahan citra pola difraksi, bentuk dari citra diambil
informasinya yang berkaitan dengan Panjang pixel yang digunakan antara pola terang
pusat dengan dengan terang pertama dalam pola difraksi. Difraksi merupakan
peristiwa cahaya monokromatis yang melewati sebuah penghalang sempit sehingga
terbentuk pola gelap terang. Pola difraksi ini dapat terbentuk dengan penghalang
celah tunggal, dua celah dan banyak celah (Eko Sariyanto, dkk, 2014).
Kisi difraksi adalah sebuah susunan dari sejumlah besar celah sejajar,
semuanya dengan lebar a yang sama dan yang antara pusat-pusatnya dengan dengan
jarak d yang sama. Optik fisis yaitu materi yang mengkaji tentang sifat-sifat cahaya
sebagai

JFT | 4
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman

gelombang yaitu interferensi cahaya, difraksi cahaya, disperse cahaya dan polarisasi
cahaya (M.Y Kholifuddin, 2017).
Interferensi adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang
baru. Jika kedua gelombang yang terpadu sefase, maka terjadi interferensi konstruktif
(saling menguatkan). Gelombang resultan memiliki amplitudo maksimum. Jika kedua
gelombang yang terpadu berlawanan fase, maka terjadi interferensi destruktif (saling
melemahkan). Gelombang resultan memiliki amplitudo nol. Setiap orang dengan
menggunakan sebuah baskom air dapat melihat bagaimana interferensi antara dua
gelombang permukaan air dapat menghasilkan pola-pola bervariasi yang dapat dilihat
dengan jelas (Nashir dkk, 2014: 70)
Interferensi cahaya tidaklah senyata seperti interferensi pada gelombang air
atau gelombang bunyi. Interferensi terjadi jika terpenuhi dua syarat, kedua
gelombang cahaya harus koheren, dalam arti bahwa kedua gelombang cahaya harus
memiliki beda fase yang selalu tetap, oleh sebab itu keduanya harus memiliki
frekuensi yang sama. Selain itu, kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitude
yang hampir sama.

Gambar 2 . (a) tidak terjadi interferensi

(b) terj adi interferensi

Panjang gelombang cahaya melalui interferensi yaitu sebagai berikut :


dp
 m
l
(2)

JFT | 5
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman

Keterangan : k = konstanta kisi


P = Jarak pola interferensi pada layar (n)
L = Jarak layar ke kisi (m)
m = orde interferensi
λ = Panjang gelombang (m)
Kecepatan rambat (v) gelombang elektromagnetik di ruang bebas sama
dengan 3x108 meter per detik. Jika frekuensi (f) dan panjang gelombang l, maka
berlaku :

v

f
(3)

Keterangan : ƛ = panjang gelombang, dengan satuan meter (m)


v = kecepatan cahaya, dengan satuan meter per detik (m/s)
f = frekuensi, dengan satuan hertz (Hz)

Gambar 3. Warna-warna Spektrum

Panjang gelombang cahaya tampak berkisar antara 340 nanometer (nm)


hingga 700 nanometer (nm), dimana jika diuraikan cahaya ini akan terdiri dari
beberapa daerah warna (Fauzi, 2015).
Pada tingkat dasar, interferensi cahaya banyak digunakan untuk mengukur
Panjang gelombang cahaya seperti dengan menggunakan kamera untuk menangkap
pola interferensi cahaya yang dihasilkan. Hasil tangkapan kamera hanya dapat

JFT | 6
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman

digunakan untuk mengukur jarak antar pola namun tidak dapat mengukur
intensitas pola interferensi yang dihasilkan (Albertus, dkk, 2020).
Pola interferensi cahaya pada layer bisa didapatkan dengan menggunakan
dua sumber cahaya yang koheren (Cahaya dengan beda fase tetap). Satu sumber
cahaya tetapi dipisahkan menjadi dua bagian yang koheren. Cahaya dari suatu
sumber jatuh pada layer dimana terdapat dua celah yang berdekatan S1 dan S2.
Jika cahaya terdiri dari partikel-partikel kecil maka akan terlihat dua garis yang
terang pada layar yang diletakkan dibelakang celah (Tri Ariani, dkk 2015).
Sebuah panel surya memiliki pengaruh terhadap intensitas dan panjang
gelombang cahaya, panel surya tersebut bekerja dengan menggunakan efek
photovoltaic. Efek ini dapat timbul terutama pada semikonduktor yang memiliki
konduktivitas menengah dikarenakan sifat elektron di dalam material yang
terpisah dalam pita-pita energi tertentu yang disebut pita konduksi dan pita
valensi (Mustia, dkk, 2018).

2. METODE PENELITIAN
Percobaan ini berjudul Panjang Gelombang Cahaya yang dilakukan
dengan metode pengambilan data secara kuantitatif. Percobaan ini dilaksanakan
pada hari Kamis 10 November 2022 di Laboratorium Optik Lantai 2 Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah power supply
bangku optik, kisi difraksi, slide diafragma satu celah, layar putih dan bahan yang
digunakan yaitu kertas grafik, lensa 10 mm, 50 mm dan 600 mm.
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah pertama menyalakan power
supply, lalu mengatur jarak antara sumber cahaya dengan lensa +50 mm sebesar 5
cm. Lensa ini digunakan untuk mensejajarkan sinar yang datang, kemudian
mengatur letak lensa
+100 mm sebesar sehingga terbentuk bayangan celah tunggal yang tajam pada
layar, selanjutnya meletakkan kisi difraksi di belakang lensa +100 mm, lalu
menggeser kisi mendekati atau menjauhi layar, kemudian memasukkan filter
warna merah pada slaid JFT | 7
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman

diafragma sumber cahaya, kemudian mengukur besaran L (jarak kisi ke layar) dan y
(jarak antara dua garis yang berada di kiri dan kanan garis utama), lalu mengulangi
langkah di atas berturut-turut untuk filter hijau dan biru, kemudian langkah terakhir
mematikan power supply.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Pengamatan
Hasil pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil pengamatan untuk kisi 600 celah/mm


No Warna L y d (cm) λ (nm)
Cahaya (cm) (cm)
1 Merah 32 25,5 60 4,78

2 Orange 32 23,7 60 4,44

3 Hijau 32 22,2 60 4,16

4 Biru 32 19,3 60 3,62


5 Ungu 32 16,7 60 3,13

6 Merah 27 21,3 60 4,73

7 Orange 27 20,2 60 4,49

8 Hijau 27 18,7 60 4,15

9 Biru 27 16,4 60 3,64


10 Ungu 27 14,2 60 3,16

11 Merah 22 17,9 60 4,88


12 Orange 22 16,6 60 4,53

13 Hijau 22 15,2 60 4,15

14 Biru 22 13,2 60 3,6

15 Ungu 22 11,4 60 3,4

JFT | 8
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman

Tabel 2. Hasil pengamatan untuk kisi 50 celah/mm


No Warna L (cm) y (cm) d (cm) λ (nm)
Cahaya
1 Merah 85 5,4 5 3,18

2 Kuning 85 4,2 5 2,47

3 Hijau 85 3,8 5 2,23


4 Ungu 85 2,9 5 1,71

5 Merah 75 4,9 5 3,27


6 Kuning 75 3,7 5 2,47

7 Hijau 75 3,3 5 2,2

8 Ungu 75 2,4 5 1,6

9 Merah 65 4,4 5 3,38


10 Kuning 65 3,6 5 2,77

11 Hijau 65 2,8 5 2,15

12 Ungu 65 2 5 1,54

Tabel 3. Hasil pengamatan untuk kisi 10 celah/mm


No Warna L (cm) y (cm) d λ (nm)
Cahaya (cm)

1 Orange 89 1,7 1 1,9


2 Orange 79 1,6 1 2,0

3 Orange 69 1,5 1 2,2

4 Orange 59 1,4 1 2,4


5 Orange 49 1,3 1 2,7

3.2 Gambar

1. Kisi 600

JFT | 9
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman

Gambar 10. Spektrum warna yang terbentuk dengan jarak 32 cm dari


layar

Gambar 11. Spektrum warna yang terbentuk dengan jarak 27 cm dari

layar
Gambar 12. Spektrum warna yang terbentuk dengan jarak 22 cm dari
layar
2. Kisi 50

Gambar 13. Spektrum warna yang terbentuk dengan jarak 65 cm dari


layar

JFT | 10
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman

Gambar 14. Spektrum warna yang terbentuk dengan jarak 75 cm dari layar

Gambar 15. Spektrum warna yang terbentuk dengan jarak 86 cm dari layar
3. Kisi 10

Gambar 16. Spektrum warna yang terbentuk dengan jarak 89 cm dari layar

Gambar 17. Spektrum warna yang terbentuk dengan jarak 79 cm dari layar

JFT | 11
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman

Gambar 18. Spektrum warna yang terbentuk dengan jarak 69 cm dari layar

Gambar 19. Spektrum warna yang terbentuk dengan jarak 59 cm dari layar

Gambar 20. Spektrum warna yang terbentuk dengan jarak 49 cm dari layar

JFT | 12
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman

3.3 Grafik

KISI 600 CELAH/MM


60
PANJANG GELOMBANG (NM) X 10^-7

50

40

30

20

10L=30 cmL=25 cm L=20 cm

0
0 5 10 15 20 25 30
LEBAR POLA SPKETRUM WARNA (CM)

Grafik 1. Pola difraksi pada kisi 600

KISI 50 CELAH/MM
0.7
Panjang gelombang (nm) x 10^-7

0.6

0.5

0.4

0.3

0.2

0.1 L=30 cm L=25 cm L=20 cm

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
LEBAR POLA SPKETRUM WARNA (CM)

Grafik 2. Pola difraksi pada kisi 50

JFT | 13
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman

KISI 10 CELAH/MM
0.08
Panjang gelombang (nm) x 10-7

0.07

0.06

0.05

0.04

0.03

0.02

0.01 L1=2 m, L2= cm, cm, L4=14 cm, L5=12 cm


0c 18 L3=16
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
LEBAR POLA SPEKTRUM WARNA (CM)

Grafik 3. Pola difraksi pada kisi 10

3.4 Pembahasan
Menentukan panjang gelombang cahaya laser dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu metode difraksi mengunakan kisi difraksi dan interferensi. Metode difraksi
digunakan pada alat ukur monokromator dan spektrometer sedangkan metode
interferensi digunakan pada interferometer dan wavemeter. Secara sederhana, panjang
gelombang cahaya baik itu laser maupun lampu dapat diukur menggunakan metode
difraksi dengan sebuah kisi difraksi. Cahaya laser, sebagian dipantulkan kekanan dan
sisanya ditransmisikan keatas. Bagian yang dipantulkan kekanan oleh suatu cermin
datar (cermin 1) akan dipantulkan kembali ke beam spilitter (layar). Adapun bagian
yang ditransmisikan keatas oleh cermin datar (cermin 2) juga akan dipantulkan
kembali ke beam splitter, kemudian bersatu dengan cahaya dari cermin 1 menuju layar,
sehingga kedua sinar akan berinterferensi yang ditunjukkan dengan adanya pola-pola
cincin gelap- terang (frinji).
Dalam percobaan ini dilakukan pengambilan data dengan menggunakan kisi
600 lines/mm dengan jarak kkisi ke layar sebesar 32 cm, 27 cm, dan 22 cm dengan
memperoleh panjang gelombang rata-rata secara berturut-turut yakni 4,79 x 10 8 nm
dan 3,13 x 108 nm. Kisi kedua yang digunakan yaitu kisi 50 lines/mm dengan jarak kisi
ke layar sebesar 85 cm, 75 cm dan 65 cm dengan memperoleh panjang gelombang
rata-rata 6yakni 3,28 x 106 nm, 2,57 x 106 nm; 2,2 x 106 nm dan 1,62 x 106 nm. Dan
kisi terakhi yaitu kisi 10 lines/mm dengan jarak kisi ke layar sebesar 89 cm, 79 cm, 69
cm, 59 cm, dan 49 cm dengan memperoleh panjang gelombang rata-rata sebesar
1,9 x 105 nm, 2 x 105 nm, 2,2 x 105 nm, 2,4 x 105 nm dan 2,7 x 105 nm.

JFT | 14
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman
4. SIMPULAN
Kesimpulan pada percobaan ini adalah, besar panjang gelombang cahaya
dapat ditentukan dengan besaran L (jarak kisi ke layar) y (jarak antara dua garis yang
berada di kiri dan kanan garis utama) dan d (ketetapan kisi). Perubahan sprktrum
terjadi ketika cahaya mengenai celah sempit pada kisi, cahaya manokromatis
dilewatkan pada kisi akan terjadi difraksi yang menghasilkan bagian gelap dan
terang.

5. UCAPAN TERIMA KASIH


Saya selaku penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen yang menjadi
pembimbing yang telah mengajarkan teori serta eksperimen secara langsung pada
percobaan ini dan telah membantu dalam melaksanakan percobaan dan terima kasih
juga saya ucapkan kepada rekan tim saya yang secara bersama-sama melakukan
percobaan hingga selesai.

6. DAFTAR PUSTAKA
Albertus Hariwangsa Panuluh, Elisabeth Dian Atmajati, Sri Agustini Sulandari. 2020.
Otomatisasi Eksperimen Interferensi Tiga Celah. Jurnal Fisika Flux. Vol. 17
No. 2. Hal 199-124.

JFT | 15
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman

Eko Saryanto, Sri Wahyu Suciyati, Gurun Ahmad Pauzidan Junaidi. 2014.
Pengukuran Panjang Gelombang Sumber Lampu Monokromatis dari Pola
Difraksi Cahaya Berbasis Webcam dan Borland Delphi. Jurnal Teori dan
Aplikasi Fisika. Vol. 2 No. 2. Hal 200-204.
Fauzi Ahmad dan Mayang Dwinta Trisniarti.2016. Aplikasi Konsep Difraksi dalam
Bidang Kesehatan.Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF). Vol. 6
No.1 Hal 1-6.
Frederick J. Bueche, Eugene Hecht. 2006. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh
Jakarta: Erlangga.
Hadi Kurniawan. 2019. Potensi Laser (Light Amplification by Stimulated Emission of
Radiation) Sebagai Pendeteksi Bakteri (Studi Awal Detektor Makanan Halal.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro Vol. 3 No. 1. Hal 1-10.
Kenneth Krane. 1992. Fisika Modern. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).
Kholifuddin, M Y. 2017. Sinar Laser Mainan Sebagai Alternatif Sumber Cahaya
Monokromatik Praktikum Kisi Difraksi Cahaya. Jurnal Penelitian Pembelajaran
Cahaya. Vol.8 No.2. Hal 129-134.
Moh. Nashir Tsalatsin, Masturi. 2014. Penentuan Panjang Gelombang Sinar
Menggunakan Interferensi Celah Ganda Sederhana. Jurnal Fisika. Vol.4 No.2
Hal 69-73.
Ni Luh Putu Mustia Sridewi, Hery Suryanto, I Gusti Bagus Wijaya Kusuma. 2018.
Analisis Pengaruh Panjang Gelombang Cahaya Terhadap Keluaran Panel
Surya Tipe Polycrystalline. Jurnal METTEK Vol. 4 No. 2 Hal 48-53.
Nirsal.2012. Perangkat Lunak Pembentukan Bayangan pada Cermin dan
Lensa.Jurnal Ilmiah d’Computare. Vol. 2. Hal 24-33.
Soedojo, P. 1992. Asas-Asas Ilmu Fisika Jilid 4 Fisika Modern. Gadjah Mada.
University Press: Yogyakarta.
Sri Wahyuni, Arum Prabawani. 2017. Kisi Difraksi dengan Menggunakan Batang
Talas (Colocasia Esculenta). Unnes Physics Journal. Vol. 6 No.1. Hal 74-77.
Tri Ariani, Saparini. 2015. Penentuan Pola-Pola Interferensi Menggunakan Kisi
Difraksi dengan Medium Udara, Air dan Asam Cuka. Jurnal Perspektif
Pendidikan. Vol. 9 No. 1. Hal 78-89.

JFT | 16
Abdullah, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya: halaman - halaman

JFT | 17

Anda mungkin juga menyukai