Abstrak—Teorema Thevenin dan Teorema Norton merupakan tidak bergantung pada kuat arus listrik yang mengalir pada
metode yang digunakan untuk menganalisis rangkaian listrik komponen tersebut maupun tegangan [2]. Apabila
linier. Dengan diadakannya praktikum ini bertujuan untuk digambarkan dengan kurva maka akan menampilkan kurva
menganalisis karakteristik rangkaian resistif, menentukan
garis lurus antara tegangan dan arus. Kurva tersebut
rangkaian ekuivalen, dan membuktikan validitas teorema
Thevenin dan Norton. Perhitungan dan pengukuran rangkaian menggambarkan jika terdapat peningkatan tegangan maka
ini mengadopsi prinsip dari Hukum Kirchoff I mengenai arus, arus listrik juga akan meningkat. Sehingga, rangkaian listrik
Hukum Kirchoff II mengenai tegangan, dan Hukum Ohm serta linier termasuk pada rangkaian listrik sederhana yang mana
penerapan resistor pengganti. Praktikum diawali dengan bisa dipecahkan menggunakan perhitungan sederhana.
menyusun komponen listrik sesuai dengan skema rangkaian di Pengukuran sederhana apabila dilakukan perhitungan
breadboard dan menghubungkan rangkaian ke power supply.
cukup menggunakan Hukum Ohm. Hukum Ohm menyatakan
Pengukuran arus dan tegangan tegangan pada rangkaian awal
menggunakan multimeter. Selanjutnya potensio meter di- hubungan antara tegangan, arus, dan resistansi. Bunyi dari
setting sesuai dengan besar resistansi pengganti. Potensio dan Hukum Ohm yaitu “arus yang mengalir di suatu penghantar
komponen lainnya disusun di breadboar sesuai dengan skema sebanding dengan beda potensial yang ada di antara ujung-
rangkaian ekuivalen lalu diukur arus dan tegangan ujung penghantar dengan syarat suhunya tetap atau konstan.”
menggunakan multimeter. Langkah tersebut sama pada Hukum Ohm dapat dinyatakan secara matematis sebagai
rangkaian Thevenin maupun Norton. Data yang diperoleh
berikut :
untuk tegangan dan arus pada rangkaian Thevenin awal yaitu
8,19 volt dan 0,68 mA sedangkan pada rangkaian ekuivalennya 𝑉=𝐼𝑅 (1)
yaitu sebesar 8,80 volt dan 0,73 mA. Pengukuran pada Hukum Ohm ditetapkan pada tahun 1827 oleh fisikawan
rangkaian Norton memperoleh hasil arus dan tegangan sebesar Jerman George Simon Ohm [3].
2,80 volt dan 5,81 mA. Setelah dilakukan serangkaian proses Dalam menganalisis rangkaian listrik linier terdapat
perhitungan maka diperoleh tegangan dan arus yang dihitung beberapa metode di antaranya yaitu menggunakan Teorema
pada rangkaian Thevenin sebesar 8,18 volt dan 0,69 mA
Thévenin dan Teorema Norton. Teorema Thévenin
sedangkan pada rangkaian Norton yaitu sebesar 2,95 volt dan
5,90 mA. Nilai hasil data uji di laboratorium dan perhitungan menyatakan bahwa rangkaian linier apa pun dapat
dibandingkan untuk memperoleh validitas dari Teorema disederhanakan seberapa pun rumitnya rangkaian tersebut,
Thevenin dan Norton. Hanya terdapat sedikit selisih antara menjadi rangkaian ekivalen dengan sumber tegangan tunggal
data hasil pengukuran dan data perhitungan. Dari praktikum dan resistansi seri. Beberapa elemen rangkaian resistif
yang sudah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan bahwa digantikan dengan satu resistansi yang setara dnegan RTh dan
rangkaian linier dapat dianalisis menggunakan teorema
Thevenin dan Norton.
beberapa sumber energi dan sumber tegangan setara dengan
VTh. Secara matematis teorema Thévenin dirumuskan
Kata Kunci—Analisis, Metode, Rangkaian Linier, Teorema sebagai berikut :
Norton, Teorema Thevenin 𝑉 = 𝑉𝑂𝐶 − 𝑖 . 𝑅𝑇𝐻 (2)
Prinsip pada teorema Thévenin ialah dengan menganalisa
I. PENDAHULUAN komponen tetap pada suatu rangkaian menjadi rangkaian
lebih sederhana, sehingga tidak perlu menganalisa kembali
P ERALATAN elektronika merupakan peralatan yang
sudah tidak asing lagi bagi masyarakat umum. Didukung
perkembangan globalisasi yang begitu cepat, menjadikan
ketika komponen variabel atau beban berubah [4].
Sedangkan Teorema Norton menyatakan bahwa pada
alat-alat elektronika menjadi semakin canggih. Sebagai rangkaian linier dua terminal dapat disederhanakan menjadi
contohnya perkembangan telepon genggam dari masa ke sebuah rangkaian paralel sederhana yang terdiri dari sumber
masa. Dapat kita lihat bahwa telepon genggam telah arus dan hambatan (resistor). Arus yang dihasilkan melalui
mengalami transformasi yang sangat pesat dari awal teorema Norton disebut dengan arus ekuivalen Norton (IN),
ditemukannya oleh Martin Cooper tahun 1972-1973 dengan sedangkan hambatan yang dihasilkan melalui teorema Norton
bobot telepon genggam saat itu berkisar 2 kilogram, hingga disebut dengan hambatan ekuivalen Norton (RN) [5]. Secara
saat ini terdapat telepon genggam yang memiliki berat hanya matematis teorema Norton dirumuskan sebagai berikut :
157 gram [1]. Penggunaan listrik pada peralatan elektronika 𝑉𝑇𝐻
𝐼𝑁 = (3)
erat kaitannya dengan rangkaian listrik. 𝑅𝑇𝐻
Rangkain listrik dibangun dengan bantuan komponen Resistansi ekuivalen Norton dengan resistansi ekuivalen
linier dan nonlinier yang tersusun baik secara seri maupun Thévenin bersifat ekuivalen atau setara sebab keduanya tidak
paralel. Secara sederhana rangkaian linier dikatakan sebagai mempengaruhi hubungan tegangan-arus karena berada pada
rangkaian listrik yang parameter rangkaiannya yaitu rangkaian linier [6]. Teorema Norton memungkinkan untuk
resistansi, kapasitansi, induktansi, dan komponen lainnya sementara menghilangkan resistansi beban dari rangkaian asli
yang bernilai konstan. Suatu komponen resesif dikatakan dan mengurangi sisanya menjadi rangkaian ekivalen yang
sebagai komponen linier apabila nilai resistansi konstan dan terdiri dari sumber arus tunggal dan resistansi paralel.
Teorema Thévenin dan Teorema Norton (E3) - 5001221005 2
Tabel 1. Tabel 2.
Data hasil pengukuran rangkaian Thevenin Data hasil perhitungan rangkaian Thevenin dan Norton
Besaran Rangkaian Awal Rangkaian Ekuivalen Besaran Rangkaian Thevenin Rangkaian Norton
V (Volt) 8,19 8,80 V (Volt) 8,18 2,95
I (mA) 0,68 0,73 I (mA) 0,69 5,90
Sedangkan pada rangkaian Norton maka didapatkan
perhitungan untuk VN dan IN sebagai berikut :
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
𝑅𝑁 = (𝑅1 ||𝑅2 ) (10)
A. Analisis Data 𝑅1 × 𝑅2
𝑅𝑁 = (11)
Setelah dilaksanakan praktikum maka diperoleh data hasil 𝑅1 + 𝑅2
pengukuran kuat arus (I) dan tegangan (V) pada rangkaian 1 × 10
awal dan rangkaian ekuivalen Thevenin. Data yang 𝑅𝑁 =
1 + 10
didapatkan dari hasil praktikum di laboratorium disajikan 10
𝑅𝑁 =
dalam Tabel 1. 11
𝑅𝑁 = 0,909 kΩ
B. Analisis Perhitungan
𝑅𝑁 = 909 Ω
Besar sumber tegangan dan resistansi pada setiap resistor Data hasil perhitungan RN digunakan sebagai bahan untuk
digunakan sebagai bahan perhitungan kuat arus (ITH) dan menghitung besar dari IN dengan menggunakan Hukum
tegangan (VTH) pada rangkaian Thevenin. Berikut adalah Kirhoff 1. Perhitungan dari IN seperti berikut :
perhitungan ITH dan VTH pada rangkaian Thevenin : Imasuk = Ikeluar (12)
Diketahui : R1 = 1 kΩ Tinjau loop 1
R2 = 10 kΩ −5 + 1.000 𝐼1 = 0
R3 = 1 kΩ 5
RL = 10 kΩ 𝐼1 =
1.000
vs = 9 volt 1
Ditanya : VTH dan ITH? 𝐼1 =
200
Dijawab : 𝐼1 = 0,005 𝐴
𝑅𝑇𝐻 = 𝑅1 ||𝑅2 + 𝑅3 (6) 𝐼1 = 5 𝑚𝐴
𝑅1 × 𝑅2 Tinjau loop 2
𝑅𝑇𝐻 = + 𝑅3 (7)
𝑅1 + 𝑅2 −9 + 10.000 𝐼2 = 0
1 × 10 9
𝑅𝑇𝐻 = +1 𝐼2 =
1 + 10 10.000
10 𝐼2 = 0,0009 𝐴
𝑅𝑇𝐻 = +1
11 𝐼2 = 0,9 𝑚𝐴
10 Berikut adalah perhitungan besar IN menggunakan
𝑅𝑇𝐻 = +1
11 menggunakan hasil perhitungan dari kuat arus yang mengalir
𝑅𝑇𝐻 = 1,909 kΩ di masing-masing loop :
𝑅𝑇𝐻 = 1.909 Ω 𝐼𝑁 = 𝐼1 + 𝐼2 (13)
Perhitungan VTH menggunakan analisis node menggunakan 𝐼𝑁 = 5 + 0,9
Hukum Kirchoff 2. 𝐼𝑁 = 5,9 mA
∑ 𝐼𝑅 = 0 Untuk memperoleh nilai dari VTH maka harus menadapatkan
𝑉 − 𝑉𝑇𝐻 𝑉𝑇𝐻 − 0 nilai RTH akan tetapi tetap menggunakan rangkaian awal
= (8) Norton. Berikut adalah penyelesain perhitungan dari
𝑅1 𝑅2
9 − 𝑉𝑇𝐻 𝑉𝑇𝐻 − 0 resistansi pengganti rangkaian Norton :
= 𝑅𝑇𝐻 = 𝑅1 ||𝑅𝐿 (14)
1.000 10.000 𝑅1 × 𝑅𝐿
90 − 10𝑉𝑇𝐻 = 𝑉𝑇𝐻 𝑅𝑇𝐻 = (15)
90 = 11 𝑉𝑇𝐻 𝑅1 + 𝑅𝐿
90 1×1
𝑉𝑇𝐻 = 𝑅𝑇𝐻 =
11 1+1
1
𝑉𝑇𝐻 = 8,18 𝑣𝑜𝑙𝑡 𝑅𝑇𝐻 =
Hasil perhitungan VTH digunakan sebagai bahan untuk 2
menghitung besar dari ITH menggunakan Hukum Ohm. 𝑅𝑇𝐻 = 0,5 kΩ
Berikut adalah perhitungan dari ITH rangkaian Thevenin : 𝑅𝑇𝐻 = 500 Ω
𝑉𝑇𝐻 Berikut adalah proses perhitungan nilai VTH menggunakan
𝐼𝑇𝐻 = (9) hasil perhitungan RTH :
𝑅𝑇𝐻 + 10.000
8,18 𝑉𝑁 = 𝐼𝑁 × 𝑅𝑇𝐻 (16)
𝐼𝑇𝐻 = 𝑉𝑁 = 0,0059 × 500
1.909 + 10.000
8,18 𝑉𝑁 = 2,95 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼𝑇𝐻 = Data yang didapatkan dari hasil perhitungan pada rangkaian
11.909
𝐼𝑇𝐻 = 0,00069 𝐴 Thevenin maupun rangkaian Norton keduanya disajikan
𝐼𝑇𝐻 = 0,69 𝑚𝐴 dalam tabel 2.
Teorema Thévenin dan Teorema Norton (E3) - 5001221005 4
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan
diperoleh kesimpulan bahwa :
1. Analisis karakteristik rangkaian resistif linier dapat
menggunakan Teorema Thevenin dan Norton. Rangkaian
ekuivalen dari rangkaian Thevenin terdiri dari satu
sumber tegangan dan satu resistansi pengganti yang
tersusun secara seri. Sedangkan rangkaian ekuivalen dari
rangkaian Norton terdiri dari satu sumber arus dan satu
resistansi pengganti yang tersusun secara paralel.
2. Cara menentukan rangkaian ekuivalen Thevenin dan
Norton yaitu dengan menghitung besar resistansi
pengganti melalui rangkaian awal. Besar resistansi Lampiran 3. Flowchart Rangkaian Thevenin
Teorema Thévenin dan Teorema Norton (E3) - 5001221005 5
DAFTAR PUSTAKA
[1] D. Steinbock, The Mobile Revolution : The Making of Mobile Services
Worldwide, London : Kogan Page, 2007.
[2] L. Moura and I. Darwazeh, Introduction to Linear Circuit Analysis and
Modelling, Inggris: Elsevier Science, 2005.
[3] J. Avison, The World of Physics 2nd Edition, Cheltenham: Nelson ,
2014.
[4] B. Kumar and S. B. Jain, Electronic Devices and Circuit, New Delhi:
PHI Learning, 2007.
[5] H. M. Thomas, Basic Circuit Analysis, New York: CreateSpace
Independent Publishing Platform, 2012.
[6] M. Arshad, Network Analysis and Synthesis, Hingham: Laxmi
Publication, 2006.