Anda di halaman 1dari 8

MODUL 2 RANGKAIAN ARUS SEARAH DAN NILAI STATISTIK RESISTANSI

Yulia Erina Sari (18014008)


Asisten: Daryl Haris Antoni
Tanggal Percobaan: 16/09/2015
EL2101-Praktikum Rangkaian Elektrik
Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak menggunakan komponen-komponen yang telah


tersedia.
Dalam menganalisa suatu rangakaian listrik, banyak metode Resistor juga merupakan komponen yang cukupr
yang dapat digunakan. Jika pada umumnya analisis nodal penting. Hanya resistor dengan resistansi tertentu
dan analisis mesh sering digunakan, terdapat analisa lain yang terdapat di pasaran. Sehingga, untuk
seperti thevenin, norton, superposisi, dan transformasi sumber. menyusun resistansi sesuai dengan keinginan
Metode-metode ini diharapkan bisa mempermudah analisa diperlukan rangkaian seri dan parallel. Di sisi lain,
rangkaian listrik. Dalam praktikum kali ini, akan nilai resistansi yang tidak tepat sesuai dengan
dibuktikan bahwa metode-metode seperti thevenein, Norton, kebutuhan juga menjadi problem tersendiri.
dan superposisi dapat digunakan dalam menganalisa Sehingga, melalui praktikum kali ini pula
rangkaian listrik terutama rangkaian arus searah. praktikan akan menganalisis perilaku statistic
Rangkaian yang disusun dapat juga menganut teorema resistansi.
resiprositas. Daya juga merupakan salah satu varibel yang
Oleh karena itu, dalam praktikum kali ini akan
penting. Melalui rangkaian thevenin atau Norton akan dicari
dibahas mengenai teorema thevenin, teorema
hambatan beban yang menghasilkan transfer daya meksimum.
Norton, superposisi, resiprositas, rangkaian
Di lain sisi, untuk membuat resistor sesuai dengan keinginan
resistor seri parallel, dan perilaku statistic resistansi.
kita, kita perlu merangkai resistor dengan cara seri atau
Sehingga, melalui percobaan ini praktikan dapat
paralel. Hal ini karena hanya nilai resistor tertentu saja yang
membuktikan kebenaran teorema-teorema yang
ada di pasaran. Selain itu, yang perlu diketahui juga bahwa
disebutkan di atas dan dapat menyusun rangkaian
nilai resistor tidak eksak. Nialinya bisa lebih ataupun kurang
resistor secara seri dan parallel untuk
dari nilai seharusnya. Oleh karena itu, pada praktikum ini
mendapatkan nilai yang diinginkan. Selain itu,
akan dilakukan pengukuran 100 buah resistor untuk
diharapkan pula praktikan mengetahui bahwa
mengetahui distribusi nilai resistor dan toleransinya.
resistor memiliki toleransi terhadap nilainya dan
Kata kunci: thevenin-norton, superposisi, resiprositas, memahami perilaku statistic resistansi.
daya, resistor.

2. STUDI PUSTAKA
1. PENDAHULUAN
Dalam menganalisa rangkaian litrik ada berbagai
Menganalisa rangkaian listrik pada dasarnya cara yang dapat digunakan dengan dasar hukum
hanya berdasar pada hukum Kirchhoff’s Current Kirchhoff’s Current Law (KCL) dan Kirchhoff’s
Law (KCL) dan Kirchhoff’s Voltage Law (KVL). Voltage Law (KVL). Salah satu tujuannya adalah
Akan tetapi, seiring dengan bertambah untuk memudahkan analisa yang dilakukan. Cara-
kompleksnya rangkaian yang akan dianalisa, cara tersebut seperti
dengan berdasar pada dua hukum di atas
A. Teorema Thevenin
berkembanglah metode-metode analisis yang baru.
Metode-metode analisi tersebut seperti pembagi Suatu rangkaian aktif yang bersifat linier dengan
tegangan, pembagi arus, teorema thevenin, dua kutub a dan b , dapat diganti dengan suatu
teorema Norton, superposisi, transformasi sumber, rangkaian terbuka dengan sumber tegangan VTH
dan lain-lain. seri dengan resistor RTH yang ekuivalen dengan
input resistansi saat tegangan independen
Selain metode analisis rangkain, bentuk dan nilai
dimatikan.[3]
komponen juga dapat membentuk suatu rangkaian
resiprok. Daya merupakan variable yang cukup
penting dalam analisis rangkaian listrik. Melalui
praktikum kali ini, praktikan diharapkan dapat
menentukan transfer daya maksimum

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 1


Dalam pengukuran menggunakan teorema
thevenin, sumber dependent tidak boleh dimatikan. E. Resistor Seri Paralel
Dengan teorema ini kita dapat menghitung arus Resistansi ekuivalen yang dihasilkan oleh resistor
beban dengan cepat bila beban diubah-ubah. yang diseri adalah jumlah keseluruhannya.
B. Teorema Norton 𝑁

𝑅𝑒𝑞 = ∑ 𝑅𝑛
Suatu rangkaian aktif yang bersifat linier dengan
𝑛=1
dua kutub a dan b , dapat diganti dengan suatu
rangkaian terbuka dengan sumber arus IN parallel Resistansi ekuivalen yang dihasilkan oleh resistor
dengan resistor RN yang ekuivalen dengan input yang diparalel adalah perkalian seluruh resistansi
resistansi saat tegangan independen dimatikan. dibagi dengan jumlah seluruh resistansi
Sehingga dapat disimpulkan bahwa RN = RTH. [3] 𝑁
1 1
Dimana = ∑
𝑅𝑒𝑞 𝑅𝑛
𝑉𝑇𝐻 𝑛=1
𝐼𝑁 =
𝑅𝑇𝐻

2.1 JUDUL SUB-BAB


Praktikum ini dibagi menjadi beberapa percobaan
seperti :
A. Memulai Percobaan
B. Percobaan Rangkaian Thevenin (Rangkaian 1)
C. Teorema Superposisi C. Teorema Thevenin (Rangkaian 2)
Teorema ini menyatakan bahwa respon yang D. Teorema Norton
terjadi pada suatu cabang, berupa arus atau
E. Teorema Superposisi
tegangan, yang disebabkan oleh beberapa sumber
arus dan tegangan yang bekerja bersama-sama, F. Teorema Resiprositas
sama dengan jumlah masing-masing respon jika
G. Transfer Daya Maksimum
sumber tersebut bekerja sendiri dengan sumber
lain diganti dengan resistansi dalamnya. H. Rangkain Resistor Seri Paralel
D. Resiprositas I. Perilaku Statistik Nilai Resistansi
Dalam setiap rangkaian pasif yang bersifat linier, J. Mengakhiri Percobaan
bila suatu sumber V dipasang pada suatu cabang k
menghasilakan arus I1=I pada cabang m, maka bila
sumber tegangan V tersebut dipindahkan ke
3. METODOLOGI
cabang m, arus yang mengalir pada cabang adalah
I2=I. 3.1 ALAT
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini :
 Kit Teorema Thevenin dan Norton (1 buah)
 Kit Multimeter (1 buah)
 Kit Osiloskop dan Generator Sinyal (1 buah)
 Resistor 1KΩ (100 buah)
 Resistor Dekade (1 set)
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 2
 Power Supply DC (2 buah) 3.2.3 Teorema Thevenin (Rangkaian 2)
 Multimeterdigital (2 buah)
 Kabel 4mm - 4mm (min 10 buah)

3.2 LANGKAH KERJA Pasang sumber tegangan senilai VT (dari sub praktikum
sebelumnya)
3.2.1 Memulai Percobaan
Pasang resistor dekade senilai RT (dari sub praktikum
Isi dan tanda tangani lembar penggunaan meja yang sebelumnya)
tertempel pada masing-masing meja praktikum
Catat arus yang melalui R1
Catat nomer meja dan kit praktikum yang digunakan dalam
Buku Catatan Laboratorium Ulangi untuk harga
R2 = 3,3 kΩ
R3 = 2kΩ || 2kΩ
Kumpulkan tugas pendahuluan kepada asisten
Tabulasikan data

Diagram 1-1 Memulai Percobaan Diagram 1-3 Langkah Rangkaian Thevenin 2

3.2.2 Percobaan Rangkaian Thevenin (Rangkaian 3.2.4 Teorema Norton


1)
Gunakan kit Thevenin Norton

Ukur I pada C-D

Pasang nilai R = 2k

Pasang mA meter seri pada cabang C-D

Catat arus yang melalui R1

RN=RT

Ukur nilai V (Vth) dengan voltmeter

Gunakan rangkaian di dalam kotak hitam sebagai pengganti sumber


arus

Ukur nilai Rth dengan ohmmeter Hubungkan dengan tegangan 18V

Ukur resistansi R1 Ukur arus yang melalui R1

𝑉𝑇 Ulangi untuk harga


Hitung arus dengan 𝐼 = R2 = 3,3 kΩ
𝑅𝑇 +𝑅1
R3 = 2kΩ || 2kΩ
Bandingkan hasil hitungan dengan pengukuran
Ubah resistor RN dengan resistor dekade

Ulangi untuk harga Ulangi untuk harga


R2 = 3,3 kΩ R2 = 3,3 kΩ
R3 = 2kΩ || 2kΩ R3 = 2kΩ || 2kΩ

Tabulasikan data Tabulasikan data

Diagram 1-2 Langkah Rangkaian Thevenin 1 Diagram 1-4 Mengukur Tegangan Searah
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 3
3.2.7 Transfer Daya Maksimum
3.2.5 Teorema Superposisi
Gunakan kit norton
Gunakan kit Multimeter

Beri nilai RA = 200Ω, 400Ω, 800Ω, 1600Ω, 3200Ω, 6400Ω,


12800Ω, 512000Ω menggunakan variabel metrix

Buat nilai V1 = 12 V dan V2 = 0 V

Beri nilai RB = 3,3 kΩ


Ukur arus yang melalui R4 dan beda potensial R1

Amati dan catat tegangan, arus, dan daya


Buat nilai V1 = 0 V dan V2 = 6 V

Atur R sehingga menghasilkan daya maksimum


Ukur arus yang melalui R4 dan beda potensial R1

Tabulasikan data
Buat nilai V1 = 12 V dan V2 = 6 V

Diagram 1-7 Transfer Daya Maksimum


Ukur arus yang melalui R4 dan beda potensial R1

3.2.8 Rangkaian Resistor Seri dan Paralel


Analisa data percobaan

Gunakan kut multimeter


Diagram 1-5 Teorema Superposisi

3.2.6 Teorema Resiprositas Atur resistor sehingga menghasilkan R = 5,2 kΩ

Ukur masing-masing resistor

Diagram 1-8 Rangkaian Resistor Seri Paralel

3.2.9 Perilaku Statistik Nilai Resistansi

Pasang sumber V=12 V pada ac Ukur 100 resistor 1KΩ

Ukur arus pada cd Tabulasikan data

Pindahkan sumber tegangan ke cd Buat tabel baru

Ukur arus ab Gabungkan dengan hasil kelompok lain

Diagram 1-6 Teorema Resiprositas Diagram 1-9 Perilaku Statisktik Nilai Resistansi

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 4


3.2.10 Mengakhiri percobaan 4.2 Teorema Thevenin (Rangkaian 2)
Tabel 1-2 Teorema Thevenin 2
Rapikan meja praktikum
No Nilai R1 I (mA)

Bereskan kabel 1 2 kΩ 2,057

2 3,3 kΩ 1,46

Matikan semua instrumen laboratorium 3 2kΩ || 2kΩ 2,92

4. 0 5,08
Periksa lagi lembar penggunaan meja

Pada percobaan kali ini nilai RTH yang digunakan


benar-benar diatur melalui resistor decade yang
Pastikan BCL ditandatangani asisten
resistansinya telah diukur menggunakan
multimeter dan disesuaikan dengan RTH hasil
Diagram 1-10 Mengakhiri Percobaan pengukuran sebelumnya. Dalam percobaan ini
juga dihasilkan nilai arus yang hampir sama saat
melewati R1.
4. HASIL DAN ANALISIS
4.1 Percobaan Rangkaian Thevenin(Rangkaian 1) 4.3 Teorema Norton
Tabel 1-1 Teorema Thevenin 1 Tabel 1-3 Teorema Norton

No Nilai R1 I terukur VT (V) RT (kΩ) I No Nilai R1 IN (mA) RN (kΩ) I terukur (mA)


(mA)
1 2 kΩ 5,1 1,33 2,203
1 2 kΩ 2,05 6,79 1,33 2,04

2 3,3 kΩ 5,1 1,33 1,563


2 3,3 kΩ 1,46 6,79 1,33 1,47

3 2kΩ || 2kΩ 5,1 1,33 3,14


3 2kΩ || 2kΩ 2,92 6,79 1,33 2,91

Pada percobaan Teorema Norton ini rangkaian


Pada percobaan ini rangkaian yang kompleks
yang kompleks diubah menjadi rangkaian yang
diubah menjadi rangkaian yang terdiri atas RTH dan
terdiri atas RN dan IN. Nilai RN sama dengan nilai
VTH dimana dapa percobaan kali ini RTH berasal
RTH. Nilai RTH saat diukur dengan multimeter
dari rangkaian yang diukur resistansinya dengan
adalah 1,33kΩ. Sedangkan nilai I yang kemudian
mematikan sumber tegangan. Nilai RTH saat diukur
disebut IN adalah 5,1 mA.
dengan multimeter adalah 1,33kΩ. Sementara VTH
yang didapat adalah 6,79V. Kemudian nilai beban Kemudian rangkaian ini diganti dengan rangkaian
yang diberikan ditentukan, yaitu R1. Sehingga, arus sumber arus (IN) yang parallel dengan rangkaian
yang melalui R1 adalah (RN). Sumber arus didapat melalui prosedur kusus
yang telah dijelaskan dalam langkah kerja.
R1 = 2kΩ
Sehingga, saat nilai arus yang melalui R1 diukur
𝑉𝑇 6,79 𝑉 kembali dengan rangkaian yang baru, didapat I
𝐼= = = 2,04 𝑚𝐴
𝑅𝑇 + 𝑅1 1,33 𝑘Ω + 2 𝑘Ω terukur. Nilai I terukur sama dengan nilai I yang
dihasilkan dalam rangkaian thevenin. Hal ini
R1 = 3,3kΩ
menunjukkan bahwa sumber tegangan yang seri
𝑉𝑇 6,79 𝑉 dengan resistansi dapat diganti dengan sumber
𝐼= = = 1,47 𝑚𝐴
𝑅𝑇 + 𝑅1 1,33 𝑘Ω + 3,3 𝑘Ω arus yang parallel dengan resistansi yang nilainya
ekuivalen dengan
R1 = 2kΩ || 2kΩ = 1kΩ
𝑉𝑇 6,79 𝑉 𝑉 =𝐼×𝑅
𝐼= = = 2,91 𝑚𝐴
𝑅𝑇 + 𝑅1 1,33 𝑘Ω + 1 𝑘Ω
Berdasarkan percobaan, nilai yang dihasilkan oleh
I thevenin nilainya sama dengan nilai I terukur.
Beda 0,01 x 10-3 dapat diabaikan karena ordenya
sangat kecil.
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 5
Tabel 1-4 Teorema Norton 2 Dari hasil percobaan, saat peletakan sumber
tegangan di node ab dan pengukuran arus di node
No Nilai R1 I (mA)
cd nilainya sama dengan peletakan tegangan di
1 2 kΩ 2,23 node cd dan pengukuran arus di node ab. Sehingga,
dari percobaan terbukti bahwa rangkaian listrik
2 3,3 kΩ 1,59 yang digunakan memenuhi teorema resiprositas.
Selain itu, dengan adanya percobaan ini
3 2kΩ || 2kΩ 3,18
membuktikan bahwa teorema resiprositas benar
adanya.
Pada percobaan kali ini nilai RTH yang digunakan
benar-benar kembali diatur melalui resistor decade
yang resistansinya telah diukur menggunakan
4.6 Transfer Daya Maksimum
multimeter dan disesuaikan dengan RTH hasil
pengukuran sebelumnya. Rangkaian sumber arus Tabel 1-7 Transfer daya

yang digunakan sama seperti percobaan


No RB (Ω) VB (V) IN (A) PB (Watt)
sebelumnya. Dalam percobaan ini juga dihasilkan
nilai arus yang hampir sama saat melewati R1. 1 200 0,576 2,85 x 10-3 1,62 x 10-3

2 400 1,072 2,69 x 10-3 2,88 x 10-3

4.4 Teorema Superposisi


3 800 1,934 2,43 x 10-3 4,69 x 10-3
Tabel 1-5 Teorema Superposisi
4 1600 3,245 2,03 x 10-3 6,59 x 10-3
No VT (V) VT (V) I4 (mA) V di R1 (V)
5 3200 4,9 1,53 x 10-3 7,49 x 10-3
1 12 0 0,103 11,65

6 6400 6,59 1,03 x 10-3 6,79 x 10-3


2 0 6 1,113 -4,09

7 12800 7,94 0,62 x 10-3 4,92 x 10-3


3 12 6 1,217 7,56

8 512000 9,95 0,02 x 10-3 1,99 x 10-3


Dari teorema ini terbukti bahwa rangkaian yang
terdiri dari sumber-sumber tegangan dan arus,
variable yang akan dicari dapat diukur dengan Grafik 1-2 Grafik daya
menghidupkan satu sumber dan mematikan
sumber lainnya kecuali sumber-sumber dependent
kemudian mengakumulasikan nilai-nilai yang Grafik Daya
didapat. Pada percobaan ini ada dua sumber yang 8
digunakan. Langkah pertama adalah mematikan
sumber 6V, kemudian langkah kedua adalah
PB (Watt) x 10-3

6
mematikan sumber 12V, dan langkah terakhir
adalah menghidupkan kedua sumber. Hasil yang 4
didapat adalah menjumlah nilai yang didapat dari
2
langkah satu dan langkah dua, bila dihitung maka
I = 0,103 + 1,113 = 1,216 mA 0
0 200000 400000 600000
V = 11,65 – 4,09 = 7,56 V
RB (Ω)
Jika dibandingkan dengan pengukuran nilai
tegangan di R1 dan nilai I4 adalah sama.
Berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan
ini, transfer daya maksimum terjadi saat nilai
R=3200 kΩ. Dimana saat nilai R (RL) adalah 3200 kΩ
4.5 Teorema Resiprositas
didapat daya sebesar 7,49 x 10-3. Hal ini sejalan
Tabel 1-6 Teorema Resiprositas dengan penurunan persamaan dalam teori
thevenin sebagai berikut
Vab (V) Vcd (V) Iab (mA) Icd (mA)
2
𝑉𝑇𝐻
12 - - 2,23 𝑝 = 𝑖 2𝑅 = ( ) 𝑅𝐿
𝑅𝑇𝐻 + 𝑅𝐿
- 12 2,23 -

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 6


Dengan menurunkan persamaan tersebut terhadap 14 1028-1032 0
RL untuk mendapatkan nilai transfer daya yang
maksimum didapat nilai RL = RTH sehingga 15 1033- … 0

2
𝑉𝑇𝐻
𝑝𝑚𝑎𝑥 = Berdasarkan pengukuran terhadap 100 buah
4 𝑅𝑇𝐻
resistor, sebagian besar resistor memiliki nilai
direntang 983-987 Ω, yaitu sebanyak 31 buah.
Sedangkan resistor yang bernilai 998-1002 Ω hanya
4.7 Rangkain Resistor Seri Paralel
ada tiga buah.
R (yang diinginkan) = 5,2 kΩ
Rangkaian yang digunakan Tabel 1-9 Perilaku statistik resistansi 2

Jumlah kelompok
Jumlah
No Resistansi (Ω)
keseluruhan
1 2 3 4 5

1 0-967 0 5 0 19 0 14

2 968-972 1 11 0 6 0 18
R1 efektif = 1,517 kΩ
R2 efektif = 1,480 kΩ 3 973-977 6 49 4 15 4 78

R3 efektif = 2,189 kΩ 4 978-982 25 29 29 24 18 125

Rtotal efektif = 5,18 kΩ 5 983-987 26 4 31 14 29 97

Dalam percobaan kali ini, nilai resistansi yang


6 988-992 19 0 22 8 32 81
dihasilkan oleh susunan seri ketiga resistor diatas
tidak tepat 5,2 kΩ melainkan 5,18 kΩ. Hal ini
7 993-997 6 2 9 5 8 30
disebabkan oleh nilai masing-masing resistor yang
digunakan kurang tepat. 8 998-1002 12 0 3 3 4 22

9 1002-1007 3 0 1 1 2 7
4.8 Perilaku Statistik Nilai Resistansi
10 1008-1012 2 0 1 2 3 8
Tabel 1-8 Perilaku statistik resistansi 1

11 1013-1017 0 0 0 1 0 1
No Resistansi (Ω) Jumlah

1 0-967 0 12 1018-1022 0 0 0 0 2 2

2 968-972 0 13 1023-1027 0 0 0 0 1 1

3 973-977 4 14 1028-1032 0 0 0 0 0 0

4 978-982 29 15 1033- … 0 0 0 2 4 6

5 983-987 31
Dari praktikum kali ini didapat kesimpulan bahwa
dari 500 buah resistor yang diukur, resistor
6 988-992 22
terbanyak berukuran 978-982 Ω, yaitu sebanyak 125
7 993-997 9
buah. Sedangkan resistor yang berukuran 998-1002
ada 22 buah resistor. Sehingga, dalam
8 998-1002 3 kenyataannya kebanyakan resistor memiliki
resistansi kurang atau lebih dari 1000Ω.
9 1002-1007 1
Jika dalam percobaan diambil 3 buah resistor
10 1008-1012 1 secara acak, maka peluang mendapatkan resistor
3
dengan nilai diantara 999-1000 Ω adalah . Dalam
100
11 1013-1017 0
praktiknya, nilai resistor yang berhasil diambil
12
bernilai 994 Ω, 981 Ω, dan 987 Ω. Sehingga, dapat
1018-1022 0
ditarik kesimpulan bahwa sangan sulit
13 1023-1027 0 mendapatkan nilai resistor dalam rentang tersebut.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 7


5. KESIMPULAN
Dalam praktikum kali ini, percobaan yang
dilakukan adalah membuktian dan memahami
teoreme thevenin, teorema Norton, teorema
superposisi, teorema resiprositasm rangkaian
resistor seri paralel, dan memahami perilaku
statistic resistansi.
Berdasarkan percobaan dapat disimpulkan bahwa
analisi rangkain dapat dilakukan dengan metode
thevenin, metode Norton, dan metode superposisi.
Masing-masing metode memiliki langkah yang
khusus namun menghasilkan nilai yang sama.
Walaupun langkah tiap metode cukup berbeda,
akan tetapi analisis ini tetap didasarkan pada
hokum Kirchhoff’s Current Law (KCL) dan
Kirchhoff’s Voltage Law (KVL). Selain itu, metode-
metode ini dimaksudkan untuk mempermudah
analisa suatu rangkaian.
Dari percobaan pula didapat pula kebenaran
rangkaian resiprok yang menganut prinsip
resiprositas. Melalui praktikum pula didapat untuk
menghasilkan transfer daya maksimum
dibutuhkan resistansi beban yang besarnya sama
dengan resistansi total rangkaian. Selain itu,
melalui rangkaian resistor seri dan parallel didapat
nilai resistor yang diinginkan. Di lain sisi, nilai
resistor yang didapat akan terdapat factor toleransi
sehingga nilai resistansinya dapat berkurang atau
berlebih.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Jackstar H. S., Panduan Penulisan Laporan, Jacks
Publishing, Bandung, 2008.
[2] Adel S. Sedra dan Kennet C. Smith,
Microelectronic Circuits, Oxford University Press,
USA, 1997.
[3] Alexander Sadiku, Fundamental of Electric Circuits,
Mc Graw Hill, Singapore, 2009.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 8

Anda mungkin juga menyukai