Anda di halaman 1dari 6

Nama : Meta Sari Lumban Gaol

Nim : 4203321015

Mata Kuliah: Alat – Alat Ukur Fisika

RINGKASAN MATERI ALAT – ALAT UKUR FISIKA SETELAH UTS

Pertemuan ke 9 & 10
Gerakan D’Arsonval dalam DC Ammeter & AC Volmeter

Gerakan D'Arsonval adalah gerakan tipe-gelung DC yang bergerak di mana inti


elektromagnetik digantung di antara kutub magnet permanen. Arus yang diukur diarahkan
melalui gulungan elektromagnet sehingga medan magnet yang dihasilkan oleh arus berlawanan
dengan medan magnet permanen dan menyebabkan rotasi inti. Inti tertahan oleh mata air
sehingga jarum akan membelok atau bergerak sebanding dengan intensitas saat ini. Semakin
banyak arus diterapkan ke inti, semakin kuat bidang lawan, dan semakin besar defleksi, hingga
batas kapasitas arus kumparan. Ketika arus terganggu, bidang lawan runtuh, dan jarum
dikembalikan ke nol oleh mata air yang menahan. Batas arus yang dapat diterapkan pada gerakan
jenis ini biasanya kurang dari satu milliampere. Kemudian, Gerakan D'Arsonval dapat digunakan
dalam DC Ammeter dan AC Voltmeter, gerakan d'arsonval dalam DC Ammeter dan AC
Voltmeter memiliki prinsip kerja yang berbeda dan cara penggunaan yang berbeda.
Prinsip Kerja:
Ketika sebuah kumparan dialiri arus listrik, maka akan terjadi perubahan fluks magnetik
disisi-sisi kumparan (induksi elektromagnetik), sehingga akan memunculkan gaya tolak dari
kutub yang sama dari magnet permanen yang berada pada sisi kumparan, sehingga menggerakan
jarum penunjuk, besarnya skala tergantung pada besarnya arus yang masuk.
Pertemuan ke 11
Ohmmeter dan Multimeter

A. Ohm-meter adalah alat pengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan mengalirnya
arus listrik dalam suatu konduktor. Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini
dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur
besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan
ke satuan ohm.
Jenis-jenis ohmmeter:
1. Ohm-meter Analog.
Alat ukur jenis analog memiliki model penghitungan yang lebih manual dan simpel untuk
dibaca. Terdapat jarum ukur yang nantinya berhenti pada angka tertentu. Anda harus
membacanya dengan lebih jeli dan detail tentang angka yang diarahkan oleh jarum penunjuk.
Alat ukur ini biasanya lebih sering digunakan oleh tukang service TV dan komputer.
2. Ohm-meter Digital.
Jenis yang kedua yaitu digital yang memiliki tingkat akurasi jauh lebih detail dan akurat. Nilai
Hambatan yang dihasilkan oleh jenis digital memiliki tambahan satuan yang jauh lebih
terperinci. Pilihan pengukurannya pun jauh lebih variatif dibandingkan dengan model analog.
Hanya saja, model ini memiliki kekurangan yaitu susah melakukan monitoring terutama saat
Voltase tidak stabil atau naik turun.
Fungsi Ohmmeter
Fungsinya adalah mengukur suatu Hambatan listrik yang menjadi daya yang akan menahan
aliran listrik pada sebuah konduktor. Selain berfungsi untuk mengatur Hambatan, Ohm-meter
juga dapat mendeteksi adanya kerusakan yang terjadi pada suatu rangkaian listrik. Diantara
fungsi deteksi ini ialah mampu mengecek apakah terdapat saklar, kabel, ataupun sekring yang
terbakar atau putus. Selanjutnya dapat dilakukan tindakan perbaikan pada titik yang rusak.
Cara Kerja Ohmmeter :
Cara kerja dari alat ukur yang satu ini cukup simple dan sederhana dengan cara menghasilkan
aliran internal arus. Alat yang menggunakan tenaga baterai ini akan mengukur resistensi atau
hambatan yang terjadi antara dua arah yang terdapat pada perangkat. Ujung kabel yang berwarna
merah dihubungkan ke kutub (+). Sedangkan warna yang hitam harus dihubungkan ke kutub
yang (-). Ketika arus mulai mengalir dari komponen baterai melalui suatu unit, saat itulah Ohm-
meter mulai mengukur penurunan Voltase serta nilai Hambatan.
Ohmmeter dapat digunakan dalam jangka panjang dalam kondisi baik jika difungsikan
dengan benar dan tepat. Hindari pemakaian alat ukur ini pada kondisi dimana masih terdapat
aliran listrik pada obyek yang diukur. Simpanlah pada tempat yang aman dan jauh dari pengaruh
medan magnet dari benda-benda di sekelilingnya.
B. Multimeter merupakan sebuah alat yang sangat dibutuhkan manakala sedang memperbaiki
atau membuat suatu rangkaian listrik.
Jenis-jenis Multimeter:
1. Analog
Jenis alat ukur yang pertama yaitu analog dengan ciri-ciri berupa tampilan jarum jam yang
dilengkapi dengan range-range angka hasil ukur. Dengan kata lain, jenis Analog lebih manual
penghitungannya sehingga dibutuhkan ketelitian terutama saat menentukan tegangan atau
Voltase yang cukup besar. Selain itu, akurasi hasil perhitungannya juga lebih rendah
dibandingkan jenis Digital.
2. Digital
Alat ukur jenis Digital lebih sering digunakan karena cara kerjanya jauh lebih mudah dan
akurat. Hasil alat ukur dapat dengan mudah dibaca pada layar digital yang tertera. Istilah lain
dari multitester jenis ini adalah DVOM ( Digital Volt Ohm Meter) atau DMM (Digital Multi
Meter). Pada tipe Digital, selain dapat mengukur Tegangan, Hambatan, serta Arus listrik, alat
ukur ini juga mampu melakukan pengukuran pada Hfe transistor yang ada pada tipe-tipe tertentu
saja.
Fungsi Multimeter yaitu Mengukur Arus Listrik, Mengukur Tegangan Listrik.Mengukur
Hambatan Listrik dan Mengukur Nilai Kapasitansi.
Cara Kerja Multimeter:
Alat ukur Multimeter ini memiliki cara kerja yang cukup unik. Di dalam alat ini terdapat
sebuah kumparan yang terbuat dari bahan tembaga. Kumparan tersebut diletakkan di antara dua
kutub yaitu Utara dan Selatan. Pada kumparan tersebut terdapat sebuah jarum ukur atau jarum
meter sebagai penunjuk skala. Apabila dua ujung kumparan tersebut dialiri oleh arus lisrik, maka
jarum jam akan bergerak menuju skala tertentu.
Pertemuan ke 12 & 13
Operasi Dasar CRO dan Gambaran

Osiloskop merupakan alat ukur, dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur,
tergambar pada layar tabung sinar katoda (cathode ray tube).Osiloskop selanjutnya disebut CRO
(cathode ray oscilloscope) adalah instrumen laboratorium yang sangat bermanfaat untuk
pengukuran, analisa bentuk-bentuk gelombang, dan gejala lain dalam rangkaian-rangkaian
listrik/elektronik. Pada dasarnya CRO adalah alat pembuat grafik X-Y yang sangat cepat berupa
tampilan sebuah sinyal masukan terhadap sinyal lain atau terhadap waktu. Tampilan tersebut
adalah sebuah bintik cahaya yang bergerak di permukaan layar sebagai respon terhadap
tegangan-tegangan masukan.
Dalam pemakaian CRO yang biasa, sumbu X atau input horisontal adalah tegangan ramp
linier yang dibangkitkan secara internal, berbasis waktu yang secara periodik menggerakkan
bintik cahaya dari kiri ke kanan melalui permukaan layar. Tegangan yang akan diperiksa
dimasukkan ke sumbu Y atau input vertikal CRO, menggerakkan bintik ke atas dan ke bawah
sesuai dengan nilai sesaat tegangan masukan. Selanjutnya bintik tersebut menghasilkan jejak
berkas gambar pada layar yang menunjukkan variasi tegangan masukan sebagai fungsi dari
waktu. Jika tegangan masukan berulang dengan laju yang cukup cepat, gambar akan kelihatan
sebagai sebuah pola yang diam pada layar. Dengan demikian CRO melengkapi suatu cara
pengamatan tegangan yang berubah terhadap waktu.
Disamping tegangan, CRO dapat menyajikan
gambaran visual dari berbagai fenomena
dinamik melalui pemakaian tranducer yang
mengubah arus, tekanan, regangan, suhu,
akselerasi, dan banyak besaran fisis lainnya
menjadi tegangan. Subsistem utama dari sebuah
CRO terdiri dari: Tabung Sinar Katoda (CRT),
Penguat Vertikal, Saluran Tunda, Generator
Basisi waktu, Penguat horisontal, Rangkaian
Pemicu, Sumber Daya
Osiloskop termasuk alat ukur elektronik, digunakan untuk melihat bentuk gelombang,
menganalisis gelombang, dan fenomena lain dalam rangkaian listrik dan elektronika. Dengan
osiloskop dapat melihat amplitudo tegangan dan bentuk gelombang, sehingga harga rata-
rata,puncak, RMS (root mean square), maupun harga puncak-ke- puncak atau Vp-p dari
tegangan dapat kita ukur. Selain itu, juga hubungan antara frekuensi dan fasa antara dua
gelombang juga dapat dibandingkan.
Tabung sinar katoda (CRT) merupakan jantung osiloskop, Pada dasarnya CRT menghasilkan
suatu berkas elektron yang dipusatkan secara tajam dan dipercepat pada suatu titik kecepatan
yang sangat tinggi. Berkas yang dipusatkan dan dipercepat ini bergerak dari sumbernya (electron
gun) ke depan CRT, di mana ia membentur bahan fluorerensi yang melekat di permukaan CRT
(layar) bagian dalam dengan energi yang cukup untuk membuat layar bercahaya dalam sebuah
bintik kecil.
Selagi merambat dari sumbernya ke layar, berkas elektron lewat di antara sepasang pelat
defleksi vertikal dan sepasang pelat defleksi horisontal. Tegangan yang dimasukkan ke pelat
defleksi vertikal dapat menggerakkan berkas elektron pada bidang vertikal sehingga bintik CRT
bergerak ke atas dan ke bawah. Tegangan yang dimasukkan ke pelat defleksi horisontal dapat
menggerakkan berkas pada bidang horisontal dan bintik CRT ini dari kiri ke kanan. Gerakan-
gerakan ini saling tidak bergantungan satu sama lain sehingga bintik CRT dapat ditempatkan di
setiap tempat pada layar dengan menghubungkan masukan tegangan vertikal dan horisontal yang
sesuai secara bersamaan.

Pertemuan ke 14
Termometer dan Prinsip Kerja Termometer

Kata “termometer” berasal dari bahasa Yunani, yaitu thermos dan meter. Thermos artinya
panas, sedangkah meter artinya mengukur. Jadi, termometer merupakan alat untuk mengukur
derajat panas suatu benda atau disebut dengan suhu. Sebuah termometer biasanya terdiri dari
sebuah pipa kaca berongga sempit dan panjang, disebut pipa kapiler, yang di dalamnya berisi zat
cair, biasanya alkohol atau raksa (merkuri), sedangkan bagian atas cairan adalah ruang yang
hampa udara. Termometer memanfaatkan sifat termometrik dari suatu zat, yaitu perubahan dari
sifat – sifat disebabkan perubahan suhu dari zat tersebut.
Prinsip kerja termometer ini yaitu raksa dalam pipa termometer akan memuai jika dipanaskan.
Pemuaian mendorong kolom cairan (air raksa) keluar dari pentolan pipa menuju ke pipa kapiler
yang akan menunjukkan suhu pada kaca termometer atau dipengaruhi oleh dua hal yaitu
perubahan suhu benda atau zat, dan juga volume dari zat atau benda yang akan diukur.
Jenis-Jenis Termometer Berdasarkan Skalanya:
1. Termometer skala Celsius memiliki titik didih air 100°C dan titik bekunya 0°C. Rentang
temperaturnya berada pada temperatur 0°C – 100°C dan dibagi dalam 100 skala.
2. Temometer skala Reamur memiliki titik didih air 80°R dan titik bekunya 0°R. Rentang
temperaturnya berada pada temperatur 0°R – 80°R dan dibagi dalam 80 skala.
3. Termometer skala Fahrenheit memiliki titik didih air 212°F dan titik bekunya 32°F. Rentang
temperaturnya berada pada temperatur 32°F – 212°F dan dibagi dalam 180 skala.
4. Termometer skala Kelvin memiliki titik didih air 373,15 K dan titik bekunya 273,15 K.
Rentang temperaturnya berada pada temperatur 273,15 K – 373,15 K dan dibagi dalam 100
skala.
Termometer yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari ada banyak sekali jenisnya,
salah satunya adalah termometer suhu badan. Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu
badan seseorang. Termometer ini biasa disebut termometer klinis atau termometer demam. Skala
pada termometer ini berkisar antara 340°C atau 350°C sampai 420°C. Ini sesuai dengan suhu
tubuh normal manusia yakni 370°C. Ketelitian termometer badan mencapai 0,10°C.Termometer
ini menggunakan bahan termometrik air raksa.

Anda mungkin juga menyukai