Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

KELISTRIKAN PERTANIAN
(Pengenalan Osiloskop)



Oleh :
Kelompok : 3 / Shift 3
Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 15 September 2014
Nama : Astoka Sarah Mardiana
NPM : 240110120079
Asisten : 1. Frans Jackson
2. David Septian
3. Rahmat Daniagam
4. Faldi Azmi
5. Wahyuning Liyana Dewi











LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA
JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak akan lepa dari gelombang listrik. Aktivitas
sehari-hari manusia sangat bergantung dengan listrik. Listrik memiliki tegangan
yang dapat diukur menggunakan alat yaitu osiloskop. Osiloskop adalah alat ukur
besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Ada beberapa jenis osiloskop
berbasis komputer, dan telah diimplementasikan, salah satu jenis osiloskop digital
berbasis komputer menggunakan sound card yang dikendalikan di bawah sistem
operasi Linux.
Dalam industri pertanian pun sama halnya. Listrik adalah hal yang sangat
penting dalamindustri oertanian. Segala peralatan permesianan tidak luput dari
listrik, tegangan, arus, frekuensi, dan sebagai macamnya. Dalam bidang
kelistrikan pertanian osiloskop merupakan alat yang penting karena sangat
dibutuhkan untuk mengukur tegangan, arus, frekuensi, dan membedakan arus AC
dan DC.
Oleh karena itu diadakan praktikum pengenalan osiloskop kepada
mahasiswa agar mahasiswa dapat menggunakan osiloskop dan mengetahui
bagian-bagian serta fungsi dari osiloskop ini dengan baik.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah :
1. Mengetahui prinsip kerja osiloskop.
2. Dapat menggunakan osiloskop untuk pengukuran dan pengamatan
besaran-besaran listrik pada AC maupun DC melalui tampilan gelombang
pada osiloskop.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Osiloskop
Osiloskop adalah alat ukur yang mana dapat menunjukan kepada kita
bentuk dari sinyal listrik dengan menunjukan grafik dari tegangan terhadap
waktu pada layarnya. Itu seperti layaknya voltmeter dengan fungsi kemampuan
lebih, penampilan tegangan berubah terhadap waktu, sebuah graticule setiap 1 cm
grid membuat kita dapat melakukan pengukuran dari tegangan dan waktu pada
layar (Arif,2011).


Gambar 1. Osiloskop
(Sumber : Arif, 2011)
Osiloskop terdiri dari dua bagian yaitu Display dan Panel Control.
2.1.1 Display
Display menyerupai tampilan layar pada televisi. Display pada Osiloskop
berfungsi sebagai tempat tampilan sinyal uji. Pada Display Osiloskop terdapat
garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak
yang disebut dengan div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis
vertikal mewakili sumbu tegangan (Noor, 2013).
2.1.2 Panel Control
Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk
menyesuaikan tampilan di layar. Tombol-tombol pada panel osiloskop antara lain
:
Focus : Digunakan untuk mengatur fokus
Intensity : Untuk mengatur kecerahan garis yang ditampilkan di layar
Trace rotation : Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di layar
Volt/div : Mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili oleh satu
div di layar
Time/div : Mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh satu div
di layar
Position : Untuk mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal
masukannya nol)
AC/DC : Mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan
osiloskop. Jika tombol pada posisi AC maka pada terminal masukan diberi
kapasitor kopling sehingga hanya melewatkan komponen AC dari sinyal
masukan. Namun jika tombol diletakkan pada posisi DC maka sinyal akan
terukur dengan komponen DC-nya dikutsertakan.
Ground : Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layar.
Channel 1/ 2 : Memilih saluran / kanal yang digunakan.
Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal (Dual Trace) yang bisa
digunakan untuk melihat dua sinyal yang berlainan, misalnya kanal satu
dipasang untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal
keluaran.
(Noor, 2013)

2.2 Bgaian Osiloskop

Gambar 2. Bagian-Bagian Osiloskop
(Sumber: Suhanda, 2012)


Fungsi masing-masing bagian yaitu;
Tabel 1. Fungsi Dan Bagian Dari Osiloskop
No
Bagian-Bagian
Osiloskop
Fungsi
1 Volt atau div
Untuk mengeluarkan tegangan AC, mengatur berapa
nilai tegangan yang diwakili oleh satu div di layar
2 CH1 (Input X)
Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang
diukur atau pembacaan posisi horizontal,
Terminal masukan pada saat pengukuran pada CH 1
juga digunakan untuk kalibrasi.
Jika signal yang diukur menggunakan CH 1, maka
posisi switch pada CH 1 dan berkas yang nampak pada
layar hanya ada satu.
3 AC-DC
Untuk memilih besaran yang diukur,
Mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan
osiloskop. Jika tombol pada posisi AC maka pada
terminal masukan diberi kapasitor kopling sehingga
hanya melewatkan komponen AC dari sinyal masukan.
Namun jika tombol diletakkan pada posisi DC maka
sinyal akan terukur dengan komponen DC-nya
dikutsertakan.
Posisi AC = Untuk megukur AC, objek ukur DC tidak
bisa diukur melalui posisi ini, karena signal DC akan
terblokir oleh kapasitor.
Posisi DC = Untuk mengukur tegangan DC dan
masukan-masukan yang lain.
4 Ground
Untuk memilih besaran yang diukur.
Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layar.
5 Posisi Y
Untuk mengatur posisi garis atau tampilan dilayar atas
bawah.
Untuk menyeimbangkan DC vertical guna pemakaian
channel 1 atau (Y).
Penyetelan dilakukan sampai posisi gambar diam pada
saat variabel diputar.
6 Variabel Untuk kalibrasi osiloskop.
7 Selektor pilih
Untuk memilih Chanel yang diperlukan untuk
pengukuran.
8 Layar Menampilkan bentuk gelombang
9 Inten
Mengatur cerah atau tidaknya sinar pada layar
Osiloskop. Diputar ke kiri untuk memperlemah sinar
dan diputar ke kanan untuk memperterang.
10 Rotatin
Mengatur posisi garis pada layar,
Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di layar
11 Fokus
Menajamkan garis pada layer untuk mendapatkan
gambar yang lebih jelas, digunakan untuk mengatur
fokus
12 Position X
Mengatur posisi garis atau tampilan kiri dan kanan.
untuk mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal
masukannya nol)
Untuk menyetel kekiri dan kekanan berkas gambar
(posisi arah horizontal) Switch pelipat sweep dengan
menarik knop, bentuk gelombang dilipatkan 5 kali
lipat kearah kiri dan kearah kanan usahakan cahaya
seruncing mungkin.
13
Sweep time/div

Digunakan untuk mengatur waktu periode (T) dan
Frekwensi (f), mengatur berapa nilai waktu yang
diwakili oleh satu div di layar
Sakelar putar untuk memilih besarnya tegangan per cm
(volt/div) pada layar CRT, ada II tingkat besaran
tegangan yang tersedia dari 0,01 v/div s.d 20V/div
Yaitu untuk memilih skala besaran waktu dari suatu
priode atau pun square trap Cm (div) sekitar 19 tingkat
besaran yang tersedia terdiri dari 0,5 s/d 0,5
second.pengoperasian X-Y didapatkan dengan
memutar penuh kearah jarum jam. Perpindahan Chop-
ALT-TVV-TVH. secara otomatis dari sini. Pembacaan
kalibrasi sweep time/div juga dari sini dengan cara
variabel diputar penuh se arah jarum jam.
14 Mode Untuk memilih mode yang ada
15 Variabel
Untuk kalibrasi waktu periode dan frekwensi.
Untuk mengontrol sensitifitas arah vertical pada CH 1
(Y) pada putaran maksimal ke arah jarum jam (CAL)
gunanya untuk mengkalibrasi mengecek apakah
Tegangan 1 volt tepat 1 cm pada skala layar CRT.
Digunakan untuk menyetel sweeptime pada posisi
putaran maksimum arah jarum jam. (CAL) tiap tingkat
dari 19 posisi dalam keadaan terkalibrasi .
16 Level Menghentikan gerak tampilan layar.
17 Exi Trigger Untuk trigger dari luar.
18 Power Untuk menghidupkan Osiloskop.
19 Cal 0,5 Vp-p Kalibrasi awal sebelum Osiloskop digunakan.
20 Ground
Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layer,
ground Osiloskop yang dihubungkan dengan ground
yang diukur.
21 CH2 ( input Y )
Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang
diukur atau pembacaan Vertikal.
Jika signal yang diukur menggunakan CH 2, maka
posisi switch pada CH 2 dan berkas yang nampak pada
layar hanya satu.
(Sumber : Suhanda, 2012)


2.3 Fungsi Osiloskop Secara Umum
Secara umum osiloskop berfungsi untuk menganalisa tingkah laku besaran
yang berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat
bentuk sinyal yang sedang diamati. Dengan Osiloskop maka kita dapat
mengetahui berapa frekuensi, periode dan tegangan dari sinyal. Dengan sedikit
penyetelan kita juga bisa mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal
keluaran. Ada beberapa kegunaan osiloskop lainnya, yaitu:
Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
Membedakan arus AC dengan arus DC.
Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap
waktu.
(Asyifa, 2013)
2.4 Prinsip Kerja Osiloskop
Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Dalam osiloskop
terdapat tabung panjang yang disebut tabung sinar katode atau Cathode Ray Tube
(CRT). Secara prinsip kerjanya ada dua tipe osiloskop, yakni tipe analog (ART -
Analog Real Time oscilloscope) dan tipe digital (DSO-digital storage
oscilloscope), masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan. Para insinyur,
teknisi maupun praktisi yang bekerja di laboratorium perlu mencermati karakter
masing-masing agar dapat memilih dengan tepat osiloskop mana yang sebaiknya
digunakan dalam kasus-kasus tertentu yang berkaitan dengan rangkaian elektronik
yang sedang diperiksa atau diuji kinerjanya (Asyifa, 2013).

2.5 Multimeter Analog
Multimeter Analog atau Multimeter Jarum adalah alat pengkur besaran
listrik yang menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range
yang kita ukur dengan probe. Analog tidak dii gunakan untuk mengukur secara
detail suatu besaran nilai komponen tetapi kebanyakan hanya di gunakan untuk
baik atau jjeleknya komponen pada waktu pengukuran atau juga di gunakan untuk
memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai dengan
rangkaian blok yang ada (Suhanda, 2012).
2.5.1 Fungsi Multimeter Analog
1. Mengukur nilai Hambatan.
2. Mengukur nilai Dioda.
3. Mengukur nilai Transistor.
4. Mengukur tegangan AC.
2.5.2 Bagian bagian Multimeter Analog
1. Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk.
2. Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero.
3. Saklar pemilih.
4. Lubang kutub.
5. Saklar pemilih polaritas.
6. Kotak meter.
7. Jarum penunjuk meter.
8. Skala.


2.5.3 Penggunaan Multimeter Analog
Sebelum mengukur perhatikan posisi nol jarum set bila di perlukan dan
baca spesifikasi dan perhatikan penempatan meter yang benar. Sesudah itu saat
membaca nilainya manfaatkan cermin (Suhanda, 2012).

2.6 Tegangan dan Arus DC (Searah)
Tegangan DC memiliki polaritas yang tetap yakni positif (+), nol (0), dan
negatif (-). Tegangan DC tidak memiliki phase dan arus yang mengalir pun
selalu dari polaritas yang lebih tinggi ke polaritas yang lebih rendah yakni dari
positif ke negatif, dari positif ke nol, atau dari nol ke negatif karena polaritas nol
lebih tinggi dari polaritas negatif. Dalam prakteknya, polaritas negatif umunya
menggunakan warna kabel merah sedangkan negatif menggunakan kabel
berwarna hitam.
Contoh Sumber Tegangan DC (Searah):
1. Battery (Accu/Accumulator/Aki) cair yang mengandung asam H2So4
2. Battery Kering
3. Solar Cell
4. Power Supply atau Adaptor
Contoh peralatan yang menggunakan sumber tegangan DC (Searah):
1. Kamera Digital
2. Telpon Seluler
3. Handycam

Gambar 3. Bentuk Gelombang Arus DC
(Sumber : Mahmud, 2012)

2.7 Tegangan dan Arus AC (Bolak-balik)
Berbeda dengan tegangan DC, tegangan AC memiliki dua polaritas yang
berubah-ubah dari polaritas yang lebih tinggi ke polaritas yang lebih rendah dalam
satuan waktu. Dengan demikian tegangan AC memiliki phase dan frekuensi
misalnya 60 Hz (60 cycle per detik) dan 50 Hz (50 Cycle per detik). Polaritas
tersebut diukur dari titik Netral (N) atau Ground (GND).
Berdasarkan penggunaan jumlah phase-nya tegangan AC terdiri dari
satu phase yaitu Phase, Neutral, dan Ground, kedua adalah tegangan AC tiga
phase yang terdiri dari Phase R, Phase S, Phase T, Neutral, dan Ground. Dalam
perkabelan listrik, polaritas tegangan AC dibedakan dengan warna kabel. Biru
utuk Phase, Hitam untuk Netral, dan Kuning atau Kuning Hijau untuk Ground
(Mahmud, 2012).
Contoh Sumber Tegangan AC
1. PLN dengan bermacam pembangkit listrik misalnya PLTA dan PLTU.
Besarnya tegangan AC dari PLN di Indonesia adalah sekitar 220Volt 240
Volt dengan frekuensi 60 Hz.
2. Output Transformator Step Down pada rangkaian power supply
3. Output dari motor generator.
Contoh peralatan yang menggunakan sumber tegangan AC:
1. Motor Listrik yang digunakan di industri-industri untuk menggerakan mesin
2. Motor Listrik pada Mesin Cuci
3. Televisi
4. Kulkas (Lemari Pendingin)
5. Pompa Air

Gambar 4. Bentuk Gelombang Arus AC
(Sumber : Mahmud, 2012)

Perbedaan AC dan DC paling mendasar adalah bentuk gelombang dan
polaritas sehingga sifat dan karakterisitk peralatan yang menggunakan sumber
tegangan AC akan berbeda dengan peralatan yang menggunakan sumber tegangan
DC. Perangkat yang menggunakan sumber tegangan AC akan menghasilkan arus
AC dan perangkat yang menggunakan tegangan DC akan menghasilkan arus DC
kecuali drancang dengan sistem khusus untuk mengkonversi tegangan (Mahmud
2012).


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Osiloskop
2. Generator Sinyal
3. Sumber Tegangan AC
4. Multimeter
5. Stopwatch
6. Kabel Penghubung
3.1.2 Bahan
1. Generator Sinyal

3.2 Prosedur Praktikum
Adapun Prosedur praktikum kali ini adalah :
1. Sebelum osiloskop dinyalakan, menempatkan tombol INTENS, FOCUS,
dan POSITION ditempatkan pada kedudukan tengah-tengah.
2. Memutar habis ke kanan tombol SWP VAR dalam keadaan tertekan.
3. Memutar TIME/DIV sepenuhnya ke kiri.
4. Men-Switch VERT MODE ke ch-1
5. Melakukan Klaribrasi horizontal
6. Memutar TIME/DIV ke 0,5 s.
7. Mengukur waktu yang dibutuhkan bintik untuk menempuh jarak 8 petak,
sebanyak 3 kali.
8. Mengulangi prosedur 6-7 untuk TIME/DIV 0.2 s dan 0.1 s.
9. Mencatat hasil pada lembar tugas 1.
10. Melakukan kalibrasi vertikal.
11. Memutar TIME/DIV hingga garis horizontal yang tajam dan jelas di
tengah layar (Sekitar 2 ms).
12. Mengatur VERT MODE pada ch-1, switch tegangan pada DC,
VOLT/DIV ke 1 Volt.
13. Menyambungkan prob pada bagian Vpp dan multimeter.
14. Mencatat hasil pengamatan pada tabel 2.
15. Melakukan Pengukuran tegangan AC.
16. Men-switch tegangan ke AC pada ch-1.
17. Mengatur VERT/MODE pada ch-1.
18. Mengatir VOLTS.DIV ke 1 volt.
19. Menghubungkan probe ke multimeter dan tempat kalibrasi.
20. Menuliskan hasil pengukuran pada tugas 3.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN

4.1 Hasil
Tugas 1. Kalibrasi Sumbu Horizontal
Tabel 1. Tabel Hasil Pengamatan Kalibrasi Sumbu Horizontal
No. TIME/DIV T
osc
(s) = Petak x TIME/DIV T
stopwatch
(s)
1. 0.5 8 x 0.5 = 4
3.68
3.54
3.84
2. 0.2 8x0.2 = 1.6
1.8
1.5
1.09
3. 0,1 8x0.1 = 0.8
0.78
0.79
0.92

Tugas 2. Kalibrasi Sumbu Vertikal.
Apakah amplitude gelombang sudah 2 Vpp?
Channel 1 : Sudah
Channel 2 : Sudah

Tugas 3. Pengukuran Tegangan AC
Tabel 2. Hasil Pengukuran Tegangan AC
PENGUKURAN TEGANGAN AC
VOLTAS/DIV
(Volts / Petak)
Simpangan
(Petak)
Vpp Trafo
osc

(Volt)
Vtafo
multi
(Volts)
1 V 3 2 1.10
Koreksi : 2-1,10 = 0.9 V
PENGUKURAN FREKUENSI
TIME/DIV
(s/Petak)
1 Gelombang
(Petak)
T = TIME/DIV x
gelombang (s)
F = 1/T (Hz)
5 x 10
-3
4 20x10
-3
50


4.2 Pembahasan
Pada praktikumkali ini praktikan dikenalkan dengan osiloskop. Osiloskop
adalah alat ukur yang mana dapat menunjukan kepada kita bentuk dari sinyal
listrik dengan menunjukan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya.
Pada penggunaan osiloskop kali ini diperlukan kalibrasi pada osiloskop. Kalibrasi
ini digunakan untuk memastikan apabila osiloskop telah terpasang secara standart.
Kalibrasi ini dilakukan pada sumbu horizontal dan sumbu vertikal.
Pada osiloskop sumbu horizontal ini merupakan sumbu waktu (periode)
atau frekuensi. Sementara sumbu vertikal menunjukkan simpangan gelombang
atau besar tegangan dari suatu gelombang. Kalibrasi ini berpacu pada kalibrasi
nasional. Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu Display dan panel kontrol.
Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna warni dan
berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis
melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak dan
disebut div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili
sumbu tegangan. Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk
menyesuaikan tampilan di layar. Dengan Osiloskop maka kita dapat mengetahui
berapa frekuensi, periode dan tegangan dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita
juga bisa mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran.
Pada pengerjaan kalibrasi horizontal hasil perhitungan waktu yang
ditempuh untuk melewati delapan petak secara matematik dan hasil dengan
menggunakan stopwatch ini memiliki hasil yang hampir sama. Perbedaan ini
dikarenakan kecepatan titik melewati petak yang sangat cepat sehingga hasil
kurang akurat. Selisih yang didapatkan dengan stopwatch dan matematik senilai
0.1-0.3 V. Nilai ini dapat ditoleransi dan dilakukan pembulatan sehinnga nilainya
mendekati nilai sistematik. Pada kalibrasi vertikal dapat diatur sehingga
mendapatkan nilai amplitude sebesar 2 Vpp. Hal ini menunjukkan apabila nilai
amplitude telah mencapai nilai maksimum. Setelah dilakukan kalibrasi ini maka
osiloskop dapat digunakan untuk mengukur tegangan. Kalibrasi ini bertujuan agar
osiloskop telah berada pada setelan standar.
Pada pengukuran teganagan AC digunakan supply daya AC. Pengaturan
pada osiloskop pun digunakan dengan setelan AC. Pada pengukuran teganagan ini
dapat juga ditentukkan nilai frekuensi dari gelombang tersebut. Tegangan yang
digunakan adalah sebesar 1V. Berdasarkan ini didapatkan hasil simpangan sebesar
3 petak pada osiloskop, dan didapatkan nilai Amplitudo sebesar 2 Vpp pada
osiloskop. Hasil ini berbeda dengan yang ditunjukkan oleh multimeter. Pada
multimeter didapatkan nilai sebesar 1.10 Vpp. Hal ini dikarenakan penyetelan
osiloskop yang kurang tepat dan pembacaan osiloskop yang kurang tepat pula
dikarenakan gelombang yang berada dilayar osiloskop bergerak sehingga
menyulitkan untuk melihat secara pasti letak gelombang tersebut.
Pada pengukuran frekuensi digunakan waktu sebesar 5ms. Hal ini
dikarenakan pada waktu tersebut gelombang telah stabil. Gelombang tersebut
berada pada 4 petak/gelombang. Sehingga didapatkan nilai frekuensi 50Hz. Nilai
frekuensi ini adalah nilai frekuensi standar di Indonesia. Hal ini menunnjukkan
apabila kalibrasi osiloskop yang dilakukan benar. Nilai frekuensi 50 Hz ini
didapatkan karena digunakan kalibrasi berdasarkan standar nasional Indonesia.
Frekuensi 50-60 Hz ini pula adalah frekuensi yang digunakan PLN.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini adalah :
1. Osiloskop adalah alat ukur yang mana dapat menunjukan kepada kita
bentuk dari sinyal listrik dengan menunjukan grafik dari tegangan
terhadap waktu pada layarnya.
2. Multimeter adalah alat pengkur besaran listrik yang menggunakan
tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur
dengan probe.
3. Frekuensi yang didapatkan sama dengan frekuensi standar Indonesia yaitu
50 Hz.
4. Frekuensi adalah banyaknya gelombang pada satu periode.
5. Keakuratan pengukuran tegangan didapatkan dengan menggunakan
multimeter.
6. Kalibrasi dilakukan untuk menyetel osiloskop pada keadaan standar.

5.2 Saran
1. Sebelum praktikum dimulai baiknya asisten menjelaskan terlebih dahulu
dasar teori praktikum
2. Alat yang digunakan sebaiknya sesuai dengan banyaknya kelompok
sehingga tidak ada pinjam-meminjam alat.
3. Modul praktikum diberikan sehari sebelum praktikum dimulai.

DAFTAR PUSTAKA

Arif. Tutorial Osiloskop. 2011. Surabaya.

Asyifa. Elektronika-Arus AC dan DC. 2013. Bandung

Mahmud. 2012 Terdapat pada http://www.miung.com/2013/05/pengertian-arus-
listrik-ac-dan-dc.html. Diakses pada 19 September pukul 21.00 WIB.

Noor. 2013. Osiloskop. Terdapat pada http://osiloskop-vivie.blogspot.com/.
Diakses pada 19 September pukul 21.00 WIB.

Suhanda. Modul Pembelajaran Kelistrikan. 2012. Jakarta

LAMPIRAN




Gambar 1. Multimeter Gambar 2. Osiloskop
( Sumber : Dokumen Pribadi) (Sumber : Dokumen Pribadi)



Gambar 3. Display Osiloskop
(Sumber : Dokumen Pribadi)

Anda mungkin juga menyukai