Anda di halaman 1dari 14

PANJANG GELOMBANG CAHAYA

Ida Masiani1, Nurfadillah S. Amirullah2, Sabri Yunus3, Edysul Isdar4


1234
Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
E-mail: idamasiani1@gmail.com

Kata Kunci: Cahaya, Abstrak


Gelombang, dan
Telah dilakukan sebuah praktikum
Spektrum
eksperimen yang berjudul “Panjang Gelombang
Cahaya”. Gelombang adalah getaran yang menjalar
melalui suatu medium dari satu titik (lokasi) pusat
getaran menyebar ke titik yang lain sedangkan
cahaya adalah bagian dari spektrum
elektromagnetik dan sensitif bagi penglihatan
manusia. Tujuan dari eksperimen ini adalah untuk
mengetahui pengukuran panjang gelombang cahaya
dan menentukan perubahan spektrum, Pada
eksperimen ini, menggunakan alat dan bahan seperti
sumber cahaya (senter), bangku optic, kisi difraksi,
slide diafragma satu celah, filter warna (hijau,
merah, biru), layar putih, lensa dan power supply.
Dengan mengukur jarak kisi ke layar dan jarak
antara dua garis sehingga diperoleh hasil berupa
panjang gelombang cahayanya yang berwarna
kuning, hijau dan biru dengan terlebih dahulu
menetapkan kisi.

1. PENDAHULUAN
Pada zaman modern ini teknologi menjadi hal penting. Teknologi dapat
memudahkan pekerjaan dan memperpendek jarak yang sebenarnya ribuan mil,
misalnya dengan menggunakan telepon. Salah satu hal penting yang mendukung
menggunakan keberadaan teknologi adalah saran, misalnya energy atau
gelombang sebagai media. Banyak barang elektronik yang memanfaatkan sifat-
sifat gelombang mislanya sifat gelombang yang dapat merambat melalui medium

JFT|1
digunakan manusia untuk membuat peralatan elektronik yang membantu dalam
kehidupan sehari-hari seperti gelombang suara atau gelombang cahaya.
Gelombang adalah getaran yang menjalar melalui suatu medium dari satu
titik (lokasi) pusat getaran menyebar ke titik yang lain. Gelombang dapat di
golongkan berdasarkan medium perambatannya, antara lain gelombang yang
merambat dengan memerlukan medium perantara di sebut gelombang mekanik
dan gelombang yang merambat tanpa memelurkan medium perantara di sebut
gelombang elektromagnetik. Berdasarkan arah getarannya, gelombang di bedakan
menjadi gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Gelombang
transversal adalah gelombang yang arah getarannya tegak lurus dengan arah
rambatnya.
Cahaya didefenisikan sebagai bagian dari spektrum elektromagnetik dan
sensitif bagi penglihatan manusia. Cahaya hanyalah sebagian kecil dari spektrum
elektromagnetik dengan panjang gelombang antara 380 nm (deep blue) sampai
dengan 760 nm (deep red). Mata manusia sangat responsif pada wilayah kuning-
hijau (yellow-green) dengan panjang gelombang antara 550-650 nm3. Cahaya
ditentukan oleh flux cahaya, intesitas cahaya, luminasi sedangkan sumber cahaya
berasal dari tiga bentuk, yaitu titik, garis dan bidang (Tipler, 1991).
Cahaya merupakan sebuah gelombang. Hal tersebut diterangkan oleh
Charles Huygens. Menurut Prinsip Huygens, setiap titik pada suatu
gelombang adalah pusat gelombang sekunderyang memancarkan gelombang
baru ke segala arah dengan kecepatan yang sama. Jika terdapat medium yang
berbedacahaya akan dipantulkan dan jika melewati medium tersebut maka
kecepatan akan berubah. Cahaya akan bergerak mendekati garis normal dari
sudut datang (θ), apabila medium yang dilewati lebih rapat. Dengan kata lain,
panjang gelombang (λ) berbanding lurus dengankecepatan gerak cahaya. Hal
tersebut diknal dengan refraksi atau pembiasan. Contoh dari prinsip tersebut
adalah pelangi. Pelangi adalah contoh dari interferensi konstruktif. (Kiel, 2007).
Cahaya laser, sebagian dipantulkan kekanan dan sisanya ditransmisikan
keatas. Bagian yang dipantulkan kekanan oleh suatu cermin datar (cermin 1) akan
dipantulkan kembali ke beam spilitter (layar). Adapun bagian yang ditransmisikan

JFT|2
keatas oleh cermin datar (cermin 2) juga akan dipantulkan kembali ke beam
splitter, kemudian bersatu dengan cahaya dari cermin 1 menuju layar, sehingga
kedua sinar akan berinterferensi yang ditunjukkan dengan adanya pola-pola cincin
gelap-terang (frinji) (Tellinghuisen 2002).
Cahaya (dan semua bentuk radiasi elektromagnetik yang lain) adalah suatu
bentuk yang fundamental dan ilmu fisika masih berusaha untuk memahaminya.
Pada tingkat yang dapat diamati, cahaya menunjukkan dua perilaku yang
tampaknya berlawanan, yang digambarkan secara kasar melalui model-model
gelombang dan partikel (Frederick,dkk, 2006)
Hasil interferensi yang berupa pola-pola frinji dapat digunakan untuk
menentukan beberapa besaran fisis yang berkaitan dengan interferensi, misalnya
panjang gelombang suatu sumber cahaya, indeks bias dan ketebalan bahan. Untuk
memahami fenomena interferensi harus berdasar pada prinsip optika fisis, yaitu
cahaya dipandang sebagai perambatan gelombang yang tiba pada suatu titik yang
bergantung pada fase dan amplitudo gelombang tersebut. Untuk memperoleh
pola-pola interferensi cahaya haruslah bersifat koheren, yaitu gelombang-
gelombang harus berasal dari satu sumber cahaya yang sama. Koherensi dalam
optika sering dicapai dengan membagi cahaya dari sumber tunggal menjadi dua
berkas atau lebih, yang kemudian dapat digabungkan menghasilkan pola
interferensi (Tipler, 1991).
Gelombang adalah gangguan yang merambat. Bentuk idela dari suatu
gelombang akan mengikuti gerak sinusoide. Selan radiasi elektromagnetik, dan
mungkin radiasi gravitasional, yang bisa berjelan lewat vakum, gelombang juga
dapat merambat pada medium (yang karena perubahan bentuk dapat
menghasilkan gaya memulihkan yang lentur). Gelombang berjalan dapat
memindahkan energi dari satu tempat kepada lain tanpa mengakibatkan partikel
dari mediumnya berpindah secara parmanen yaitu tidak ada perpindahan secara
masal. Bahkan, setiap titik khusus, hanya berosilasi di sekitar satu posisi tertentu
(Tim dosen, 2019).
Gelombang juga dapat diartikan sebagai bentuk dari getaran yang
merambat pada suatu medium. Pada gelombang yang merambat adalah

JFT|3
gelombangnya, bukan zat medium perantaranya. Suatu gelombang dapat dilihat
panjangnya dan menghitung jarak antara lembah dan bukit (gelombang
transversal) atau menghitung jarak antara satu rapatan dengan satu renggangan
(gelombang longitudinal) cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh
oleh gelombang dalam waktu satu detik (Brink, 1993)
Menurut Muhammad ishaq (2007), berdasarkan arah getarannya
gelombang dibagi dalam dua jenis yaitu:
a. Gelombang transversal
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getaranya tegak lurus
terhadap arah perambatan. Contohnya adalah perambatan gelombang tali.

Gambar 1. Gelombang Transversal

b. Gelombang longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya searah
dengan arah gangguannya. Tidak banyak gelombang yang menjalar dengan cara
seperti ini, salah satunya yang sering dilihat adalah gelombang rapat pada pegas
yang cukup panjang kemudian digetarkan dengan cara menggerakkannya secara
horizontal. Maka perambatannya akan terlihat sebagai rapat-tidak rapat-rapat dan
seterusnya.

Gambar 2. Gelombang Longitudinal

JFT|4
Menurut Johm (1978), menurut mediumnya gelombang dibedakan menjadi
dua yaitu:
a. Gelombang mekanik
Gelombang mekanik adalah gelombang yang membtuhkan medium saat
merambat. Gelombang ini berasal di dalam pergeseran dari bagian medium elastis
dari kedudukan normal. Karena sifat elastis dari medium, maka gangguan tersebut
ditransmisikan dari satu lapis ke lapis berikutnya.
b. Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang tidak memerlukan
medium pada arah rambatannya. Gelombang elektromagnetik dapat dilihat dari
gelombang cahaya dan gelombang bunyi.
Menurut Johm (1978), gelombang berdasarkan amplitudonya, dibagi
menjadi dua yaitu gelombang berjalan dan gelombang stasioner.
a. Gelombang berjalan, yaitu gelombang yang amplitudonnya tetap pada
titik yang dilewatinya.
b. Gelombang stasioner, yaitu gelombang yang amplitudonya tidak tetap
pada titik yang dilewatinya, yang terbentuk dari interferensi dua buah
gelombang datang dan pantul yang masing masing memiliki frekuensi
dan amplitude sama tetapi fasenya berlawanan.
Menurut Pain (2006), sifat sifat gelombang yaitu Dispersi
gelombang,pemantulan gelombang lingkar oleh bidang datar, pembiasan
gelombang, difraksi gelombang, interferensi gelombang dan polarisasi gelombang
a. Disperse gelombang adalah perubahan bentuk gelombang ketika gelombang
merambat suatu medium. Kebanyakan medium nyata di mana gelombang
merambat dapat kita dekati sebagai medium non dispresi. Dalam medium non
dispresi, gelombang dapat mempertahankan bentuknya.
b. Pemantulan gelombang lingkaran oleh bidang datar. Dengan menggunakan
hukum pemantulan, yaitu sudut datang = sudut pantul, kita peroleh bayangan 0
adalah I. titik I merupakan sumber gelombang pantul sehingga muka
gelombang pantul adalah lingkaran – lingkarang yang berpusat di I.

JFT|5
c. Pembiasan gelombang adalah perubahan panjang gelombang ketika melalui
medium yang berbeda. Perubahan panjang gelombang dapat juga di amati di
dalam tangki riak dengan cara memasang keping gelas tebal pada dasar tangki
sehingga tangki riak memiliki dua kedalaman air yang berbeda, dalam dan
dangkal.
d. Difraksi gelombang, Lenturan gelombang yang disebabkan oleh adanya
penghalang berupa celah dinamakan difraksi gelombang. Jika penghalang
celah yang diberikan oleh lebar, maka difraksi tidak begitu jelas terlihat. Muka
gelombang yang melalui celah hanya melentur dibagian tepi celah. Jika
penghalang celah sempit, yaitu berukuran dekat dengan orde panjang
gelombang, maka difrkasi gelombang sangat jelas.
e. Interferensi gelombang, Pengaruh yang ditimbulkan oleh gelombang-
gelombang yang terpadu tersebut dinamakan interferensi gelombang.
Perpaduan dua gelombang saling memperkuat (interferensi konstruktif), dan
dihasilkan amplitudo paling besar yaitu dua kali amplitude semula. Sedangkan
perpaduan dua gelombang yang saling memperlemah atau meniadakan
(interferensi desktruktif), dan dihasilkan amplitude nol.
f. Polarisasi gelombang, Ada satu sifat yang hanya dapat terjadi pada gelombang
transversal, yaitu polarisasi. Jadi, polarisasi gelombang tidak dapat terjadi pada
gelombang longitudinal, misalnya pada gelombang bunyi.
Objek terlihat, kebanyakan karena objek tersebut memantulkan cahaya ke
mata kita. Pada pantulan yang paling umum terjadi, cahaya memantul ke semua
arah yang disebut pemantulan baur. Misalnya sebuah buku yang berada di atas
meja disinari dengan cahaya dari sumber titik dapat terlihat dari segenap penjuru
ruangan. Hal ini karena dimensi kekasaran oermukaan bidang pantul lebih besar
dibandingkan dengan panjang gelombang yang dipantulkan. Spektrum tampak
(visible spectrum) adalah bagian dari spektru/m elektromagnetik yang dapat
dilihat oleh mata manusia. Radiasi elektromagnetik pada rentang panjang
gelombang ini disebut cahaya tampak (visiblle light) atau biasa disebut “cahaya”
saja. Panjang gelombang spektrum cahaya tampak adalah sekitar 380 sampai 700

JFT|6
nm. Frekuensi spektrum cahaya tampak adalah sekitar 430 sampai 770 THz
(Hernawati, 2014: 38).
Spektrum cahaya tampak tidak mengandung semua warna yang dapat
dibedakan oleh mata dan otak manusia. Misalnya, warna-warna tak jenuh seperti
pink atau ungu dan variasi-variasi warna seperti magenta tidak ada, karena warna-
warna tersebut merupakan campuran dari beberapa panjang gelombang yang
berbeda. Warna-warna yang hanya mengandung satu panjang gelombang disebut
juga dengan warna murni atau warna spectral (Hernawati, 2014: 38).
Berdasarkan uraian di atas maka hal yang melatar belakangi
dilaksanakannya percobaan ini adalah untuk mengukur panjang gelombang
cahaya dan menentukan perubahan spektrum.

2. METODE EKSPERIMEN
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu sumber cahaya,
bangku optik, kisi difraksi, slide diafragma satu celah, filter warna, layar putih,
lensa, power supply dan kertas grafik.
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut menyalakan
power supply mengatur jarak antara sumber cahaya dengan lensa. mengatur letak
lensa sehingga terbentuk bayangan celah tunggal yang tajam pada layar.
meletakkan kisi difraksi 50 celah/mm di belakang lensa menggeser kisi mendekati
atau menjauhi layar mengukur besaran L = jarak kisi ke layar dan besaran y=
jarak antara dua garis yang berbeda di kiri dan kanan garis utama. kemudian
mencatat hasilnya di tabel berikut dan selanjutnya mengulangi langkah di atas
menggunakan kisi difraksi 600 celah/mm.

warna cahaya l(mm) y(mm)

JFT|7
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada Kisi Difraksi D = 10 Garis/Mm
a. Hasil Pengamatan
Hasil pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil pengamatan untuk d = 10 garis/mm
No. Warna Cahaya l (cm) y (cm) d (cm) λ (nm)
1 abu-abu 83 0.2 1 0.002
2 abu-abu 90 0.3 1 0.0033
3 abu-abu 95 0.3 1 0.0031
4 abu-abu 102 0.4 1 0.0039
5 abu-abu 107 0.5 1 0.0046

b. Grafik
Grafik 1. Panjang gelombang cahaya pada kisi 10 celah/mm

5,0
L1=82cm
4,5 L2=90cm
Panjang gelombang (nm) x 10-

L3=95cm L6
4,0 L4=102cm…
L4
3,5
L3
3,0 L2
2,5
10

2,0 L1

1,5
1,0
0,5
d: 10 lines/mm
0,0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5 0,55
Lebar pola spektrum warna (cm)

c. Gambar Spektrum

(1) (2)

JFT|8
(3) (4)

(5)

Pada Kisi Difraksi d = 50 Garis/Mm


a. Hasil Pengamatan
Tabel 2. Hasil analisis data untuk kisi difraksi 50 celah/mm
No. Warna Cahaya L (cm) y (cm) d (cm) λ (nm)
Biru 3 0.23
1 Kuning 65 4.5 5 0.34
Merah 5 0.38
Biru 3.5 0.23
2 Kuning 76 5.3 5 0.34
Merah 5.6 0.36
Biru 4 0.24
3 Kuning 81 5.5 5 0.33
Merah 6 0.37
Biru 4.5 0.24
4 Kuning 91 6 5 0.32
Merah 6.5 0.35
Biru 5 0.25
5 Kuning 99 6.5 5 0.32
Merah 7 0.35

JFT|9
b. Grafik
Grafik 2. Panjang gelombang cahaya pada kisi 50 celah/mm
0,45 L=65cm
L=76cm
0,40 L=81cm
Panjang gelombang (nm) x 10-7

L=91cm
0,35 L=99cm

0,30
0,25
0,20
0,15
0,10
0,05
d: 50 lines/mm
0,00
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7 7,5
Lebar pola spektrum warna (cm)

c. Gambar Spektrum

(1) (2)

(3) (4)

JFT|10
Pada Kisi Difraksi d = 600 Garis/Mm
a. Hasil Pengamatan
Tabel 3. Hasil analisis data untuk kisi difraksi 600 celah/mm
No. Warna Cahaya L (cm) y (cm) d (cm) λ (nm)
Ungu 11 34.7
Hijau 12.5 39.4
1 Kuning 19 13.5 60 42.6
Orange 14.5 45.7
Merah 17 53.6
Ungu 13 33.9
Hijau 15.5 40.4
2 Kuning 23 16.5 60 43.1
Orange 17.5 45.6
Merah 20 52.1
Ungu 15.5 34.4
Hijau 18.5 41.1
3 Kuning 27 19 60 42.2
Orange 20.5 45.5
Merah 24 53.3
Ungu 16.5 34.1
Hijau 20 41.3
4 Kuning 29 21 60 43.4
Orange 22 45.5
Merah 26 53.7
Ungu 18 34.8
Hijau 21.5 41.6
5 Kuning 31 22 60 42.5
Orange 23.5 45.4
Merah 28 54.2

JFT|11
b. Grafik
Grafik 3. Panjang gelombang cahaya pada kisi 600 celah/mm
60
L=19cm
L=23cm
L=27cm
50
Panjang gelombang (nm) x 10-7

L=29cm
L=31cm
40

30

20

10
d: 600 lines/mm
0
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Lebar pola spektrum warna (cm)

c. Gambar Spektrum

(1) (2)

(3) (4)

(5)

JFT|12
Pembahasan
Gelombang adalah getaran yang menjalar melalui suatu medium dari satu
titik (lokasi) pusat getaran menyebar ke titik yang lain. Gelombang dapat di
golongkan berdasarkan medium perambatannya, antara lain gelombang yang
merambat dengan memerlukan medium perantara di sebut gelombang mekanik
dan gelombang yang merambat tanpa memelurkan medium perantara di sebut
gelombang elektromagnetik. Berdasarkan arah getarannya, gelombang di bedakan
menjadi gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Gelombang
transversal adalah gelombang yang arah getarannya tegak lurus dengan arah
rambatnya. Pada eksperimen ini, di amati warna cahaya yang dihasilkan pada
layar kertas yang telah disediakan, Metode pengukuran panjang gelombang
cahaya dengan celah banyak selain dihasilkan pengukuran dengan ralat yang lebih
kecil juga dapat diperoleh analisa resolusi pola-pola interferensi cahaya tampak.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan
bahwa Radiasi elektromagnetik pada rentang panjang gelombang ini disebut
cahaya tampak (visiblle light) atau biasa disebut “cahaya” saja. Panjang
gelombang spektrum cahaya tampak adalah sekitar 380 sampai 700 nm. Frekuensi
spektrum cahaya tampak adalah sekitar 430 sampai 770 THz. Spektrum cahaya
tampak tidak mengandung semua warna yang dapat dibedakan oleh mata dan otak
manusia.

4. PENUTUP
Kesimpulan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:panjang gelombang
cahaya untuk kisi difraksi 50 celah/mm pada masing-masing warna yaitu biru:
0,23 cm, kuning: 0,33 cm, dan merah: 0,36 cm. Sedangkan untuk kisi difraksi 600
celah/mm masing masing warna yaitu ungu: 34,38 cm, hijau: 40,76 cm, kuning:
42,76 cm, orange: 45,54 cm dan merah: 53,37 cm.
Perubahan spektrum warna pada percobaan ini yaitu pada kisi difraksi 50
celah/mm spektrum warna terlihat lebih jelas ketika kisi digeser pada jarak yang
cukup jauh sebesar 45 mm. Sedangkan pada kisi difraksi 600 celah/mm spektrum

JFT|13
warna terlihat lebih jelas dengan ketetapan jarak tetap sebesar 45 mm, hanya saja
spektrum ini cukup jelas warnanya.

5. DAFTAR PUSTAKA
Brink O.C.et. Al. 1993.Gelombang. Bandung : Bina Cipta.
Frederick J. Bueche, Eugene Hecht. 2006. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh
Jakarta:Erlangga.
Hernawati,2014.Optika.Makassar:Alauddin University Press.

Ishaq, Muhammad. 2007. Fisika Dasar Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Johm, Wiley. Dkk. 1978. Fisika Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta Erlangga.

Kiel, J.K. 2007. Eksperimen With CDROMS. Https://astro.Ustrasbg. Fr/~ Koppen/


Spectrol/ ekpermtse.html. diakses tanggal 3/1/13.
Pain.2006. the physics of vibration and waves. England:john willey.

Tellinghuisen, J. 2002. Exploring the Diffraction Grating Using a He-Ne Laser


and CDROM. Journal of Chemical Education.

Tim Dosen Fisika. 2019. Penuntun Praktikum Fisika Eksperimen I. Makassar:


UIN Alauddin Makassar.

Tipler,Paul A 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknologi. Jakarta : Erlangga.

JFT|14

Anda mungkin juga menyukai