Anda di halaman 1dari 3

PERCOBAAN ELEKTRONIKA DASAR I – TEOREMA THEVENIN DAN NORTON – E5 1

TEOREMA THEVENIN DAN NORTON (E4)


Annisa Nurul Aini, Andi Agusta Putra, Endarko
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya
60111 e-mail: annisa@tantowi.com

Abstrak— Telah dilakukan percobaan Teorema Thevenin dan


Norton yang bertujuan untuk menerapkan Teorema Thevenin Gambar 1.1. Skema Sirkuit Tanpa Aplikasi Teorema Thevenin.
dan Norton untuk menentukan arus yang mengalir dalam
resistor variable, serta membandingkan hasil antara
eksperimen dan perhitungan. Percobaan ini berprinsip pada
Teorema Thevenin dan Norton. Langkah pertama untuk
melakukan percobaan ini adalah, sumber tegangan dan
resistor-resistor diukur, serta alat dan bahan dirangkai seperti
Gambar 2.1 dengan kondisi sumber tegangan mati. R L
dilepaskan dari rangkaian. Sumber tegangan kembali
dihidupkan dan tegangan pada terminal A dan D diukur.
Sumber tegangan dimatikan dan diganti dengan arus pendek.
Selanjutnya, resistansi pada terminal A dan B diukur. R L
kembali ditempatkan, sirkuit pendek dilepas dan sumber
tegangan dipasang kembali. Langkah kerja yang terakhir, Gambar 1.2. Skema Sirkuit Dengan Aplikasi Teorema Thevenin.
sumber tegangan dinyalakan, arus pada R L diukur. Dan dari
percobaan ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa Teorema Teorema Thevenin ini berfungsi untuk menganalisa
Thevenin dan Norton tidak berhasil diterapkan dalam sistim daya dan rangkaian lainnya, di mana terdapat satu
percobaaan ini dan hasil pengukuran tidak sesuai resistor pada rangkaian tersbut yang dijadikan subjek
dengan perhitungan. perubahan. Resistor subjek perubahan tersebut disebut
sebagai resistor beban atau RL. Saat resistor beban diubah,
Kata Kunci— Resistor beban, Teorema Norton, Teorema analisa rangkaian tidak perlu dilakukan secara menyeluruh,
Thevenin. melainkan seputar resistor beban itu saja[1].
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam
I. PENDAHULUAN menganalisa sirkuit menggunakan Teorema Thevenin ini

P
adalah RL dilepaskan dari rangkaian, masing-masing ujung
ada kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai hasil pelepasan RL ini disebut titik a dan titik b. Setelah RL
rangkaian-rangkaian listrik, entah itu rangkaian yang dilepas, sumber tegangan juga dilepas untuk menghitung
sederhana maupun rangkaian yang rumit. Rangkaian listrik RTH. RTH merupakan R ekuivalen yang terdapat pada
yang sederhana contohnya adalah sirkuit dengan satu lampu rangkaian tersebut, selain RL. Untuk menghitung RTH,
dop. Sedangkan rangkaian rumit contohnya adalah rangkaian terdapat dua cara, yakni cara seri dan paralel. Untuk
lampu listrik antar rumah pada satu komplek perumahan. perhitungan resistor cara seri, dapat dilakukan dengan
Untuk pengukuran secara teori, sirkuit yang rumit pasti persamaan (1) di bawah ini[2].
memerlukan waktu yang lama untuk mengukur entah
tegangan, resistansi, atau arus. Oleh karena itu, diadakanlah (1)
percobaan Teorema Thevenin dan Norton ini yang salah satu
tujuannya adalah untuk menerapkan Teorema Thevenin dan Sedangkan untuk menghitung resistor secara
Norton untuk menentukan arus yang mengalir dalam resistor paralel, dihitung dengan menggunakan persamaan (2) di
variabel agar dapat menghitung tegangan, resistansi, atau bawah ini[2].
arus suatu rangkaian yang rumit dengan mudah.
(2)

Dengan kombinasi persamaan (1) dan (2) di atas,


akan didapatkan RTH. Setelah RTH berhasil didapatkan,
selanjutnya VTH dihitung menggunakan konsep rangkaian
paralel yang memiliki nilai V sama. Setelah itu, I TH dihitung
dengan menggunakan rumus loop yang melibatkan V TH, RTH,
dan RL. Hal yang sama juga dilakukan untuk Teorema
Norton, hanya saja untuk Teorema Norton. Tetapi, untuk
Teorema Thevenin menjelaskan bahwa sirkuit linier Teorema Norton, RN harus dipasang secara paralel dengan
dengan dua terminal seperti padagambar 2.1, dapat diganti sumber arus, sehingga akan didapatkan nilai VN dan I [3]
L
dengan sirkuit ekuivalen yang mengandung sumber tegangan
VTH yang dirangkai seri dengan RTH seperti gambar 2.2, di II. METODE
mana VTH adalah beda tegangan yang berupa sirkuit terbuka Pada percobaan Teorema Thevenin dan Norton ini,
pada terminal, dan RTH adalah resistor ekuivalen pada dilakukanlah dua percobaan. Percobaan pertama adalah
terminal saat sumber bebasnya dinonaktifkan[1]. percobaan Teorema Thevenin, di mana hasil dari percobaan
PERCOBAAN ELEKTRONIKA DASAR I – TEOREMA THEVENIN DAN NORTON – E5 2

ini akan didapatkan nilai Resistansi Thevenin, Tegangan diukur. Ini merupakan tegangan Norton. Langkah keempat
Thevenin, dan Arus RL. Alat-alat yang diperlukan dalam yakni, sumber tegangan dimatikan dan diganti dengan arus
Teorema Thevenin ini adalah power supply sebagai sumber pendek. Resistansi pada terminal A dan B diukur. Ini
tegangan, kabel sebagai penghubung antar komponen listrik, merupakan resistansi Norton. Selanjutnya, R L kembali
project board sebagai miniatur papan penyederhana dihubungkan pada terminal A dan B, begitu pula sumber
rangkaian, resistor sebagai penghasil hambatan dan pengatur tegangan kembali diletakkan. Dan langkah yang terakhir
arus, dan alat yang terakhir adalah multimeter sebagai adalah, arus yang mengalir pada RL dicatat. Ini merupakan
pengukur arus, tegangan, dan hambatan. Arus Norton.
Langkah pertama yang harus dilakukan pada
percobaan Teorema Thevenin adalah, sumber tegangan dan Start
hambatan masing-masing diukur dan resistansi beban
dipilih. Pada percobaan Teorema Thevenin, digunakan enam
resistansi dengan resistansi beban sebagai salah satunya.
Sumber tegangan dan resistor-resistor diukur.
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan, didapatkan besar
Vs= 5,91 V, R1= 14,89 kΩ, R2=4,69 kΩ, R3=18 kΩ, R4=0,18
kΩ, R5=0,18, dan RL=0,1kΩ. Langkah kedua adalah, alat dan
bahan yang telah disiapkan dan diukur, dirangkai seerti
gambar di bawah ini. Alat dan bahan dirangkai seperti Gambar
2.1 dengan kondisi sumber tegangan mati.

RL dilepaskan dari rangkaian.

Sumber tegangan kembali dihidupkan dan tegangan pada termina

Sumber tegangan dimatikan dan diganti dengan arus pendek.

Resistansi pada terminal A dan B diukur.

RL kembali ditempatkan, sirkuit pendek dilepas dan sumber tegan


Gambar 2.1. Rangkaian Percobaan Teorema Thevenin dan Norton

Selanjutnya, sumber tegangan dinonaktifkan dan RL


dilepaskan dari jaringan. Langkah keempat yaitu, sumber
tegangan kembali dihidupkan dan tegangan antara titik A Sumber tegangan dinyalakan, arus pada RL diukur.
dan D diukur. Ini merupakan tegangan Thevenin, yang
hasilnya perlu dicatat. Langkah selanjutnya, listrik
dimatikan, dan power supply diganti dengan sirkuit pendek.
Langkah kelima yaitu, resistansi antara terminal A dan B Apakah ada penggulangan / variasi?
diukur. Ini merupakan resistansi Thevenin. Selanjutnya RL Tidak Finish Ya
kembali ditempatkan dalam rangkaian dengan multimeter
pada terminal A dan B. Koneksi sirkuit pendek dilepaskan
dan sumber tegangan kembali ditempatkan pada rangkaian.
Langkah terakhir yaitu, sumber tegangan dinyalakan, dan
arus yang mengalir pada RL dicatat.
Setelah percobaan Teorema Thevenin selesai
dilakukan, selanjutnya dilakukanlah percobaan Teorema Gambar 2.2. Flow Chart Percobaan
Norton. Alat dan bahan yang diperlukan pada percobaan
Teorem Norton ini sama dengan alat dan bahan yang III. HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan pada percobaan Teorema Thevenin. Begitu pula Teorema
Dari percobaan Teorema Thevenin dan
nilai sumber tegangan dan Tresistansi-resistansi yang Norton yang telah dilakukan, didapatkan data berupa
digunakan, nilainya sama dengan nilai sumber tegangan dan tegangan Thevenin, resistansi Thevenin, arus Thevenin,
resistansi-resisntasi pada percobaan Teorema Thevenin. tegangan Norton, resistansi Norton, dan arus Norton.
Langkah pertama yang harus dilakukan pada percobaan Data-data tersebut disajikan dalam tabel 3.1 di bawah ini.
teorema Norton ini adalah alat dan bahan dirangkai seperti
pada gambar 2.1 di atas dengan kondisi sumber tegangan Tabel 3.1 Hasil Pengukuran dan Perhitungan dari Percobaan
dinonaktifkan terlebih dahulu. Langkah kedua yakni RL Teorema Thevenin dan Norton
dilepaskan dari jaringan. Selanjutnya sumber tegangan
dihidupkan kembali dan tegangan pada terminal A dan D
PERCOBAAN ELEKTRONIKA DASAR I – TEOREMA THEVENIN DAN NORTON – E5 3

[3] Eggleston, Dennis. 2011. “Basic Electronics for Scientist and


Engineers”. UK: Cambridge University Press.

Pengukuran Teori Error


Teorema Thevenin
Rth (kΩ)

Rth (kΩ)

Rth (kΩ)
Ith (mA)

Ith (mA)

VTH (%)
Vth (V)

Vth (V)

ITH (%)
5, 0, 0, 0. 1. 0. 11 20 93
4 56 02 63 76 32 ,1 6, ,7
8
Teorema Norton
Rn(kΩ)

Rn(kΩ)

Rn(kΩ)
In(mA)

In(mA)

VN(%)
Vn(V)

Vn(V)

IN(%)

1, 0, 0, 1. 0. 17 87
4 58 04 74 31 .6
5 7 8 1
D
ari data percobaan di atas, didapatkan data-data yang sangat
berbeda dari hasil perhitungan menggunakan rumus. Pada
teorema Thevenin, didapatkan error sebesar 11,1% untuk V TH
dan 17,61% untuk ITH serta 206,8 untuk RTH. Sedangkan
untuk Teorema Norton, didapatkan error pada I N sebesar 87%
dan error pada RN sebesar .... Ketidaksesuaian data ini
kemungkinan besar disebabkan karena kekurangtelitian
dalam membaca alat ukur. Saat pengukuran dilakukan,
amperemeter tidak menamppilkan besar pengukuran secara
langsung, melainkan angkanya masih berganti-ganti. Saat
angka yang tertampil di ampermeter masih ada kemungkinan
berganti-ganti, angka tersebut sudah ditulis dalam laporan
sementara. Sehingga yang ditulis dalam laporan sementara
belum tentu nilai yang sebenarnya. Hal ini menyebabkan nilai
pada pengukuran tidak sesuai dengan perhitungan dan
menyebabkan Teorema Thevenin dan Norton tidak berhasil
diterapkan.
IV. KESIMPULAN
Dari percobaan Teorema Thevenin dan Norton, dapat
ditarik kesimpulan bahwa Teorema Thevenin dan Norton
tidak berhasil diterapkan dalam percobaaan ini dan hasil
pengukuran tidak sesuai dengan perhitungan.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih untuk teman-teman kelompok 5 kelas
B, Ahmad Rizki, Dian Rosyida, Muhammad Fahmi, Ahmad
Fauzan, Anisah Rahmawati, Alif Haidar, Muhammad Azmi,
Silvia Lestari, dan Nindita Kirana, yang telah membantu
berbagai macam hal untuk persiapan tugas pendahuluan
maupun pembuatan laporan. Terima kasih juga kepada dosen
kelas, Endarko, serta asisten laboratorium, Andy Agusta
Putra, yang telah bersedia membagi ilmu yang berguna
kepada saya dan membimbing saya dan teman-teman
menjadi lebih mengerti tentang mata kuliah Elektronika
Dasar 1.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Sadiku, Matthew & Alexander, Charles. 2009. ”Fundamental of
Electric Circuits 4th Edition”. New York: Mc Graw Hill.
[2] Robertson, Christopher. 2008. “Fundamental Electrical and
Electronic Principles 3rd edition”. Burlington: Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai