MODUL 3
Rangkaian RC,RL dan RLC
Hari,Tanggal :14,April, 2023
Tempat : Laboratorium Fisika Dasar,Institut Teknologi Del,Sitoluama,Kab Tobasa
Instruktur : Angel
Kelas : 11T.E 2
Prodi : Teknik Elektro
BAB 1 TUJUAN
Adapun tujuan praktikum yaitu
1.Pelajari apa yang dimaksud dengan reaktansi kapasitif,reaktansi induktif,dan impendansi.
Induktor adalah salah satu komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus
dan tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses arus bolak-
balik.Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau kapasitansi, dan tidak
memboroskan daya.
Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain untuk mengatur
tegangan listrik dan arus listrik, dengan resistansi tertentu (tahanan) dapat memproduksi tegangan listrik di
antara kedua pin, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding lurus dengan arus yang mengalir. Resistor
digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu
komponen yang paling sering digunakan.
Jenis-jenis rangkaian listrik ada tiga macam yaitu rangkaian seri, rangkaian parallel, dan rangkaian
campuran. Rangkaian seri adalah rangkaian listrik yang disusun secara seri (sejajar). Pada rangkaian seri,
arus yang masuk pada rangkaian akan sama untuk setiap titik, sedangkan tegangan memiliki nilsi ysng
berbeda untuk setiap titiknya. Misal pada rangkaian seri terdapat tiga resistor yang disusun secara seri,
maka nilai kuat arus pada rangkaian juga sama pada masing-masing resistor dan dari tegangan.
2.1.Rangkaian RC
Rangkaian RC adalah suatu rangkaian seri yang tersusun oleh resistor atau penghambat/ hambatan dan
kapasitor yang terhubung oleh suatu sumber arus atau sumber tegangan. Disini kita memasukkan kapasitor
sebagai sebuah elemen rangkaian yang akan menghantarkan ke konsep arus-arus yang berubah terhadap
waktu. Jika sebuah hambatan dimasukkan didalam rangkaian maka pertambahan muatan dari kapasitor per
satuan waktu menuju nilai kesetimbangannya. Sifat rangkaian RCdidalam selama pemuatan dan pelucutan
dapat dipelajari dengan sebuah osciloskop. Yang dapat mempertunjukkan pada layar floresensinyagrafik-
grafik variasi potensialdengan waktu. Sehingga dapat terlihat perbedaan potensial V terhadap
kapasitor dan perbedaan potensial V melalui hambatan sebagai fungsi-fungsi dari
waktu.Membandingifasa tegangan di setiap elemen terhadap arus I.
𝑍 = √𝑅2 + 𝑋𝐶2
𝑉 = 𝑉𝐶2 + 𝑉𝐶2
2.2 Rangkaian RL
Rangkaian RL adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari resistor atau hambatan dan induktor,yang
terhubung secara langsung terhadap sumber arus atau sumber tegangan.Bila kontak saklar ditutup maka
arus didalam hambatan mulai naik.Seandainya induktor tersebut tidak ada,maka arus naik dengan
cepat.Akan tetapi,karena adanya induktor,maka sebuah tegangan yang muncul didalam rangkaian
tersebut,dari hukum Lenz,maka tegangan gerak elektrik ini menentang kenaikan arus,yang berarti polaritas
tegangan gerak elktik baterai.Jika terminal-terminal osciloskop dihubungkan melalui hambatan,maka
bentuk gelombang yang dipertunjukkan aka membentuk gelombang dari arus di dalam rangkaian tersebut
karena penurunan potensial melalui R yang menentukan penyimpangan osciloskop,adalah diberikan oleh
V=IR
𝑍 = √𝑅2 + 𝑋𝐿2
Setelah diketahui besarnya impedansi rangkaian (Z) maka dapat kita cari besarnya arus efektif (𝐼𝑒𝑓 ) atau
tegangan efektif (𝑉𝑒𝑓 ).Hubungan anatara tegangan efektif dengan tegangan komponen adalah:
𝑉 = √𝑉𝑅2 + 𝑉𝐿2
Ingat besarnya tegangan (v) yang diperoleh daru rumus di atas = tegangan efektif(𝑉𝑒𝑓 ) dan besarnya sudut
fase rangkaian:
𝑉𝐿 𝑋𝐿
tan 𝜑 = =
𝑉𝑅 𝑅
Setelah diketahui besar tan dari sudut fase maka besar sudut fasenya dapat dicari.
indukt
or
Gambar 2.2.Rangkaian RL
2.3.Rangkaian RLC
Rangkaian RLC adalah rangkaian yang tersusun atas resistor,induktor,dan kapasitor baik secara seri
maupun paralel.Rangkaian ini dinamakan RLC karena menunjukkan simbol
ketahanan(R),induktansi(L),dan kapasitansi(C).Hambatan yang dihasilkan oleh resistor disebut
resistansi,hambatan yang dihasilkan oleh induktor disebut reaktansi induktif (𝑋𝐿 ),dan hambatan yang
dihasilkan oleh kapasitor disebut reaktansi kapasitif (𝑋𝐶 ).Ketiga besar hambatan tersebut ketika
digabungkan dalam impedansi (Z) atau hambatan total.
Diagram fasor dapat digunakan untuk mencari besar tegangan jepit seperti di bawah ini:
VR = Imax R sin ωt = Vmax sin ωt
𝑉 = √𝑉𝑅2 + (𝑉𝐿 − 𝑉𝐶 )2
Keterangan:
V :Tegangan total/jepit(Volt)
VR :Tegangan pada resistor (Volt)
Besar arus adalah sama, sehingga besar tegangan pada masing-masing komponen R, L dan C adalah: VR =
I R , VL = I XL , dan VC = I XC. Subsitusikan ke dalam rumus tegangan jepit sehingga hasil akhir
diperoleh hambatan total atau impedansi sebagai berikut:
𝑍 = √𝑅2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2
1.Nilai XL < XC : rangkaian bersifat kapasitor,tegangan tertinggal terhadap arus dengan sudut fase 𝜃
sebesar
𝑋𝐿 −𝑋𝐶
tan 𝜃 = 𝑅
2.Nilai XL > XC : rangkaian bersifat induktor,tegangan mendahului arus dengan bear sudut fase 𝜃 sebesar
𝑋𝐿 −𝑋𝐶
tan 𝜃 = 𝑅
3.Nilai XL = XC : akan impedansi rangkaian sama dengan nilai hambatannya(Z=R),pada rangkaian akan
terjadi resonansi deret/seri,frekuensi resonansi sebesar
1 1
𝑓= =√
2𝜋 𝐿𝐶
BAB 3 ALAT DAN BAHAN
probe) ke CH 2.
5.Buka program komputer Vernier Power Amp. Atur tegangan sebesar 2.0 V, frekuensi awal 100 Hz.
Untuk mengatur frekuensi, gunakan panah atas dan bawah, atau gunakan kotak parameter untuk
memasukkan nilai yang diinginkan. Jendela Vernier Power Amp ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
6.Hubungkan kabel listrik power amplifier ke tegangan PLN. Klik tombol on “1” (lampu pada power
amplifier akan berwarna kuning).
7.Buka software Logger Pro 3.9, Klik icon Ubah durasi pengumpulan data menjadi 0.02 sekond
dan laju pengumpulan data menjadi 10000 sampels/second.
8.Atur saklar SW1 menuju arah tulisan External. Klik Collect pada Logger Pro 3.9, lakukan
pengambilan data. Setetelah selesai, klik. Ketika pengumpulan data telah selesai, cari nilai maksimum
dan mnimum dari arus dan tegangan dari grafik yang dihasilkan melalui menu Analyze à Statistics.
Catat nilai masing-masing nilai ini dalam tabel pengamatan. Agar memudahkan, buat tabel ini di file
excel saat melakukan pengumpulan data.
Tabel 1. Nilai pengukuran arus dan tegangan pada rangkaian RC.
Gelombang : Sinusoidal
Vpp : 2 volt
I (A) V(volt)
f (Hz)
No Min Max Min Max
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
9.Lanjutkan mengumpulkan data dengan cara ini sampai Kalian memiliki nilai potensial dan arus untuk
10 frekuensi ( Catatan: nilai maksimum frekuensi yang diperbolehkan adalah 1000 Hz).
2.Hubungkan sensor arus dan sensor tegangan ke Lab Quest Mini, kemudian buka Logger Pro 3.9. Klik
icon Ubah durasi pengumpulan data menjadi 0.02 sekon dan lajupengumpulan data menjadi 10000
sampels/second.
3.Buka program power amplifier dengan mengetikkan di start menu Vernier Power amp, maka akan
muncul jendela sebagai berikut. Atur frekuensinya menjadi 100 Hz dan amplitude dari tegangan
(Voltage) sebesar 2.0 volts.
4.Kemudian atur posisi saklar pada SW1 ke arah External, Klik “1” pada power amplifier (lampu pada
power amplifier akan berwarna kuning) dan klik Collect pada Logger Pro3.9. Ketika pengumpulan
data telah selesai, cari nilai maksimum dan mnimum dari arus dan tegangan dari grafik yang dihasilkan
melalui menu Analyze → Statistics. Catat nilai masing-masing nilai ini dalam tabel pengamatan.
5.Lanjutkan untuk mengambil data pada langkah 5, catat masing-masing nilai maksimum dan minimum
dari arus dan tegangan sampai didapat 10 nilai frekuensi pada rentang100 Hz sampai 1000 Hz.
Tabel 2. Nilai pengukuran arus dan tegangan pada rangkaian RL.
Gelombang : Sinusoidal
Vpp : 2 volt
I (A) V(volt)
f (Hz)
No Min Max Min Max
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Sensor arus
Lampu
2.Periksa dengan baik rangkaian yang telah dibuat. Mintalah asisten atau Laboran untuk memeriksa
kembali rangkaian yang telah kalian buat, apakah sesuai dengan skema rangkaian atau tidak.
3.Hubungkan sensor arus dan sensor tegangan ke Lab Quest Mini, kemudian buka Logger Pro 3.9.
Klik icon Ubah durasi pengumpulan data menjadi 0.02 sekon dan laju pengumpulan data menjadi
10000 sampels/second.
4.Buka program vernier power amplifier dengan mengetikkan di start menu Vernier Power amp, maka
akan muncul jendela sebagai berikut. Atur frekuensinya menjadi 100 Hz dan amplitude dari tegangan
(Voltage) sebesar 5.0 volts.
5.Kemudian atur posisi saklar pada SW1 External dan klik Collect pada Logger Pro 3.9. Ketika
pengumpulan data telah selesai, cari nilai maksimum dan minimum dari arus dan tegangan dari grafik
yang dihasilkan melalui menu Analyze Statistics. Catat nilai masing-masing nilai ini dalam tabel
pengamatan.
6.Lanjutkan pengambilan sampai didapat 10 data. Catat masing-masing nilai maksimum dan minimum
dari arus dan lihat kecerahan nyala lampu. Maksimum frekuensi yang digunakan sebesar 1300 Hz.
7.Lepaskan kabel USB Lab Quest mini dari computer, kemudian pilih New dari File menu. Pada tabel
tersebut masukkan secara manual nilai arus dan tegangan yang didapat. Periksa grafik yang dihasilkan
dan tentukan frekuensi pada arus maksimum.
8.Atur frekuensi secara perlahan-lahan sehingga software Vernier power amp untuk meng-kontrol
power amplifier. Ubah-ubah frekuensinya dan perhatikan nyala lampu. Fokuskan investigasi kalian
pada daerah dimana arusnya paling besar. Temukan pada frekuensi berapa yang menyebabkan lampu
menyala paling terang. Saat nyala lampu paling terang, maka frekuensi tersebut yang disebut sebagai
frekuensi resonansi.
9.Saat frekuensi resonansi pada rangkaian tersebut telah ditemukan, masukkan inti besi ke dalam lilitan
induktor. Amati apa yang terjadi dengan nyala lampu? Kembali atur nilai frekuensi sehingga didapat
nilai frekuensi resonansi yang baru. Catat hasil tersebut dalam tabel pengamatan.
Tabel 3. Nilai pengukuran arus dan kecerahan Lampu pada rangkaian RLC Tanpa
inti Besi.
Gelombang: Sinusoidal
Vpp : 5 volt
I (A) Kecerahan Lampu
f (Hz)
No Min Max
1. 100
2. 200
3. 300
4. 400
5. 500
6. 600
7. 700
8. 800
9. 900
10. 1000
Tabel 4. Nilai pengukuran arus dan kecerahan Lampu pada rangkaian RLC Dengan
inti Besi.
Gelombang: Sinusoidal
Vpp : 5 volt
I (A) Kecerahan Lampu
f (Hz)
No Min Max
1. 100
2. 200
3. 300
4. 400
5. 500
6. 600
7. 700
8. 800
9. 900
10. 1000
Bab V Data dan Pengolahan Data
I (A) V(volt)
f (Hz)
No Min Max Min Max
1. 100 -0,06414 0,06302 -0,3208 0,03635
2. 200 -0,05718 0,05606 -0,6357 0,4665
3. 300 -0,06203 0,06060 -0,6357 0,6664
4. 400 -0,05657 0,05484 -0,1735 0,27635
5. 500 -0,05445 0,05333 -0,8688 0,9117
6. 600 -0,05173 0,05030 -0,9809 1,018
7. 700 -0,46787 0,04787 -1,028 1,121
8. 800 -0,04660 0,04545 -1,223 1,190
9. 900 -0,04417 0,04272 -1,223 1,154
10. 1000 -0,04204 0,04247 -1,284 1,311
Grafik Rangkaian RL
Tabel 3. Nilai pengukuran arus dan kecerahan Lampu pada rangkaian RLC Tanpa
inti Besi.
Gelombang: Sinusoidal
Vpp : 5 volt
I (A) Kecerahan Lampu
f (Hz)
No Min Max
arus maksimum
0.1
0.09
0.08
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
0 200 400 600 800 1000 1200
2. Untuk masing-masing nilai frekuensi, tentukan reaktansi kapasitif (Xc) dari kapasitor
dengan cara membagi nilai maksimum tegangan dengan nilai maksimum arus. Berdasarkan
yang kalian ketahui tentang hukum Ohm, apa satuan dari reaktansi kapasitif Xc?
Jawaban
𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 1,696
1.100Hz : 𝑋𝑐 = = = 169.09Ω
𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 0,01003
𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 1,666
2.200Hz : 𝑋𝑐 = = = 84.48Ω
𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 0,01972
𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 1,614
3.300Hz : 𝑋𝑐 = = = 81.84Ω
𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 0,01972
𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 1,569
4.400Hz : 𝑋𝑐 = = =43.13Ω
𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 0,03637
𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 1,511
5.500Hz : 𝑋𝑐 = = = 3.437Ω
𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 0,04395
𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 1,457
6. 600Hz : 𝑋𝑐 = = = 25.58Ω
𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 0,05695
𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 1.399
7.700Hz : 𝑋𝑐 = = = 24.56Ω
𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 0,05695
𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 1,345
8.800Hz : 𝑋𝑐 = = = 21.76Ω
𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 0,06180
𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 1,287
9.900Hz : 𝑋𝑐 = = = 19.40kΩ
𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 0,06634
𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 1,199
10.1000Hz : 𝑋𝑐 = = = 81.01Ω
𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 0,01480
Bab VI Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil peneltian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan:
1. Secara analitik didapatkan hasil osilasi arus dan voltase secara periodik dan semakin lama
semakin mengecil untuk rangkaian RLC yang kurang redam . dengan syarat awal untuk
rangkaian RLC Seri t=0 dan i=2, untuk rangkaian RLC Paralel syarat awalnya t=0 dan v=4.
2. Didapatkan tingkat galat(error) hasil komputasi rangkaian RLC seri dan parallel pada h= 0,4
dengan menggunakan metode Euler rata-rata sebesar 274,757 % pada rangkaian RLC seri,
115,9802% pada rangkaian RLC Paralel. pada h= 0,26 dengan menggunakan metode Euler rata-
rata sebesar 44,0336% pada rangkaian RLC seri, 101,50739 % pada rangkaian RLC Paralel.
3. Didapatkan tingkat galat(error) hasil komputasi rangkaian RLC seri dan cparallel pada h=
0,4 dengan menggunakan metode Runge-Kutta rata-rata sebesar 209,791% pada rangkaian RLC
seri, dan sebesar 57,9564% pada rangkaian RLC Paralel. pada h= 0,26 dengan menggunakan
metode Euler rata-rata sebesar 25,8112% pada rangkaian RLC seri, 40,99912% pada rangkaian
RLC Paralel.Untuk visualisasinya, semakin besar waktunya maka nilai outpunya semakin
mendekati atau semakin akurat dengan hasil analitiknya.
4. Metode Runge-kutta lebih teliti daripada metode Euler.
Saran
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran penulis adalah untuk
selanjutnya program masih dapat dikembangkan lagi dengan menambah jumlah tiap loop
rangkaian dan komponen hambatan, induktor, kapasitor lebih dari satu baik secara seri maupun
parallel untuk melihat grafik respon dari persamaan differensial yang dihasilkan oleh rangkaian
listrik tersebut.
Bab VII Lampiran