Anda di halaman 1dari 10

MODUL 2 RANGKAIAN ARUS SEARAH DAN NILAI STATISTIK RESISTANSI

Justin.P.Sitohang (18015011)
Asisten: Rosana Dewi Amelinda (13213060)
Tanggal Percobaan: 14/09/2016
EL2101-Praktikum Rangkaian Elektrik
Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak 4. Dapat merancang rangkaian pembagi


tegangan,
Percobaan kedua ini pada dasarnya
adalah mengenai rangkaian Arus Searah 5. Memahami rangkaian resistor seri dan
dan Nilai Statistik Resistansi dengan paralel,
cara memahami penggunaan teorema 6. Memahami nilai statistic resistansi.
Thevenin dan teorema Norton,teorema
Superposisi, Teorema
Resiprositas,Rangkaian pembagi 2. STUDI PUSTAKA
tegangan , rangkaian resistor
paralel,serta nilai statistik resistansi Dalam percobaan ini, kami mencoba
untuk mengukur batas toleransi suatu membuktikan apakah teorema seputar
rangkaian seperti teorema Thevenin-Norton,
resistor.
superposisi, dan resiprositas berlaku di
Kata kunci: teorema rangkaian, statistik, rangkaian yang sebenarnya atau hanya
resistansi sebatas teori belaka. Selain itu kami juga
menguji dan meneliti mengenai perilaku
1. PENDAHULUAN statistik nilai resistansi dari suatu resistor.
Adapun penjelasan lebih detail mengenai
teorema rangkaian dan statistik resistansi
1.1 LATAR BELAKANG
akan dipaparkan lebih lanjut dalam uraian di
Pada percobaan rangkaian arus searah bawah ini.
banyak teorema yang kita pelajari
sebelumnya, Teorema-teorema itu kita ingin 2.1 TEOREMA THEVENIN-NORTON
membuktikan pada percobaan kali ini baik
secara matematis dan eksperimen. Pada
percobaan kali ini kita ingin melihat dan
menyocokkan hasil perhitungan matematis
dan teorema-teorema yang kita pelajari
dengan hasil real eksperimen yang kita
peroleh.
Selain itu disini kita memiliki percobaan nilai
statistic resistansi yang dimana pada bagian
ini untuk mengecek kondisi sebuah resistor
apakah resistor tersebut masih di batas
koridor toleransi pada resistor.Hal ini Teorema Thevenin menyatakan bahwa suatu
bertujuan untuk mengecek bahwa resistor rangkaian aktif yang bersifat linier dengan 2
tersebut masih baik atau tidaknya digunakan. terminal a dan b dapat diganti dengan suatu
sumber tegangan Vth yang diserikan dengan
1.2 TUJUAN resistor Rth [1].

Adapun tujuan secara lengkap dari Cara menghitung Vth adalah dengan cara
percobaan ini adalah : menghitung tegangan open circuit pada
terminal a-b (terbuka dan tanpa load).
1. Memahami penggunaan teorema Sedangkan cara menghitung Rth adalah
thevenin dan teorema Norton pada dengan cara menghitung resistansi di antara
rangkaian arus searah, terminal a-b dengan semua sumber
2. Memahami teorema superposisi, independen dibuat nol nilainya (sumber
tegangan independen menjadi short circuit
3. Memahami teorema resiprositas, dan sumber arus independen menjadi open
circuit) [2].
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 1
akan menghasilkan arus Iy pada cabang x.
Lebih jauh lagi, dual dari teorema ini juga
berlaku benar yaitu apabila sumber tegangan
tadi diganti menjadi sumber arus.
Apabila sumber arus Ix yang berada di antara
nodal x dan x’ memberi tanggapan tegangan
Vy di antara nodal y dan y’, maka
penghilangan sumber arus Ix dari nodal x dan
x’ dan penyisipannya di antara nodal y dan y’
juga akan memberi tanggapan Vy di antara
nodal x dan x’ [2].

2.4 TRANSFER DAYA MAKSIMUM


Daya dari suatu komponen dapat dihitung
dengan mengalikan nilai arus yang melewati
komponen tersebut dengan besar tegangan
Sedangkan teorema Norton menunjukkan dalam komponen tersebut. Dalam rangkaian
bahwa suatu rangkaian aktif yang bersifat pengganti thevenin atau norton, nilai
linier dengan 2 terminal a dan b dapat resistansi dari resistor beban (load) agar
diganti dengan suatu rangkaian ekuivalen transfer dayanya maksimum harus sama
yang hanya mengandung sumber arus besar dengan resistansi theveninnya (RL =
independent dan sebuah resistor yang Rth).
terhubung secara paralel,sehingga
sedemikian hingga hubungan antara arus
listrik dan tegangan pada beban tidak
berubah[3].
Cara menghitung In adalah dengan cara
menghitung arus short circuit yang Oleh karena itu besar nilai dayanya sama
menghubungkan terminal terminal a-b dengan nilai di atas. Dan maksimum nya
(tanpa load). Sedangkan cara menghitung R th terjadi saat RL = Rth dan besarnya P=
adalah dengan cara menghitung resistansi di Vth2/4Rth [2].
antara terminal a-b dengan semua sumber
independen dibuat nol nilainya (sumber 3. METODOLOGI
tegangan independen menjadi short circuit
dan sumber arus independen menjadi open 3.1 ALAT DAN KOMPONEN
circuit) [4].
Alat dan komponen yang digunakan dalam
2.2 TEOREMA SUPERPOSISI percobaan ini adalah :

Teorema superposisi menyatakan bahwa jika 1. Kit Teorema Thevenin dan Norton (1
ada suatu rangkaian linier yang memiliki buah)
sumber independen lebih dari satu, maka 2. Kit Multimeter (1 buah)
respon dari suatu cabang (baik berupa arus
dan tegangan di cabang itu) sama dengan 3. Kit Osiloskop & Generator Sinyal (1
jumlah respon cabang tersebut yang buah)
disebabkan oleh masing-masing sumber 4. Resistor 1KΩ (100
independen dengan mematikan sumber buah)
independen lainnya [5]. Ketika melihat
respon dari satu sumber tertentu, semua 5. Resistor Dekade (1 set)
sumber tegangan independen lain diganti 6. Power Supply DC (2 buah)
menjadi short circuit dan sumber arus
independen lain diganti menjadi open circuit. 7. Multimeter
(2 buah)
2.3 TEOREMA RESIPROSITAS 8. Kabel 4mm – 4mm (min
Teorema resiprositas menyatakan bahwa 10 buah)
dalam setiap rangkaian bilateral linier pasif,
jika sumber tegangan Vx pada cabang x
menghasilkan tanggapan arus Iy pada cabang
y, maka penghilangan sumber tegangan dari
cabang x dan penyisipannya pada cabang y
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 2
3.2 LANGKAH PERCOBAAN
3.2.1 Percobaan Teorema Thevenin (Rangkaian 1) Teorema Thevenin (Rangkaian 2)

Gunakan kit Thevenin dan Norton

Pasanglah sumber tegangan DC 20 V pada


A-B

Pasang Amperemeter dan R secara seri pada


C-D

Catat arus yang melalui R Susun rangkaian sesuai gambar dan atur besar
sumber tegangan dengan power supply sebesar VT
seperti percobaan sebelumnya

Atur RT dengan resistor dekade dengan nilai yang


didapat percobaan sebelumnya

Bukalah beban (R) dan Amperemeter lalu ukur


tegangan open circuit C-D dengan voltmeter
Ukur arus yang mengalir melalui R dengan
amperemeter

Catat tegangan open circuit sebagai VT

Ukur RT dengan ohmmeter di C-D dengan Lakukan percobaan ini untuk nilai R = R1, R= R2, R=
terlebih dahulu melepas sumber tegangan dari R3 , dan R = 0.
A-B dengan menghubung singkatkannya
Teorema Norton
3.2.1
Ukur resistansi R dengan ohmmeter • Susun rangkaian seperti percobaan
A-B)
(tanpa melepas sumber tegangan pada
Hitung arus melalui R dengan I = VT / (RT + R) singkat pada C-D denagn amperemeter
dan bandingkan dengan hasil di langkah 4 di • Ukur IN dengan mengukur arus hubung
diagram ini kit teorema Thevenin-Norton
besarnya IN dengan potensiometer pada
• RN = RT , aturlah sumber arus sehingga
Lakukan percobaan ini untuk nilai R = R1, R= R2,
dan R= R3 = R1, R= R2, dan R= R3
• Ukur arus melalui amperemeter untuk R

kembali
resistor dekade lalu ukur arusnya
• Ubah resistor rangkaian N menggunakan

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 3


4 Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB
# Memakai kit Teorema Thevenin-Norton
(mrngukur hambatan)
(mengukur tegangan), dan di ohmmeter
di set di arus DC (mengukur arus), di V DC
• Bandingkan hasil penghitunhgan 2 arus di
atas dan catat hasilnya
# Menggunakan Multimeter Sanwa CD 800a
• Pasanglah sumber tegangan 12 V pada c-
Setting alat :
d dan ukur arus melalui a-b dengan
(RANGKAIAN 1) amperemeter
• Pasanglah sumber tegangan 12 V pada a-
4.1 PERCOBAAN TEOREMA THEVENIN
b dan ukur arus melalui c-d dengan
amperemeter
uraian selanjutnya.
• Buat rangkaian sepeti di atas
dan analisis yang akan dijabarkan dalam
Dari hasil percobaan tersebut didapat data
4. HASIL DAN ANALISIS
histogram nilai resistansi
dan gabungkan data-data tersebut dalam bentuk
Minta data pengukuran resistor dari kelompok lain
Teorema Resiprositas 3.2.5
• Bandingkan nilai yang didapat dan
digital dan catat nilainya amati apakah hasil yang didapat 3
Ukurlah ke 100 resistor 1kΩ dengan multimeter berlaku teorema superposisi
• Ukur arus yang melalui R 4 dan beda
potensial pada R 1 dari ketiga kondisi 2
Perilaku Statistik Nilai Resistansi berikut :
• a. V1 = 12 V dan V 2 = 0 V (di-short)
digunakan dan resistansi efektif rangkaian tersebut • b. V1 = 0 V (di-short) dan V 2 = 6 V
Ukur resistansi masing-masing resistor yang • c. V1 = 12 V dan V 2 = 6 V
• Buat rangkaian seperti di atas dan
gunakan 2 power supply sebagai 1
sumber tegangannya dam diketahui
bahwa
R 1=1,5kΩ,R2=33kΩ,R3=1,5kΩ,R 4=220k
Ω,R 5=2.2kΩ
menghasilkan resistansi 870 Ω
dengan resistor yang tersedia di kit yang
Gunakan kit multimeter dan rangkai suatu rangkaian
Rangkaian Resistor Seri dan Paralel
• Gambarkan grafk daya vs RB dan atur
RB agar memperoleh nilai daya
maksimum
• Ukur V dan I yang melewati RB. Lalu
hitung dayanya
• Rangkai rangkaian pembagi tegangan Teorema Superposisi 3.2.4
dengan sumber tegangan 10 V dan
resistor RA (fxed, RA = 3,3 kΩ) dan RB
(berubah-ubah)
• Gunakan kit teorema norton
Transfer Daya Maksimum
Kejadian di Lab : Multimeter Sanwa tidak bisa mengukur batas
ini,kemudian kami mengganti dengan
Agak kesulitan dalam membuat rangkaian,
multimeter Rigol.Kesulitan juga awalnya
awalnya dalam hasil arus yang diberikan
menggunakan resistor dekade atau
simpang, tetapi kemudian rangkaian diulang
potensiometer.
kembali lalu dan mendapatkan nilai arus
yang benar. Resistansi (Ω) I pengukuran
di rangkaian
R Referensi Yang pengganti
Diukur thevenin
(mA)

R1 1k 1.013 2879
Resistansi (Ω) VT RT I pada I
(V) (Ω) rangkai hitung R2 2k 2.013k 1960
an awal an
Yang (mA) teori
Referen R3 3.3k 3.3k 1400
R Diuku theveni
si
r n (mA)
R4 0 0 4.972
R 2k 2.03k 0.84 2.022
1 Analisis :

R 3.3k 3.3k 6.6 1.3 0.7 2.019


Dalam percobaan thevenin rangkaian 2 ini
2 8 8k kami menggunakan multimeter Rigol dalam
mengukur arus terlihat bahwa perbedaan
R 1k 1.014 0.67 1.446 menggunakan multimeter rigol, dalam
3 k percobaaan ini kita juga ingin membuktikan
arus yang lewat pada beban pada rangkaian
I hitungan teori thevenin didapat dari rumus : pengganti thevenin sama dengan rangkaian
I = (VT)/ (RT + R) aslinya. Bila kita komparasikan tabel teorema
Thevenin 1 dengan tabel teorema Thevenin 2
Analisis : terdapat perbedaan nilai arus yang terukur
melewati rangkaian thevenin,hal itu
Dalam percobaan ini, arus pada beban yang
terukur oleh amperemeter nilainya cukup disebabkan alat ukur multimeter.
jauh dengan hasil perhitungan matematis Perbedaan nilai yang sedikit itu diakibatkan
menggunakan teorema thevenin. Adapun kondisi real yang tidak seideal perhitungan
mengapa hasilnya cukup jauh disebabkan belaka seperti yang telah dituliskan di
oleh kondisi real yang memang tidak analisis percobaan satu.
ideal.Multimeter Sanwa kami gunakan tidak
baik untuk mengukur dalam kondisi Berarti kita telah dapat membuktikan
diatas.Multimeter yang kami gunakan kurang teorema thevenin ini baik melalui
memiliki sensitivitas untuk mengukur arus perhitungan maupun secara pengukuran.
pada rangkaian.
4.3 TEOREMA NORTON
Hal lain yang memengaruhi besar arus yang
terukur adalah resistansi kawat,hambatan Setting alat :
dalam alat ukur,serta resistansi resistornya # Multimeter Rigol DM3058E di set di arus
juga karena resistor memiliki batas toleransi. DC
#Menggunakan Resistor Dekade atau
potensiometer
4.2 TEOREMA THEVENIN (RANGKAIAN 2)
Kejadian di lab :
Setting alat :
Kesulitan dalam membuat rangkaian
# Menggunakan Multimeter Rigol DMM 3058
di set di arus DC (mengukur arus), di V DC Resistansi (Ω) RN R dekade
(mengukur tegangan), dan di ohmmeter
(mrngukur hambatan) IN I I
Yang
Referen beba beba
R Diuku RT (Ω) RT (Ω)
si n n
# Memakai kit Teorema Thevenin-Norton r
(mA) (mA)

# Memakai resistor dekade atau


R 1k 1.014 5.01 1.38 2.07 1.35 2.04
potensiometer 1 k 8 k 8k 3

Kejadian di Lab :
R 2k 2.03k 1.3 1.29

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 5


2 1
dalam multimeter yang berbeda yang
menyebabkan nilai sedikit berbeda,namun
R 3.3k 3.3k 1.03 1.09 kelihatan hanya sedikit perbedaannya.
3 2 6

Analisis :
Besar R norton = R thevenin. Pada percobaan
ini ingin membuktikan bahwa arus yang 4.5 TEOREMA RESIPROSITAS
masuk ke rangkaian awal sama dengan Setting alat :
rangkaian pengganti norton.Terlihat di data
tabel diatas hanya memiliki perbedaan yang # Rigol DM 3058E di set di arus DC untuk
sedikit saja.Perbedaan itu disebabkan hal menghitung I
yang sudah dijelaskan diatas tadi.Pada Kejadian di Lab :
bagian ini juga kami mengalami kesulitan
dalam mengatur besar resistor dekade. Sedikit kesulitan membuat
rangkaiannya,namun akhirnya bisa.
4.4 TEOREMA SUPERPOSISI
Kondisi Konsekuensi
Setting alat :
# Multimeter Rigol DM 3058E di set di arus Vab = 12 V Icd = 2.246 mA
DC untuk menghitung I di R4 dan tegangan V
di R1 Vcd = 12 V Iab = 2.246mA
# 2 buah power supply sebesar 6V dan 12 V
Analisis :
Dalam percobaan bagian teorema
Kejadian di Lab : resiprositas ini kita hanya memutar posisi
sumber tegangan dari cabang ab dan
Sempat terjadi kesalahan pengukuran saat
menghitung arus cabang cd menjadi posisi
mengukur V1=0
sumber tegangan di cabang cd dan
meghitung arus di cabang ab,agar terlihat
jelas bisa dilihat bagian gambar di langkah
Tegangan (V) percobaan.Pada percobaan ini juga ingin
I di R4 (mA) V di R1 (V) membuktikan bahwa nilai arus di cd dan ab
V1 V2 itu besarnya sama menurut teorema
resiprositas.
12 0 0.138 11.69
Hasil yang kami peroleh adalah nilainya sama
0 6 1.736 -3.15 besar, yang berarti teorema resisprositas
sudah terbukti. Adapun mungkin ada
12 6 1.218 8.18 perbedaan karena masalah yang telah
dipaparkan dalam analisis percobaan satu
Analisis : dan dua.
Dari data hasil superposisi di atas secara
teori maka : 4.6 TRANSFER DAYA MAKSIMUM
I4 = I4 (saat V1 menyala dan V2 mati) + I4 Setting alat :
(saat V2 menyala dan V1 mati) #Rigol DM 3058E di set di arus DC untuk
I4 = 0.138 mA + 1.736 mA = 1.874 mA, menghitung IB

Namun hasil yang terukur saat kedua sumber Kejadian di Lab :


tegangan nyala berbeda yaitu 1.218 mA. Di modul keterangan nilai resistor terbalik
Sedangkan sama pula untuk tegangan : dan kesulitan dalam merangkai
menggunakan resistor dekade.
VR1 = VR1 (saat V1 menyala dan V2 mati) + VR1
(saat V2 menyala dan V1 mati) No. RB (Ω) VB (V) IB (A) PB
VR1 = 11.69 V – 3.51 V= 8.18V (Watt)

Namun hasil yang terukur saat kedua sumber 1. 200 0.573 2.86m 1.638
tegangan nyala yaitu 8.1 V. m
Jika kita lihat data diatas,hal tersebut
disebabkan resistansi resistor dan hambatan 2. 400 1.084 2.708 2.935
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 6
Hasil perhitungan dengan pengukuran bisa
m m
agak berbeda sedikit dikarenakan tidak
idealnya rangkaian pada kondisi realnya
3. 800 1.957 2.444 4.782 seperti kalibrasi resistor dekade, resistansi
m m kawat, dan banyak hal lainnya. Namun yang
paling penting hasil yang didapat dalam
4. 2600 3.275 2.047 6.703 pengukuran dan perhitungan tidak berbeda
m m jauh dan drastis.

5. 3200 4.94 1.544 7.621


m m

6. 6400 6.623 1.035 6.854


m m

7. 12800 7.98 0.624 4.929


m m

8. 51200 10 19.4 µ 194 µ Berikut adalah grafk hubungan antara R B


0 dengan P dayanya :

Analisis :
Dari hasil pengukuran di atas diperoleh
bahwa semakin besar resistansi R B maka
semakin besar pula V nya dan akan semakin
kecil I nya. Dapat kita lihat pula bahwa dari
data ke 1 sampai data ke 5, daya di RB
mengalami kenaikan sedangakn setelah itu
turun. Hal ini menunjukan bahwa di suatu
titik tertentu daya nya akan maksimum.

Dari grafk tersebut kita dapat mengetahui


bahwa semakin besar resistansi RB maka dia
akan semakin besar dayanya sampai suatu
titik puncak. Setelah melewati puncak
dayanya akan turun terus menuju 0. Dan dari
gambar tersebut juga membuktikan bahwa
daya maksimum dicapai saat RB mendekati
nilai RA yaitu 3.3 k Ω.

Jika kita melihat pada rangkaian pembagi


tegangan diatas; 4.7 RANGKAIAN RESISTOR DAN PARALEL
Karena IB = IA = 10 V / (RA + RB) Setting alat :
Sedangkan VB = (RB* 10 V )/ (RA + RB) # Menggunakan resistor di kit multimeter
dan resistor dekade
Maka secara perhitungan :
Kejadian di lab :
PB = IB* VB = (RB* 100 )/ (RA + RB)2
Lancar
Untuk mendapatkan daya maksimum RB
maka dapat dilakukan turunan fungsi Analisis :
terhadap Rb = 0 Melalui pengolahan kalkulus
didapat bahwa dia akan maksimum saat RB= Untuk membuat resistor 5.2 kΩ bisa
RA = 3.3 kΩ. menggunakan 3 resistor 1.5 kΩ,1.5
kΩ,2.2kΩ.Awalnya kami mengukur besar
Dan daya maksimumnya adalah : 7.57 mW masing masing resistor menggunakan
(Berdasar perhitungan). multimeter.Besar resistor masing- masing
berurutan sebenarnya 1.473 kΩ,1.473
Dari data di tabel nilai RB daya maksimum
kΩ,2.194 kΩ.
adalah saat 3200 Ω (mendekati 3.3 kΩ, benar
sesuai perhitungan) yaitu sebesar 7.621 mW.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 7


Berdasarkan pengukuran untuk membuat
IIII II
resistor sebesar 5.2 kΩ hanya tinggal
menserikan ketiga resistor tersebut.
3. 973-977 IIII IIII IIII 21
Jika menjumlahkan resistansi efektif & IIII I
sebenarnya.Selisih perbedaannya adalah
sebesar 0.06 kΩ.Hal itu disebabkan adanya 4. 978-982 IIII IIII IIII 17
toleransi resistansi yang ada di resistor. II

5. 983-987 IIII II 7
Kedua set resistor tersebut akan bernilai
sama. 6. 988-992 IIII 5

Kompone Nilai Pengukura 7. 993-997 IIII 4


n Tertulis n
8. 998-1002 - 0
R1 (dari 1.5 k Ω 1.473 k Ω
kit 9. 1003-1007 - 0
multimete
r)
10. 1008-1012 - 0
R2 1.5 k Ω 1.473 k Ω
11. 1013-1017 - 0
(dari
multimete 12. 1018-1022 - 0
r)
13. 1023-1027 - 0
R3(dari kit 2.2 k Ω 2.194 Ω
multimete 14. 1028-1032 - 0
r)
15. 1033-..... - 0
5.2 kΩ 5.14 kΩ
Req (Nilai
yang Analisis :
ingin Nilai resistor 1k Ω tersebut memiliki batas
dibentuk) toleransinya sebesar 5 % (Warna gelang
emas pada resistornya). Artinya nilai
resistansinya tidak akan tepat 1k Ω
melainkan memiliki rentang nilai resistansi
Berdasarkan hasil perhitungan dari nilai
dari 950 Ω sampai dengan 1050 Ω.
resistansi yang ada :
Dari data di atas dapat kita lihat persebaran
Rtotal = R1 + R2 + R3 =
nilai dari 100 resistor tersebut dari tiap
1.473k Ω + 1.473k Ω + 2.2 k Ω = 5.14 kΩ kelompok data.
Dan dari data yang diambil oleh tim kami,
4.8 PERILAKU STATISTIK NILAI kelompok data nilai resistor yang memiliki
RESISTANSI frekuensi paling tinggi ada pada kelompok
Setting Alat : data 0 Ω-967 Ω yaitu sebanyak 24 kali.

# Menggunakan Sanwa DMM CD600a di set


di pengukuran resistansi Maka dari itu dapat kita olah tabel di atas
Kejadian di lab : untuk medapatkan info penting mengenai
pengolahan statistiknya.
Lancar
Resistansi Frekuensi
(Ω) Frekuensi Nilai
No Resistansi (Ω) Cacah Jumlah Kumulatif Tengah
. 963-967 24
24 965
1. 0-967 IIII IIII IIII 24 968-972 22
46 970
IIII IIII
973-977 21
67 975
2. 968-972 IIII IIII IIII 22

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 8


978-982 17
84 980 . nsi (Ω) Ke Ke Ke Ke Ke Kel Keselu
l l l2 l8 l 7 ruhan
983-987 7 1 1 1
91 985
1 4
988-992 0
96 990
1. 0-967 1 3 7 1 2 2 25
993-997 0 0
100 995
998-1002 0 2. 968- 1 7 1 8 1 5 72
100 1000 972 6 7 9
1003-1007 0
100 1005 3. 973- 2 2 3 2 2 22 158
1008-1012 0 977 1 5 7 7 6
100 1010
1013-1017 0 4. 978- 3 4 2 3 2 44 205
100 1015 982 6 6 3 5 1
1018-1022 0
100 1020 5. 983- 1 1 9 1 2 17 93
987 4 4 4 5
1023-1027 0
100 1025
6. 988- 2 2 8 9 7 4 32
1028-1032 0 992
100 1030
1033-1037 0 7. 993- 0 0 2 5 0 2 9
100 1035
997

8. 998- 0 0 0 0 0 3 3
1002
# Rata-rata data di atas adalah sebagai
frekuensi x nilai tengah 9. 1003- 0 0 0 0 0 0 0
berikut : ∑¿ / 1007
¿
10 1008- 0 0 0 1 0 0 1
( ∑ frekuensi) = . 1012

885.3 Ω
11 1013- 0 0 0 0 0 0 0
# Modus dapat dihitung dengan : . 1017

Mo = Tb + (d1)* c /(d1+d2) 12 1018- 0 0 0 0 0 0 0


. 1022
Dimana Tb adalah tepi bawah kelompok
terbanyak, d1 adalah selisih frekuensi 13 1023- 0 0 0 0 0 0 0
kelompok terbanyak dengan kelompok . 1027
dibawahnya, d2 adalah selisih kelompok
terbanyak dengan kelompok yang ada di 14 1028- 0 0 0 0 0 0 0
atasnya, dan c adalah panjang kelas data. . 1032

15 1033-... 0 0 0 0 0 0 0
. ..
Maka :
Mo = 962.5 + (2 * 5)/(2 + 24) = 962.88 Ω Analisis :
Dari data di bawah ini kita bisa mendapat Dari data di atas bisa kita cari rata-rata dan
lebih banyak informasi data statistik modusnya seperti pada table sebelumnya.
resistansinya : Dengan cara yang sama didapatkan bahwa :
# Rata-ratanya = 980.19 Ω
# Modusnya = 977.5 + (112*5)/(112+47) =
981.0 Ω

No Resista Jumlah di Jumlah


Dari tabel di atas bisa kita buat histogramnya
yaitu sebagai berikut :

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 9


resistansi thevenin dari rangkaian
tersebut dan akan turun kembali
setelah melewati titik maks .
5. Suatu nilai resistor dapat diperoleh
dari gabungan beberapa resistor
dengan cara diseri ataupun
diparalelkan.
6. Resistor memiliki batas nilai
toleransinya sehingga nilai resistansi
dari resistor tersebut tidak akan tepat
sama dengan nilai resistansi
tertulisnya melainkan akan berada
5. KESIMPULAN pada range daerah toleransi di sekitar
nilai resistansi tertulisnya. Pada
Kesimpulan dari percobaan ini ada beberapa percobaan kali ini rata-rata nilai
yaitu : resistansi dari 100 resistor 1kΩ yang
1. Rangkaian aktif linear dengan diukur oleh kelompok kami adalah
terminal a & b akan sama atau 885.03 kΩ.
ekuivalen dengan rangkaian
pengganti thevenin(sumber tegangan
Vth diserikan dengan resistor
pengganti Rth ) ataupun dengan
rangkaian pengganti Norton( sumber DAFTAR PUSTAKA
arus In diparalelkan dengan resistor
[1] Hutabarat, Mervin T, Praktikum
pegganti Rth pada terminal a & b.
Rangkaian Elektrik, Sekolah Teknik
2. Pada rangkaian linear aktif yang Elektro Dan Informatika ITB ,
memiliki lebih dari 2 sumber Bandung, 2015.
independent(sumber tegangan
ataupun arus), berlaku hukum [2] Alexander, Charles K & Matthew
superposisi yaitu respon dari suatu N.O.Sadiku, Fundamental of
cabang sama dengan jumlah respon Electric Circuit, Mc Graw Hill, New
cabang tersebut yang disebabkan York, 2013
oleh masing-masing sumber
independen dengan mematikan [3] Alexander, Charles K & Matthew
sumber independen lainnya. N.O.Sadiku, Fundamental of
Electric Circuit, Mc Graw Hill, New
3. Teorema Resiprositas terbukti pada
rangkaian yang memiliki sumber York, 2013
tegangan dan mengukur arus di suatu [4] https://themahardhikagroup.wordpr
cabang.Apabila sumber tegangan dan ess.com/2009/03/09, 17 September
cabang arus tersebut dipertukarkan 2015, 01:38
maka nilai arus akan sama besarnya.
[5] Hayt, William H., Engineering
4. Pada rangkaian pembagi tegangan,
daya akan naik seiring semakin Circuit Analysis, Mc Graw Hill, New
besarnya resistor hingga daya York, 2005.
maksimum suatu beban terjadi saat
resistansinya sama besar dengan

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 1


0

Anda mungkin juga menyukai