Anda di halaman 1dari 8

FOTO

MODUL 2 RANGKAIAN ARUS SEARAH DAN NILAI STATISTIK RESISTANSI

Matthew Wijaya Chandra (13222020)


Asisten: Verdian Yoss H. S. (23223028)
Tanggal Percobaan: 11/09/2023
EL2101-Praktikum Rangkaian Elektrik
Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak 9. Memahami konsep impedansi dalam arti fisik,


[1].
Pada praktikum modul ini akan dilakukan pembuktian
teorema Thevenin, Norton, Superposisi dan Resiprositas pada 10. Memahami hubungan antara impedansi
rangkaian arus searah, serta transfer daya maksimum dan resistansi dan reaktansi pada rangkaian seri RC dan
rangkaian resistor seri dan parallel. Akan dilakukan juga RL, [1].
percobaan rangkaian RC dan RL untuk dicek beda fasanya
11. Memahami hubungan tegangan dan arus pada
serta dibuktikan juga rumus-rumus terkait rangkaian tersebut.
rangkaian seri RC dan RL, [1].
Hasil yang didapatkan sesuai dengan teori untuk hampir
seluruh percobaan, namun terjadi beberapa kesalahan pada 12. Mengukur fasa pada tegangan dan arus pada
pengukuran ataupun faktor-faktor lainnya yang rangkaian seri RC dan RL, [1].
menyebabkan hasil kurang sempurna. Setelah
dilaksanakannya praktikum ini, diharapkan praktikan
dapat mengerti teorema-teorema rangkaian arus searah, daya
2. STUDI PUSTAKA
maksimum, rangkaian resistor seri dan parallel, serta
rangkaian arus bolak-balik (RC dan RL). 2.1 TEOREMA THEVENIN
Tujuan utama teorema Thevenin adalah untuk
Kata kunci : Thevenin, Norton, Superposisi, menyederhanakan analisa rangkaian dengan
rangkaian AC mengganti suatu rangkaian aktif linear menjadi
sebuah sumber tegangan (Vth) yang terhubung seri
1. PENDAHULUAN dengan resistansi ekuivalennya (Rth), [2]. Dengan
ini, kita dapat dengan mudah dan cepat mengukur
Pada percobaan modul ini, teorema Thevenin,
arus beban karena beban bisa diubah-ubah sesuai
Norton, superposisi dan resiprositas akan
dengan kebutuhan.
dibuktikan dengan membandingkan hasil
pengukuran pada rangkaian dengan hasil
perhitungan. Lalu pada rangkaian AC, akan
dilakukan percobaan dengan rangkaian RC dan RL
untuk diukur beda fasanya. Akan dilakukan juga
percobaan transfer daya maksimum dan rangkaian
resistor seri dan parallel. Adapun tujuan pada
praktikum ini adalah:
Gambar 2-1 Konsep Teorema Thevenin [1]
1. Dapat merancang percoban Arus Searah, [1].
2. Memahami penggunaan teorema Thevenin dan 2.2 TEOREMA NORTON
teorema Norton pada rangkaian arus searah, [1].
Teorema Norton memiliki konsep yang mirip
3. Memahami Teorema Superposisi, [1]. dengan teorema Thevenin, namun pada teorema
Norton, rangkaian aktif linear diubah menjadi
4. Memahami Teorema Resiprositas, [1].
sebuah sumber arus (In) yang terhubung secara
5. Dapat merancang Rangkaian Pembagi Tegangan, parallel dengan resistansi ekuivalennya (Rn = Rth),
[1]. [2].
6. Memahami rangkaian resistor seri dan parallel,
[1].
7. Dapat merancang percobaan arus bolak-balik, [1].
8. Memahami nilai statistic resitansi, [1].

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 1


Gambar 2-2 Konsep Teorema Norton [1] perbandingan phasor tegangan dan phasor arus,
𝑑𝑖
[1]. Dari rumus 𝑉 = 𝑖 ∗ 𝑅, didapat 𝑉 = 𝐿 ∗ 𝑑𝑡 dan
2.3 TEOREMA SUPERPOSISI 𝑑𝑣
𝑖 = 𝐶 ∗ 𝑑𝑡 . Dan terlihat bahwa R sefasa dengan
Prinsip teorema superposisi adalah membuat arusnya, L mendahului 90° terhadap arusnya dan
suatu rangkaian kompleks yang memiliki sumber C tertinggal 90° terhadap arusnya, [1].
tegangan atau arus independen lebih dari satu
dapat dianalisis menjadi rangkaian dengan satu Resistansi adalah perbandingan tegangan dan
sumber, [1]. Tegangan atau arus pada sebuah arus pada R. Sedangkan reaktansi adalah
elemen dalam rangkaian linear adalah perbandingan tegangan dan arus pada C dan L.
penjumlahan dari tegangan atau arus dari tiap Resistansi tidak akan sebanding dengan reaktansi
sumber yang aktif sendiri, [4]. Untuk yang dinyatakan dengan adanya “j” atau bilangan
menggunakan teorema superposisi, kita hanya imajiner (√−1) , [1].
akan menggunakan satu sumber independent
pada satu waktu dan menonaktifkan sumber lain 2.6 RANGKAIAN RC
kemudian kita hitung tegangan atau arus yang Pada rangkaian RC, tegangan resistor sefasa
ingin dihitung. Kemudian langkah tersebut dengan arus sedangkan tegangan kapasitor
diulangi dengan sumber yang berbeda hingga tertinggal 90° dari arus. Sudut ketertinggalannya
seluruh sumber telah dicoba. Jumlahkan seluruh dapat dihitung dengan membandingkan reaktansi
keluaran sehingga didapatkan nilai total dari dan resistansinya. Dan menurut hukum Kirdchoff,
tegangan atau arus yang diukur. 1
dapat ditulis 𝑉𝑖 = 𝑅𝑖 + 𝐶 ∫ 𝑖. 𝑑𝑡 → 𝑉𝑖 = 𝑉𝑟 + 𝑉𝑐 .

Gambar 2-5 Rangkaian RC sederhana [1]

2.7 RANGKAIAN RL
Pada rangkaian RL, tegangan resistor sefasa
dengan arus dan tegangan sumber mendahului
Gambar 2-3 Konsep Teorema Superposisi [5]
arus. Untuk mencari sudutnya sama dengan
2.4 TEOREMA RESIPROSITAS rangkaian RC yaitu perbandingan reaktansi dan
resistansinya. Menurut hukum Kirchoff, 𝑉𝑖 = 𝑉𝑟 +
Pada rangkaian pasif linear, bila suatu sumber 𝑑𝑖
𝑉𝑙 sehingga 𝑉𝑖 = 𝑅𝑖 + 𝐿 𝑑𝑡 .
tegangan dipasang pada cabang a-b menghasilkan
arus I pada cabang c-d, maka apabila sumber
tegangan dipasang pada cabang c-d akan
menghasilkan arus I pada cabang a-b, [1]. 3. METODOLOGI

3.1 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


Alat-Alat yang digunakan pada percobaan modul
ini :
1. Kit Teorema Thevenin dan Norton
2. Kit Multimeter
Gambar 2-4 Konsep Teorema Resiprositas [6]
3. Kit osiloskop dan Generator Sinyal
2.5 RANGKAIAN AC 4. Resistor Dekade
Pada rangkaian AC (arus bolak-balik), untuk 5. Power supply DC
gelombang berbentuk sinus, impedansi adalah

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 2


6. Multimeter
7. Kabel 4mm – 4mm
3.3 PERCOBAAN TEOREMA THEVENIN
8. Kit rangkaian RC & RL (RANGKAIAN 2)
9. Resistor : 1kΩ, 10 kΩ, 100 kΩ, 1 MΩ
Susun rangkaian seperti percobaan sebelumnya
10. Kapasitor : 0.1 μF, 0.01 μF, 0.001 μF
11. Induktor : 2.5 mH

Gunakan sumber tegangan dengan nilai Vth


pada percobaan sebelumnya
3.2 PERCOBAAN TEOREMA THEVENIN
(RANGKAIAN 1)

Gunakan resistor dekade dengan nilai Rt pda


Gunakan kit Thevenin dan Norton dan pasang percobaan sebelumnya
sumber 20 V pada a-b

Ukur arus pada R1 dengan amperemeter


Pasang amperemeter seri dengan R1 pada c-d

Ulangi untuk R=R2, R3 dan 0


Catat arus pada R1

3.4 PERCOBAAN TEOREMA NORTON


Buat c-d open circuit
Susun rangkaian sama dengan percobaan
teori Thevenin
Ukur tegangan pada c-d dengan voltmeter
dengan impendasi input tinggi

Cari besar In (pada c-d)


Catat tegangan open circuit sebagai Vt

Short circuit a-b dan ukur resistansi pada c-d


dengan ohmmeter Buat rangkaian seperti pada modul

Ukur resistansi R1
Ukur arus yang melalui amperemeter
untuk R=R1, R2, R3, 2Rn dan 1/2 Rn

Hitung arus R1

Ulangi percobaan dengan mengganti R


menjadi R2 dan R3

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 3


3.5 PERCOBAAN TEOREMA SUPERPOSISI 3.7 PERCOBAAN TRANSFER DAYA
MAKSIMUM
Gunakan kit multimete. Buat rangkaian seperti
pada modul Gunakan kit teorema Norton dan susun
rangkaian seperti pada modul

Set V1 = 12 V dan V2 = 0 V (di short-circuit)


amati tegangan, arus dan daya pada Rb

Ukur arus pada R4 dan beda potensial pada R1

Gambarkan grafik daya vs Rb

Set V1 = 0 V dan V2 = 6 V
Atur Rb hingga diperoleh nilai daya
maksimum
Ukur arus pada R4 dan beda potensial pada R1

3.8 PERCOBAAN RANGKAIAN RESISTOR


SERI DAN PARALLEL
Modifikasi rangkaian menjadi V1 = 12 V dan V2
=6V
Gunakan kit multimeter dan susun
suatu rangkaian dengan resistor-
Ukur arus pada R4 dan beda potensial pada R1 resistor pada kit

3.6 PERCOBAAN TEOREMA RESIPROSITAS


Buat resistansi efektif pada
Buat rangkaian seperti yang tertera pada rangkaian menjadi 70 Ω
modul

Pasang sumber tegangan 12 V pada a-b


Ukur resistansi masing-masing
resistor dan resistansi efektifnya
Ukur arus pada c-d

Pindahkan sumber tegangan ke c-d

Ukur arus pada a-b

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 4


3.9 PERCOBAAN RANGKAIAN RC cukup sama dengan perbedaan yang cukup minim.
Perbedaan ini disebabkan oleh alat ukur
Buat rangkaian seperti yang tertera pada multimeter yang memiliki hambatan dalam
modul sehingga membuat arus terukur lebih besar
dibanding hasil perhitungan. Namun, seharusnya
pada jika hambatan total pada rangkaian
bertambah besar, maka arusnya akan mengecil
Hitung Vr dan Vc karena arus berbanding terbalik dengan resistansi.
Bisa jadi terjadi kesalahan praktikan dalam men-set
sumber tegangan, yang dapat menyebabkan
tegangan menjadi lebih besar dari 20 V. atau juga
Ukur Vr dan Vc hambatan yang kurang ideal membuat nilai
resistansi aktualnya turun sampai batas
toleransinya.

Amati Vi, Vr, dan Vc Percobaan Teorema Thevenin (Rangkaian 2)

Cari beda fasa Vi dan Vr, juga Vc dan Vr

3.10 PERCOBAAN RANGKAIAN RL

Buat rangkaian seperti yang tertera pada Tabel 4-2 Data pengukuran teorema Thevenin
modul rangkaian 2
Hasil pengukuran arus pada percobaan ini tidak
sesuai dengan nilai pengukuran ataupun
Hitung Vr dan Vl perhitungan dari percobaan sebelumnya.
Kesalahan yang mungkin terjadi adalah kesalahan
set-up alat oleh praktikan yang mebuat parameter
nilai menjadi tidak sama dengan percobaan
Amati Vi dengan osiloskop sebelumnya.
Namun, hal yang diharapkan pada percobaan ini,
adalah untuk membuktikan bahwa jika sumber
tegangan 20 V dan rangkaian N tersebut diubah
Cari befa fasa Vi dan Vr dan Vl menjadi suatu sumber tegangan Vth dengan Rth,
maka nilai arus pada beban akan sama saja dengan
saat rangkaian belum diganti.

4. HASIL DAN ANALISIS Percobaan Teorema Norton


Percobaan Teorema Thevenin (Rangkaian 1)

Tabel 4-1 Data percobaan teorema Thevenin


rangkaian 1
Pada data tabel diatas, dapat dilihat bahwa arus (I) Tabel 4-3 Data pengukuran arus Norton
pada hasil pengukuran dan hasil perhitungan

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 5


Pada percobaan ini, didapat bahwa Rn = 1,5 kΩ dan terdapat suatu rangkaian pasif dan 2 titik a-b dan c-
In = 1,6 mA. d, jika ditukar sumber tegangan dari a-b ke c-d,
maka arus yang mengalir pada titik lainnya, akan
Pada data tabel hasil pengukuran, didapat bahwa
sama saja dengan arah yang sama.
arus yang lewat pada amperemeter berbanding
terbalik dengan hambatannya. Ini menunjukkan
bahwa arus berbanding terbalik dengan hambatan,
Percobaan Transfer Daya Maksimum
[2]. Ini juga menunjukkan bahwa teorema Norton
dapat menggantikan suatu rangkaian N yang tidak
diketahui rangkaiannya dengan suatu sumber arus
yang diparallelkan dengan suatu hambatan
pengganti.

Percobaan Teorema Superposisi

Tabel 4-6 Hasil pengukuran transfer daya


maksimum

Tabel 4-4 Hasil pengukuran percobaan teorema


Superposisi
Pada hasil pengukuran pada tabel, dapat dilihat
bahwa arus ataupun tegangan pada rangkaian 1
dijumlahkan dengan rangkaian 2, maka hasilnya
akan sama dengan arus atau tegangan pada
rangkaian 3. Pada rangkaian 1, sumber tegangan 2
dimatikan agar menjadi short-circuit dan hanya 1
sumber saja yang bekerja yaitu sumber tegangan 12
V. Dan pada rangkaian 2, hanya sumber tegangan
6 V saja yang dinyalakan, sedangkan untuk sumber Grafik 4-1 Transfer daya maksimum
tegangan 1 dimatikan menjadi short-circuit. Dan Dapat dilihat dalam grafik bahwa transfer daya
pada rangkaian 3, kedua sumber dinyalakan dan maksimum terjadi pada sekitar Rb = 3,2 kΩ. Pada
didapat bahwa nilai pada rangkaian 3 sama dengan nilai resistor terkecil (200 Ω), transfer daya naik
jumlah nilai pada rangkaian 1 dan 2 yang hingga mencapai puncak. Lalu grafik mulai
membuktikan bahwa teorema superposisi berlaku, menurun lagi setelah transfer daya menyentuh
[1]. puncak disekitar 7,317 mW. Daya akan maksimum
saat resistansi beban sama dengan resistansi
Thevenin, [7].
Percobaan Teorema Resiprositas

Percobaan Rangkaian Resistor Seri dan Parallel


Pada percobaan ini, digunakan 2 resistor 120 Ω dan
1 resistor 10 Ω. Dengan konfigurasi, resistor 120 Ω
di-paralel dengan 120 Ω, yang kemudian di-seri
kan dengan resistor 10 Ω untuk menghasilkan
resistansi efektif 70 Ω.
Tabel 4-5 Hasil pengukuran teorema Resiprositas Hasil pengukuran resistansi pada tiap resistor
Dapat dilihat dari hasil pengukuran, bahwa nilai sesuai dengan nilai resistor tersebut. Sehingga
arus pada a-b dan c-d sama. Hal ini menunjukkan setelah dirangkai, resistansi efektifnya sebesar 70 Ω.
bahwa teori resiprositas berlaku. Sehingga jika
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 6
5. KESIMPULAN
Percobaan Rangkaian RC 1. Percobaan arus searah dirancang untuk
membuktikan teori Thevenin, Norton,
Superposisi dan Resiprositas.
2. Teorema Thevenin dan Norton digunakan
untuk mempermudah analisis pada
rangkaian dengan mengubah rangkaian
aktif linear menjadi sebuah sumber
tegangan yang dirancang seri dengan
resistor atau sumber arus yang dirancang
parallel dengan resistor.
Grafik 4-2 beda fasa Vc dan Vr
3. Teorema Superposisi adalah cara
Pada percobaan rangkaian RC ini, tidak seluruh menganalisis rangkaian dengan cara
langkah percobaan berhasil dilakukan. Namun, menjumlahkan setiap tegangan atau arus
dapat dilihat pada grafik diatas bahwa beda fasa pada sebuah komponen untuk tiap sumber
antara Vc dan Vr adalah 99,759°. Sedangkan beda independent yang aktif sendiri.
fasa yang diinginkan adalah 90° karena bentuk
4. Teorema Resiprositas adalah jika pada
sinyal yang dipakai adalah sinyal sinusoidal, [1].
suatu rangkaian pasif linear dihubungkan
Perbedaan teori dan hasil pengukuran dapat
suatu sumber pada cabang a dan
dikarenakan kesalahan praktikan ataupun alat
dihasilkan tegangan/arus pada cabang b,
karena di-set terus menerus. Pada percobaan ini,
maka jika cabang mereka ditukar,
dilakukan hingga 5 kali pengetes-an hingga
tegangan/arus yang dihasilkan tetap akan
didapatkan hasil yang cukup memuaskan
sama.
(pengukuran beda fasa). Selain itu, praktikan juga
dapat salah dalam merancang rangkaian sehingga 5. Rangkaian pembagi tegangan akan
menyebabkan hasil pengukuran tidak sesuai membagi tegangan pada sebuah rangkaian
dengan yang diinginkan. Kit yang digunakan juga secara berbanding lurus terhadap
dapat menjadi faktor mengapa hasil pengukuran resistansi dari beban-beban pada
tidak sesuai dengan yang diharapkan karena kit rangkaian tersebut.
yang digunakan sudah cukup lama sehingga dapat
6. Rangkaian resistor seri akan
mempengaruhi kapasitor yang dipakai dalam
menjumlahkan seluruh hambatan pada
percobaan.
rangkaian tersebut, sedangkan rangkaian
Untuk Vi dan Vr, diharapkan bahwa tidak adanya resistor parallel akan menjumlahkan
1
beda fasa diantara keduanya. Dan juga diharapkan seluruh hambatan dengan rumus 𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 =
bahwa Vi akan selalu sama dengan jumlah Vr dan 1 1 1
+ 𝑅2 + ⋯ + .
Vc. 𝑅1 𝑅𝑛

7. Pada perancangan arus bolak-balik,


terdapat beberapa bentuk gelombang
Percobaan Rangkaian RL seperti sinusoidal, segiempat, dan ramp.
Percobaan ini tidak sempat dilakukan karena Terdapat juga impedansi yaitu
percobaan-percobaan sebelumnya yang memakan perbandingan phasor tegangan dan arus
waktu lebih lama dari perkiraan. yang dapat dinyatakan dengan suatu
operator “j” atau √−1 .
Namun, pada percobaan ini, diharapkan dapat
dibuktikan bahwa Vi = Vr + VL . Dan juga untuk 8. Nilai statistik resistansi adalah persebaran
sinyal berbentuk sinusoidal, Vr sefasa dengan nilai resistor yang nilainya tidak sama
arusnya sedangkan VL mendahului sebesar 90° persis dengan nilai yang tertera pada
terhadap arusnya. Sudut beda fasa ini juga resistor dikarenakan penggunaan dan
diharapkan dapat dihitung agar dapat ketidaksempurnaan resistor.
dibandingkan dengan teori menggunakan rumus
𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛𝑠𝑖
9. Impedansi adalah hambatan listrik pada
𝜃= . rangkaian arus bolak-balik. Namun,
𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑡𝑎𝑛𝑠𝑖
impedansi memiliki bagian dengan angka
real serta imajiner (√−1).
10. Hubungan antara resistansi dan reaktansi
pada rangkaian seri RC dan RL adalah
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 7
beda fasa. Beda fasa pada rangkaian ini
dapat dicari dengan membandingkan
reaktansi dan resistansinya.
11. Hubungan tegangan arus pda rangkaian
seri RC dan RL adalah V pada resistor akan
selalu sefasa dengan arusnya sedangkan
untuk V pada kapasitor atau induktor akan
tertinggal atau mendahului arusnya.
12. Untuk mengukur fasa pada tegangan dan
arus pada rangkaian seri RC dan RL, dapat
digunakan osiloskop untuk mengukurnya.
Dan juga dapat menggunakan rumus
perbandingan reaktansi dan resistansinya
serta metode dual trace ataupun Lissajous.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Hutabarat, Mervin T., Petunjuk Praktikum
Rangkaian Elektrik, Laboratorium Dasar
Teknik Elektro, Bandung, 2023.
[2] Sadiku, Matthew N. O., Fundamentals of
Electric Circuits, McGrawHill, New York,
2013.
[3] https://wiraelectrical.com/id/teorema-
thevenin/, 11 September 2023, 17.30
[4] https://wiraelectrical.com/id/teorema-
superposisi/, 11 September 2023, 17.45
[5] https://www.google.com/url?sa=i&url=https
%3A%2F%2Fbrainly.co.id%2Ftugas%2F230
03060&psig=AOvVaw1gKWqznjqn_8e1el2B
VvwT&ust=1694425652256000&source=ima
ges&cd=vfe&opi=89978449&ved=0CBAQj
RxqFwoTCJjiuMrhn4EDFQAAAAAdAAAA
ABAE, 11 September 2023, 18.02
[6] https://www.google.com/url?sa=i&url=http
%3A%2F%2Frahman011.blogspot.com%2F2
012%2F06%2Fv-
behaviorurldefaultvmlo.html&psig=AOvVaw
395VKMmgabS0WAnT5OvKHz&ust=1694
425762666000&source=images&cd=vfe&opi
=89978449&ved=0CBAQjRxqFwoTCPjmiv
_hn4EDFQAAAAAdAAAAABAE, 11
September 2023, 18.33
[7] https://wiraelectrical.com/id/teorema-
transfer-daya-maksimum/, 11 September 2023,
18.53
[8] https://thecityfoundry.com/impedansi/, 11
September 2023, 20.14

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 8

Anda mungkin juga menyukai