Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

ALAT UKUR MULTIMETER DAN


OSILOSKOP

Di Susun Oleh :

Nama : UDAT MUNAJAT


Nim : 0201021037
Mata Kuliah : PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

Dosen pengampu :

WAWAN GUNAWAN. ST

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI


DR KHEZ MUTTAQIEN PURWAKARTA
2023
. 1. LATAR BELAKANG

Dalam melakukan eksperimen diperlukan pengukuran dan alat yang digunakan di dalam
pengukuran yang disebut alat ukur. Di dalam kehidupan sehari-hari, alat ukur listrik merupakan
peralatan yang diperlukan oleh manusia. Karena, besaran listrik yaitu seperti : tegangan, arus,
daya, frekuensi dan sebagainya tidak dapat langsung ditanggapi oleh indera kita. Makanya,
besaran listrik tersebut di transformasikan melalui fenomena fisis yang akan memungkinkan
pengamatan melalui indera kita.
Multimeter atau multitester adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai VOM (Volt-
Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun arus
(amperemeter). Ada dua kategori multimeter yaitu multimeter digital atau DMM (digital multi-
meter) dimana multimeter yang ini merupakan yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya,
dan multimeter analog. Masing-masing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.
Sebuah multimeter merupakan perangkat genggam yang berguna untuk menemukan kesalahan dan
pekerjaan lapangan, maupun perangkat yang dapat mengukur dengan derajat ketepatan yang sangat
tinggi.
Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk
sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop biasanya digunakan untuk mengamati
bentuk gelombang yang tepat dari sinyal listrik. Selain amplitudo sinyal, osiloskop dapat
menunjukkan distorsi, waktu antara dua peristiwa (seperti lebar pulsa, periode, atau waktu naik)
dan waktu relatif dari dua sinyal terkait. Alat ukur ini dapat digunakan sebagai alat untuk
pengukuran rangkaian elektronik seperti TV, Radio Komunikasi,dsb. Bentuk alat ini hampir
sama dengan alat yang digunakan di rumah sakit di ruang operasi. Namun untuk yang ini
ukurannya kecil dari yang di gunakan di ruang operasi.

2. LANDASAN TEORI
Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan
tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multimeter secara umum, sedangkan pada
perkembangannya multimeter (multitester) masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti
mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Ada juga yang
menyebut sebagai VOM (Volt/Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan
(ohm-meter), maupun arus (amper-meter).
Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang
baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masing-masing kategori
dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.
Multitester analog menggunakan peraga jarum moving coil dan besaran ukur berdasarkan
arus (elektronis dan non elektronis). Sedangkan multitester digital menggunakan peraga bilangan
digital dan besaran ukur berdasarkan tegangan yang dikonversi ke sinyal digital.
Spesifikasi Multitester yaitu antara lain:
 Batas Ukur dan Skala Tegangan searah (DC&AC), arus (DC), dan resistensi
 Sensitivitas pengukuran tegangan
 sensitivitas pengukuran tegangan dalam ΩΩ/V/V
 ketelitian dalam %
 jangkauan frekuensi tegangan bolak-balik
 yang mampu diukur (misalnya antara 20 Hz - 30 KHz).
 baterai yang diperlukan
Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang
servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog ini. Kelebihannya adalah
mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan kekurangannya
adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya
menggunakan multimeter digital.
Multimeter analog terdiri dari bagian-bagian penting, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Papan skala
2. Jarum penunjuk skala
3. Pengatur jarum skala
4. Knop pengatur nol ohm
5. Batas ukur ohm meter
6. Batas ukur DC volt (dcv)
7. Batas ukur AC volt (acv)
8. Batas ukur ampere meter DC
9. Saklar pemilih (dcv, acv, ohm, ampere dc)
10. Test pin positif (+)
11. Test pin negatif (-)

Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang lebih
teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm
saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang
memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan
service center yang memakai multimeter digital.
Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi bila
melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya menggunakan multimeter
analog.

Fungsi dari multimeter adalah sebagai berkut :


 Digunakan untuk mengukur resistansi
 Digunakan untuk mengukur tegangan DC
 Digunakan untuk mengukur tegangan AC
 Digunakan untuk mengukur arus DC

Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Pada
kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana sinyal berubah
terhadap waktu. Osiloskop terbagi menjadi dua macam yaitu, osiloskop analog dan osiloskop
digital. Dalam bidang elektronika, osiloskop merupakan instrumen ukur yang memiliki posisi
yang sangat vital mengingat sifatnya yang mampu menampilkan bentuk gelombang yang
dihasilkan oleh rangkaian yang sedang diamati. Dewasa ini secara prinsip ada dua tipe osiloskop,
yakni tipe analog (ART - analog real time oscilloscope, ) dan tipe digital (DSO - digital storage
osciloscope), masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan.
Beberapa fungsi osiloskop adalah sebagai berikut :
a) Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
b) Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
c) Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
d) Membedakan arus AC dengan arus DC.
e) Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu, dll.
Adapun Tombol umum dalam osiloskop, yaitu
 On/Off : Untuk menghidupkan/mematikan Oscilloscope
 Ilumination : Untuk menyalakan lampu latar.
 Intensity : Untuk mengatur terang/gelapnya garis frekuensi
 Focus : Untuk mengatur ketajaman garis frekuensi
 Rotation : Untuk mengatur posisi kemiringan rotasi garis frekuensi
 CAL : Frekuensi Sample yg dpt diukur utk mengkalibrasi Oscilloscope

3. PRINSIP DAN CARA MENGUKUR


Penjelasan untuk skema prinsip kerja osiloskop analog:
· Saat kita menghubungkan probe ke sebuah rangkaian, sinyal tegangan mengalir dari probe
menuju ke pengaturan vertikal dari sebuah sistem osiloskop (Vertical System),
sebuah Attenuator akan melemahkan sinyal tegangan input sedangkan Amplifier akan
menguatkan sinyal tegangan input. Pengaturan ini ditentukan oleh kita saat menggerakkan kenop
"Volt/Div" pada user interface Osiloskop.

· Tegangan yang keluar dari sistem vertikal lalu diteruskan menuju pelat defleksi vertikal pada
sebuah CRT (Catode Ray Tube), sinyal tegangan yang dimasukkan ke pelat ini nantinya akan
digunakan oleh CRT untuk menggerakkan berkas-berkas elektron secara bidang vertikal saja (ke
atas atau ke bawah).
· Sampai point ini dapat disimpulkan bahwa Vertical System pada osiloskop analog berfungsi
untuk mengatur penampakan Amplitudo dari sinyal yang diamati.

· Selanjutnya sinyal masuk ke dalam pelat defleksi vertikal. Sinyal tegangan yang teraplikasikan
disini menyebabkan berkas-berkas elektron bergerak. Tegangan positif mengakibatkan berkas
elektron bergerak ke atas, sedangkan tegangan negatif menyebabkan elektron terdorong ke
bawah.
· Sinyal yang keluar dari Vertical System tadi juga diarahkan ke Trigger System untuk
memicu sweep generator dalam menciptakan apa yang disebut dengan "Horizontal Sweep" yaitu
pergerakan elektron secara sweep - menyapu ke kiri dan ke kanan - dalam dimensi horizontal
atau dengan kata lain adalah sebuah ungkapan untuk aksi yang menyebabkan elektron untuk
bergerak sangat cepat menyeberangi layar dalam suatu interval waktu tertentu. Pergerakan
elektron yang sangat cepat (dapat mencapai 500,000 kali per detik) inilah yang menyebabkan
elektron tampak seperti garis pada layar (misalnya seperti daun kipas pada kipas angin yang
tampak seperti lingkaran saja saat berputar).

· Pengaturan berapa kali elektron bergerak menyebrangi layar inilah yang dapat kita anggap
sebagai pengaturan Periode/Frekuensi yang tampak pada layar, bentuk konkretnya adalah saat
kita menggerakkan kenop Time/Div pada Osiloskop.

· Pengaturan bidang vertikal dan horizontal secara bersama-sama akhirnya dapat


merepresentasikan sinyal tegangan yang diamati ke dalam bentuk grafik yang dapat kita lihat
pada layar CRT.

 Langkah-Langkah Mengukur Tegangan Arus Bolak-Balik (AC) dengan Osiloskop

 Sinyal AC diarahkan ke CH input dan stel saklar mode untuk menampilkan bentuk gelombang
yang diarahkan ke CH tersebut.
 Distel saklar VOLT/ DIV untuk menampilkan kira- kira 5 DIV bentuk gelombang.
 Distel saklar SEC/ DIV untuk menampilkan beberapa gelombang.
 Atur penampilan gelombang secara vertikal sehingga puncak gelombang negatif, gelombang
berhimpit dengan salah satu garis gratikul horizontal.
 Atur tampilan gelombang secara horizontal, sehingga puncak berimpit dengan pusat garis
gratikul vertikal.
 Hitunglah tegangan puncak- kepuncak ( Peaks to peaks ) dengan menggunakan persamaan:
 VOLT ( p.p ) = ( difleksi vertikal ) x ( penempatan saklar VOLT/ DIV ).

 Langkah-Langkah Mengukur Tegangan Arus Searah (DC) dengan Osiloskop

 Berikut ini adalah langkah-langkah untuk mengukur tegangan arus searah (misalnya mengukur
tegangan baterai) dengan menggunakan osiloskop.
 Pilih mode SOURCE pada LINE.
 Pilh mode COUPLING pada DC.
 Pilih DC pada tombol AC-DC.
 Siapkan baterai yang akan diukur.
 Dengan kabel penghubung, hubungkan battery dengan salah satu channel.
 Hal yang perlu diperhatikan sebelum mengukur adalah, letakkan nilai 0 di layar sebaik mungkin.
 Variasikan VOLTS/DIV pada beberapa angka (misalnya 1, 1.5, dan 2).
 Catat semua hasil pengukuran yang didapatkan.

Multimeter Secara teori dapat dihitung dengan menggunakan rumus:


BU = Batas Ukur
SM = Skala maksimum yang dipakai
JP = Jarum Penunjuk
VAC = Tegangan terukur

Misalnya, pada pengukuran Batas Ukur yang digunakan adalah 250 Vc dan Skala Maksimum
yang digunakan 250, serta penunjukan jarum pada angka 200 lebih 4 kolom kecil yang mana
masing kolom bernilai 5 sehingga bila kita jumlah menunjuk angka 220. Dari data tersebut maka
diketahui BU=250, SM=250 dan JP=220. Sehingga tinggal kita masukan ke rumus diatas sbb:
Vac = (250/250) 220
Vac = 220

Sebelum digunakan pastikan multimeter tersebut dalam keadaan masih berfungsi dengan
mengecek baterai pada multimeter tersebut. Arahkan saklar pemilih pada posisi off. Lalu pasang
test pin positif dan negative. Sebelum melakukan pengukuran (tegangan DC, tegangan AC, dan
Arus DC), posisikan jarum skala pada angka nol (disebelah kiri). Jika belum menunjuk angka
nol, atur dengan pengatur jarum skala secara pelan-pelan agar tidak rusak.

 Cara Menggunakan Multimeter Analog


Multimeter analog dapat digunakan dengan cara-cara berikut ini:
1. Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka nol apabila
kedua penjoloknya dihubungkan. Putarlah penala mekanik apabila jarum belum tepat pada angka
nol (0).
2. Putarlah sakelar pemilih ke arah besaran yang akan diukur, misalnya ke arah DC mA apabila
akan mengukur arus DC, ke arah AC V untuk mengukur tegangan AC, dan ke arah DC V untuk
mengukur tegangan DC.
3. Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke sekala ohm dan nolkan
dahulu dengan menggabungkan probe positif dan negatif. Apabila belum menunjukkan angka
nol cocokkan dengan memutar ADJ Ohm.
4. Sambungkan penjolok warna merah ke jolok positif dan penjolok warna hitam ke jolok
negatif.
5. Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan negatifnya
karena bisa menyebabkan alat ukurnya rusak.

 Cara Menggunakan Multimeter Digital


Cara menggunakannya sama dengan multimeter analog, hanya lebih sederhana dan lebih cermat
dalam penunjukan hasil ukurannya karena menggunakan display 4 digit sehingga mudah
membaca dan memakainya.
1. Putar sakelar pemilih pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur siap dipakai.
2. Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah disambungkan dengan alat
ukur.
3. Catat angka yang tertera pada multimeter digital.
4. Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun probenya terpasang terbalik
karena display dapat memberitahu.

 Mengukur tegangan AC dengan multimeter


1. Pertama-tama harus diingat bahwa apakah yang diukur itu tegangan AC atau DC, kalau
AC Atur Selektor pada posisi ACV.
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan
yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V. Saklar Batas Ukur
menunjuk AC Volt, ke angka yang lebih tinggi dari batas ukur.
3. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya
4. Tempelkan colok yang satu ke (+) dan yang lain ke (-) karena yang akan diukur arus arusnya
bolak-balik. Hubungkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek. Pemasangan probe
multimeter boleh terbalik.
5. Kemudian dibaca hasil ukur pada multimeter.

Untuk mengukur tegangan DC secara prinsip tak ubahnya dengan AC . Hanya perlu diperhatikan
kabel colok alat ukur harus disambung pada kutub dari sumber tegangan.
 Mengukur tegangan DC dengan multimeter
a. Atur Selektor pada posisi DCV jikalau mau mengukur tegangan DC.
b. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan
yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
c. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi
tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
d. Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek. Waktu
mengadakan pengukuran, colok merah (+) ditempatkan pada (+) dan colok hitam (-) ditempatkan
pada (-). Tidak boleh terbalik.
e. Kemudian dibaca hasil ukur pada multimeter.
4. KESIMPULAN
Multimeter adalah alat untuk mengukur harga resistensi (tahanan),tegangan AC
(Alternating current),tegangan DC (Direct current), dan arus DC.` Ada dua kategori multimeter,
yaitu :
 Multimeter digital atau DMM (digital multi-meter),untuk yang baru dan lebih akurat hasil
pengukurannya).
 Multimeter analog.
Multimeter Secara teori dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

BU = Batas Ukur
SM = Skala maksimum yang dipakai
JP = Jarum Penunjuk
VAC = Tegangan terukur

Osiloskop adalah alat ukur yang di gunakan untuk memetakan atau membaca sinyal listrik
maupun frekuensi. Osiloskop di gunakan dalam pengukuran rangkaian elektronik seperti stasiun
pemancar radio, TV, atau dalam kegunaan memonitor frekuensi elektronik seperti di rumah sakit
dan untuk kegunaan-kegunaan lainnya.
5. DAFTAR PUSTAKA

 http://id.wikipedia.org/wiki/Multimeter
 http://www.sisilain.net/2010/10/pengertian-dan-fungsi-multimeter.html
 http://marulloh.multiply.com/journal/1/PRINSIP_KERJA_MULTIMETER
 http://anggitsetiyadi87.blogspot.com/2011/01/alat-bantu-dan-ukur listrik.html
 http://lpwi.blogspot.com/2011/03/cara-menggunakan-oscilloscope.html
 http://melanie-fisika13.blogspot.com/2011/12/osiloskop.html
 http://noviamalinda.blogspot.com/2011/12/prinsip-osiloskop.html
6. LAMPIRAN
Multimeter Digital Multimeter Analog

Osiloskop

Anda mungkin juga menyukai