Anda di halaman 1dari 21

RESONANSI LISTRIK DARI RANGKAIAN RLC

A. TUJUAN
1. Menyelidiki hubungan antara tegangan puncak pada resistor dengan frekuensi
sumber pada rangkaian RLC seri dan paralel.
2. Menentukan frekuensi resonansi dari rangkaian RLC seri dan paralel.
3. Menyelidiki pengaruh nilai kapasitansi dari kapasitordan induktansi dari induktor
terhadap frekuensi resonansi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana hubungan antara tegangan puncak pada resistor dengan frekuensi
sumber pada rangkaian RLC seri dan paralel ?
2. Bagaimana cara menentukan frekuensi resonansi dari rangkaian RLC seri dan
paralel ?
3. Bagaimana pengaruh nilai kapasitansi dari kapasitordan induktansi dari induktor
terhadap frekuensi resonansi ?

C. KAJIAN TEORI
Pada rangkaian RLC menunjukkan adanya suatu fenomena fisika yang penting
dimana terjadinya kuat arus maupun tegangan maksimum atau minimum pada frekuensi
sumber tertentu. Terjadinya tegangan maksimum atau minimum tergantung kepada jenis
rangkaian RLC. Pada rangkaian RLC seri menunjukkan kuat arus dan tegangan pada
resistor maksimum pada frekuensi tertentu, sebaliknya pada rangkaian RLC paralel
menunjukan kuat arus dan tegangan pada resistor minimum. Frekuensi sumber yang
menghasilkan kuat arus maupun tegangan maksimum atau minimum disebut frekuensi
dalam keadaan resonansi (frekuensi resonansi). Secara umum rangkaian RLC dapat
dibedakan atas dua yaitu : rangkaian RLC seri dan rangkaian RLC paralel seperti
diperlihatkan pada gambar berikut ini.

(Rangkaian RLC seri ) (Rangkaian RLC paralel)


Besar impedansi dari rangkaian RLC seri dapat dituliskan dalam bentuk :
𝟏 𝟐
𝒁 = √𝑹𝟐 + (𝝎𝑳 − )
𝝎𝑪

Kuat arus efektif (rms) yang mengalir pada rangkaian RLC seri didapat seperti :

𝟏 𝟐
𝑰 = 𝑽𝒔 /√𝑹𝟐 + (𝝎𝑳 − )
𝝎𝑪

Vs(t) adalah suatu sumber tegangan tetap, artinya nilai rms Vs tidak bergantung
kepada arus yang mengalir dalam rangkaian. Persamaan teresebut menunjukkan arus I
berubah dengan frekuensi dan mencapai nilai maksimum untuk frekuensi dimana

𝟏
𝝎𝑳 =
𝝎𝑪

(Sutrisno, 1986 : 48 )

Tegangan pada resistor dapat diekspresikan seperti :

𝟏
𝑽𝑹 = 𝑹 /√𝑹𝟐 + (𝝎𝑳 − 𝝎𝑪)𝟐 .Vs

Tegangan keluaran dari rangkaian RLC seri diambil pada kapasitor. Besar tegangan
pada kapsitor dapat ditulis dalam bentuk :

𝟏
𝑽𝒐 = 𝑽𝒄 = 𝑹/𝑾𝑪√𝑹𝟐 + (𝝎𝑳 − 𝝎𝑪)𝟐. Vs

Penguatan ( gain ) dari rangkaian RLC seri didefinisikan sebagai perbandingan antara
tegangan keluaran dengan tegangan sumber. Berdasarkan persamaan diatas dapat
dikemukakan bahwa untuk suatu sumber tegangan, besar impedansi dari rangkaian, kuat
arus effektif yang mengalir pada rangkaian, tegangan pada resistor dan tegangan keluaran
dari rangkaian tergantung kepada nilai komponen yang diberikan dan frekuensi dari
sumber.
Melalui cara yang sama dapat pula ditentukan besar impedansi, kuat arus dan
tegangan pada resistor pada rangkaian RLC paralel. Besar impedansi dari rangkaian RLC
paralel. Besar impedansi dari rangkaian RLC paralel dapat ditentukan oleh persamaan :

𝑾𝑳
𝒁 = √ 𝑹𝟐 + ( )𝟐
𝟏 − 𝛚𝟐 𝐋𝐂

Kuat arus yang mengalir pada rangkaian diberikan seperti :

𝑾𝑳
𝑰 = 𝑽𝒔/√𝑹𝟐 + ( )𝟐
𝟏 − 𝛚𝟐 𝐋𝐂

Tegangan pada resistor dapat diekspresikan seperti

𝑾𝑳
𝑽𝑹 = 𝑹/√𝑹𝟐 + (𝟏−𝛚𝟐 𝐋𝐂)𝟐 .Vs

Tegangan keluaran dari rangkaian diambil pada kapasitor yang tersusun secara
paralel dengan induktor. Besar tegangan pada keluaran diekspresikan seperti :

𝑹 𝟐
𝑽𝒐 = 𝑽𝒔/√𝟏 + ( ) + (𝟏 − 𝝎𝟐 𝑳𝑪)
𝝎𝑳

Dari persamaan diatas dapat diperhatikan bahwa untuk suatu sumber tegangan, besar
impedansi dari rangkaian, kuat arus yang mengalir pada rangkaian, tegangan pada resistor dan
tegangan pada keluaran tergantung kepada nilai komponen yang diberikan frekuensi sumber.

Pada rangkaian RLC seri, dalam keadaan resonansi reaktansi kapasitif sama dengan
reaktansi induktif sehingga kuat arus mengalir pada rangkaian dan tegangan pada resistor
akan maksimum. Dalam kondisi ini frekuensi resonansi dari rangkaian RLC seri secara
perhitungan dapat ditentukan dari persamaan :

𝒇𝒐 = 1/𝟐𝝅√𝑳𝑪

Pada persamaan diatas dapat diperhatikan besar frekuensi resonansi dari rangkaian
RLC seri ditentukan oleh besar induktasi dari induktor dan kapasitansi dari kapasitor yang
diberikan. Melalui cara yang sama, frekuensi resonansi dari rangkaian RLC paralel dapat
dibuktikan seperti persamaan diatas.

(Asrizal, 2000 : 35 – 38)

Pemilihan dan Q Rangkaian RLC

Rangkaian resonansi digunakan untuk merespon secara selektif terhadap sinyal


frekuensi yang diberikan dan membedakan sinyal dari frekuensi yang berbeda. Jika respon
rangkaian memiliki puncak lebih sempit sekitar frekuensi yang dipilih, dapat dikatakan
rangkaian memiliki selektivitas yang tinggi. Faktor kualitas, Q digunakan untuk mengukur
selektivitas dari rangkaian. Sebuah rangkaian yang memiliki Q yang tinggi berarti selektivitas
lebih sempit.

Selektivitas rangkaian tergantung atas jumlah resistansi dalam rangkaian. Variasi dari
nilai resistansi akan menentukan bentuk selektivitas dari rangkaian, gambar berikut
menampilkan grafik arus terhadap frekuensi dari rangkaian RLC seri untuk tiga variasi nilai
resistor. Berdasarkan grafik terlihat, semakin kecil nilai resistor maka puncak grafik semakin
sempi. Artinya, nilai resistansi yang kecil akan menghasilkan rangkaian yang lebih selektif.

Untuk menghitung faktor kualitas dapat menggunakan persamaan :

𝜔o
𝑄=
∆𝜔

(Yohandri dan Asrizal,2014 : 118 – 117)


D. PENGAJUAN HIPOTESIS
Pada rangkaian RLC seri menunjukkan kuat arus dan tegangan pada resistor
maksimum pada frekuensi tertentu, sebaliknya pada rangkaian RLC parallel
menunjukkan kuat arus dan tegangan pada resistor minimum. Frekuensi sumber yang
menghasilkan kuat arus maupun tegangan maksimum atau minimum disebut
frekuensi resonansi.
Pengaruh nilai kapasitansi dari kapasitor dan induktansi daqri inductor
terhadap frekuensi resonansi.

E. PENGUMPULAN DATA
a. Langkah Kerja
1. Menentukan nilai – nilai komponen yang akan digunakan dalam kegiatan
praktikum.
2. Menyusun rangkaian RLC seri sesuai dengan skema pada rangkaian
3. Menghubungkan bagian masukan rangkaian RLC dengan sumber tegangan
audiogenerator / generator fungsi dengan isyarat keluaran berupa gelombang
sinusoida.
4. Menggunakan salah satu channel osiloskop untuk mengukur tegangan pada
resistor dan channel yang lain untuk mengukur tegangan keluaran pada
kapasitor.
5. Mencari frekuensi sumber yang menghasilkan tegangan maksimum pada
resistor dan tegangan minimum pada keluaran. Frekuensi tersebut dinamakan
frekuensi dalam keadaan resonansi.
6. Dengan mengubah – ubah frekuensi dari sumber, melakukan pengukuran
terhadap tegangan pada resistor, tegangan keluaran pada kapasitor dan
frekuensi sumber.
7. Masukkan data hasil pengukuran kedalam tabel 1.
8. Mengganti nilai kapasitansi dari kapasitor yang digunakan, melakukan
pengukuran tegangan pada resistor untuk setiap perubahan frekuensi sumber
yang dilakukan dan mencantumkan data hasil pengukuran pada tabel seperti
tabel 1.
9. Melalui prosedur yang sama dengan rangkaian RLC seri , melakukan pul
pengamatan terhadap rangkaian RLC paralel.
10. Memasukan data hasil pengukuran frekuensi sumber, tegangan pada resitor
dan tegangan keluaran pada tabel 2.
b. Tabel Data
Tabel 1. Data hasil pengukuran frekuensi, tegangan pada resistor, tegangan
keluaran dan kuat arus effektif pada rangkaian RLC seri.

Tegangan pada Resistor Tegangan Keluaran


F Ief
No. VRPP VRP VRPP VRP
(Hz) (mA)
(Volt) (Volt) (Volt) (Volt)
1. 0.15 0,075 0,503
1.67 x 105

1.82 x 105 0.16 0,08 0,502


2.

2.2 x 105 0.18 0,09 0,49


3.

2.5 x 105 0.2 0,1 0,48


4.

3.3 x 105 0.24 0,12 0,46


5.

4 x 105 0.3 0,15 0,44


6.

5 x 105 0.28 0,14 0,409


7.

6.25 x 105 0.2 0,1 0,371


8.

7.15 x 105 0.16 0,08 0,345


9.

0.14 0,07 0,316


10. 8.3 x 105
Tabel 2. Data hasil pengukuran frekuensi, tegangan pada resistor, tegangan keluaran
dan kuat arus effektif pada rangkaian RLC paralel

Tegangan pada Resistor Tegangan Keluaran


No. f Ief
VRPP VRP VRPP VRP
(Hz) (A)
(Volt) (Volt) (Volt) (Volt)
2 x 105 0.35 0,175 0,52
1

3.8 x 105 0.5 0,25 0,52


2

4 x 105 0.55 0,275 0,52


3

5 x 105 0.6 0,3 0,52


4

7 x 105 0.65 0,325 0,52


5

1 x 105 0.5 0,25 0,52


6

9 x 104 0.6 0,3 0,52


7

8 x 104 0.65 0,325 0,52


8

6 x 104 0.7 0,35 0,52


9

4 x 104 0.75 0,375 0,52


10

F. PENGUJIAN HIPOTESIS
a. Pengolahan Data
Tabel 1. Kuat Arus Efektif pada Rangkaian RLC seri

Data 1

f = 167 KHz
VRP = 0,075 Volt
Vs = 5,2 Volt

1 2
 𝑍 = √(104 )2 + (2 × 3.14 × 167 × 103 × 2.5 × 10−3 − 2×3.14×167×103×33×10−8 )
=10337,8 Ω
𝑉𝑠
 Ief =
1
√𝑅²+(𝜔𝐿 − )²
ὠ𝐶
5,2 𝑣
= = 0,503 x 10ˉ3 A =0,503 mA
10337,8
𝑅
 VRH = 𝑉𝑠
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

10000 𝑥 5,2 𝑣
= = 5,03 Volt
10337,8
𝑉𝑟𝑝−𝑉𝑟ℎ
 % kesalahan VR (Resistor) = x 100 %
𝑉𝑟ℎ

0,075−5,03
= x 100 %
5,03

= 98,5 %

Data 2

f = 182 KHz
VRP = 0,08 Volt
Vs = 5,2
 𝑍=
1 2
√(104 )2 + (2 × 3.14 × 182 × 103 × 2.5 × 10−3 − )
2×3.14×167×103 ×33×10−8
=10339,5 Ω
𝑉𝑠
 Ief =
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

5,2 𝑣
= = 0,502 x 10ˉ³ A = 0,502 mA
10339,5
𝑅
 VRH = 𝑉𝑠
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

10000 𝑥 5,2 𝑣
= = 5,03 Volt
10339,5
𝑉𝑟𝑝−𝑉𝑟ℎ
 % kesalahan VR (Resistor) = x 100 %
𝑉𝑟ℎ

0,08−5,03
= x 100 %
5,03

= 98,4 %
Data 3

f = 220 KHz
VRP = 0,09 volt
Vs = 5,2 volt
 𝑍=
1 2
√(104 )2 + (2 × 3.14 × 220 × 103 × 2.5 × 10−3 − )
2×3.14×167×103 ×33×10−8
=10578,98 Ω
𝑉𝑠
 Ief =
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

5,2 𝑣
= = 0,49 x 10ˉ³ A = 0,49 mA
10578,98

𝑅
 VRH = 𝑉𝑠
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

10000 𝑥 5,2 𝑣
= = 4,91 v
10578,98

𝑉𝑟𝑝−𝑉𝑟ℎ
 % kesalahan VR (Resistor) = x 100 %
𝑉𝑟ℎ

0,09−4,91
= x 100 %
4,91

= 98 %

Data 4

f = 250 KHz
VRP = 0,1 volt
Vs = 5,2 volt
 𝑍=
1 2
√(104 )2 + (2 × 3.14 × 250 × 103 × 2.5 × 10−3 − )
2×3.14×167×103 ×33×10−8
=10741,99 Ω
𝑉𝑠
 Ief =
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

5,2 𝑣
= = 0,48 x 10ˉ³ A = 0,48 mA
10741,99
𝑅
 Vrh = 𝑉𝑠
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶
10000 𝑥 5,2 𝑣
= = 4,84 V
10741,99
𝑉𝑟𝑝−𝑉𝑟ℎ
 % kesalahan VR (Resistor) = x 100 %
𝑉𝑟ℎ

0,1−4,84
= x 100 %
4,84

= 97 %

Data 5

f = 330 KHz
VRP = 0,12 volt
Vs = 5,2 volt
 𝑍=
1 2
√(104 )2 + (2 × 3.14 × 330 × 103 × 2.5 × 10−3 − )
2×3.14×167×103 ×33×10−8
=11261,77 Ω
𝑉𝑠
 Ief =
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

5,2 𝑣
= = 0,46 x 10ˉ³ A =0,46 mA
11261,77

𝑅
 VRH = 𝑉𝑠
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

10000 𝑥 5,2 𝑣
= = 4,61 V
11261,77

𝑉𝑟𝑝−𝑉𝑟ℎ
 % kesalahan VR (Resistor) = x 100 %
𝑉𝑟ℎ

0,12−4,61
= x 100 %
4,61

= 97 %

Data 6

f = 400 KHz
VRP = 0,15 volt
Vs = 5,2 volt
 𝑍=
1 2
√(104 )2 + (2 × 3.14 × 400 × 103 × 2.5 × 10−3 − )
2×3.14×167×103 ×33×10−8
=11807,76 Ω
𝑉𝑠
 Ief =
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

5,2 𝑣
= = 0,44 x 10ˉ³ A =0,44 mA
11807,76

𝑅
 VRH = 𝑉𝑠
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

10000 𝑥 5,2 𝑣
= = 4,4 V
11807,76

𝑉𝑟𝑝−𝑉𝑟ℎ
 % kesalahan VR (Resistor) = x 100 %
𝑉𝑟ℎ

0,15−4,4
= x 100 %
4,4

= 96 %

Data 7

f = 500 KHz
VRP = 0,14 volt
Vs = 5,2 volt
 Z=
1 2
√(104 )2 + (2 × 3.14 × 500 × 103 × 2.5 × 10−3 − )
2×3.14×167×103 ×33×10−8
=12712,48 Ω
𝑉𝑠
 Ief =
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

5,2 𝑣
= = 0,409 x 10ˉ³ A = 0,409 mA
12712,48

𝑅
 VRH = 𝑉𝑠
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

10000 𝑥 5,2 𝑣
= = 4,09 V
12712,48

𝑉𝑟𝑝−𝑉𝑟ℎ
 % kesalahan VR (Resistor) = x 100 %
𝑉𝑟ℎ
0,14 −4,09
= x 100 %
4,09

= 96 %

Data 8

f = 625 KHz
VRP = 0,1 volt
Vs = 5,2 volt
 Z=
1 2
√(104 )2 + (2 × 3.14 × 625 × 103 × 2.5 × 10−3 − )
2×3.14×167×103 ×33×10−8
=14009,6 Ω
𝑉𝑠
 Ief =
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

5,2 𝑣
= = 0,371 x 10ˉ³ A = 0,371 mA
14009,6

𝑅
 VRH = 𝑉𝑠
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

10000 𝑥 5,2 𝑣
= = 3,71 v
14009,6

𝑉𝑟𝑝−𝑉𝑟ℎ
 % kesalahan VR (Resistor) = x 100 %
𝑉𝑟ℎ

0,1−3,71
= x 100 %
3,71

= 97 %

Data 9

f = 715 KHz
VRP = 0,08 volt
Vs = 5,2 volt
 𝑍=
1 2
√(104 )2 + (2 × 3.14 × 715 × 103 × 2.5 × 10−3 − )
2×3.14×167×103 ×33×10−8
=15033,2 Ω
𝑉𝑠
 Ief =
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶
5,2 𝑣
= = 0,345 x 10ˉ³ A = 0,345 mA
15033,2

𝑅
 VRH = 𝑉𝑠
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

10000 𝑥 5,2 𝑣
= = 3,45 V
15033,2

𝑉𝑟𝑝−𝑉𝑟ℎ
 % kesalahan VR (Resistor) = x 100 %
𝑉𝑟ℎ

0,08−3,45
= x 100 %
3,45

= 97 %

Data 10

f = 830 KHz
VRP = 0,07 volt
Vs = 5,2 volt
 𝑍=
1 2
√(104 )2 + (2 × 3.14 × 830 × 103 × 2.5 × 10−3 − )
2×3.14×167×103 ×33×10−8
=16425,33 Ω
𝑉𝑠
Ief =
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

5,2 𝑣
= = 0,316 x 10ˉ³ A = 0,316 mA
16425,33

𝑅
 VRH = 𝑉𝑠
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

10000 𝑥 5,2 𝑣
= = 3,16 V
16425,33

𝑉𝑟𝑝−𝑉𝑟ℎ
 % kesalahan VR (Resistor) = x 100 %
𝑉𝑟ℎ

0,07−3,16
= x 100 %
3,16

= 97 %
Tabel 2. Kuat Arus Efektif pada Rangkaian RLC paralel

Data 1

f = 200 KHz
VRP = 0,175 Volt
Vs = 5,2 Volt
2×3.14×200×103 ×2.5×10−3 2
 𝑍 = √(104 )2 + (1−(2×3.14×200×103 )2 ×33×10−8 ×2,5×103 )
=10000 Ω
𝑉𝑠
 Ief =
1
√𝑅²+(𝜔𝐿 − )²
ὠ𝐶

5,2 𝑣
= = 0,52 x 10ˉ3 A = 0,52 mA
10000
𝑅
 VRH = 𝑉𝑠
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

10000 𝑥 5,2 𝑣
= = 5,2 Volt
10000

Data 2

f = 380 KHz
VRP = 0,25 Volt
Vs = 5,2 Volt
2×3.14×300×10 ×2.5×10 3 −3 2
 Z = √(104 )2 + (1−(2×3.14×200×103 )2 ×33×10−8 ×2,5×103)
=10000 Ω
𝑉𝑠
 Ief =
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

5,2 𝑣
= = 0,52 x 10ˉ³ A = 0,52 mA
10000
𝑅
 VRH = 𝑉𝑠
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

10000 𝑥 5,2 𝑣
= = 5,2 Volt
10000
Data 3

f = 400 KHz
VRP = 0,275 volt
Vs = 5,2 volt
2×3.14×400×103 ×2.5×10−3 2
 Z = √(104 )2 + (1−(2×3.14×200×103 )2 ×33×10−8 ×2,5×103)
=10000 Ω
𝑉𝑠
 Ief =
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

5,2 𝑣
= = 0,52 x 10ˉ³ A = 0,52 mA
10000
𝑅
 VRH = 𝑉𝑠
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

10000 𝑥 5,2 𝑣
= = 5,2 v
10000

Data 4

f = 500 KHz
VRP = 0,3 Volt
Vs = 5,2 volt
2×3.14×500×10 ×2.5×10 3 −3 2
 𝑍 = √(104 )2 + (1−(2×3.14×200×103 )2 ×33×10−8 ×2,5×103 )
=10000 Ω
𝑉𝑠
 Ief =
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

5,2 𝑣
= = 0,52 x 10ˉ³ A = 0,52 mA
10000
𝑅
 VRH = 𝑉𝑠
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

10000 𝑥 5,2 𝑣
= = 5,2 V
10000
Data 5

f = 700 KHz
VRP = 0,325 volt
Vs = 5,2 volt
2×3.14×700×103 ×2.5×10−3 2
 𝑍 = √(104 )2 + (1−(2×3.14×200×103 )2 ×33×10−8 ×2,5×103 )
=10000 Ω

𝑉𝑠
 Ief =
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

5,2 𝑣
= = 0,52 x 10ˉ³ A = 0,52 mA
10000
𝑅
 VRH = 𝑉𝑠
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

10000 𝑥 5,2 𝑣
= = 5,2 V
10000

Data 6

f = 100 KHz
VRP = 0,25 volt
Vs = 5,2 volt
2×3.14×150×103 ×2.5×10−3 2
 𝑍 = √(104 )2 + (1−(2×3.14×200×103 )2 ×33×10−8 ×2,5×103 )
=10000 Ω
𝑉𝑠
 Ief =
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

5,2 𝑣
= = 0,52 x 10ˉ³ A = 0,52 mA
10000
𝑅
 VRH = 𝑉𝑠
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

10000 𝑥 5,2 𝑣
= = 5,2 V
10000
Data 7

f = 90 KHz
VRP = 0,3 volt
Vs = 5,2 volt
2×3.14×100×103 ×2.5×10−3 2
 𝑍 = √(104 )2 + (1−(2×3.14×200×103 )2 ×33×10−8 ×2,5×103 )
=10000 Ω
𝑉𝑠
 Ief =
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

5,2 𝑣
= = 0,52 x 10ˉ³ A = 0,52 mA
10000
𝑅
 VRH = 𝑉𝑠
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

10000 𝑥 5,2 𝑣
= = 5,2 V
10000

Data 8

f = 80 KHz
VRP = 0,325 volt
Vs = 5,2 volt
2×3.14×90×103 ×2.5×10−3 2
 𝑍 = √(104 )2 + (1−(2×3.14×200×103 )2 ×33×10−8 ×2,5×103 )
=10000 Ω
𝑉𝑠
 Ief =
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

5,2 𝑣
= = 0,52 x 10ˉ³ A = 0,52 mA
10000
𝑅
 VRH = 𝑉𝑠
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

10000 𝑥 5,2 𝑣
= = 5,2 V
10000
Data 9

f = 60 KHz
VRP = 0,35 volt
Vs = 5,2 volt
2×3.14×80×103 ×2.5×10−3 2
 𝑍 = √(104 )2 + (1−(2×3.14×200×103 )2 ×33×10−8 ×2,5×103 )
=10000 Ω
𝑉𝑠
 Ief =
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

5,2 𝑣
= = 0,52 x 10ˉ³ A = 0,52 mA
10000
𝑅
 VRH = 𝑉𝑠
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

10000 𝑥 5,2 𝑣
= = 5,2 V
10000

Data 10

f = 40 KHz
VRP = 0,375 volt
Vs = 5,2 volt
2×3.14×60×103 ×2.5×10−3 2
 𝑍 = √(104 )2 + (1−(2×3.14×200×103 )2 ×33×10−8 ×2,5×103 )
=10000 Ω
𝑉𝑠
 Ief =
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

5,2 𝑣
= = 0,52 x 10ˉ³ A = 0,52 mA
10000
𝑅
 VRH = 𝑉𝑠
1
√𝑅²+(ὠ𝐿 − )²
ὠ𝐶

10000 𝑥 5,2 𝑣
= = 5,2 V
10000
b. Jawaban Hipotesis

Berdasarkan data, hipotesis yang didapat pada percobaan resonansi listrik dari
rangkaian RLC ini dibuat dua buah rangkaian yaitu rangkaian RLC seri dan RLC
parallel. Pada percobaan rangkaian RLC seri dapat dibuktikan berdasarkan hubungan
antara tegangan puncak pada resistor dengan frekuensi sumber dimana tegangan pada
resistor maksimum pada frekuensi resonansinya. Dari hasil percobaan didapatkan
grafik sebagai berikut:

0.35
0.3
0.25
0.2
VPP

0.15
0.1
0.05
0
0 200 400 600 800 1000
Frekuensi (KHz)

Pada percobaan rangkaian RLC parallel hubungan antara tegangan puncaknya


pada resistor dengan frekuensi sumber dimana tegangan minimum pada frekuensi
resonansinya sehingga dari data yang didapat grafiknya sebagai berikut:

0.8
0.7
0.6
Tegangan (Volt)

0.5
0.4
0.3 Series1
0.2
0.1
0
0 200 400 600 800
Frekuensi

Pada frekuensi resonansi kedua rangkaian RLC terjadi saat reaktansi induktif
sama dengan reaktansi kapasitif. Bedanya pada rangkaian RLC seri terjadi resinansi
nilai impedansi mencapai nilai minimum sehingga rangkaian menjadi rangkaian
resistif murni, sedangkan pada rangkaian RLC parallel saat terjadi resonansi nilai
impedansi mencapai nilai maksimum dan rangkaian menjadi rangkaian resistif murni.
Besarnya frekuensi resonansi dari rangkaian RLC parallel sama dengan rangkaian
RLC seri.

G. KESIMPULAN
1. Tegangan puncak rangkaian RLC seri pada resistor dengan frekuensi sumber
bernilai maksimum, sedangkan tegangan puncak rangkaian RLC parallel dengan
frekuensi sumber bernilai minimum.
2. Frekuensi resonansi rangkaian RLC seri maksimum, dan rangkaian RLC parallel
minimum.
3. Pengaruh nilai kapasitansi dari kapasitor dan induktansi dari inductor pada kedua
rangkaian sama, tergantung kepada frekuensi resonansinya.
DAFTAR PUSTAKA

Asrizal. 2000. Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar 1. Padang : FMIPA UNP

Sutrisno. 1986. Elektronika “Teori dan Penerapannya”. Bandung : ITB

Yohandri, Asrizal. 2014. Elektronika Dasar 1. Padang : FMIPA UNP

Anda mungkin juga menyukai