ANP 6
Electron Spin Resonance
DIMAS ARIA S
1906288096
FRENDY MUHAMAD R
1906347874
RAHMAH
1906288291
DAFTAR ISI
1 2 3
Menentukan resonansi
medan magnet B0 Menentukan g-factor dari Menentukan lebar garis
sebagai fungsi dari DPPH dari sinyal resonansi
frekuensi tertentu
02
TEORI
Teori Dasar
● Guna memahami fenomena ESR, harus dipahami dahulu tentang momen magnet dan presisi
spin. Jika elektron diberi medan magnet luar B, maka elektron akan mengitari inti atom yang
bermuatan positif
● Teknik ESR berhubungan dengan induksi transisi antara tingkat Zeeman dalam system
paramagnetic yang terletak dalam medan gaya statis. Hanya yang sejenis dengan momen
magnet saja yang mampu berinteraksi dengan medan magnet.
● G.E.Uhlenbeck dan S.Goudsmit (1926) menyatakan bahwa elektron sendiri memiliki
momentum sudut intrinsik. Momentum itu disebut momentum sudut spin yang berkaitan
dengan suatu momen magnetik spin
● Atom atau molekul yang memiliki elektron yang tidak berpasangan dapat diketahui karakter
magnetiknya dengan spektroskopi ESR, dimana elektron tak berpasangan pada sampel akan
menyerap energi gelombang elektromagnetik yang ditimbulkan oleh arus bolak balik pada
koil ESR sehingga mengalami proses resonansi.
● Energi yang dipancarkan oleh elektron yang beresonansi tersebut dapat dijabarkan dengan
persamaan resonasi pada persamaan (1) :
Teori Dasar
Rentang frekuensi (f) yang digunakan dalam penelitian ini berkisar antara 22,7 MHz–75
MHz. μB merupakan konstanta magneton Bohr yaitu 9,273×10-24 sedangkan h merupakan
konstanta planck yaitu 6,63×10-34 Ws-2 . B merupakan besarnya medan magnet eksternal
yang dihitung berdasarkan persamaan (1). Dimana perhitugan ini akan menghsilkan
FACTOR-g
● Nilai faktor-g merupakan salah satu nilai yang menunjukkan energi potensial (E) sebuah
momen magnetik µ yang berada dibawah medan magnet sehingga berlaku :
E = µB = ± ½ μBgB,
energi potensial magnetik ini yang disebut sebagai karakter magnetik.
● Jumlah elektron yang terperangkap sesuai dengan besarnya sinyal ESR. Sinyal ESR ini
berbanding lurus dengan jumlah elektron yang terperangkap dalam mineral, dosis zat
radioaktif, dan usia.
Teori Dasar
Kumparan Helmholtz digunakan untuk mengukur medan magnet dan lempeng magnet tetapi
juga dapat digunakan untuk mengukur segmen busur dengan menggunakan factor koreksi.
● Perangkat ini beroperasi pada perubahan fluks magnetic saja dan begitu juga tidak
terpengaruh oleh medan magnet luar seperti medan magnet bumi.
● Jika kondisi resonansi terpenuhi, sampel menyerap energi dan rangkaian akan berosilasi.
● Osiloskop dua channel dalam operasi X-Y menampilkan sinyal bersamaan dengan tegangan
yang berbanding lurus dengan medan magnet sebagai sinyal resonansi.
Teori Dasar
Substansi (zat) sampel yang digunakan adalah 1,1 -diphenyl – 2- picryl-hydrazyl (DPPH).
Senyawa organic ini relative bebas dan stabil yang memiliki elektron valensi tidak
bertentangan pada suatu atom di jembatan nitrogen
● Dalam bentuk polistalinnya zat sangat baik dan cocok untuk menunjukkan resonansi putaran
(spin) karena memiliki garis ESR yang intens karena penyempitan pertukaran dan memiliki
lebar yang kecil
03 ALAT & BAHAN
Kumparan Helmholtz Osilator Koil
2. Mengatur kedua kumparan Helmholtz secara paralel seperti gambar dengan jarak sama dengan
jari-jarinya.
Prosedur Kerja
1. Pada percobaan pertama, setelah mendapatkan nilai arus dengan sinyal yang simetri, Praktikan
mengatur osiloskop pada operasi XY.
- Untuk I = 0.29 A
Frekuensi – v Arus – I B0
No
(MHz) (A) (mT)
Kesalahan Literatur :
g(DPPH) = 2,0036
Menghitung Nilai g-factor Menggunakan
Least Square (gnuplot)
28,8 0,21
46,7 0,25
50,0 0,29
Kesalahan Literatur :
g(DPPH) = 2,0036
Percobaan 2
Pada percobaan kedua, menentukan lebar garis dari sinyal resonansi, untuk ketiga
sinyal simetri yang didapat terdapat noise sehingga terbentuk 2 sinyal pada osiloskop, Hal
ini disebabkan terjadi pergeseran fase sehingga terjadi beda fase pada arus bolak baliknya.
Untuk itu, pengukuran FWHM dilakukan pada kedua sinyal dan dirata-ratakan. Besar
linewidth atau FWHM akan merepresentasikan lamanya atau sebanding dengan waktu
relaksasi (spin relaksasi). Setelah itu, praktikan menentukan 𝛿𝐵0 dengan data frekuensi,
arus relatif, dan FWHM. Praktikan melakukan perhitungan 𝛿𝐵0 untuk setiap variasi sesuai
rumus yang telah diberikan asisten laboratorium dengan skala 0,5 volt/cm, Imod yang
merupakan Irms x 2√2 dikarenakan osiloskop menggunakan arus AC dan Umod pada
percobaan sebesar 5 volt. Dan praktikan mendapat hasil 𝛿𝐵0 untuk setiap variasinya
berada dalam rentang 𝛿𝐵0 = 0,15 − 0,81 𝑚𝑇. Hal ini menandakan bahwa data yang
praktikan dapat serta perhitungan yang dilakukan sudah baik dan sesuai dengan
semestinya
Analisis Hasil