net/publication/357877610
CITATIONS READS
0 8,791
1 author:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Eka Putra Prasetya on 17 January 2022.
Abstrak— Rangkaian Thevenin, Norton, dan Superposisi (tegangan Thevenin) yang nilainya sama dengan tegangan yang
merupakan rangkaian yang perlu dikuasai oleh perekayasa ada pada terminal tersebut bila terminal tersebut tidak dibebani
elektronika. Kita tidak menyadari bahwa sebenarnya rangkaian (terbuka) dan dihubungkan seri dengan sebuah tahanan
ini kita gunakan sehari-hari dan mungkin berada dalam (tahanan Thevenin) yang nilainya sama dengan tahanan
perangkat elektronik yang kita miliki, baik itu rangkaian setara
masukan rangkaian dipandang dari terminal tersebut. Jadi
Thevenin, rangkaian setara Norton, maupun rangkaian
Superposisi. Tujuan Praktikum ini adalah dapat menganalisa untuk menyusun rangkaian ekivalen Thevenin langkah yang
dan memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan teori harus dilakukan adalah:
Thevenin, Norton, dan Superposisi. Hasil dari praktikum ini a. Semua beban yang terhubung pada kedua terminal
adalah Kurangnya pengetahuan akan perhitungan tegangan
untuk setiap resistor pada Jembatan Wheastone, manajemen
dilepaskan.
waktu yang buruk, dan data arus yang tidak tepat membuat b. Tegangan antara kedua terminal tersebut diukur.
analisa pada pada praktikum kali ini sulit dilakukan.
Kekurangan ini mengakibatkan belum ditemukannya makna c. Tahanan masukan terhadap kedua terminal tersebut diukur,
dari penggunaan Teorema Thevenin, Teorema Norton, dan dengan semua sumber tegangan dihubung singkat dan
Teorema Superposisi dalam suatu rangkaian. semua sumber arus dihubung buka.
Kata kumci—Thevenin, Norton, Superposisi
Maka rangkaian ekivalen Thevenin adalah sama dengan
I. PENDAHULUAN sumber tegangan (VTH) yang dirangkaikan secara seri dengan
Rangkaian Thevenin, Norton, dan Superposisi merupakan tahanan Thevenin (RTH) tersebut.
rangkaian yang perlu dikuasai oleh perekayasa elektronika.
Kita tidak menyadari bahwa sebenarnya rangkaian ini kita
gunakan sehari-hari dan mungkin berada dalam perangkat
elektronik yang kita miliki, baik itu rangkaian setara Thevenin,
rangkaian setara Norton, maupun rangkaian Superposisi.
Teorema tersebut sangat berguna khususnya untuk tukang
servis perangkat elektronik. Tukang servis biasanya
menggunakan rangkaian tersebut jika mereka tidak memiliki
cukup resistor untuk membuat atau membenahi suatu alat. Gambar 1 Konsep Teorema Thevenin
Dengan penggunaan rangkaian tersebut, kekurangan resistor
dapat teratasi. Contoh tersebut hanya merupakan salah satu B. Teorema Norton
contoh dari sekian banyak manfaat Teorema Thevenin, Norton, Jika rangkaian aktif linear dipandang dari salah satu
dan Superposisi yang tidak kita sadari yang ternyata digunakan pasangan terminal di dalamnya maka rangkaian tersebut dapat
dalam kehidupan sehari – hari. digantikan dengan satu rangkaian ekivalen yang terdiri dari
satu sumber arus (arus Norton) dan sebuah tahanan (tahanan
Tujuan Praktikum ini adalah dapat menganalisa dan Norton) yang dirangkaikan secara paralel. Besarnya arus
memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan teori Norton adalah arus hubung singkat pada terminal dalam
Thevenin, Norton, dan Superposisi. rangkaian tersebut dan besarnya tahanan Norton sama dengan
II. TINJAUAN PUSTAKA tahanan yang terukur pada rangkaian dimana semua sumber
tegangan dihubung singkat dan sumber arus dihubung buka.
A. Teorema Thevenin
C. Teorema Superposisi
Teorema Thevenin dapat dirumuskan sebagai berikut:
dipandang dari sepasang terminal di dalam rangkaian maka Sebuah jaringan linear yang mengandung satu atau lebih
suatu rangkaian aktif linear yang mengandung satu atau banyak sumber tegangan dan atau sumber arus yang bebas dapat
sumber tegangan dan atau sumber arus dapat diganti dengan dianalisis guna mendapatkan besarnya tegangan dan arus pada
satu rangkaian ekivalen yang terdiri dari satu sumber tegangan setiap cabangnya. Prosesanalisisnya dengan memandang
rangkaian dari satu sumber dalam satu waktu dan sumber
tegangan lain dihubung singkat dan sumber arus dihubung
buka. Hasil dari analisis tiap sumber dijumlahkan untuk
mendapatkan nilai arus atau tegangan yang diinginkan. Prinsip
ini dapat digunakan karena adanya sifat linear dari arus dan
tegangan.
III. METODE PRAKTIKUM
Percobaan pertama yang dilakukan adalah Hukum
Thevenin. Pada percobaan ini digunakan alat dan bahan berupa
multimeter digital, breadboard, jumper, 2 power supply, 2 Gambar 3 Rangkaian Untuk Percobaan Teorema Norton
resistor 100Ω, dan 4 resistor 300Ω. Percobaan ini diawali
dengan rangkaian seperti dibawah ini dibuat dengan nilai Setelah itu, Arus hubung singkat di bekas 𝑅2 (𝐼𝑠𝑐 ) diukur.
hambatan bebas, 𝑉1 = 6VDC, dan 𝑉2 = 9VDC. Kemudian, besarnya tahanan pengganti dari terminal bekas 𝑅2
diukur dengan menghubung singkat semua sumber tegangan
(tahanan pengganti ini disebut tahanan Norton 𝑅𝑁 ). Lalu,
rangkaian ekivalen Norton disusun dan dihitung besarnya
tegangan dan arus yang mengalir pada 𝑅2 dari hasil
pengukuran. Kemudian, hasil pengukuran pada langkah b dan c
dengan hasil perhitungan dari langkah g dibandingkan.
Terkahir, proses tersebut diulangi untuk hambatan 𝑅3 , 𝑅4 , dan
𝑅5 .
Percobaan terakhir yang dilakukan adalah percobaan
Teorema Superposisi. Pada percobaan ini digunakan alat dan
bahan berupa multimeter digital, breadboard, jumper, 2 power
Gambar 2 Rangkaian Untuk Percobaan Teorema Thevenin supply, 2 resistor 100Ω, dan 4 resistor 300Ω. Percobaan ini
Lalu, besarnya arus dan tegangan pada 𝑅2 diukur. Kemudian, diawali dengan membuat rangkaian seperti di bawah ini
𝑅2 diambil dari rangkaian. Setelah itu, besarnya tegangan yang dengan nilai resistor bebas dan sumber tegangan yang sama.
ada pada terminal bekas 𝑅2 yang diambil diukur (besarnya
tegangan ini disebut tegangan Thevenin (𝑉𝑇𝐻 ). Lalu semua
sumber tegangan dari rangkaian tersebut dihilangkan dan
tempat sumber tegangan tersebut dihubung singkat. Kemudian,
besarnya tahanan masukan dari terminal 𝑅2 yang diambil
diukur (besarnya tahanan masukan ini disebut tahanan
Thevenin (𝑅𝑇𝐻 ). Setelah itu, besarnya tegangan dan arus yang
mengalir pada 𝑅2 dengan 𝑉𝑇𝐻 dan 𝑅𝑇𝐻 dari pengukuran
dihitung. Lalu, hasil pengukuran tegangan dan arus (langkah b
dan c) dengan hasil perhitungan (langkah h) dibandingkan.
Terkahir, proses tersebut diulangi untuk hambatan 𝑅3 , 𝑅4 , dan Gambar 4 Rangkaian untuk percobaan Teorema Superposisi
𝑅5 .
Kemudian, besarnya arus yang mengalir pada 𝑅2 (𝐼𝑅 ) dan
Percobaan kedua yang dilakukan adalah percobaan tegangannya (𝑉𝑅 ) diukur. Lalu, sumber tegangan 𝑉2
Teorema Norton. Pada percobaan ini digunakan alat dan bahan dihilangkan, tempat sumber tegangan 𝑉2 tersebut dihubung
berupa multimeter digital, breadboard, jumper, 2 power supply, singkat, sehingga rangkaian hanya dicatu oleh sumber 𝑉1 .
2 resistor 100Ω, dan 4 resistor 300Ω. Percobaan ini diawali Setelah itu, besarnya arus yang mengalir pada tahanan 𝑅3 (𝐼′𝑅 ).
dengan membuat rangkaian seperti dibawah ini dengan nilai Lalu, sumber tegangan 𝑉1 dihilangkan, tempat sumber
hambatan dan sumber tegangan yang sama. Lalu besarnya arus tegangan 𝑉1 tersebut dihubung singkat, sehingga rangkaian
dan tegangan pada 𝑅2 diukur. Kemudian, 𝑅2 dari rangkaian hanya dicatu oleh sumber 𝑉2 . Kemudian, besarnya arus yang
diambil dan tempat bekas 𝑅2 tersebut dihubung singkat. mengalir pada tahanan 𝑅3 (𝐼′′𝑅 ) diukur. Setelah itu, kedua arus
hasil pengukuran tersebut dijumlahkan dengan
mempertimbangkan arah arus dan besarnya tegangan pada 𝑅3
dihitung. Kemudian, hasil pengukuran pada langkah (b)
dibandingkan dengan hasil perhitungan pada langkah (g).
Terakhir, Proses tersebut diulangi untuk 𝑅5 .
IV. HASIL DAN ANALISIS
A. Teorema Thevenin
Tabel 1 Tabel percobaan Teorema Thevenin
Percobaan Tegangan Arus VTH RTH
di terukur terukur (V) (Ω)
(V) (mA)
R2 = 300Ω 5,73 0.98 7.21 51.2
R3 = 300Ω 0.869 0.06 0.827 92.2
R4 = 300Ω 3.335 0.08 3.73 51.4
R5 = 100Ω 2.469 0.87 6.16 61.7
Gambar 18 Proses perhitungan rangkaian 𝑉𝑇𝐻(6𝑉𝐷𝐶) Gambar 20 Proses perhitungan rangkaian 𝑅𝑇𝐻
Menghitung resistor seri R3 dengan R6 Menghitung resistor paralel dari R2 dan R1
R 36 = 300 + 300 = 600Ω 1 1 1 1+3
Menghitung resistor paralel dari R36, R2, dan R4 = + =
𝑅12 100 300 300
1 1 1 1 2+1+2 300
= + + = 𝑅12 =
𝑅2346 300 600 300 600 4
600 𝑅12 = 75Ω
𝑅2346 =
5 Menghitung resistor seri R12 dengan R6
𝑅2346 = 120Ω
𝑅36 = 300 + 75 = 375Ω
Menentukan Tegangan pada R3 dengan hukum Menghitung resistor paralel dari R126 dan R3
pembagi tegangan 1 1 1 375 + 300
120 120 = + =
𝑉𝑇𝐻(6𝐷𝐶𝑉) = 𝑉𝑅346 = 𝑉𝑅2346 = 𝑥6 = 𝑥6 = 3.2𝑉 𝑅1236 375 300 112500
120 + 100 220 112500
𝑉𝑇𝐻(9𝑉𝐷𝐶) => 𝑅1236 =
675
𝑅1236 = 167Ω
Menghitung resistor seri R1236 dengan R4
𝑅𝑇𝐻 = 𝑅36 = 167 + 300 = 467Ω
V perhitungan:
𝑉(6𝑉𝐷𝐶) =>
Percobaan Arus
di Norton
perhitungan
(𝑰𝑺𝑪 )(mA)
R2 = 300Ω 0.00011
R3 = 300Ω 0.000009
R4 = 300Ω 0.00007
R5 = 100Ω 0.00010