Anda di halaman 1dari 10

JURNAL LENGKAP

PRAKTIKUM INSTRUMENTASI
JUDUL PERCOBAAN :OSILOSKOP SINAR KATODA

HARI/TANGGAL PERC. :RABU, 08 DESEMBER 2021

NAMA : NURFADILLAH S AMIRULLAH


NIM : 60400119013
JURUSAN : Fisika
KELOMPOK : III (TIGA)

ASISTEN : MUH. WAQIAHTUL HASAN

LABORATORIUM EEKTRONIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR

2021
OSILOSKOP SINAR KATODA
(CHATODE RAY OSCILLOSCOPE – CRO)

Nurfadillah S Amirullah
Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar
e-mail: dillaji42@gmail.com

Abstrak
Telah dilakukan praktikum yang bertujuan untuk memahami fingsi, prinsip kerja
dan bagian-bagian dari osiloskop sinar katoda, mengukur tegangan puncak ke puncak
atau amplitudo suatu tegangan periodik, menampilkan beberapa bentuk tegangan periodik
dan menentukan tegangan rata-rata dari pengukuran tegangan pada multimeter dan CRO..
Osiloskop merupakan perangkat instrumentasi elektronika yang digunakan untuk
menampilkan grafik yaitu menggambarkan grafik dari suatu sinyal listrik dalam
kebanyakan aplikasi. Pada percobaan ini dilakukan dua kali pengamatan, yaitu
Pengukuran Osiloskop Sinar Katoda dengan munggunakan potensiometer dan
Pengukuran Osiloskop sinar katoda tanpa Potensiometer. Hasil yang diperoleh dapat
dilihat pada tabel 1, semakin tinggi sumber tegangan yang diberikan maka semikin tinggi
pula nilai Vpp yang didapatkan. Dan diperoleh nilai Vrms dan % eror yang semakin
tinggi juga. Kemudian hasil yang diperoleh untuk tabel pengamatan kedua yaitu semakin
tinggi sumber tegangan maka semakin tinggi nilai Vpp (tegangan puncak ke puncak)
yang dihasilkan begitu pun dengan Nilai Vp (tegangan puncak) dan Vrms. Dan untuk
nilai % eror semakin besar nilai potensiometernya maka semakin kecil %
kesalahannya.Dari hasil pengukuran yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa
semakin besar tegangan puncak maka semakin besar pula tegangan rata-rata karena
tegangan puncak berbanding lurus dengan tegangan rata-rata.

Kata Kunci: Osiloskop Sinar Katoda,Tegangan, dan Vpp

PENDAHULUAN
Dalam analisis suatu rangkaian listrik, salah satu besaran yang diamati
adalah besaran tegangan listrik yang mengalir dalam rangkaian tersebut. Untuk
dapat mengetahui nilai tegangan listrik tersebut diperlukan suatu peralatan seperti
Voltmeter, tetapi peralatan ini hanya dapat mengetahui besarnya saja. Sedangkan
dalam analisis rangkaian listrik, perlu juga diketahui mengenai bentuk gelombang
tegangan listrik, seperti tegangan jala-jala listrik PLN yang berupa gelombang
sinusoidal dengan frekuensi 50 Hz. Bentuk gelombang ini dapat diamati dengan
suatu alat yang disebut dengan Osiloskop.
Salah satu alat ukur yang tidak kalah penting untuk diketahui yaitu
osiloskop Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal
listrik. Dengan mengunakan osiloskop kita dapat mengetahui besaran–besaran
pada siyal listrik seperti tegangan, frekuensi, periode dan bentuk sinyal dari objek
yang diukur. Oleh sebab itu osiloskop mesti diketahui karena dengan
menggunakan osiloskop dapat lebih memudahkan kita dalam mengukur banyak
besaran sekaligus. Selain itu dengan osiloskop kita juga dapat membedakan
gelombang AC dan gelombang DC, serta dapat juga melihat atau mendeteksi
gangguan–gangguan dalam sistim transmisi atau penyaluran seperti gangguan
noise.
Berdasarkan uraian di atas, maka hal yang melatarbelakangi dilakukannya
percobaan ini adalah untuk memahami fungsi, prinsip kerja dan bagian-bagian
dari osiloskop sinar katoda, untuk mengukur tegangan puncak ke puncak atau
amplitudo suatu tegangan periodik, untuk menampilkan bebrapa bentuk tegangan
periodik dan untuk menentukan tegangan rata-rata dari pengukuran tegangan
(pada multimeter dan CRO).

TINJAUAN PUSTAKA
Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan bentuk dari sinyal
listrik dengan menunjukkan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layar
osiloskop tersebut. Osiloskop sinar katoda (cathode ray oscilloscop, selanjutnya
disebut CRO) adalah instrumen laboratorium yang sangat bermanfaat dan
terandalkan yang digunakan untuk pengukuran dan analisa bentuk-bentuk
gelombang dan gejala lain dalam rangkaian-rangkaian elektronik. Selain itu
osiloskop juga dapat digunakan untuk CRO digunakan untuk menyelidiki bentuk
gelombang, peristiwa transien dan besaran lainnya yang berubah terhadap waktu
dari frekuensi yang sangat rendah ke frekuensi yang sangat tinggi. Osiloskop sinar
katoda dapat digunakan untuk bermacam-macam pengukuran besaran fisika.
Besaran listrik yang dapat diukur dengan menggunakan alat itu antara lain
tegangan searah, tegangan bolakbalik, arus searah, arus bolak-balik, waktu, sudut
fasa, frekuensi, dan untuk bermacam kegiatan penilaian bentuk gelombang seperti
waktu timbul dan waktu turun. Banyak besaran nirlistrik seperti tekanan, gaya
tarik, suhu, dan kecepatan dapat diukur dengan menggunakan tranduser sebagai
pengubah ke besaran tegangan. Fungsi osiloskop tersebut banyak diterapkan dan
di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam bidang kesehatan
pendidikan, elektronika dan lain sebagainya. (Raddy, 1995)
Osiloskop adalah suatu alat yang digunakan untuk mengamatai bentuk
gelombang dan pengukurannya. Komponen utama osiloskop adalah tabung sinar
katoda. Komponen utama dari sinar katoda adalah penangkapan senapan electron,
perangkat pelat depleksi, layar proverenel dan tabung gelas dan dasar tabung.
Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Dalam osiloskop
terdapat tabung panjang yang disebut tabung sinar katoda atau cathode ray tube
(CRO). Secara prinsip kerjaya ada dua tipe osiloskop yakni tipe analog dan tipe
digital, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Pada insinyur, teknisi
maupun praktisi yang bekerja di laboratorium perlu memiliki karakter masing-
masing dapat memilih dengan tepat osiloskop mana yang sebaiknya digunakan.
Pada tipe analog menggunakan tegangan yang diuur berkas electron dalam tabung
sesuai bentuk gambar yang diukur. Pada tipe digital mencuplik bentuk gelombang
yang diukur dengan menggunakan ADC untuk mengubah besaran tegangan yang
dicuplik menjadi besaran digital. (Suyyono, 2002)
Osiloskop sinar katoda (cathode ray oscilloscope) selanjutnya disebut
instrument CRO merupakan instrument yang sangat bermanfaat dan terandalkan
untuk pengukuran dan analisa bentuk-bentuk gelombang dan gejala lain dalam
rangkaian elektronik yang bersifat dinamis. Pada dasarnya CRO merupakan alat
pembuat garis yang menunjukkan bagaimana sinyal berubah terhadap waktu,
sumbu vertical mempresentasikan tegangan dan sumbu horizontal
mempresentasikan waktu. Intensitas atau kecerahan peragaan sering kali disebut
sumbu Z. (Halliday, 1991)

Gmbar 1: Peragaan bentuk gelombang komponen x, y, z.


Bagian-bagian CRO antara lain:
a. Saklar ON/OFF sebagai tombol untuk mengaktifkan dan menonaktifkan
CRO.
b. Intensitas sebagai tombol untuk mengatur gelap terangnya layar.
c. Focus sebagai tombol untuk memfokuskan layar.
d. Y-position sebagai tombol mengatur posisi gambar arah vertical.
e. X-position sebagai tombol mengatur posisi gambar arah horizontal.
f. Volt/Div sebagai pengatur nilai kalibrasi tegangan perkala vertical.
g. Time/Div sebagai pengatur nilai kalibrasi waktu perkala horizontal.
h. SYNC-INT sebagai tombol untuk memilih jenis sinkronisasi, secara
eksternal, internal atau line.
i. AC-GND-DC sebagai tombol pemilih jenis tegangan input. (Zemansky,
2002)
Besaran-besaran yang dapat diukur dengan osiloskop antara lain:
a. Amplitude (A) : jarak perpindahan titik maksimum dari titik
keseimbangan.
b. Periode (T) : waktu yang diperlukan untuk membentuk satu gelombang
penuh.
c. Frekuensi (f) : banyaknya gelombang yang terbentuk dalam satu satuan
waktu.
d. Sudut fase : simpangan partikel terhadap posisi keseimbangan dalam
radian (Tooley, 2002).
Multimeter adalah sebuah instrument tunggal yang dilengkapi dengan
sebuah saklar posisi untuk menghubungkan rangkaian yang sesuai ke gerak
d’Arsonval. Multimeter merupakan mirani yang pada umumnya digunakan untuk
mengukur besaran-besaran tegangan, kuat arus, dan hambatan. Spesifikasi pokok
dalam memilih multimeter adalah kepekaan ata sensitifitasnya. Kepekaan
berkaitan dengan efek pembebanan pada rangkaian yang diukur. (Suyadi, 2000)
Multimeter dapat dibedakan menjadi 2, yaitu multimeter digital dan
analog. Secara sederhana, perbedaan keduanya terletak pada pengukuran dan
tampilan untuk pengukuran. Pada multimeter analog, depleksi berkelanjutan dari
pointer pada skala menunjukkan nilai kuantitas yang diukur. Dalam multimeter
analog, pengukuran yang menggerakkan coilmeter dengan resistor internal yang
sesuai akan dibawa ke sirkuit berdasarkan seleksi saklar jangkauan. Multimeter
digital adalah multimeter elektronik dengan tampilan decimal digital contohnya
pada tampilan LCD nya. Pengukuran ditampilkan oleh ADC (pengubah analog ke
digital). Untuk pengukuran yang tegangan besarannya kurang akan diperkuat
sebelum ditampilkan. Masukan resistansi pada multimeter digital dapat berjalan
konstan untuk setiap range yang diukur, tidak seperti multimeter analog.
Pengukuran pada multimeter digital dinilai lebih baik dibandingkan dengan
multimeter analog. Multimeter analog rentan terhadap kesalahan karena salah
membacaberdasarkan pada pointer. Frekuensi tertinggi pada multimeter analog
menggunakan rectifier pada kisaran AC adalah 2 KHz. Selain gelombang
sinusoidal, ada beberapa jenis tegangan gelombang yang terlihat pada layar
osiloskop, yaitu gelombang blok, gelombang gergaji dan gelombang segitiga.
(Wuluyanti, 2008)

METODE PERCOBAAN
Waktu dan Tempat
Percobaan ini dilakukan pada hari Rabu, 08 Desember 2021, pukul 13.00
WITA di Laboratorium Instrumentasi dan Elektronika, Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Alauddin Makassar.

Alat dan Komponen


Alat dan komponen yang digunakan pada percobaan ini yaitu osiloskop
sinar katoda, potensiometer, transformator, voltmeter digital, dan kabel
penghubung.

Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada rangkaian ini adalah sebagai berikut :
a. Mengaktifkan CRO
b. Mengukur tegangan puncak ke puncak (Vpp)
1. Menyususn rangkaian seperti pada skema rangkaian berikut :

Gambar 1: Rangkaian percobaan osiloskop sinar katoda

2. Menghubungkan input x (chanel x) CRO dengan kutub-kutub keluaran


rangkaian tersebut.
3. Memutar tombol Volt/Div pada posisi 5 Volt/Div (disesuaikan) dan
mengatur kedudukan gambar pada layar dengan tmbol “VERTIKAL
POSITION” sehingga kamar mudah dibaca.
4. Mengambil 3 sampai 5 posisi pada potensiometer. Membaca
penunjukan gambar pada CRO setiap kali putaran dan mencatat hasil
pengamatannya.
5. Dari nilai Vpp yang diperoleh menganalisis untuk mencapai harga akar
rata-rata kuadrat tegangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Pengamatan
Tabel 1:Pengukuran Osiloskop Sinar Katoda tanpa Menggunakan Potensiometer

Pembacaan Pembacaan CRO


No Voltmeter NilaiVpp SumberTegangan Vp Vrms % Eror
(V) V/div (V) (Vs) (V) (V)
1 0,67 7,4 6 3,7 2,61 0,81%
2 0,96 5 10,9 9 5,45 3,85 0,82%
3 12,6 14 12 7 4,94 0,8%
Table 2.Hasil pengamatanVpp dengan CRO menggunakan potensiometer.
Pembacaan
CRO
No Vs Vvoltmeter Putaran V/div Vpp Vp Vrms %
(CRO) Eror
0,38 2 5,8 2,9 2,05 0,86%
1 6 0,31 3 5 5 2,5 1,76 0,87%
0,26 4 4,8 2,4 1,69 0,89%
0,56 2 7,9 3,95 2,79 0,85%
2 9 0,46 3 5 7 3,5 2,47 0,86%
0,39 4 6,1 3,05 2,15 0.87%
0,75 2 10 5 3,53 0,85%
3 12 0,60 3 5 9 4,5 3,18 0,86%
0,50 4 8 4 2,82 0,87%

Analisis data
Untuk pengukuran tanpa menggunakan potensiometer
𝑉𝑝𝑝
Vp1 =
2

7,4
= 2

= 3.7 V
𝑉𝑝
Vrms1 =
√2

3,7
= √2

= 2,61 V
% Kesalahan = |𝑉𝑝−𝑉𝑣𝑜𝑙𝑡𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟| × 100%
𝑉𝑝

3,7−0,67
=| 0,55 | × 100%
= 0,87%
Untuk pengukuran dengan menggunakan potensiometer
- Untuk tegangan sumber 6 Volt
𝑉𝑝𝑝
Vp1 =
2

5,8
= 2

= 2,9 V
𝑉𝑝
Vrms1 =
√2

2,9
= √2

= 2,05 V
% Kesalahan = |𝑉𝑝−𝑉𝑣𝑜𝑙𝑡𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟| × 100%
𝑉𝑝

2,9−0,38
=| 2,9 | × 100%
= 0,86%

Pembahasan
Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan bentuk dari sinyal
listrik dengan menunjukkan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layar
osiloskop tersebut. Osiloskop sinar katoda (cathode ray oscilloscop, selanjutnya
disebut CRO) adalah instrumen laboratorium yang sangat bermanfaat dan
terandalkan yang digunakan untuk pengukuran dan analisa bentuk-bentuk
gelombang dan gejala lain dalam rangkaian-rangkaian elektronik.
Pada percobaan ini dilakukan dua kali pengamatan, yaitu Pengukuran
Osiloskop Sinar Katoda dengan munggunakan potensiometer dan Pengukuran
Osiloskop sinar katoda tanpa Potensiometer. Hasil yang diperoleh dapat dilihat
pada tabel 1, semakin tinggi sumber tegangan yang diberikan maka semikin tinggi
pula nilai Vpp yang didapatkan. Dan diperoleh nilai Vrms dan % eror yang
semakin tinggi juga. Kemudian hasil yang diperoleh untuk tabel pengamatan
kedua yaitu semakin tinggi sumber tegangan maka semakin tinggi nilai Vpp
(tegangan puncak ke puncak) yang dihasilkan begitu pun dengan Nilai Vp
(tegangan puncak) dan Vrms. Dan untuk nilai % eror semakin besar nilai
potensiometernya maka semakin kecil % kesalahannya.
Dari hasil pengukuran yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa semakin
besar tegangan puncak maka semakin besar pula tegangan rata-rata karena
tegangan puncak berbanding lurus dengan tegangan rata-rata.

PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum ini adalah Osiloskop digunakan untuk
mengukur tegangan dalam bentuk gelombang. Prinsip kerja osiloskop sinar
katoda, yaitu apabila tegangan yang diberikan pada voltmeter besar dari
transformator maka bentuk gelombang yang diperoleh pada osiloskop dimana
VCRO dua kali lebih besar dari VDC (tegangan masukan). Komponen utama dari
osiloskop adalah tabung sinar katoda. Bagian-bagian osiloskop umumnya dibagi
dua macam yaitu display (layar) dan panel kontrol (berupa tombol), yang
digunakan untuk mengaktifkan, menonaktifkan dan mengatur osiloskop.
Tampilan dari tegangan periodik berupa gelombang, dimana jika tegangan
yang diberikan kecil, maka gelombang terbentuk kecil sedangkan jika tegangan
yang diberikan besar maka gelombang yang terbentuk juga besar.Untuk
menentukan suatu tegangan rata-rata dapat digunakan dengan metodeanalisis akar
rata-rata kuadrat tegangan (Vrms).

DAFTAR PUSTAKA
Halliday, Resnick. 1992. Fisika Universitas. Jakarta: Intan Pariwara. 3.
Raddy, Dennis. 1995. Komunikasi Elektronika Edisi Ke Empat. Jakarta: PT.
Prenhalindo.
Suyadi. 2000. Prinsip-prinsip Piranti Ukur Multimeter Analog dan Digital. Jurnal
Pendidikan Science, (12).
Suyyono. 2002. Termodinamika Teknik . Jakarta: Erlangga.
Tooley, Michael. 2002. Prinsip dan Aplikasi Rangkaian Elektronika Edisi Kedua.
Jakarta: Erlangga. 7.
Wuluyanti, Sri. 2008. Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 2. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 8.
Zemansky, dan sears. 1982. Fisika Universitas Mekanika. Bandung: Bina Cipta.

Anda mungkin juga menyukai