Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Elektronika dalam era teknologi seperti ini, memegang peranan penting.
Elektronika merupakan jantung dari berbagai alat- alat penggerak pada
berbagai mesin-mesin pengelola, yang berjalan Secara otomatis. Bukan hanya
itu, tetapi juga dalam peralatan-peralatan fisika.
Dalam elektronika ada beberapa pengertian dasar yang perlu kita ketahui.
Dalam pekerjaan di bidang elektronika kita perlu pengukuran tegangan, arus
dan seringkali juga pengukuran hambatan. Variabel-variabel tersebut akan
dirangkai dalam suatu rangkaian yang pada umumnya merupakan rangkaian
sederhana dan rangkaian kompleks. Adapun pada rangkaian elektronika yang
kompleks, sulit untuk dilakukan pengukuran terhadap variabel-variabel yang
terdapat pada rangkaian kompleks tersebut karena rangkaiannya yang rumit.
Rangkaian elektronika yang kompleks merupakan rangkaian elektronika yang
membutuhkan analisis dan penerapan beberapa teori untuk bisa menyelesaikan
pengukuran pada rangkaiannya. Untuk dapat melakukannya, dibutuhkan
analisis dan penerapan beberapa teori. Namun hal tersebut sudah tidak lagi
menjadi masalah sebab kita bisa melakukan penyederhanaan rangkaian yang
serumit apapun untuk melakukan pengukuran. Rangkaian sederhana dengan
hasil pengukuran sama dengan rangkaian aslinya disebut rangkaian setara.
Dengan rangkaian setara tersebut, kita dapat melakukan pengukuran pada
keluaran suatu rangkaian kompleks. Dan juga jika perangkat yang ingin
ditentukan parameter-parameter tidak diketahui isinya, maka pengukuran
langsung pada gerbang keluarannya adalah metode terbaik yang dapat
dilakukan. Dimana hal ini berdasarkan pada teorema Thevenin dan Norton.
B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa diharapkan dapat :
1. Melakukan pengukuran tegangan Thevenin, hambatan Thevenin dan arus
Norton dan rangkaian-rangkaian sederhana.
2. Menyelidiki pengaruh beban terhadap tagangan dan kuat arus output
rangkaian elektronika dengan menggunakan teorema Thevenin dan Norton.

C. Manfaat Praktikum
Dari tujuan praktikum diatas, adapun manfaat Praktikum yaitu :

1. Manfaat Teoritis

a. Mampu melakukan pengukuran tegangan Thevenin, arus Norton dan


hambatan Thevenin, pada rankaian-rangkaian sederhana.

b. Mampu menyelidiki pangaruh beban terhadap tegangan dan kuat arus output
pada rangkaian elektronik dengan menggunakan teorema Thevenin dan
Norton.

2. Manfaat Praktis

Dengan adanya praktikum ini kita lebih memahami rangkaian setara


Thevenin Norton. Serta pengaplikasiannya pada sebuah rangkaian kompleks
jika pararmater - parameter tersebut tidak diketahui isinya. Contohnya jasa
tukang servis alat-alat elektronik. Ketika mereka kekurangan besar resistor
untuk merangkai suatu alat maka digunakan rangkaian setara untuk mengganti
kekurangan besar resistor tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI

Rangkaian listrik merupakan interkoneksi barbagai piranti (device)


yang secara bersamaan melaksanakan suatu tugas tertentu. Tugas itu dapat
berupa pemrosesan energi maupun pemrosesan informasi. Melalui
rangkaian listrik, energi maupun informasi dikonversikan menjadi energi
listrik dan sinyal listrik. Sehingga dapat disalurkan dengan mudah
dimanapun (Rumlus Maria, dkk, 2020:66).
Dalam hal suatu rangkaian listrik yang mengandung sumber
tegangan atau sumber arus atau kedua-keduanya, serta mengandung
hambatan, kapasitor, diode, transistor, transformator dan sebagainya. Kita
dapat menggunakan pengertian rangkaian setara, untuk mempermudah kita
membahas perilaku rangkaian dalam hubungannya dengan beban atau
rangkaian lain. Ada dua bentuk dasar rangkaian setara, yakni rangkaian
setara Thevenin dan rangkaian setara Norton. Rangkaian setara Thevenin
menggunakan sumber tegangan tetap, yakni suatu sumber tegangan ideal
dengan tegangan keluaran yang tak berubah, berapapun besarnya arus
yang diambil darinya. Rangkaian setara Norton menggunakan sumber arus
tetap, yang dapat menghasilkan aruss tetap, berapa pun besar hambatan
yang di pasang pada keluarannya (Sutrisno, 1986:1).

Terdapat beberapa metode yang bisa digunakan untuk menganalisis


rangkaian listrik, diantaranya yaiku analisis node dan analisis supernode.
Node merupakan titik pertemuan dari dua atau lebih komponen rangkaian
listrik. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menganalisis rangkaian listrik
menggunakan metode analisis node yaitu: 1) tentukan node referensi
sebagai ground yang memiliki potensial sama dengan nol; 2) tentukan
tegangan node yang merupakan tegangan antara node nonreferensi dengan
node referensi, serta 3) asumsikan tegangan node yang sedang dihitung
memiliki nilai yang tinggi daripada tagangan node manapun, sehingga arah
arus akan keluar dari node tersebut. Jika rangkaian pada rangkaian listrik
terdapat sumber tegangan, maka sumber tegangan tersebut sebagai satu
node. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menganalisis rangkaian listrik
menggunakan metode analisis supernode yaitu: 1) tentukan node referansi
sebagai ground yang memiliki potensial sama dengan nol; 2) tentukan
tegangan node yang merupakan tegangan antara node nonreferensi dengan
node referensi :3) asumsikan tegangan rode yang sedang dihitung memiliki
nilai yang labih tinggi daripada tegangan node manapun, sehingga arah
arus akan keluar dari node tersebut; serta 4) anggap sumber tegangan pada
rangkaian listrik sebagai satu node (Anugrah Dena, 2022: 2-3).

Teori Thevenin, dikonseptualisasikan oleh Herman Von Helmholtz


dan Leon Charles Thevenin, membahas banwa suatu rangkaian mengikuti
jaringan linear, di mana titik dapat diganti asalkan tetap membawa arus,
hambatan, dan tegangan. Dibalik itu idenya adalah untuk memasok yang
setara. Namun akhirnya, dapat menawarkan solusi untuk sistem AC. Dan,
hasilnya hanya dapat dicapai dengan resistor eksternal (Wibowa Agus,
2022: 16).
Contoh penerapan untuk teori Thevenin dapat dilihat pada gambar
berikut:

Gambar 2.1 Rangkaian Thevenin

(Sumber : Jading, 2020:93)


Hukum dasar rangkaian listrik yang digunakan untuk menganalisis
rangkaian listrik yang menggunakan teorema Thevenin adalahh Hukum
Kirchhoff. Hukum Kirchhoff terbagi menjadi dua, yaitu Hukum Kirchhoff
1 yang berisi tentang Kirchhoff Current Law (KCL) dan Hukum Kirchhoff
2 yang berisi tentang Kirchhoff Voltage Law (KVL). Hukum Kirchhoff 1
menyatakan bahwa jumlah arus yang masuk melalui suatu titik
percabangan (node) sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik
percabangan (node) tersebut, atau bisa dikatakan pula bahwa jumlah
seluruh arus pada suatu titik percabangan (node) sama dengan nol. Secara
matematis Hukum Kirchhoff 1 ditulis pada persamaan :
∑I = 0
(2.1)
Hukum Kirchhoff 2 menyatakan bahwa jumlah tegangan pada suatu
rangkaian listrik yang tertutup sama dengan nol, atau bisa dikatakan pula
bahwa penjumlahan tegangan pada masingmasing komponen penyusunnya
yang membentuk suatu rangkaian listrik yang tertutup akan bernilai sama
dengan nol. Secara matematis Hukum Kirchhoff 2 ditulis pada persamaan :
∑V = 0
(2.2)
(Anugrah, Dena, 2022:3)
Teori Norton digunakan untuk menganalisis rangkaian elektronika
yang terdiri dari beberapa komponen resistor atau impedans dan sumber
tegangan atau arus. Dengan teori Norton, maka diperoleh sebuah sumber
arus yang paralel dengan resistor (Jading,dkk, 2020:93).
Hukum dasar rangkaian listrik yang digunakan untuk menganalisis
rangkaian listrik yang menggunakan teorema Nortono adalahh Hukum
Ohm. Hukum Ohm dikemukakan oleh Georg Simon Ohm. Hukum Ohm
menyatakan bahwa tegangan yang melewati bahan pengantar berbanding
lurus dengan arus yang mengalir melalui bahan tersebut. Secara matematis
Hukum Ohm ditulis pada persamaan :
V = I . R
(2.3)
(Anugrah, Dena, 2022:3)
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Identifikasi Variabel
1. Kegiatan 1. Pengukuran tegangan Thevenin, hambatan Thevenin dan
Arus Norton
Variabel control : Hambatan (R)( Ω)
Variabel manipulasi : Tegangan sumber (Vs)(Volt)
Variabel respon : Tegangan Thevenin (V TH)(Volt), arus Norton (IN)
(mA)
2. Kegiatan 2. Pengaruh beban terhadap tegangan dan kuat arus output
Variabel control : Tegangan sumber (Vs)(Volt)
Variabel manipulasi : Hambatan beban (RL)( Ω)
Variabel respon : Tegangan Keluaran (V TH) (Volt), arus Beban (IN)
(mA)
B. Definisi Operasional Variabel
1. Kegiatan 1
1. Hambatan (R) adalah nilai hambatan yang tertera pada masing-masing
resistor cincin yang dihitung berdasarkan kode warna, dengan satuan yaitu
ohm (Ω)
2. Tegangan sumber (VS) adalah angka yang menunjukkan nilai beda
potensial sumber atau power supply yang diukur menggunakan voltmeter
dengan satuan volt (V)
3. Tegangan Thevenin (VTH) adalah nilai tegangan yang melewati dua
terminal beban saat hambatan beban terbuka dan seluruh sumber
diturunkan menjadi nol, diukur menggunakan voltmeter dengan satuan
volt (V)
4. Arus Norton adalah nilai arus beban saat hambatan beban dihubung
singkat diukur menggunakan amperemeter dengan satuan ampere (A)

2. Kegiatan 2

1. Tegangan sumber (VS) adalah angka yang menunjukkan nilai beda


potensial sumber atau power supply yanga diukur menggunakan voltmeter
dengan satuan volt (V)
2. Hambatan beban (RL) nilai hambatan pada potensiometer ketika
dimanipulasi dari nilai minimum hingga nilai maksimum, diukur
menggunakan ohmmeter dengan satuan ohm (Ω)
3. Tegangan keluaran Vo merupakan tegangan yang terbaca seiring adanya
perubahan nilai dari potensiometer yang diukur dengan voltmeter dengan
satuan volt (V).
4. Arus beban (IL) merupakan arus yang terbaca kerena adanya perubahan
nilai dari potensiometer , yang diukur menggunakan amperemeter dengan
satuan mili Ampere (mA).
C. Alat dan Bahan

a. Resistor 3 buah

b. Multimeter 2 buah

c. Power Supply 0-12 V 1 buah

d. Potensiometer 1 buah

e. Kabel Penghubung 11 buah

f. Papan Kit 3 buah

D. Prosedur Kerja

1. Dicatat spesifikasi masing-masing komponen yang digunakan.


2. Dibuat rangkaian seperti gambar berikut di atas papan kit yang telah
disediakan, kemudian memilih resistor sedemikian rupa sehingga R 1, R2
dan R3 tidak terlalu jauh perbedaannya untuk menghindari disipasi daya
berlebih

(Sumber : Modul Praktikum Elektronika, 2023)


3. Mengatur tegangan sumber sebesar 2 V lalu mengukur tegangan rangkaian
buka (VOC) antara titik A dan B (tanpa beban RL) dan arus hubung singkat
dengan menempatkan sebuah amperemeter melintasi A-B.
4. Diukur besar resistansi total rangkaian dengan melepas power supply
(rangkaian dihubung singkat pada posisi sumber dan tanpa beban)
5. Melakukan langkah 3 untuk tegangan sumber 4V, 6V, 8V, dan 10V.
6. Selanjutnya, pada kegiatan kedua, memasang beban RL pada keluaran
rangkaian seperti gambar berikut.
7. Mengatur potensiometer pada posisi minimum dan mengukur tegangan
keluaran dan arus beban.
8. Melanjutkan dengan mengubah nilai RL hingga maksimum, dan mencatat
nilai arus dan tegangan setiap perubahan RL.
(Sumber : Modul Praktikum Elektronika, 2023)

E. Teknik Analisis Data

Kegiatan 1

1. Besar nilai V oc , I SC ,dan RTh /R N dan dihitung berdasarkan komponen yang


digunakan untuk setiap harga tegangan sumber dengan digunakan
persamaan, yaitu:

a. Untuk Rth =( R1 / ¿ R 2)+ R3

R2
b. Untuk V th =( )V
R1 + R2 s

V th
c. Untuk I N =
Rth

2. Hasil pengukuran dibandingkan dengan hasil hitung nilai yang diperoleh


dengan persamaan:

a. Untuk % error Rth = | Rth teori−R th praktikum


Rth teori |
100%

b. Untuk % error V th = | V th teori−V th praktikum


V th teori |100 %

c. Untuk % error I N = | I N teori−I N praktikum


I N teori |
100 %

Kegiatan 2
1. Untuk setiap nilai arus dan tegangan keluaran yang diatur, dibuatkan grafik
dengan IL pada sumbu x dan V0 pada sumbu y.
2. Menentukan besar V th , R L ,dan I N
3. Untuk grafik y = mx + c
y=V
x=I
m=R L =Rth
c=V th
V th
IN=
Rth

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Pembahasan


R1 = |1.000 ± 5%|Ω
R2 = |1.500 ± 5%|Ω
R3 = |4.700 ± 5%|Ω
Tabel 4.1. Pengukuran Voc dan Isc

No. Vs (Volt) Voc (Volt) Isc (mA)


1. |2,00 ± 0,01| |1,51 ± 0,01| |1,35 ±
0,01|

2. |4,00 ± 0,01| |3.03 ± 0,01| |2,63 ±


0,01|

3. |6,00 ± 0,01| |4,53 ± 0,01| |4,05 ±


0,01|

4. |8,00 ± 0,01| |6,12 ± 0,01| |5,46 ±


0,01|

5. |10,00 ± 0,01| |7,51± 0,01| |6,71 ±

6. |12,00 ± 0,01| |9,08 ± 0,01| 0,01|

|8,12 ±
0,01|

RTh /RN = |1,12 ± 0,01| kΩ

Tabel 4.2. Pengukuran Vo dan IL dengan RL

No. Vo (Volt) IL (mA)


1. |0,00 ± 0,01| |8,19 ± 0,01|

2. |1,00 ± 0,01| |7,21 ± 0,01|

3. |2,00± 0,01| |6,32 ± 0,01|

4. |3,00± 0,01| |5,40 ± 0,01|

5. |4,00± 0,01| |4,50± 0,01|

6. |5,00± 0,01| |3,60 ± 0,01|

7. |6,00 ± 0,01| |2,70± 0,01|


8. |7,00 ± 0,01| |1,80 ± 0,01|
9. |8,00 ± 0,01| |0,93 ± 0,01|

B. Analisis Data
Kegiatan 1. Pengukuran Voc dan Isc
R1 = ¿ 1000 ±5 %∨¿ Ω
R2 = ¿ 1500 ±5 %∨¿ Ω
R3 = |4700± 5 %| Ω
1. Hambatan Thevenin (RTH)
a) Hambatan secara teori
RTH = R3 // R2
RTH = R3 // R2
4700 Ω x 1500 Ω
RTH=
4700 Ω+1500 Ω
RTH = 1.137,09677
1.137,09677
RTH=
1000
RTH= 1,13709677 Ω
RTH = ¿ 1,37 ± 0,01∨¿ kΩ
b) Hambatan secara praktikum
RTH = RN = ¿ 1,12 ±0,01∨¿ kΩ
c) % Eror
RTH Teori−RTH Praktikum
% Eror = x 100 %
RTH Teori

1,12−1,37
= x 100 %
1,12
= 0,89 %
2. Tegangan Thevenin (VTH)
Untuk Vs = ¿ 2,00 ± 0,01∨¿ V
a) Secara teori
R3
VTH= x Vs
R 2+ R 3
4700 Ω
VTH= x2
1500 Ω+ 4700 Ω
VTH= 1,51612903226 V
VTH = ¿ 1,52 ±0,01∨¿ V
b) Secara praktikum
VOC = VTH = ¿ 1,51 ±0.01∨¿V
c) % Eror
V Teori−V Praktikum
% Eror = x 100 %
V Teori

1,52−1,51
= x 100 %
1,52
= 0,65 %
Dengan menggunakan analisis yang sama maka didapatkan hasil sebagai
berikut :
Tabel 4.3 Hasil analisis Tegangan Thevenin (VTH)

No. Vs (volt) VTH Teori VTH Praktikum %Eror


(Volt) (Volt) %
1. ¿ 2,00 ± 0.01∨¿ ¿ 1,52 ±0.01∨¿ ¿ 1,51 ±0.01∨¿
0,65
2. |4,00± 0.01| |3,03 ± 0.01| ¿ 3,03 ± 0.01∨¿ 0
3. ¿ 6,00 ± 0.01∨¿ ¿ 4,54 ±0.01∨¿ ¿ 4,53 ± 0.01∨¿
0,22
4. ¿ 8,00 ± 0.01∨¿ ¿ 6,06 ± 0.01∨¿ ¿ 6,12 ±0.01∨¿
0,99
5. ¿ 10,00 ±0.01∨¿ ¿ 7,58 ± 0.01∨¿ ¿ 7,51 ±0.01∨¿ 0,92
6. ¿ 12,00 ±0.01∨¿ ¿ 9,09 ± 0.01∨¿ ¿ 9,08 ± 0.01∨¿ 0,11

3. Arus Norton

Untuk Vs = 2 Volt

a. Secara Teori
V th
IN=
Rth

1 , 52V
IN=
1,1 3 kΩ

I N =1,34 mA

b. Secara Praktikum

I N =¿ 1,35 ±0,01∨mA

c. % Error

% error=
| I N teori−I N praktikum
I N teori |100 %

% error= |1,34−1,35
1,34 |
100 %

% error=0,74 %

Dengan menggunakan analisis yang sama, diperoleh hasil


sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil analisis Arus Norton (IN)

No. Vs (volt) IN Teori IN Praktikum %Eror


(mA) (mA) %
1. ¿ 2,00 ± 0.01∨¿ ¿ 1,34 ± 0.01∨¿ ¿ 1,35 ±0.01∨¿ 0,65
2. ¿ 4,00 ± 0.01∨¿ ¿ 2,68 ± 0.01∨¿ ¿ 2,63 ± 0.01∨¿ 1,86
3. ¿ 6,00 ± 0.01∨¿ ¿ 4,01 ± 0.01∨¿ ¿ 4,05 ± 0.01∨¿ 0,99
4. ¿ 8,00 ± 0.01∨¿ ¿ 5,36 ± 0.01∨¿ ¿ 5,46 ± 0.01∨¿ 1,86
5. ¿ 10,00 ±0.01∨¿ ¿ 6,70 ± 0.01∨¿ ¿ 6,71 ±0.01∨¿ 0,14
6. ¿ 12,00 ±0.01∨¿ ¿ 8,04 ± 0.01∨¿ ¿ 8,12 ±0.01∨¿ 0,9
C. Grafik
Kegiatan 2. Pengukuran Vo dan IL Dengan RL
9

8
f(x) = − 0.905166666666667 x + 8.13733333333333
7 R² = 0.999890199667785

6
Tegangan (V)

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kuat Arus (mA)

D. Analisis Grafik
y = -mx + c
y = -0,9052x + 8,1373
R2 = 0,9999
Berdasarkan Hukum Ohm
V
R=
I
Dimana :
y=V
x=I
y
m=
x
m = RTH
m = 0,9052x
m = 0,9052 kΩ
c = VTH
c = 8,1373 V
VTH
IN=
RTH
8,1373 V
IN=
0,9052 kΩ
IN= 8,98 mA
- Derajat Kebenaran
DK = R2 × 100%
DK = 0,9999 × 100%
DK =99,99%
- Kesalahan Relatif
KR = 100% - DK
KR = 100 % - 99,99%
KR = 0,01%
E. Pembahasan
Percobaan ini berjudul Rangkaian Setara Thevenin-Norton, dimana
rangkaian Setara Thevenin-Norton adalah rangkaian yang praktis yang
membuat rangkaian kompleks menjadi rangkaian yang lebih sederhana.
Rangkaian setara Thevenin merupakan rangkaian setara dengan hambatan
yang disusun seri dengan sumber tegangan dan rangkaian setara Norton
merupakan rangkaian setara dengan hambatan yang disusun paralel dengan
sumber arus.
Tujuan dilakukannya praktikum ini ada dua yakni, kegiatan 1 yaitu
melakukan pengukuran tegangan Thevenin, hambatan Thevenin dan arus
Norton dari rangkaian sederhana dan kegiatan 2 yaitu menyelidiki pengaruh
beban dengan mengukur tegangan keluaran dan arus beban untuk setiap nilai
potensiometer (beban).
Kegiatan pertama adalah menyelidiki pengaruh besarnya tegangan
sumber terhadap tegangan Thevenin dan arus Norton, di mana untuk
mengukur besarnya tegangan Thevenin digunakan voltmeter yang diukur
ketika hambatan bebannya terbuka. Hambatan Thevenin diukur dengan
menggunakan ohmmeter pada saat sumber tegangan dibuat nol dan hambatan
beban terbuka. Pada saat beban dihubung singkat digunakan amperemeter
untuk mengukur arus Norton.
Pada tabel pertama, dapat dilihat bahwa secara teori ketiganya
berbanding lurus dengan besar VS berturut-turut 2,00 volt, 4,00 volt, 6,00
volt, 8,00 volt, 10,00 volt dan 12,00 volt. Adapun nilai VTH secara teori
berturut-turut yaitu 1 volt, 1,52 volt, 3,03 volt, 4,54 volt, 6,06 volt, 7,58 volt,
9,09 volt, dan secara praktikum diperoleh nilai VTH secara berturut-turut yaitu
1,51 volt, 3,03 volt, 4,53 volt, 6,12 volt, 7,51 volt, dan 9,08 volt.
Perbandingan antara keduanya sebagai kesalahan pengukuran didapatkan
melalui persen error yaitu semuanya mencapai 0,65 %. Berdasarkan data
yang diperoleh dapat dilihat bahwa tegangan Thevenin berbanding lurus
dengan tegangan sumber, dimana semakin besar tegangan sumbernya maka
tegangan Thevenin yang dihasilkan juga semakin besar. Selanjutnya, mencari
nilai IN dan terlebih dahulu dilakukan dengan menghitung nilai hambatan
pengganti RTH yang secara teori didapatkan yaitu 1,12 kΩ dan secara
praktikum diperoleh nilai 1,13 kΩ dengan persen error didapatkan 0,89 %.
Besar nilai IN yang diperoleh secara teori berturut-turut adalah 1,34 mA, 2,68
mA, 4,01 mA, 5,36 mA, 6,70 mA, dan 8,04 mA, sedangkan secara praktikum
yaitu 1,35 mA, 2,63 mA, 4,05 mA, 5,46 mA, 6,71 mA dan 8,12 mA. Persen
error yang didapatkan adalah 0,65 %, 1,86 %, 0,99 %, 1,86 %, 0,14 % dan
0,99 % yang artinya data yang diperoleh secara praktikum sudah sesuai
dengan teori yang ada walaupun ada nilai yang tidak jauh beda dengan teori.
Kegiatan 2 yaitu menyelidiki pengaruh beban dengan mengukur
tegangan keluaran dan arus beban untuk setiap nilai potensiometer (beban).
Pada kegiatan dua juga menggunakan resistor yang sama pada kegiatan 1.
Berdasarkan praktikum data yang diperoleh untuk tegangan keluaran secara
berturut turut yaitu 0,00 volt, 1,00 volt, 2,00 volt, 3,00 volt, 4,00 volt, 5,00
volt, 6,00 volt, 7,00 volt, dan 8,00 volt. Kemudian untuk arus beban data
yang diperoleh secara berturut turutu yaitu 8,19 mA, 7,21 mA, 6,32 mA, 5,40
mA, 4,50 mA, 3,60 mA, 2,70 mA, 1,80 mA, dan 0,93 mA. Dari data tersebut
dibuatlah plot grafik yang menghasilkan 𝑦 = −0,9052𝑥 + 8,1373 dan 𝑅2 =
0.9999. Dapat dilihat dari grafik bahw hambatan berbanding lurus dengan
tegangannya namun berbanding terbalik dengan arus. Dimana semakin besar
tegangan suatu rangkaian maka semakin besar pula nilai tegangan
keluarannya namun arus bebannya akan semakin kecil.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tegangan Thevenin diukur menggunakan multimeter analog pada kondisi
rangkaian terbuka, arus Norton diukur menggunakan multimeter analog
dengan dilakukannya hubung singkat, sedangkan hambatan Thevenin
multimeter analog dengan dilakukannya hubung singkat dengan tegangan
sumber atau dapat dikatakan bahwa tegangan sumber bernilai 0. Semakin
besar nilai tegangan sumber maka semakin besar pula nilai tegangan
Thevenin yang diperoleh sehingga makin besar pula nilai arus Norton
yang diperoleh.
2. Pengaruh beban pada tegangan output dan arus beban yaitu semakin besar
nilai bebannya maka semakin besar pula nilai tegangannya atau nilai
berbanding lurus dengan nilai tegangan. Sedangkan semakin besar nilai
bebannya maka semakin kecil nilai arus bebannya atau nilai beban
berbanding terbalik dengan nilai arus beban.

B. Saran
1. Untuk Asisten : Agar kedepannya tetap mempertahankan keramahan
dan mempertahankan cara penjelasan analisis mengenai praktikum
tersebut.
2. Untuk Praktikan : Disarankan untuk lebih memahami materi sebelum
memulai praktikum.
3. Untuk Laboran : Sebaiknya sebelum praktikan melakukan praktikum
agar memastikan alat-alat yang akan digunakan tidak ada yang rusak
sehingga praktikum berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA
Anugrah, Dena. 2022. Penerapan Hukum Kirchhoff dan Hukum Ohm pada
Analisis Rangkaian Listrik Manggunakan Software Electronics
Workbench. Journal of Systerus, Information Technology, and
Electronics Engineering. Vol. 2, NO. 2. ISSN 2963-4660.
Jading, Abadi, Roniana, paga, B.O. 2020. Pengukuran dan Instrumentasi.
Yogyakarta: Penerbit Deepublish. ISBN 978-623-02-1579-7.
Rumlus, Maria, Tri Widjajanti., fium Hilun. 2020. Penerapan Hukum
Kirchoff pada Rangkaian Ekvivalen Untuk Memperoleh
persamaan Telegraf. Jurnal Natural. Vol 16, No 2. ISSN 2796 -
427x.
Sutrisno. 1986. Elektronika Teori dan Penerapannya. Bandung: Penerbit
ITB. 15BM 979-0001-01-x.
Wibowo, Agus. 2022. Rangkaian Dasar Elektronika. Semarang: Yayasan
Prima Agus Teknik.

Anda mungkin juga menyukai