Elektronika Dasar II
OP-AMP II
(PENGUAT SELISIH, PENGUAT PENYANGGA DAN PENGUAT
INSTRUMENTASI)
DISUSUN OLEH
NAMA : MAYSARAH. A. MALLARANGI
NIM : H021 17 1007
KELOMPOK : III (TIGA)
TANGGAL PERCOBAAN : 06 MARET 2019
ASISTEN : ARFINNA
(a) (b)
Gambar III.11 (a) Skema Rangkaian Penguat Selisih, (b) rangkaian penguat
selisih.
3. Menghubungkan potensiometer 1 dengan potensiometer 2, selanjutnya kabel
putih potensiometer (V2) dengan Vin 2, kemudian kabel merah Vcc keVcc IC
dan menghubungkan kabel hitam potensiometer ke ground pada rangkaian.
4. Menghitung tegangan V1 dengan menghubungkan kabel multimeter kabel
merah (+) pada V1 dan kabel hitam multimeter pada ground. Selanjutnya
menghubungkan kabel merah Vcc- ke kaki 4 IC dan kabel Vcc+ ke kaki 7 IC
dan kabel hitam (-) catu daya pada ground. Kemudian menyalakan catu daya
dan memutar tuas potensiometer sesuai nilai tegangan yang diinginkan.
5. Mencatat hasil yang diperoleh.
6. Lakukan langkah ke 4 sebanyak 5 kali dengan nilai (1; 2,50; 3,02 Volt).
7. Menghitung tegangan V2 sama dengan langkah ke 4.
8. Lakukan langkah ke 4 sebanyak 5 kali dengan nilai (1; 2,50; 3,02 Volt).
9. Menghitung Vout sama dengan langkah ke 4.
III.3.2. Prosedur Percobaan Penguat Buffer (penyangga)
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Merangkai penguat buffer seperti gambar dibawah ini:
(a) (b)
Gambar III.12 (a) Skema Rangkaian Penguat Buffer, (b) rangkaian penguat buffer
(penyangga).
3. Mengkalibrasi osiloskop dan mengatur keluaran
4. Menghubungkan Vcc+ catu daya dengan Vcc+ IC (kaki 7) dan Vcc- catu daya
dengan Vcc- IC (kaki 4) serta menghubungkan ground catu daya dengan
ground rangkaian.
5. Menghubungkan kabel merah input osiloskop dengan Vin rangkaian
(noninverting) kemudian kabel merah output osiloskop dengan kaki 6 IC
(output). Serta menghubungkan kabel hitam input dan output osiloskop dengan
ground.
6. Mengamati hasil gelombang input dan output pada layar osiloskop sefase atau
tidak, dengan menggubah frekuensi dari 100 Hz, 200Hz, 500Hz dan1000Hz.
III.3.3 Prosedur Percobaan Penguat Instrumentasi
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Rangkailah rangkaian seperti pada gambar dibawah ini:
(a) (b)
Gambar III.13 (a) skema rangkaian Penguat Instrumentasi, (b) rangkaian penguat
intrumentasi.
3. Menghubungkan potensiometer 1 dengan potensiometer 2, selanjutnya kabel
putih potensiometer (V2) dengan V2, kemudian kabel merah Vcc keVcc IC
dan menghubungkan kabel hitam potensiometer ke ground pada rangkaian.
4. Menghitung tegangan V1 dengan menghubungkan kabel multimeter kabel
merah (+) pada V1 dan kabel hitam multimeter pada ground. Selanjutnya
menghubungkan kabel merah Vcc- ke kaki 4 IC dan kabel Vcc+ ke kaki 7 IC
dan kabel hitam (-) catu daya pada ground. Kemudian menyalakan catu daya.
5. Menghitung tegangan VRG dengan menghubungkan kabel multimeter kabel
merah (+) pada V1 dan kabel hitam multimeter pada kaki resistor. Selanjutnya
menghubungkan kabel merah Vcc- ke kaki 4 IC dan kabel Vcc+ ke kaki 7 IC
dan kabel hitam (-) catu daya pada ground. Kemudian menyalakan catu daya
dan memutar tuas potensiometer sesuai nilai tegangan yang diinginkan.
6. Mencatat hasil yang diperoleh.
7. Lakukan langkah ke 4 sebanyak 5 kali dengan nilai (1,37; 2,33; 3,24 dan
4,01Volt).
8. Menghitung tegangan V2 sama dengan langkah ke 4.
9. Lakukan langkah ke 4 sebanyak 5 kali dengan nilai (2,16; 2,13 dan S1,37
Volt).
10. Menghitung Vout sama dengan langkah ke 4.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.I Hasil
IV.I.1 tabel
1. Penguat Selisih
V1 (V) V2 (V) Vout Praktikum (V) Vout Teori(V)
1,1 1 0
1 2,04 0,82 1,04
1,5 3,02 1,82 1,52
1 3,97 2,45 2,97
5,2 1,02 -3,28 -4,18
3,91 1,02 -2,25 -2,89
-
Vcc = -12,20 V
Vcc+ = 12,14 V
2. Penguat Buffer
V1 (V) V2 (V) RG (𝛀) VRG (V) Vout Praktikum (V) Vout Teori (V)
2. Penguat Instrumentasi
2 R1
( ( ))
V out =( V 2−V 1 ) 1+
Rg
IV.I.3 Gambar
Gambar IV.1 fase sinyal keluaran freukensi 100 Hz pada penguat penyangga
positif.
Gambar IV.2 fase sinyal keluaran freukensi 200 Hz pada penguat penyangga
positif.
Gambar IV.3 fase sinyal keluaran freukensi 500 Hz pada penguat penyangga
positif.
k
Gambar IV.4 fase sinyal keluaran freukensi 1 kHz pada penguat penyangga
positif.
IV.1.4 Grafik
IV.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum untuk percobaan op-amp 2(penguat selisih,
penguat buffer dan penguat instrumentasi) dengan bahan IC Op-Amp LM 741.
Dari hasil percobaan penguat selisih yang telah dilakukan data yang diperoleh
V1=1 Volt dan V2=2,04 Volt diperoleh Vout Praktikum =0,82 Volt sedangkan pada
Vout teori = 1,04 Volt karena pada penguat selisih ini memperkuat selisih tegangn
pada kedua input. Adapun ketidaksesuaian data antara praktikum dan teori yang
diperoleh karena ada beberapa faktor antara lain ketelitian praktikan, alat atau
bahan yang sudah tidak berfungsi semaksimal mungkin. Dengan demikian,
beberapa hasil data yang diperoleh tidak sesuai dengan teori yang ada.
Dari hasil penguatan penyangga (buffer), penguat penyangga yang dilakukan
saat praktikum yang penguat penyangga positif sesuai teori bahwa V out=Vin. pada
signal keluaran yang didapat pada masing-masing freukensi 100 Hz, 200Hz,
500 Hz dan 1 kHz yaitu sefase bisa dilihat pada gambar osiloskop yang ada pada
bagian sub bab IV.1.3.
Penguat instrumentasi adalah suatu penguat untai tertutup dengan masukkan
differensial atau gabungan antara penguat selisih dan penguat penyangga (buffer).
Pada praktikum kali data yang didapatkan tidak sesuai dengan teori karena
selama merangkai rangkaian penguat instrumentasi ini begitu rumit. Untuk
mengatur penguatan ini, diatur dengan mengubah-ubah nilai Rg. penguat ini juga
dihubungkan dengan potensiometer yang di gunakan untuk mengatur penguatan
dan besarnya arus yang melalui R.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Penggunaan op-amp current feedback sebagai penguat selisih yaitu untuk
memperkuat selisih antar kaki inverting sebagai input dan kaki non-inverting.
2. Penggunaan op-amp sebagai penguat buffer atau penyangga yaitu terbagi dua
sebagai penyangga positif dan negatif. Penyangga positif apabila masukan
non-inverting maka impedansi masukannya tinggi dan impedansi keluaran
sangat rendah. Tetapi, penyangga negatif apabila masukan inverting maka
impedansi masukannya rendah dan impedansi keluaran tinggi.
3. Karakteristik rangkaian penguat instrumentasi yaitu penguat untai tertutup
dengan masukan differensial. Rangkaiannya disusun dari penguat penyangga
dan penguat differensial dasar dengan menghubungkan tahanan R Serta
rangkaian ini terdiri dari tiga op-amp dan tujuh buah tahanan.
V.2 Saran
V.2.1 Saran untuk Laboratorium
Sebaiknya dilakukan pengecekan sebelum melakukan praktikum agar tidak
mengganggu praktikan saat melakukan praktikum karena waktu yang sangat
sedikit.
V.2.2 Saran untuk Asisten
Sebaiknya kakak asisten lebih memperhatikan praktikan agar praktikum
berjalan lancar.