Anda di halaman 1dari 19

OSILOSKOP

1.

Pengertian Osiloskop

Osiloskop sinar katoda (cathode ray oscilloscop, selanjutnya disebut CRO) adalah instrumen
laboratorium yang sangat bermanfaat dan terandalkan yang digunakan untuk pengukuran dan
analisa bentuk-bentuk gelombang dan gejala lain dalam rangkaian-rangkaian elektronik. Pada
dasarnya CRO adalah alat pembuat grafik atau gambar (plotter) X-Y yang sangat cepat yang
memperagakan sebuah sinyal masukan terhadap sinyal lain atau terhadap waktu. Pena (stylus)
plotter ini adalah sebuah bintik cahaya yang bergerak melalui permukaan layar dalam memberi
tanggapan terhadap tegangan-tegangan masukan.
Dalam pemakaian CRO yang biasa, sumbu X atau masukan horizontal adalah tegangan
tanjak (ramp voltage) linear yang dibangkitkan secara internal, atau basis waktu (time base) yang
secara periodik menggerakkan bintik cahaya dari kiri ke kanan melalui permukaan layar.
Tegangan yang akan diperiksa dimasukkan ke sumbu Y atau masukan vertical CRO,
menggerakkan bintik ke atas dan ke bawah sesuai dengan nilai sesaat tegangan masukan.
Selanjutnya bintik tersebut menghasilkan jejak berkas layar pada gambar yang menunjukkan
variasi tegangan masukan sebagai fungsi dari waktu. Bila tegangan masukan berulang dengan
laju yang cukup cepat, gambar akan kelihatan sebagai sebuah pola yang diam pada layar. Dengan
demikian CRO melengkapi suatu cara pengamatan tegangan yang berubah terhadap waktu.
Di samping tegangan, CRO dapat menyajikan gambaran visual dari berbagai fonemena
dinamik melalui pemakaian transducer yang mengubah arus, tekanan, regangan, temperatur,
percepatan, dan banyak besaran fisis lainnya menjadi tegangan.
CRO digunakan untuk menyelidiki bentuk gelombang, peristiwa transien dan besaran
lainnya yang berubah terhadap waktu dari frekuensi yang sangat rendah ke frekuensi yang sangat
tinggi. Pencatatan kejadian ini dapat dilakukan oleh kamera khusus yang ditempelkan ke CRO
guna penafsiran kuantitatif.
Osiloskop sinar katoda dapat digunakan untuk bermacam-macam pengukuran besaran
fisika. Besaran listrik yang dapat diukur dengan menggunakan alat itu antara lain tegangan
searah, tegangan bolak-balik, arus searah, arus bolak-balik, waktu, sudut fasa, frekuensi, dan
untuk bermacam kegiatan penilaian bentuk gelombang seperti waktu timbul dan waktu turun.

Banyak besaran nirlistrik seperti tekanan, gaya tarik, suhu, dan kecepatan dapat diukur dengan
menggunakan tranduser sebagai pengubah ke besaran tegangan.

Gambar 1. OSILOSKOP

A.

Osiloskop Analog
Osiloskop analog pada prinsipnya memiliki keunggulan seperti; harganya relatif lebih

murah daripada osiloskop digital, sifatnya yang realtime dan pengaturannya yang mudah
dilakukan karena tidak ada tundaan antara gelombang yang sedang dilihat dengan peragaan di
layar, serta mampu meragakan bentuk yang lebih baik seperti yang diharapkan untuk melihat
gelombang-gelombang yang kompleks,misalnya sinyal video di TV dan sinyal RF yang
dimodulasi amplitudo. Keterbatasanya adalah tidak dapat menangkap bagian gelombang sebelum
terjadinya event picu serta adanya kedipan (flicker) pada layar untuk gelombang yang
frekuensinya rendah(sekitar 10-20 Hz).
Penjelasan untuk skema prinsip kerja osiloskop analog:
1. Saat kita menghubungkan probe (kabel penghubung yang ujungnya diberi penjepit) ke sebuah
rangkaian, sinyal tegangan mengalir dari probe menuju ke pengaturan vertikal dari sebuah sistem
osiloskop (Vertical System), sebuah attenuator akan melemahkan sinyal tegangan input
sedangkan amplifier akan menguatkan sinyal tegangan input. Pengaturan ini ditentukan oleh kita
saat menggerakkan kenop "Volt/Div" pada user interface Osiloskop.
2.

Tegangan yang keluar dari sistem vertikal lalu diteruskan menuju pelat defleksi vertikal pada
sebuah CRT (Catode Ray Tube), sinyal tegangan yang dimasukkan ke pelat ini nantinya akan
digunakan oleh CRT untuk menggerakkan berkas-berkas elektron secara bidang vertikal saja (ke
atas atau ke bawah).

3.

Sampai point ini dapat disimpulkan bahwa sistem vertikal pada osiloskop analog berfungsi
untuk mengatur penampakan amplitudo dari sinyal yang diamati.

4. Selanjutnya sinyal masuk ke dalam pelat defleksi vertikal. Sinyal tegangan yang teraplikasikan
disini menyebabkan berkas-berkas elektron bergerak. Tegangan positif mengakibatkan berkas
elektron bergerak ke atas, sedangkan tegangan negatif menyebabkan elektron terdorong ke
bawah.
5.

Sinyal yang keluar dari vertical system tadi juga diarahkan ke trigger system untuk memicu
sweep generator dalam menciptakan apa yang disebut dengan "Horizontal Sweep" yaitu
pergerakan elektron secara sweep - menyapu ke kiri dan ke kanan - dalam dimensi horizontal
atau dengan kata lain adalah sebuah ungkapan untuk aksi yang menyebabkan elektron untuk
bergerak sangat cepat menyeberangi layar dalam suatu interval waktu tertentu. Pergerakan

elektron yang sangat cepat (dapat mencapai 500,000 kali per detik) inilah yang menyebabkan
elektron tampak seperti garis pada layar (misalnya seperti daun kipas pada kipas angin yang
tampak seperti lingkaran saja saat berputar).
6.

Pengaturan berapa kali elektron bergerak menyebrangi layar inilah yang dapat kita anggap
sebagai pengaturan Periode/Frekuensi yang tampak pada layar, bentuk konkretnya adalah saat
kita menggerakkan kenop Time/Div pada Osiloskop.

7.

Pengaturan

bidang

vertikal

dan

horizontal

secara

bersama-sama

akhirnya

dapat

mempresentasikan sinyal tegangan yang diamati ke dalam bentuk grafik yang dapat kita lihat
pada layar CRT.
Tahapan Penyetaraan (Kalibrasi) Osiloskop Analog
1.

Sesuaikan tegangan masukan sumber daya AC 220 yang ada di belakang osiloskop sebelum
kabel daya AC dimasukkan stop kontak PLN.

2. Nyalakan osiloskop dengan menekan tombol power.


3. Set saluran pada tombol CH1.
4. Set mode pada Auto.
5. Atur intensitas, jangan terlalu terang pada tombol INTEN.
6.

Atur posisi berkas cahaya horizontal dan vertikal dengan mengatur tombol yang bernama
horizontal dan vertikal.

7. Set level mode pada tengah-tengah (-) dan (+).


8. Set tombol tegangan (volt/div) bertanda V pada 2 V, sesuaikan dengan memperkirakan terhadap
tegangan masukan.
9.

Pasang probe pada salah satu saluran, (misal CH1) dengan tombol pengalih AC/DC pada
kedudukan AC.

10. Atur saklar/switch pada pegangan probe dengan posisi pengali 1x.
11. Tempelkan ujung probe pada titik kalibrasi.
12. Atur Time/Div pada posisi 1 ms agar tampak kotak-kotak garis yang cukup jelas.
13. Setelah tahapan 11, osiloskop siap digunakan untuk mengukur tegangan.

B.

Osiloskop Digital (DSO)

Jika dalam osiloskop analog gelombang yang akan ditampilkan langsung diberikan ke
rangkaian vertikal sehingga berkesan diambil begitu saja (real time), maka dalam osiloskop
digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu disampling (dicuplik) dan didigitalisasikan.
Osiloskop kemudian menyimpan nilai-nilai tegangan ini bersama sama dengan skala waktu
gelombangnya di memori. Pada prinsipnya, osiloskop digital hanya mencuplik dan menyimpan
demikian banyak nilai dan kemudian berhenti. Ia mengulang proses ini lagi dan lagi sampai
dihentikan.
Beberapa DSO memungkinkan untuk memilih jumlah cuplikan yang disimpan dalam
memori per akuisisi (pengambilan) gelombang yang akan diukur.Seperti ART, DSO melakukan
dalam satu event pemicuan. namun demikian ia secara rutin memperoleh, mengukur dan
menyimpan sinyal masukan, mengalirkan nilainya melalui memori dalam suatu proses kerja
dengan cara; pertama yang disimpan, yang pertama pula yang akan dikeluarkan, sambil menanti
picu terjadi. Sekali osiloskop ini mengenali event picu yang didefinisikan oleh penggunanya,
osiloskop mengambil sejumlah cuplikan yang kemudian mengirimkan informasi gelombangnya
ke peraga (layar). Karena kerja pemicuan yang demikian ini, ia dapat menyimpan dan meragakan
informasi yang diperoleh sebelum picu (pretrigger) sampai 100 persen dari lokasi memori yang
disediakan.

2.

Bagian Bagian yang Terdapat pada Osiloskop

Osiloskop terdiri dari dua bagian yaitu Display dan Panel Control :

Display
Display menyerupai tampilan layar pada televisi. Display pada Oscilloscope berfungsi sebagai
tempat tampilan sinyal uji. Pada Display Oscilloscope terdapat garis-garis melintang secara
vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak yang disebut dengan div. Arah horizontal
mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan.

Panel Control
Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar.
Tombol-tombol pada panel osiloskop antara lain :

III.

PANEL DEPAN
No.

Nama

Fungsi

Power On/Off

Menyalakan atau mematikan DSO BK-2542B

LCD Display
Screen

Menampilkan sinyal dan parameter terukur

Carrying Handle

Alat bantu untuk memindahkan osiloskop

Menu On/Off

Menampilkan atau menyembunyikan menu

Adjusment Knob

Memilih item atau merubah nilai parameter terpilih

Auto Set

Pen-skalaan otomatis kanal yang dipilih

Utility &
Save/Load

Akses I/O/Languange/Print Setup dan Penyimpanan

Measure & Cursor

Pengukuran nilai parameter secara otomatis atau manual

Acquire & Display

Pengaturan proses akuisisi dan tampilan pada DSO

10

Run Control

Menjalankan atau menghentikan akuisisi sinyal

11

Trigger Control

Mengatur mekanisme trigger pada sinyal

12

Shortcut & Local

13 Horizontal Control

Mempercepat tahap tertentu (optional)


Mengatur mekanisme pengukuran pada sumbu X

14

EXT TRIG BNC

Terminal input trigger dari sumber luar

15

Channel 2 BNC
Input

Kanal 2 osiloskop

16

Vertical Control

Mengatur mekanisme pengukuran pada sumbu Y

17

Channel 1 BNC
Input

Kanal 1 osiloskop

18

Function Buttons

Memilih menu yang ditampilkan pada layar

19

Print Button

Mengatur dan menjalankan fungsi Print

20
21

Probe Comp.
Terminal
USB Host
Interface

Terminal sumber sinyal internal untuk kalibrasi probe


Terminal USB Device (Flash Disk, dll)

22

Tilt Feet

No.

Nama

Security loops

Keamanan (Non Teknis)

Carrying Handle

Alat bantu untuk memindahkan osiloskop

Power On/Off

Menyalakan atau mematikan DSO BK-2542B

AC Line Input

Terminal kabel power dari sumber AC/PLN

Pass/Fail Output

Mengeluarkan sinyal sisa pemfilteran

6
7
8

LAN Interface
Port
RS232 Serial
Interface Port
USB Device
Interface Port

Kaki penyangga

PANEL BELAKANG
Fungsi

Terminal untuk kabel LAN


Terminal untuk kabel jenis serial
Terminal untuk komunikasi dengan port USB PC

Rear Rubber
Feet

Penyangga osiloskop (Non Teknis)

10

Ventilation Fan

Pendingin utama DSO

PROSEDUR KERJA
Langkah pertama yang harus kita lakukan yaitu pengkalibrasian. Setelah anda mengkoneksikan
osiloskop ke jaringan listrik PLN dan menyalakannya, maka yang harus anda amati pada layar
monitor yang tampak di layar adalah harus garis lurus mendatar (jika tidak ada sinyal masukan).
Selanjutnya langkah kedua atur fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position. Dengan
mengatur posisi tersebut kita nantinya bisa mengamati hasil pengukuran dengan jelas dan akan
memperoleh hasil pengukuran dengan teliti.
Langkah ketiga gunakan tegangan referensi yang terdapat di osiloskop maka kita bisa melakukan
pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan acuan yaitu tegangan
persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz.

Langkah keempat tempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka pada layar monitor akan
muncul tegangan persegi.

Apabila yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1 volt/div (satu
kotak vertikal mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai tegangan dari puncak ke
puncak sebanyak dua kotak dan untuk time/div 1 ms/div (satu kotak horizontal mewakili
waktu 1 ms) harus terdapat satu gelombang untuk satu kotak.

Apabila yang tampat pada layar belum tepat maka perlu diatur pada potensio tengah di
knob Volt/div dan time/div. Atau pada potensio dengan label "var".

Prinsip Kerja Osiloskop

Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Dalam osiloskop terdapat
tabung panjang yang disebut tabung sinar katode atau Cathode Ray Tube (CRT). Secara prinsip
kerjanya ada dua tipe osiloskop,yakni tipe analog (ART-analog real time oscilloscope) dan tipe
digital(DSO-digital storage osciloscope),masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan.
Para insinyur, teknisi maupun praktisi yang bekerja di laboratorium perlu mencermati karakter
masing-masing agar dapat memilih dengan tepat osiloskop mana yang sebaiknya digunakan
dalam kasus-kasus tertentu yang berkaitan dengan rangkaian elektronik yang sedang diperiksa
atau diuji kinerjanya.

Penggunaan Osiloskop

1.

Mengukur tegangan listrik bolak-balik (AC).


a.

Persiapkan osiloskop dan function generator.

b. Nyalakan function generator.


c. Atur amplitudo dan frekuensi luaran function generator pada level 14 Vpp 50 Hz
(Ikutilah petunjuk asisten serta cermati dan ingatlah tata caranya).
d. Ukur nilai amplitude dan frekuensi sinyal luaran pada terminal Output menggunakan
multimeter yang tersedia, catat hasil pengukurannya.
e. Ubah nilai frekuensi ke level 25 Hz, 100 Hz, dan 250 Hz kemudian ulangi langkah pada
poin 2-d.
f. Kembalikan level frekuensi pada 50 Hz.
g. Hubungkan terminal Output function generator dengan terminal Channel BNC 1 atau
2 osiloskop.
h. Nyalakan osiloskop.
i. Tekan tombol Auto Set pada osiloskop.
j. Perhatikan bentuk sinyal yang muncul kemudian catat dan simpan data pengukuran
(measurement all) serta sinyalnya dalam format *.jpg dan *.csv.
k. Ubah nilai frekuensi ke level 25 Hz, 100 Hz, dan 250 Hz kemudian ulangi langkah pada
poin 2-i-j.
l. Matikan osiloskop dan function generator kemudian rapikan.

2.

Mengukur beda fasa antar dua fungsi sinyal tegangan listrik.


a. Persiapkan

osiloskop,

function

generator,

dan

modul

lissajous

(resistor,

induktor/kapasitor, kabel, bread board).


b. Ukur nilai resistor, inductor, dan kapasitor kemudian catat.
c. Susunlah modul lissajous sesuai rangkaian berikut:

Gambar 4 Lissajous dan rangkain pengukurannya


d. Nyalakan function generator kemudian atur amplitudo dan frekuensi luarannya pada
level 10 Vpp 50 Hz.
e. Nyalakan osiloskop, tekan tombol Horizontal Menu pada layar sebelah kanan akan
muncul mode pengukuran horizontal yang digunakan, pilih X-Y.
f. Ukur jarak A dan B masing-masing dari titik pusat koordinat dengan tahapan
sebagai berikut: Tekan tombol Cursor pada layar sebelah kanan akan muncul
Cursor Menu, tekan menu Mode kemudian pilih Manual
Source kemudian pilih CH2 tekan
knob

untuk memilih kursor Y1 putar

untuk memindahkan kursor Y1 ke puncak A atau B tekan

memilih kursor Y2 putar knob

tekan menu
untuk

untuk memindahkan kursor Y2 ke sumbu x

yang sejajar dengan titik pusat koordinat catat nilai Y yang terbaca kemudian
simpan gambar lissajous dalam format *.jpg.
g. Ubah lah frekuensi luaran function generator menjadi 25 Hz dan 100 Hz
kemudian ulangi langkah 3f.

h. Matikan osiloskop dan function generator kemudian rapikan seluruh piranti yang
ada.

FUNCTION GENERATOR
Pengertian Function Generator
Function Generator adalah alat ukur elektronik yang menghasilkan, atau membangkitkan
gelombang berbentuk sinus, segitiga, ramp, segi empat, dan bentuk gelombang pulsa.
Function generator terdiri dari generator utama dan generator modulasi.
Generator Utama menyediakan gelombang output sinus, kotak, atau gelombang segitiga
dengan

rangkuman

frekwensi

0,01

Hz sampai 13 MHz. Generator modulasi

menghasilkan bentuk gelombang sinus, kotak, dan segitiga dengan rangkuman


frekwensi 0,01 Hz sampai 10 kHz. Generator sinyal input dapat digunakan sebagai
Amplitudo Modulation (AM) atau Frequensi Modulation (FM). Selubung (envelope) AM
dapat diatur dari 0% sampai 100%; FM dapat diatur frekwensi pembawanya hingga 5%.
Function Generator umumnya menghasilkan frekuensi pada kisaran 0,5 Hz sampai 20 Mhz atau
lebih tergantung rancangan pabrik pembuatnya. Frekuensi yang dihasilkan dapat dipilih dengan
memutar-mutar tombol batas ukur frekuensi (frequency range).
Amplitudo sinyal yang dapat diatur berkisar antara 0,1V 20 V p-p (tegangan puncak ke
puncak) kondisi tanpa beban, dan 0,1 V 10V p-p (Volt peak to peak/tegangan puncak ke puncak)
dengan beban sebesar 50. Output

utama ditetapkan oleh SYNC Output. Gambar 47

memperlihatkan salah satu bentuk Function Generator yang dimaksud.

GAMBAR 47. FUNCTION GENERATOR


Generator fungsi (function generator) juga memiliki pengertian sebuah instrumen
terandalkan yang memberikan suatu pilihan beberapa bentuk gelombang yang
frekwensi-frekwensinya diatur sepanjang rangkuman (range) yang lebar. Bentukbentuk yang lazim digunakan adalah sinusoida, segitiga, persegi, dan gigi gergaji.
Frekuensi bentuk - bentuk gelombang ini dapat bisa diatur dari sati hertz sampai
beberapa ratus kilokertz (kHz) bahkan sampai megahertz (MHz).generator fungsi juga
bagian dari peralatan atau software uji coba elektronik yang digunakan untuk

menciptakan gelombang listrik. Gelombang ini bisa berulang-ulang atau satu kali yang
dalam kasus ini semacam sumber pemicu diperlukan, secara internal ataupun
eksternal.Tipe lain dari generator fungsi adalah sub-sistem yang menyediakan output
sebanding terhadap beberapa input fungsi matematika. Contohnya, output berbentuk
kesebandingan dengan akar kuadrat dari input. Alat seperti itu digunakan dalam sistem
pengendali umpan dan komputer analog.
Generator fungsi analog umumnya menghasilkan gelombang segitiga sebagai dasar
dari semua outputnya. Segitiga ini dihasilkan oleh kapasitor yang dimuat dan dilepas
secara berulang-ulang dari sumber arus konstan. Hal ini menghasilkan ramp voltase
menanjak dan menurun secara linier. Ketika voltase output mencapai batas atas dan
batas bawah, proses pemuatan dan pelepasan dibalik menggunakan komparator.
menghasilkan gelombang segitiga linier. Dengan arus yang bervariasi dan ukuran
kapasitor, frekuensi yang berbeda dapat dihasilkan.

A. BAGIAN-BAGIAN FUNCTION GENERATOR

Keterangan:
1. LINE : saklar digunakan untuk daya ac. LED hijau menyala saat ON.
2.

RANGE Hz : saklar tekan (pushbotton) pemilih range frekuensi. pemilih RANGE saat
pembacaan pada dial FREQUENCY menentukan output pada generator.

3.

FUNCTION : Saklar pemilih salah satu ditekan dari ketia fungsi. Semua output level dc
diatur secara tepat.

4.

FREQUENCY : Pengaturan frequenci yang diinginkan dalam range beberapa saklar tekan
RANGE.

5. OFFSET : Pengaturan titik operasi dc beberapa fungsi. Posisi CAL mengubah dc offset.
Eac+Edc lebih kecil 10 V atau terjadi pemotongan bentuk gelombang.
6. AMPLITUDE : Pengaturan amplitude gelombang puncak ke puncak (peak to peak) ini
dilemahkan dalam step 1:1, 10:1, 100:1, 1000:1; pengaturan VERNIER dari nol sampai
tegangan output maksimum untuk pemilih range secara teliti
7.

SYM : Perubahan simetri bentuk gelombang input dan output SYNC. Pada CAL adalah
simetris

8. SYNC : Sebuah gelombang kotak dengan fasa output 180pada generator. Berguna untuk
sinkronasi diluar instrumen atau pendorong penghitung (driving a counter)

9. OUT PUT : Terminal untuk semua fungsi generator. 20 Vp-p untuk rangkaian terbuka
atau 10 Vp-p pada 50 ohm, pada posisi pelemah 1 : 1.
10. TRIGGER PHASE : Pengaturan fasa awal sinyal output dalam mode ledakan (burst). FREE
RUN melumpuhkan burst.
11. AM : Pemilihan modulasi amplitudo. Difungsikan untuk modulasi internal atau modulasi
exsternal.
12. FM : Pemilihan nodulasi frekuensi. Difungsikan untuk modulasi internal atau modulasi eksternal.
13. SWP : Pemilih mode sweep (penyapuan). Fungsi ini mengesampingkan AM dan FM.
14. Pemilihan fungsi modulasi. Modulasi eksternal memungkinkan saat semua output terkunci,
dan sinyal yang dipakai adalah jack MOD INT-EXT.
15. % F START : Pemilihan persen modulasi AM, deviasi FM, atau frekuensi start SWP.
16. Range Hz : Pemilih salah satu dari tiga range frekuensi modulation dengan kontrol kontinyu
dengan masing-masing melalui VERNIER (pengaturan halus). Posisi 0 digunakan untuk
pengaturan frekuensi sweep start.
17. MOD INT-EXT : Input eksternal AM atau FM. Bentuk gelombang generaor modulasi juga
sama dengan outputnya saat modulasi internal digunakan.
18. SYM : Merubah kondisi simetri modulation bentuk gelombang output. Pemilihan CAL
90:10 kemiringan (ramp) untuk SWP dan simetris untuk semua fungsi.

C. FUNGSI FUNCTION GENERATOR


Uraian berikut berisikan fungsi Function Generator sebagai;
A. Function Generator Output, Untuk mendapatkan keluaran (output) bentuk gelombang yang
diinginkan.
B.

Sweep Generator Output, Untuk mendapatkan ayunan (sweep) bentuk gelombang yang
diinginkan.

C. Frequency Counter, untuk menghitung frekuensi.

a.

Langkah-langkah kerja dimana Function Generator dioperasikan sebagai Function Generator


Output.

a.

Pilih tipe gelombang yang dibutuhkan dengan cara memutar saklar putar (rotary switch) pada
control FUNCTION (lihat kembali uraian tentang FUNCTION SELECTOR pada control dan
indicator).

b. Pilih batas ukur (range) frekuensi dengan cara memutar saklar pada control RANGE.
c.

Hubungkan sinyal dari keluaran utama (Main Output) ke Channel-1 Oscilloscope dan sinyal dari
Sync Output ke Channel-2 Oscilloscope. Setel Trigger Source yang terdapat pada Channel-2
Oscilloscope.

d.

Dengan tombol pengatur, setel frekuensi sinyal, display akan menampilkan pembacaan
frekuensi.

e.

Melalui tombol pengatur amplitudo, aturlah amplitudo dari sinyal.

f.

Menggunakan tombol OFFSET aturlah DC Offset sesuai dengan tingkat kebutuhan (dari -10 Volt
sampai dengan +10 Volt).

g.

Sebelum menyambung Function Generator ke beban luar (Oscilloscope, rangkaian audio),


periksalah impedans beban.

b.

Langkah-langkah kerja dimana Function Generator dioperasikan sebagai Sweep Generator


Output

a.

Hubungkan terminal keluaran utama (Main Output) ke Channel-1 dari Oscilloscope, keluaran
ayunan (Sweep Output) ke Channel-2.

b. Channel-2 dari Oscilloscope menampilkan bentuk gelombang gigi gergaji.


c.

Menggunakan tombol RATE, atur kecepatan ayunan sinyal (dari 5 detik menjadi 10 mili
detik).

d. Atur penggunaan frekuensi sebagaimana penjelasan pada Function Generator Output.


e.

Tarik saklar RATE untuk membuat mode SWEEP on.

f.

Channel-1 akan menampilkan gelombang ayunan (sweep wave).

g. Atur lebar ayunan dengan menggunakan tombol WIDTH.

c.

Langkah-langkah kerja dimana Function Generator dioperasikan sebagai Frequency Counter

a.

Periksalah posisi saklar yang terdapat pada control COUPLING, saklar pada posisi HF
digunakan untuk frekuensi lebih dari 100 kHz. Saklar pada posisi LF digunakan untuk frekuensi
di bawah 100 kHz.

b.

Pada saat Function Generator berfungsi sebagai Frequency Counter, (saklar pada posisi
counting mode), EXT COUNTER LED akan menyala.

c.

Hubungkan sinyal dari luar yang akan dihitung frekuensinya dengan EXT COUNTER BNC.

d. Display akan menampilkan nilai frekuensi dalam Hz/kHz.

KARAKTER OUTPUT FUNCTION GENERATOR


Generator utama dan generator modulasi memberikan lima bentuk gelombang yang
berbeda.

a. Sinus
b. Kotak
c. Segitiga
d. Ramp
e. Pulsa
a.

Output Gelombang Sinus


Distorsi harmonik Total (Total harmonic Distortian THD) gelombang sinus utama,
termasuk gangguan dan harmonik, lebih kecil 0,5% dari 10 Hz. hingga 50 kHz lebih besar 30
dB dibawah dasarnya dari 50 kHz hingga 13 MHz. Distorsi modulasi gelombang sinus
lebih kecil 2% THD dari 10 Hz hingga 10 kHz.

b.

Output Gelombang Kotak


Nilai RMS secara simetrik (50%) duty cycle) bentuk gelombang sama
dengan nilai puncak. Waktu naik atau turun lebih kecil 18 ns antara 10% dan 90%
gelombang output kotak p-p. Simpangan dari pengaturan amplitudo akhir bentuk
gelombang kotak setelah overshoot, akan tidak lebih dari 10% nilai a kh i r. Output
Gelombang Segitiga Nilai RMS bentuk gelombang segitiga adalah 0,557 kali nilai

puncak. Ramp segitiga menyimpang tidak kurang dari 1% dari nilai total puncak ke
puncak ramp.
c.

Ramp
Output ramp dapat diberikan dari generator utama dengan memilih bentuk
gelombang segitiga dan mengatur knob kontrol simetri. Output ramp generator utama
dapat diubah pada amplitudo dengan knob AMPLITUDO. Output ramp generator
modulasi mempunyai amplitudo yang tetap, yang mana waktu slop dan retlace dapat
diubah dengan knob SYM pada generator modulasi.

d. Pulsa
Pulsa dengan perubahan amplitudo dari 0 V hingga 20 Vp-p pada rangkaian terbuka,
yang memungkinkan pada generator utama. Dengan cara ini memilih siklus tunggal
burst mengatur awal (start) pada titik nol (zero point) dengan knob TRIGGER PHASE,
dan menentukan lebar pulsa dengan dial FREQUENCY. Output SYNC dapat <10nsec waktu
waktu pulsa naik dengan mengubah simetri pada generator utama.

E. SISTEM KERJA FUNCTION GENERATOR


Frekuensi pembawa dibangkitkan oleh sebuah osilator LC yang sangat stabil,
menghasilkan sebuah bentuk gelombang sinus yang baik dan tidak memiliki dengung
yang cukup besar atau modulasi derau. Frekuensi osilasi dipilih melalui sebuah
pengontrol rangkuman frekuensi dan sebuah cakera penyetel nonius ( vernier ). Rangkaian
LC dirancang agar memberikan suatu keluaran yang tetap konstan sepanjang setiap
rangkuman frekuensi.
Frekuensi yang masuk memasuki penguat pita lebar, didalam pita lebar terdapat
proses yang dibantu oleh osiloskop untuk mengubah gelombang frekwensi seperti
gelombang sinus, segitiga dan kotak.
Untuk penggunaan generator fungsi selalu berhubungan dengan Osiloskop,
untuk pertama sambungkan generator fungsi dengan Osiloskop menggunakan kabel
copling, atur pada Generator fungsi menggunakan sinus, segitiga atau kotak, atur

semua frekuensi amplitudo yang terdapat pada tiap - tiap bagian, jangan lupa juga
untuk mengatur frekuensi menggunakan berapa hz.

Anda mungkin juga menyukai