Anda di halaman 1dari 8

PENGENALAN INSTRUMENSI LABORATORIUM

Praktikan: Alfredo (13210021)


Asisten: Darwin (13208013) Waktu Percobaan: 12 Agustus 2011 EL2193-Rangkaian Elektrik Laboratorium Dasar Teknik Elektro Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak Praktikum diawali dengan mengetahui ciri-ciri dari Multimeter dan juga Osiloskop. Setelah mengetahui spesifikasi-spesifikasi yang ada, kami bisa mencegah dari berbagai kejadian yang mampu merusak Multimeter dan Osiloskop tersebut. Lalu, kami mulai dengan pengukuran arus searah, tegangan searah, tegangan bolak-balik, dan pengukuran nilai resistansi pada Multimeter. Dari kedua jenis Multimeter, kami mendapatkan data-data bahwa banyak kekurangan dan kelebihan dari kedua Multimeter. Contohnya, Multimeter Analog lebih kuat dan tahan lama daripada Multimeter Digital. Multimeter Digital lebih akurat dan benar daripada Multimeter Analog, namun Multimeter Digital tidak mampu mengukur tegangan AC/DC dengan resistansi terlalu besar dan frekuensi terlalu besar. Praktikum selanjutnya menggunakan alat yang bernama Osiloskop. Pertama-tama, kami mencari ciriciri dan spesifikasi teknis dari Osiloskop. Setelah itu, kami mengkalibrasi Osiloskop tersebut, lalu kami melakukan percobaan pengukuran tegangan searah, tegangan bolakbalik, pengukuran beda fasa, frekuensi, dan faktor penguatan pada Osiloskop. Kami pun mendapatkan datadata dalam bentuk grafik. Setelah mendapatkan hasil, kami menyimpulkan bahwa pengukuran dengan Multimeter dan Osiloskop menunjukkan hasil yang sama. Namun, saat pengukuran tegangan bolak-balik, Osiloskop mengukur dengan lebih benar dan akurat, karena Osiloskop mampu menerima tegangan dan frekuensi dari Generator Sinyal yang bervariasi. Pada pengukuran beda fasa dan frekuensi, kami melakukan pengukuran dengan menggunakan metode Dual Trace dan Lissajous pada Osiloskop, dan kami mendapatkan hasil bahwa kedua metode tersebut menunjukkan hasil yang hamper sama, dan terdapat perbedaan pula. Terakhir, kami mengukur faktor penguatan menggambarkan karakteristik komponen 2 terminal di mana kelompok tidak mampu menyelesaikannya. Kata kunci: Osiloskop, Multimeter 1. Pendahuluan

alat penelitian tersebut, sehingga kita mampu mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan dan tidak membuat alat tersebut disfungsi dan juga rusak karena kelalaian kita sendiri. Tujuan dari praktikum ini adalah : 1) Mengenal multimeter sebagai pengukuran tegangan (Voltmeter), sebagai pengukur arus (Amperemeter), dan sebagai pengukur resistansi (Ohmmeter) 2) Memahami keterbatasan alat ukur pada pengukuran tegangan jatuh DC dan AC pada resistansi/impedansi besar 3) Memahami keterbatasan alat ukur pada pengukuran tegangan AC dengan frekuensi tinggi 4) Dapat menggunakan generator sinyal sebagai sumber berbagai bentuk gelombang 5) Dapat menggunakan osiloskop sebagai pengukur tegangan dan sebagai pengukur frekuensi dari berbagai bentuk gelombang 6) Dapat melakukan pengamatan karakteristik i-v komponen dua terminal; dengan osiloskop 7) Dapat membaca nilai resistor dan mengukurnya 2. Dasar Teori

Dalam melakukan penelitian, diperlukan alat-alat ukur untuk meneliti dan mendapatkan hasil untuk kepentingan penelitian. Dalam menggunakan alatalat ukur tersebut, diperlukan juga berbagai aturan dan etika dalam menggunakannya. Dalam praktikum ini, ada 3 alat ukur yang berperan besar :
2.1 Multimeter

Dalam masa ini, teknologi yang sudah digunakan oleh manusia merupakan teknologi-teknologi yang sangat maju dan sangat membantu bagi kehidupan manusia. Tetapi, dalam perkembangan yang sudah sangat pesat ini, kita sebagai pengguna juga butuh untuk mengerti bagaimana caranya memanfaatkan teknologi-teknologi yang ada secara baik dan benar. Terutama dalam hal penelitian. Kita perlu belajar untuk menggunakan alat-alat penelitian tersebut sesuai dengan fungsinya. Terlebih lagi sebagai seorang engineer atau insinyur. Untuk menjadi seorang engineer yang hebat, kita bukan hanya harus mampu menggunakan alat-alat tersebut dengan baik dan benar, tetapi kita juga perlu secara cermat dan tangkas serta berhati-hati dalam menggunakan alat-

Halaman

Multimeter merupakan alat ukur dengan multifungsi, karena dapat mengukur 3 jenis satuan listrik, yaitu tegangan (Volt), hambatan (Ohm), dan arus (Ampere). Cara menggunakannya adalah, pertama-tama kita perlu mengkalibrasi jarum pada multimeter untuk setiap satuan yang ingin kita ukur, dengan cara-cara kalibrasi tertentu. Lalu kita pilih skala pengukuran pada sumbu pemutar multimeter, ukur, lalu sesuaikan dengan skala yang ada pada jarum multimeter. Sesuaikan skala jarum dengan skala sumbu pemutar,

dan kita akan mendapatkan tegangan/hambatan/arus.


2.2 Osiloskop

hasil

Langkah-langkah percobaan : Spesifikasi Teknis Multimeter


Catat pada tabel spesifikasispesifikasi tersebut

Osiloskop merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda. Osiloskop ini menggunakan skala pengukuran berupa Volts/div dan Times/div, untuk menghitung tegangan secara grafis dan kita harus menghitung periode dan frekuensi dari grafik tersebut.
2.3 Generator Sinyal

Ambil Multimeter Analog dan Digital

Lihat juga batasbatas pengukuran pada Multimeter

Lihat spesifikasispesifikasi yang tertera pada sumbu pemutar Multimeter

Generator sinyal adalah instrumen yang menghasilkan/membangkitkan berbagai bentuk gelombang : sinus, kotak, dan gergaji.
2.4 Power Supply

Gambar 0.1 Diagram Spesifikasi Teknis Multimeter

Pengukuran Arus Searah dengan Multimeter


gunakan besar hambatan yang lain rangkai kit multimeter

Power Supply merupakan alat untuk menghasilkan tegangan listrik ataupun arus dengan sumbernya berasal dari Ground (sumber listrik 220V) dan tegangan atau arus yang dihasilkan bisa diatur sesuai dengan yang kita inginkan. 3. Metodologi

Catat hasil pengukura n

Atur power supply V=6 V DC

Ukur dengan multimete r digital Atur batas ukur untuk mendapat kan besar arus

Ukur arus dengan multimete r analog

Alat dan komponen yang digunakan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Multimeter Analog (1 buah) Multimeter Digital (1 buah) Power Supply DC (1 buah) Generator Sinyal (1 buah) Osiloskop (1 buah) Kit Multimeter (1 buah) Kit Osiloskop dan Generator Sinyal (1 buah) Kit Box Osilator (1 buah) Kabel 4 mm 4 mm (min 5 buah)
Catat hasil pengukur an

Catat hasil pengukura n

Gambar 0.1 Diagram Pengukuran Arus Searah dengan Multimeter

Pengukuran Tegangan Searah dengan Multimeter


Ubahubah besar hambatan Rangkai kit multimet er

Ubah selector ke DCV

Ukur lagi dengan multimet er digital

10. Kabel BNC - 4 mm (3 buah) 11. Kabel BNC BNC (1 buah) 12. Konektor T BNC (1 buah)

Gambar 3.2 Diagram Pengukuran Tegangan Searah dengan Multimeter

Catat hasil pengukur an

Ukur tegangan di Vab dengan multimet er analog

Halaman

Pengukuran Tegangan Bolak-Balik dengan Multimeter


Catat hasilnya Buat rangkaian pada kit multimeter

Pengukuran Tegangan Searah dengan Osiloskop

Catat hasil pengukuran

Atur tegangan output power supply DC 2 V

Ukur besar tegangan dengan multimeter analog dan digital Ubah-ubah frekuensi sesuai kebutuhan

nyalakan generator sinyal, atur amplitudo 6V Ukur tegangan dengan osiloskop

Gambar 3.3 Diagram Pengukuran Tegangan Arus Bolakbalik dengan Multimeter

Gambar 3.6 Diagram Pengukuran Tegangan Searah dengan Osiloskop

Membaca dan Mengukur Nilai Resistansi dengan Multimeter


Ukur lagi pada resistor yang lain Ubah selector pada simbol

Pengukuran Tegangan Bolak-balik dengan Osiloskop

Catat hasil pengukuran

Atur generator sinyal pada frekuensi 1 kHz, tegangan 2 Vrms

Catat hasil pengukuran Ukur resistansi yang ada di kit multimeter

Pilih batas ukur Lakukan lagi untuk frekuensi yang berbeda Ukur tegangan ini dengan osiloskop

Gambar 3.4 Diagram Pengukuran Nilai Resistansi dengan Multimeter

Gambar 3.7 Diagram Pengukuran Tegangan Bolak-balik dengan Osiloskop

Pengkalibrasian Osiloskop
Bandingkan dengan harga kalibrator hubungkan output kalibrator dengan input X osiloskop

Pengukuran Beda Fasa pada Osiloskop


Ambil data untuk beberapa kedudukan potensio R Gunakan kit Osiloskop dan Generator sinyal

Lakukan pada kanal 1 dan 2

Ukur tegangan untuk dua harga Volt/Div dan Time/Div

Ukur beda fasa dengan cara dual trace dan Lissajous Hubungkan generator sinyal dengan input rangkaian penggeser

Atur generator sinyal pada frekuensi 1 kHz dan tegangan 2 Vpp

Gambar 3.5 Diagram Pengkalibrasi Osiloskop

Gambar 3.8 Diagram Pengukuran Beda Fasa

Halaman

Pengukuran Frekuensi
Gunakan Kit Box Osilator, hubungkan dengan 5 V DC

4.

Hasil dan Analisis


Tabel 4-1 Data Spesifikasi Multimeter

Catat Hasil Pengukura n

Multimeter Digital

ukur frekuensi f1, f2, f3 dengan cara langsung dan Lissajous Amati pada osiloskop

No.
Gunakan keluaran dari osilator

Spesifikasi

Keterangan

1.

Sensitivitas 600V maksimum, 400 mA maksimum

Gambar 3.9 Diagram Pengukuran Frekuensi dengan Osiloskop

Pengukuran Faktor Penguatan

Catat hasil pengukuran

Gunakan (penguat) di kit osiloskop dan generator sinyal

Nilai ketahanan maksimum (multimeter hanya sanggup menerima dengan nilai max tersebut, bhila tidak maka fuse multimeter akan putus) dari tegangan bisa dicapai hingga 600V, sedangkan untuk arus hingga mencapai 400 mA. Resistor dapat diukur dengan nilai tanpa batas, namun batas pengukurannya hanya mencapai 1000k Ohm

Ukur penguatan dengan mode xy dan dual trace

Gunakan input 1 kHz dan 2 Vpp dari generator sinyal

Multimeter Analog

Gambar 3.10 Diagram Pengukuran Faktor Penguatan

No.

Spesifikasi

Keterangan

Penggambaran Kurva Karakteristik i-v


Ulangi pengukuran dengan memodifikasi komponen 2 terminal

1.

DC 1000 V max, AC 750 V max, DC.AC 600V max

Gunakan Kit Osiloskop dan Generator Sinyal

Nilai ketahanan maksimum (kemampuan multimeter menerima tegangan dan arus) pengukuran DC hingga 1000 V, sedangkan untuk AC 600 V. DC.AC max adalah 600V

Atur osiloskop mode x-y, aktifkan tombol "INV"

Atur frekuensi 150 Hz dan 2 Vpp pada generator sinyal

Gambar 3.11 Diagram Kurva Karakteristik i-v

Analisis : Multimeter Analog merupakan alat pengukuran yang lebih kuat dan tahan lama dibandingkan dengan Multimeter Digital karena bahan resistor dan komponen-komponen lainnya dalam Multimeter Analog lebih baik dan didesain lebih kuat untuk menerima tegangan/arus.

Halaman

Tabel 4-2 Data Pengukuran Arus Searah dengan Multimeter No.

Tabel 4-4 Data Pengukuran Tegangan Bolak-Balik

Parameter Rangkaian yang Digunakan

Nilai Arus terhitun g (mA)

Mutimeter Analog

Multim eter Digital

Frekuensi (Hz)

Vab (Volt)

Multimeter Analog

Multimeter Digital

V s ( V )

R1 (Oh m)

R2 (Ohm )

Batas Ukur (mA)

Nilai Arus Teruk ur (mA)

Nilai Arus Teruku r (mA)

1.

50 Hz

2,8

2,811

2.

500 Hz

2,8

2,823

120

120

0,025

25

23,8

24,83

3.

5 kHz

2,407

1500

1500

0,002

2,5

1,9

1,98

4.

50 kHz

0,388

1,5x 10^ 6

1,5x1 0^6

2x10^-6

0,05

0,002

0,02

500 kHz

2,6

0,022

6 Analisis : Hasil pengukuran Multimeter Analog dan Digital adalah sama atau tidak jauh berbeda, akan tetapi Multimeter Digital tidak mampu membaca suatu nilai dengan 3 atau lebih angka di belakang koma atau 4 atau lebih angka di depan koma atau lebih dengan satuan yang hanya merupakan mA untuk mengukur arus. Hal ini disebabkan karena keterbatasan Multimeter Digital (sensitivitas arus terhadap hambatan sangat besar). Tabel 4-3 Data Pengukuran Tegangan Searah dengan Multimeter

5 MHz

4,4

0,005

Analisis : Tegangan yang dihasilkan oleh kedua multimeter sama. Tetapi, semakin besar frekuensi, semain berbeda pula tegangan yang dihasilkan multimeter Analog dan Digital. Terutama pada Multimeter Digital yang semakin menurun nilai tegangannya, disebabkan oleh sensitivitas Multimeter Digital terhadap frekuensi terlalu besar. Tabel 4-5 Data Pengukuran Resistansi dengan Multimeter

Parameter yang Digunakan

Multimeter Analog

Multi meter Digita l

No.

Nilai Resist ansi Tertuli s (Ohm)

Warn a Gelan g

Nilai Toleran si (%)

Nilai Resistansi Terukur (Ohm)

V s ( V )

R1 (Ohm)

R2 (Ohm)

Bata s Uku r (V)

Sensiti vitas (Ohm/ V)

Vab (V)

Vab (V) R1 220k M-MK-E 5%

Multimet er Analog

Multimet er Digital

212k

218,8k

120

120

10

80

3,033

R2

1,5

C-HE-E

5%

1,6

1500

1500

10

1000

2,994

R3

10

C-HH-E

5%

10

10,2

1,5x10 ^6

1,5x10 ^6

0,25

150x10 ^6

0,02

2,803 R4 33 J-J-J-E 5% 33 32,94

Halaman

Analisis : nilai yang ditunjukkan kedua multimeter hampir sama, tetapi dengan hambatan yang sangat tinggi, Multimeter Analog menunjukkan nilai tegangan yang jauh lebih kecil disbandingkan dengan Multimeter Digital. Hal ini disebabkan oleh sensitivitas Multimeter Analog yang sangat besar dibandingkan Multimeter Digital.

R5

2,2

M-MM-E

5%

2,2

2,176

*Keterangan : M=Merah, K=Kuning, C=Coklat, H=Hijau, E=Emas, J=Jingga Analisis : Nilai resistansi yang terukur pada kedua multimeter menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dan bisa dibilang sama, dan masih dalam jangkauan nilai toleransi. Tetapi, karena Multimeter Digital menunjukkan angka yang lebih akurat (3 angka di belakang koma), maka Multimeter Digital memiliki angka kebenaran yang lebih baik. Tabel 4-6 Data Spesifikasi Teknis Osiloskop No.

Tabel 4-7 Data Kalibrasi Osiloskop

Harga Kalibrator

Skala Pembacaan

Hasil Pengukuran

Tega ngan (V)

Freku ensi (Hz)

Vert ikal (V/ div)

No.

Spesifikasi

Keterangan Kan al 1 0,5 1000 0,5

Hori zont al (ms /div )

Teg ang an (V)

Pe rio da (m s)

Fre kue nsi (Hz )

1.

Ch1 (1MOhm//25pF), 300V CAT II Max. 400 Vpk

Kanal 1 : slot untuk menghubungkan kabel ke generator osiloskop atau rangkaian dan juga untuk kalibrasi osiloskop.

0,5

100 0

Kan al 2

0,1

1000

0,1

0,5

100 0

2.

Ch2 (1MOhm//25pF), 300V CAT II Max. 400Vpk

Kanal 2 : slot untuk menghubungkan kabel ke generator osiloskop atau rangkaian.

Analisis : Setelah pengkalibrasian yang baik dan benar, osiloskop menunjukkan nilai tegangan, perioda, dan frekuensi yang sama pada kedua kanal, dan mampu bekerja dengan dan akurat setelah dikalibrasi. Tabel 4-8 Data Pengukuran Tegangan Searah dengan Multimeter dan Osiloskop

3.

EXT TRIG (1MOhm//25pF), 300V CAT II Max. 400Vpk

Kanal keluaran untuk mengatur grafis secara horizontal.

Tegangan Terukur (V)

Multimeter 4. CAL 0,5Vp-p 1 kHz Slot untuk mengkaibrasi osiloskop dengan menghubungkan slot CAL ini ke input X (Kanal 1). Digunakan BNCProbe Kait dan Penjepit Buaya untuk mengkalibrasi.

Osiloskop

2,016 V

2V

Analisis : Osiloskop menunjukkan hasil pengukuran tegangan yang sama seperti Multimeter, akan tetapi pengukuran yang dihasilkan tidak lebih akurat dibandingkan multimeter (digital), karena osiloskop merupakan pengukuran secara grafis, dan dalam hal ini menggunakan Power Supply, bukan Generator Sinyal. Tabel 4-9 Data Pengukuran Tegangan Bolak-Balik dengan Multimeter dan Osiloskop

Analisis : Osiloskop memiliki nilai ketahanan yang terbatas pada masing-masing kanal atau slot. Jika melebihi batas ketahanannya, osiloskop bisa rusak.

Frekuensi (Hz)

Tegangan Terukur (V)

Multimeter

Osiloskop

100

2,036

2,9

1k

2,01

2,8

10k

1,115

2,8

Analisis : Hasil pengukuran pada Multimeter dan Osiloskop menunjukkan hasil yang sangat berbeda. Hal ini disebabkan

Halaman

Osiloskop dalam menganilsis tegangan AC lebih akurat karena tingkat kesalahan yang lebih kecil pada osiloskop, dan osiloskop lebih akurat jika bekerja bersama dengan Generator Sinyal. Tabel 4-10 Data Pengukuran Beda Fasa dengan Osiloskop

Tabel 4-11 Data Pengukuran Frekuensi dengan Osiloskop

Pos isi Nil ai Pot ens ior

V in p u t ( V p p )

f in p u t ( k H z)

Pengukuran Beda Fasa

Posisi Selekto r Frekuen si

Pengukuran Frekuensi

Cara Langsung

Cara Lissajous

Dual Trace

Lissajous

T sinyal (s)

f sinyal (Hz)

fgenerat or sinyal (Hz)

Gamba r Tampil an

fsiny al (Hz)

Mini mu m

Vpp t (s)

f1

0,82

1,219 5

f2
0.1V 0.1V 0.2 ms 0.5V 0.2 ms 0.5V X-Y

150x10 ^-6

6666, 67

Pengukuran frekuensi dengan metode Lissajous tidak dapat dilakukan, karena saat mode x-y gambar pada Osiloskop bergerak-gerak (tidak bisa diam) tidak dapat diamati

= (0/1)*360 = 0

= arcsin (0/2) = 0

f3

64x10^ -6

15625

Mak sim um

Vpp t (s)

Analisis : *PERCOBAAN INI DIAMBIL DARI DATA Adji Gunardhi 13210015 (DATA bagian CARA LISSAJOUS), KARENA KAMI TIDAK MAMPU MENYELESAIKAN PERCOBAAN INI.
X-Y

0.1V

0.1V

0.2 ms

0.5V

0.2 ms 0.5V

= 0.2/1* = 72

= arcsin (2/2.4) = 56,44

Tabel 4-12 Data Pengukuran Faktor Penguatan dengan Osiloskop

V input Analisis : Hasil yang ditunjukkan dari kedua metode tersebut adalah bahwa saat potensi potensior minimum, beda fasa menunjukkan angka 0. Tetapi, saat potensi potensior maksimum, beda fasa menunjukkan angka yang berbeda, dengan nilai yang berbeda jauh namun masih dalam jangkauan kebenaran. Dalam hal ini, metode Lissajous lebih akurat dibandingkan metode Dual Trace, karena grafik pada Dual Trace tidak bergantung pada mode x-y, sedangkan metode Lissajous menggunakan mode x-y yang secara horizontal-vertikal lebih akurat.

Cara Langsung

Cara Dual Trace

Teganga n (Vpp)

Frekuens i (kHz)

Faktor Penguata n

V out (Vpp )

Faktor Penguata n

Analisis : *PERCOBAAN INI TIDAK DILAKUKAN DIKARENAKAN WAKTU YANG TERBATAS Karakteristik Komponen Dua Terminal

Analisis :

Halaman

*PERCOBAAN INI TIDAK DILAKUKAN DIKARENAKAN WAKTU YANG TERBATAS

5. 1)

Kesimpulan Multimeter Digital menunjukkan hasil pengukuran yang lebih akurat daripada Multimeter Analog, tetapi Multimeter Analog lebih kuat dan tahan lama dibandingkan Multimeter Digital. Multimeter Digital tidak mampu mengukur arus tegangan jatuh DC dan AC secara akurat saat impedansi sangat besar, karena sensitivitas yang sangat besar, sehingga hasil yang ditunjukkan sangat jauh lebih kecil dari Multimeter Analog, dan itu adalah salah. Pada pengukuran tegangan AC, semakin tinggi frekuensi, semakin tidak akurat nilai pengukuran yang dihasilkan oleh Multimeter Analog dan Digital. Akan tetapi, Multimeter Analog hanya menunjukkan sedikit perubahan hasil pengukuran, sedangkan pada Multimeter Digital menunjukkan hasil pengukuran yang sangat jauh lebih kecil dan sangat tidak akurat. Dengan menggunakan Generator Sinyal, maka dihasilkan bentuk gelombang yang berbedabeda pada Osiloskop, seperti sinusoidal, segitiga, ataupun kotak-kotak. Osiloskop menunjukkan nilai tegangan yang lebih akurat daripada multimeter, dengan frekuensi yang tinggi. Osiloskop lebih baik dalam mengukur tegangan berfrekuensi. Kami tidak mampu menyimpulkan karena percobaan yang kami lakukan tidak selesai. Nilai resistansi yang ditunjukkan oleh Multimeter Analog dan Digital menunjukkan hasil yang sama besarnya dan tidak berbeda jauh. Namun karena Multimeter Digital mampu menunjukkan hasil hingga 3 angka di belakang koma, maka Multimeter Digital lebih akurat dan memiliki tingkat kebenaran yang lebih tinggi. Daftar Pustaka A. S. Sedra et.al., Microelectronic Circuits, Saunders College Publising, Toronto, 1991 H. S. Jackstar, Panduan Penulisan Laporan, Jacks Publishing, Bandung, 2008 T. Hutabarat Mervin, Praktikum Rangkaian Elektrk, Hlm. 1-18, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Bandung, 2011

2)

3)

4)

5)

6) 7)

6. [1] [2] [3]

Halaman

Anda mungkin juga menyukai