Anda di halaman 1dari 10

CRO

Dasar Teori

Chatoda Ray Osiloscope, atau yang sering diterjemahkan sebagai Osiloskop Sinar
Katoda (OSIKA), adalah alat yang sering digunakan dalam pengukuran-pengukuran besaran
elektronika, seperti alat pengukur multimeter yang digunakan untuk mengukur tegangan AC,
tegangan DC, arus AC, arus DC, tahanan suatu rangkaian, maka osiloskop mempunyai
kemampuan yang melebihi multimeter. (William, 1994 : 190).

CRO digunakan untuk menyelidiki bentuk gelombang peristiwa transien dan besaran
lainnya yang berubah terhadap waktu dari frekuensi yang saangat rendah ke frekuensi yang
sangat tinggi. Pencatatan kejadian ini dapat dilakukan oleh kamera khusus yang ditempatkan
ke CRO menafsirkan kuantitatif (William, 1994 : 190).

Di samping tegangan, CRO dapat menyajikan gambaran visual dari berbagai


fonemena dinamik melalui pemakaian transduser yang mengubah arus, tekanan, regangan,
temperatur, percepatan, dan banyak besaran fisis lainnya menjadi tegangan. CRO digunakan
untuk menyelidiki bentuk gelombang, peristiwa transien dan besaran lainnya yang berubah
terhadap waktu dari frekuensi yang sangat rendah ke frekuensi yang sangat tinggi. Pencatatan
kejadian ini dapat dilakukan oleh kamera khusus yang ditempelkan ke CRO guna penafsiran
kuantitatif. (George, 2001:56).

Osiloskop sinar katoda dapat digunakan untuk bermacam-macam pengukuran besaran


fisika. Besaran listrik yang dapat diukur dengan menggunakan alat itu antara lain tegangan
searah, tegangan bolak-balik, arus searah, arus bolak-balik, waktu, sudut fasa, frekuensi, dan
untuk bermacam kegiatan penilaian bentuk gelombang seperti waktu timbul dan waktu turun.
Banyak besaran nirlistrik seperti tekanan, gaya tarik, suhu, dan kecepatan dapat diukur dengan
menggunakan tranduser sebagai pengubah ke besaran tegangan. (George, 2001:56).

Tidak seperti multimeter yang hanya digunakan untuk mengukur tegangan AC pada 50
Hz saja, tetapi dengan OSIKA kita dapat mengukur tegangan AC yang mempunyai frekuensi
0-35MHz. Keunggulan lain dari OSIKA sebagai pengukur tegangan adalah alat tersebut
mempunyai input impedansi yang tinggi (orde M. Ohm) hingga secara praktis tidak
membebani sistem yang di ukur. Secara tidak langsung OSIKA juga digunakan untuk
mengukur besaran-besaran seperti percepatan, tekanan, suhu dan lain-lain, karena besaran ini
dengan pertolongan suatu tranduser dapat diubah menjadi tegangan listrik. Proses yang terjadi
itu tidak lain adalah lintasan elektron dalam suatu medan listrik. Pada saat ini selain bidang
Fiska ada juga bidang-bidang sains lainnya yang biasa menggunakan OSIKA, karena dalam
OSIKA ada bagian yang berfungsi untuk memfokuskan berkaselektron ke taber/layar yang
mana bagian tersebut dikenal istilah lensa listrik (Zemansky, 1992:81).

Osiloskop sangat penting untuk analisa rangkaian elektronik.Osiloskop penting bagi


para montir alat-alat listrik, para teknisi dan peneliti pada bidang elektronika dan sains karena
dengan osiloskop kita dapat mengetahui besaran-besaran listrik dari gejala-gejala fisis yang
dihasilkan oleh sebuah transducer.Para teknisi otomotif juga memerlukan alat ini untuk
mengukur getaran/vibrasi pada sebuah mesin.Jadi dengan osiloskop kita dapat menampilkan
sinyal-sinyal listrik yang berkaitan dengan waktu(Zemansky, 1992:81).

a. Menentukan fungsi dari tombol-tombol pengatur osiloskop

Dalam rangka mempergunakan osiloskop maka terlebih dulu kita harus mengetahui
fungsi-fungsi tombol pengatur pada osiloskop yang akan kita pakai.(Soendoro,
2003:120).

b. Kalibrasi alat

Sebelum melakukan kegiatan pengukuran osiloskop, periksalah jarinagn listrik


ditempat akan melakukan kegiatan. Sesuaikan tegangan jaringan dengan tegangan
osiloskop dengan cara mengatur switch tegangan input osiloskop. Setelah memeriksa
keadaan tombol-tombol pada kabel lakukan langkah-kangkah kalibrasi berikut :
(Soendoro, 2003:120)

1) Hubungkan osiloskop dengan sumber tegangan

2) Hidupkan osiloskop dengan menekan tombol power

3) Nantikan beberapa saat hingga terlihat garis hijau melintang pada layar
osiloskop

4) Putar tombol INTENS kekanan dan kekiri serta amati ketajaman garis hijau
pada layer

5) Putar tombol FOKUS kekanan dan kekiri serta amati ketajaman garis hijau

6) Tekan tombol TIME/DIV sehingga pada layarterbentuk sebuah tituk


7) Putar tombol X-POS dan tombol Y-POS sehingga titik tadi tepat berada pada
perpotongan salib sumbu

8) Ulangi memutar tombol FOKUS dan tombol INTENS agar titik yang terjadi
pada layar cukup terang

9) Pasang probe PG-17 pada jact INPUT gunakan perbandingan 1:1(Soendoro,


2003:120).

c. Menentukan tegangan arus searah (DC)

1) Tombol AC-DC GD pada keadaan tertekan

2) Pasang probe pada terminal INPUT. Hubungkan badan probe DC pada kutub
baterai

3) Lakukan pula untuk 2 buah baterai yang dihubungkan seri

d. Menentukan tegangan arus bolak-balik (AC)

1) Alihkan tombol DIV ke tombol txt dalam keadaan tertekan

2) Hubungkan transformator ke power supplay dan sumber tegangan dan


hidupkan switchnya

3) Pasang probe pada terminal INPUT dan hubungkan badan probe dan output
power supplay (Soendoro, 2003:121)

e. Menentukan frekuensi tegangan AC pada tegangan sekunder power supplay 6V dan


12V serta frekuensi power Supplay

1) Alihkan tombol DIV

2) Pasang probe pada terminal INPUT

3) Jika perlu geser-geserlah posisi gambar yang terbentuk dengan mengatur


tombol X-POS dan Y-POS

4) Lakukan pengukuran dan frekuensi tegangan power supplay

5) Baca panjang satu gelombang pada layar (Soendoro, 2003:121)


Pembahasan

Chatoda Ray Osiloscope, atau yang sering diterjemahkan sebagai Osiloskop Sinar
Katoda (OSIKA), adalah alat yang sering digunakan dalam pengukuran-pengukuran besaran
elektronika, seperti alat pengukur multimeter yang digunakan untuk mengukur tegangan AC,
tegangan DC, arus AC, arus DC, tahanan suatu rangkaian, maka osiloskop mempunyai
kemampuan yang melebihi multimeter.
CRO mempunyai kegunaan diantaranya yaitu memvisualisasui bentuk-bentuk
gelombang dan gejala lain dari suatu rangkaian elektronik yang bersifat dinamis,
memvisualisasikan gerakan periode, membuat grafik yang menunjukkan sinyal berubah
terhadap waktu, menunjukkan harga tegangan dan waktu sinyal, menghitung frekuensi dan
periode sinyal osilasi, menghitung amplitudo, menunjukkan gerakan bagian dari rangkaian
yang direpresentasikan dalam bentuk sinyal, menunjukkan kesalahan fungsi komponen seperti
sinyal distorsi, dan menunjukkan sinyal noise dalam satu rangkaian.
Cara pengkalirasian CRO yaitu deiawali dengan memasukkan probe/kabel
penghubung ke input (channel 1/channel 2), kemudian menghidupkan power CRO, lalu
mengatur intensitas cahaya dan fokusnya agar gambar pada CRO terlihat jelas, lalu mengatur
Volt/Div dan Time/Div, lalu salah satu ujung probe (probe ch1 atau 2) dihubungkan pada
tempat kalibrasi (biasanya tertylis CAL), dan setelah gambar gelombang (biasanya gelombang
berbentuk gelombang kotak) telah tampil pada layar CRO, frekuensi dan volt peak to peak
dapat dihidupkan. CRO mempunyai ketelitian 0,5 Hz, Kesalahan ±0,25 Hz, dan jangkauan 0-
100 Hz.
Agar kondisi CRO tetap baik dan mampu di gunakan sebagaimana mestinya maka
CRO harus dirawat dengan sebaik-baiknya, adapun cara merawat CRO yaitu dengan tidak
menggunakannya ketika casingnya terbuka, selalu digunakan pada jala-jala listrik yang
memiliki 3 kabel (outlet 3 kabel) di mana salah satu kabel adalah kabel ground dengan
grounding yang mantab, tidak menghubungkan probe CRO dengan bagian yang panas, tidak
menutup lubang ventilasi CRO agar sirkulasi udara berjalan dengan lancar, tidak mengenakan
tegangan yang melebihi 400 volt dc atau p-p, menghindarkan CRO dari terkena sinar matahari
langsung; kelembaban dan suhu yang tinggi; getaran mekanik; serta medan magnet; dan
medan listrik kuat (motor, power supply besar, dan transformator), dan ground pada probe
harus selalu dekat dengan titik yang diukur/dideteksi (agar terhindar dari efek looping)
DAFTAR PUSTAKA

George, Clayton. 2001. Fisika Edisi 2. Banten : Media Cipta.

William , Cooper. 1994. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran.

Jakarta : Erlangga.

Zemansky, Sears. 1992. Fisika Untuk Universitas 2 Listrik Magnet. Bina Cipta : Bandung.

Soendoro, Yohan Robby. 2003. Osiloskop Penyimpan Digital Menggunakan Komputer.


Univeristas Katolik Soegijapranata: Semarang. http://eprints.unika.ac.id/7462/1/00335TE.pdf.
MULTIMETER

Dasar Teori

Multimeter merupakan alat ukur yang paling banyak dipergunakan oleh para praktisi,
habits dan orang yang bekerja dengan rangkaian listrik dan elektronika multimeter dapat
dipergunakan untuk mengukur besaran listrik seperti : hambatan, arus dan tegangan. Karena
dirancang untuk mengukur tiga besaran tersebut, maka multimeter sering disebut AVO meter (
Amper Volt Ohm) (Sri Wahyuni, 2008 : 65).

Multimeter adalah alat ukur dalam bilangan elektronika yang penggunaannya untuk :

1) Mengukur tegangan AC

2) Mengukur tegangan DC

3) Mengukur arus Dc

4) Mengukur tahanan (ohm)

5) Mengukur nilai kapasintasi kapasitor

6) Memeriksa keadaan suatu komponen masih baik atau tidak akan digunakan
pada trouble shooting suatu peralatan elektronik

Pada multimeter analog terdapat skala pembacaan meter dan skala putar untuk
memilih fungsi pengukuran dan kisaran pengukuran. Sedangkan d’arsonval meter adalah
sensor mekanik yang umum digunakan pada rangkaian voltmeter, ampermeter maupun
ohmmeter. Alat ukur multimeter pada bidang elektronika adalah alat ukur dasar yang umum
digunakan para teknisi, kegunaannya sangat banyak dalam rangkaian elektronika. Multimeter
dapat mendeteksi kerja maupun nilai komponen yang berfungsi (Prawiroredjo, 2006 : 68).

Ampermeter, voltmeter dan ohmmeter semuanya menggunakan gerak d’Arsonval.


Perbedaan instrumen-instrumen ini adalah rangkaian didalam mana gerak dasar tersebut
digunakan (Cooper, 1994 :79).

Menurut David (1985 : 264) umumnya multimeter elektronik mengandung beberapa elemen
yaitu :

1) Penguat DC jembatan setimbang dan alat pencatat


2) Pelemah masukkan atau saklar rangkaian

3) Rangkaian pengarah untuk mengubah tegangan masukkan AC kenilai DC yang


sebanding

4) Baterai internal dan rangakaian tambahan guna melengkapi pengukuran tekanan


tersebut.

Menurut Mikrajuddin (2006 :138) beberapa besar alat listrik yang mengalir dalam suatu
rangkaian dapat diukur dengan alat yang dinamakan amperemeter. Untuk mengukur arus yang
mengalir pada rangkaian pertama, rangkaian harus diputus, kedua ujung kabel yang putus
dihubungkan kedua terminal ampermeter sehingga arus mengalir kedalam ampermeter.
Tahapan pengukurannya :

a. Rangkai rangkaian yang akan diukur

b. Rangkaian diputuskan

c. Ujung rangkaian yang diputuskan disambungkan dengan terminal ampermeter.

Macam-macam cara pengukuran menggunakan multimeter menurut Junaidi (2016: 74-75):

a. Pengukuran Langsung

1) Observasilah multimeter digital yang dipakai. Sesuaikan langkah menurut teori


dasar yang sudah ada.

2) Lakukan memindah-mindahkan kabel dan menekan tombol-tombol sesuai dengan


teori dasar sebelum anda melakukan pengukuran langsung. (Junaidi, 2016: 74).

b. Pengukuran hambatan dengan multimeter digital

1) Ukurlah harga tahanan dengan multimeter digital sebagai ohmmeter tekan


tombol seperti yang dinyatakan teori dasar

2) Ukurlah tahanan R1 dan R2 yang dihubungkan secara seri

3) Ukurlah harga tahanan R1 dan R2 yang dihubungkan secara paralel (Junaidi,


2016: 74).
c. Pengukuran tegangan DC dengan multimeter digital. Tekan tombol-tombol dan hubungkan
kabel seperti yang dinyatakan teori dasar

1) Ukur tegangan

2) Ukur tegangan keluaran power supplay keluaran DC. Berturut-turut ukurlah mulai
dari variable 2V, 4V, 6V, 8V. 10V dan 12V. (Junaidi, 2016: 74).

d. Pengukuran kuat arus DC dengan multimeter digital

1) Ukur kuat arus DC mA dengan multimeter digital

2) Tekan tombol-tombol dan alihkan kabel merah sesuai dengan teori dasar

3) Tukar R1 = 100 dan R2 = 50 yang dihubungkan secara seri

4) Tambahkan baterai 1 menjadi 2 (Junaidi, 2016: 75).

e. Pengukuran tegangan AC dengan multimeter digital

1) Tekan tombol-tombol dan atur kabel merah dan hitam seperti yang dinyatakan
teori dasar

2) Ukur tegangan AC untuk input power supplay

3) Ukur tegangan keluaran AC power supplay. Berturut-turut ukur mulai dari


variable 2V, 4V, 6V, 8V, 10V dan 12V. (Junaidi, 2016: 74).

f. Pengukuran kuat arus AC dengan multimeter digital

1) Tekan tombol-tombol dan atur kabel merah dan hitam seperti yang dinyatakan
teori dasar

2) Ukur kuat arus AC untuk rangkaian arus pada bola 100 watt

3) Ukur tahanan bola lampu 100 watt dengan multimeter digital sesuaikan dengan
tombol-tombolnya menurut teori dasar

4) Ukur tegangan input dengan multimeter digital sesuaikan tombol-tombolnya


menurut teori dasar (Junaidi, 2016: 75).

g. Menggunakan hfe transistor dengan multimeter digital


1) Atur tombol-tombol sesuai dengan yang dinyatakan teori dasar untuk mengukur
hfe transistor

2) Untuk hfe transistor NPN

3) Untuk transistor PNI (Junaidi, 2016: 75).

Pembahasan

Multimeter merupakan alat ukur yang paling banyak dipergunakan oleh para praktisi,
habits dan orang yang bekerja dengan rangkaian listrik dan elektronika multimeter dapat
dipergunakan untuk mengukur besaran listrik seperti : hambatan, arus dan tegangan. Karena
dirancang untuk mengukur tiga besaran tersebut, maka multimeter sering disebut AVO meter.
Multimeter mempunyai kegunaan diantaranya yaitu untuk mengukur hambatan, arus
listrik, tegangan AC, dan tegangan DC. Cara menggunakan multimeter untuk mengukur
hambatan yaitu dengan mengatur skala pada Ohm, kemudian memilih skala sesuai perkiraan,
kemudian menghubungkan probe ke resistor, dan yang terakhir membaca hasil pada display.
Cara menggunakan multimeter untuk mengukur arus listrik yaitu dengan mengatur skala pada
DC-A, kemudian memilih skala sesuai perkiraan, kemudian menghubungkan probe ke
resistor, merah (output) hitam (input), dan yang terakhir membaca hasil pada display. Cara
menggunakan multimeter untuk mengukur tegangan yaitu dengan mengatur skala pada AC-V,
kemudian memilih skala sesuai perkiraan tegangan, kemudian menghubungkan probe ke
terminal tegangan, dan yang terakhir membaca hasil pada display. . Cara menggunakan
multimeter untuk mengukur tegangan DC yaitu dimulai dengan mengatur skala pada DC-V,
kemudian memilih skala sesuai perkiraan tegangan, kemudian menghubungkan probe ke
terminal tegangan, dan yang terakhir membaca hasil pada display.
Cara pengkalibrasian multimeter yaitu pertama mengarahkan skala ke hambatan (Ω)
lalu memutar tombol pengontrol jarum hingga ke 0, Jika telah menunjukkan 0, maka
multimeter siap digunakan. Multimeter mempunyai ketelitian hambatan : 0,2 , ketelitian
tegangan AC : 0,2 , dan ketelitian muatan : 0,01. Multimeter mempunyai kesalahan
hambatan : 0,1 Ω, kesalahan tegangan AC : 0,1 Ω, dan kesalahan muatan : 0,005 F.
multimeter mempunyai jangkauan hambatan : 2000 Ω, jangkauan tegangan AC : 10 V, dan
jangkauan muatan : 10 F.
Agar kondisi multimeter tetap baik dan mampu di gunakan sebagaimana mestinya
maka multimeter harus dirawat dengan sebaik-baiknya. Adapun cara perwatan multimeter
diantaranya yaitu jangan menempatkan multimeter di medan magnet yang kuat, jika
mengukur besaran listrik yang tidak diketahui, mulailah dengan jangkauan terbesar, jangan
ditempatkan di tengah terik matahari, jangan ditempatkan di tempat yang bergetar, jangan
dicuci di cairan pelarut, dan enempatkan multimeter pada tempat penyimpanannya
Daftar Pustaka

Cooper, William D. 1994 . Instrumen Elektron dan teknik pengukuran. Jakarta :

Erlangga.

David, Halliday. 1985. Fisika Dasar. Jakarta : Erlangga.

Junaidi. 2013. Pengukuran ohmmeter menggunakan multimeter dan rancangan

bangun generator. Jurnal splitrom No 5 ISSN 2301-4650.

Mikrajuddin. 2006. Fisika Dasar 1. Bandung : ITB.

Prawiroredjo. 2006. Portable digital multimeter basid D1C18F4550. Telekontran

No 1 Vol 2.

Sri Wahyuni. 2008. Alat ukur dan tingkat pengukuran Jilid 1 . Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai