Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM RANGKAIAN

ELEKTRONIKA RANGKAIAN SERI RLC DAN


RESONANSI

Disusun oleh:

Nama : Putri Balqis Ar Rasyid

NIM : A1C321022

Kelas : Reguler A

Kelompok 7

Asisten Laboratorium:

M. Haykal Alfaidzi (A1C320053)

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2022
I. Judul : Rangkaian seri RLC dan resonansi
II. Hari, tanggal : Kamis, 3 November 2022
III. Tujuan :
Adapun tujuan dari praktikum rangkaian seri RLC dan resonansi adalah
sebagai berikut.
1. Dapat mengidentifikasi rangkaian RL seri, rangkaian RC seri, serta rangkaian
RLC seri dengan baik dan benar.
2. Dapat membedakan rangkaian RL seri, RC seri, dan RLC seri ketika diberikan
arus listrik AC dan arus listrik DC dengan benar.
3. Dapat mengukur VR, VL, VC. dan kuat arus yang terdapat pada suatu
rangkaian RL seri, RC seri, dan RLC seri dengan benar.
4. Dapat menghitung resistansi total RLC dengan benar.
IV. Landasan Teori
Rangkaian RLC merupakan rangkaian baik yang dihubungkan dengan
paralel ataupun secara seri, namun rangkaian tersebut harus terdiri dari kapasitor;
induktor dan resistor. Penamaan RLC sendiri juga memiliki alasan tersendiri, yaitu
disebabkan nama yang menjadi simbol listrik biasanya pada kapasitansi; induktansi
dan ketahanannya masing-masing. Rangkaian ini akan beresonansi dengan suatu
cara yang sama yaitu-sebagai Rangkaian LC, bersamaan dengan terbentuknya
osilator harmonik[1].
Menurut [2], Rangkaian RLC merupakan model atau representasi
rangkaian listrik yang fundamental pada setiap implementasi jaringan listrik atau
transmisi listrik. Fenomena kelistrikan minimal melibatkan efek resistansi, efek
kapasitansi dan efek induktansi. Semua efek tersebut terjadi akibat interaksi arus
listrik dari suatu sumber tegangan yang mengalir pada setiap komponen kelistrikan
atau elektronik. Untuk arus AC atau bolak-balik yang berinteraksi dengan RLC
pada suatu rangkaian dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 1. Rangkaian RLC dengan interaksi tegangan AC


Sedangkan pada rangkaian RLC pada mode square sinyal yang berbentuk
pola sinusoidal dimana sinyal tersebut merupakan lanjutan sinyal dari sinyal
resistor, sinyal kapasitor, dan sinyal inductor. Dimana sinyal resistor sendiri berupa
gelombang kotak (square wave), sinyal kapasitor sendiri berupa gelombang dengan
metode pengisian dan pengosongan, dan sinyal inductor berbentuk kotak[3].
Resonansi RLC merupakan suatu gejala yang terjadi pada rangkaian arus
AC yang terdiri dari resistor (𝑅), induktor (𝐿) dan kapasitor (𝐶). Resonansi dalam
rangkaian seri yaitu resonansi seri, sedangkan resonansi dalam rangkaian paralel
yaitu resonansi paralel (anti resonansi). Resonansi pada rangkaian RLC terjadi
ketika reaktansi kapasitif ( 𝑋𝐶 ) sama dengan reaktansi induktif ( 𝑋𝐿 ) dan
amplitudo tegangan 𝑉𝐿 = 𝐼𝑋𝐿 dan 𝑉𝐶 = 𝐼𝑋𝐶 adalah sama. Pada frekuensi resonansi
RLC impedansi mencapai nilai minimumnya dan arus mencapai nilai
maksimumnya[4].
Resonansi sendiri merupakan suatu peristiwa dimana nilai reaktansi
induktif dan kapasitif memiliki nilai yang sama dan kemudian saling
mengkompensasi sehingga impedansi pada suatu rangkaian RLC bisa menjadi
sangat kecil. Apabila impedansi suatu rangkaian dapat dibuat menjadi begitu kecil,
tidak hanya peningkatan efisiensi rangkaian yang mampu diberikan namun juga
kemampuan penguatan tegangan dari rangkaian RLC[5].
Pada gelombang keluaran rangkaian R-L-C terdapat osilasi yang cukup
besar. Osilasi tersebut mempengaruhi waktu muka dari gelombang keluaran
rangkaian R-L-C. Pada rangkaian R-C terbentuk gelombang keluaran tanpa adanya
osilasi pada muka, puncak maupun ekor gelombang, sehingga rangkaian R-C
memiliki bentuk gelombang keluaran yang lebih baik dari rangkaian R-L- C[6].
Rangkaian RLC adalah suatu rangkaian listrik yang terdiri atas komponen
resistor (R), induktor (L), dan kapasitor (C) yang tersusun secara seri maupun
pararel. Konfigurasi ini membentuk suatu sistem osilator harmonik. Rangkaian
RLC yang ditunjukkan pada gambar 2 dibawah ini sering disebut rangkaian
penala(tuner) pada rangkaian resonansi[7].

Gambar 2. Rangkaian RLC


Rangkaian RLC merupakan rangkaian yang dihubungkan secara pararel
ataupun seri. Rangkaian tersebut susunan yang terdiri dari sebuah resistor (R),
induktor (L), dan kapasitor (C) yang disusun secara seri dan dihubungkan dengan
sumber tegangan. Karena terdiri dari tiga komponen, maka besar hambatan juga
berasal dari ketiga komponen tersebut. Hambatan yang dihasilkan resistor disebut
sebagai resistansi, hambatan yang dihasilkan oleh induktor biasa disebut reaktansi
induktif yang disimbolkan dengan XL, sedangkan hambatan yang dihasilkan oleh
kapasitor disebut raktansi kapasitif yang sering disimbolkan dengan XC. Besar
hambatan gabungan yang dihasilkan dalam rangkaian seri RLC disebut hambatan
total atau impedansi[8].
Menurut [9], Sifat rangkaian RLC seri adalah arus yang melintasi R, L dan
C akan sama. Sama disini berarti nilainya sama dan fasenya juga sama. Sedangkan
untuk tegangannya berbeda yang berarti berbeda fase dan nilainya. Perhatikan
rangkaian RLC seri pada Gambar di samping. Jika pada rangkaian di aliri arus
bolak-balik maka arus dan tegangan tiap-tiap komponennya dapat dituliskan
sebagai berikut:
i = Im sin ωt
VR = VRm sin ωt
Vm = VLm sin(ωt + 90o) VC = VCm sin(ωt - 90o)
Menurut [10], pada rangkaian RLC seri, ketiga komponen R, L dan C akan
dilewati arus yang sama, misalnya I. Sehingga pada R akan muncul tegangan VR,
pada L akan muncul tegangan VL dan pada C akan muncul tegangan VC, dimana:
VR = R I VL = XL I dan VC = XC I
Disipasi daya dalam rangkaian arus bolak-balik seri RLC hanya terjadi
pada resistor R. Pada induktor dan kapasitor tidak terjadi disipasi daya. Jika ujung
rangkaian seri RLC dihubungkan dengan tegangan bolak-balik V = Vm. sin t, maka
arus yang mengalir pada rangkaian seri RLC dapat dinyatakan dengan : i = im sin (t
+)[11].
Rangakain RLC merupakan rangkaian yang terdiri dari resistor, induktor,
dan kapasitor yang dapat dirangkai secara seri atau secara parallel. Dalam
pembahasan ini rangkaian RLC yang digunakan adalah rangkaian RLC seri.
Apabila rangkaian RLC seri ini dihubungkan dengan sumber tegangan arus bolak
balik, maka besarnya arus yang melewati tiap komponen adalah sama.
Namun, besarnya tegangan pada masing-masing komponen akan berbeda. Selain
itu, rangkaian RLC seri juga dapat mengalami resonansi jika beroperasi pada
frekuensi tertentu[12].
Dalam rangkaian RLC seri, arus dalam rangkaian dapat ditentukan melalui
tegangan dan impedasi I = VI Z. Karena pada saat terjadi resonansi nilai impedansi
minimum, maka arus akan maksimum mengalir dalam rangkaian. Saat terjadi
resonansi, reaktansi induktif dan kapasitif memiliki nilai yang sama sehingga
tegangan pada kapasitor dan induktor saling menghilangkan. Impedansi total pada
saat resonansi juga hanya terdiri atas resistansi sehingga rangkaian menyerupai
rangkaian resistif murni. Seperti diketahui, dalam resistif murni tegangan dan arus
memiliki fasa yang sama sehingga sudut fasa antara tegangan dan arus sama dengan
nol dan faktor[13].
Rangkaian RLC adalah rangkaian resonansi atau disetel yang terdiri dari
resistor (R), induktor (L) dan kapasitor (C) yang terhubung secara seri atau paralel.
Rangkaian RLC dapat dijelaskan dengan persamaan diferensial orde kedua linier
untuk analisis sirkuit. Pentingnya hal ini adalah bahwa karakterisasinya diberikan
oleh fungsi transfernya, yang merupakan domain frekuensi yang setara dengan
hubungan input-output domain waktu. Pengetahuan tentang parameter interior
sirkuit Tidak dipertimbangkan melainkan untuk mengontrol perilaku loop tertutup
ketika kontrol umpan balik digunakan. Sistem sirkuit RLC banyak diterapkan
dalam sistem elektro-mekanik dan bidang aplikasi teknis lainnya[14].
Rangkaian R-L-C memiliki impedansi yang sangat kecil jika nilai
reaktansi induktif sama dengan nilai rektansi kapasitif, maka dari itu terjadinya
resonansi yang dapat mengefisiensi rangkaian dan menguatkan tegangan.
Kemampuan penguatan tegangan pada resonan R- L-C tersebut dapat menjadi salah
satu pengganti transformator penaik tegangan[15].
V. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum rangkaian seri rlc dan
resonansi adalah sebagai berikut.

5.1 Alat
1. Signal generator (AFG) = 1 unit

2. Osiloskop = 1 unit
3. Multimeter digital = 2 unit

5.2 Bahan
1. Resistor 1 kΩ = 2 pcs
2. Kapasitor 0,1 μF = 1 pcs
3. Induktor = 1 unit

VI. Prosedur Percobaan


Adapun prosedur percobaan pada praktikum rangkaian seri RLC dan resonansi
adalah sebagai berikut.
1. Dipersiapkan alat dan bahan yang akan dibutuhkan pada saat percobaan
berlangsung.
2. Sebelum memulai percobaam, dicek kelayakan alat dan bahan serta dikalibrasi
alat yang akan digunakan.
3. Dibuat rangkaian pada project board seperti gambar dibawah ini:

4. Dinyalakan signal generator kemudian diatur tegangan awal yang keluar dari
signal generator adalah 5 volt, pengaturan kuat tegangan yang keluar dari
signal generator dapat dilakukan dengan memutar amplitude signal generator.
5. Diatur frekuensi pada signal generator sebesar 10 KHz.
6. Dicatat nilai parameter yang ditunjukkan alat ukur, I, VR, dan VL pada tabel.
7. Diisi tabel menggunakan frekuensi yang berbeda-beda dengan mengulangi
langkah-langkah diatasnya (No.6 – No.8).
8. Kemudian dibuat rangkaian pada project board seperti gambar dibawah ini:
9. Dilakukan pengulangan langkah No.4 sampai No.9 untuk rangkaian RC
seri, dan jangan lupa mengganti parameter tegangan inductor (VL) menjadi
tegangan kapasitor (VC).
10. Dirangkai sebuah rangkaian pada project board seperti gambar yang
disajikan dibawah ini:

11. Dilakukan pengulangan langkah No.4 sampai No.9 untuk rangkaian RLC,
dengan menambahkan Vc sebagai parameter yang diukur.
VII. Hasil dan Pembahasan

7.1 Hasil
Tabel7.1.1 Hasil percobaan rangkaian RL seri
No. f(KHz) VR (volt) VL (volt) I (mA)
1 356 1,224 0,015 0,80
2 3500 1,074 0,019 0,59

Tabel 7.1.2 Hasil percobaan rangkaian RC seri


No. f (KHz) VR (volt) VC (volt) I (mA)
1 356 0,024 1,939 0,45
2 3500 0,181 1,679 0,52
Tabel 7.1.3 Hasil percobaan rangkaian RLC seri
No. f (KHz) VR (volt) VL (volt) VC (volt) I (mA)

1 356 0,024 0,019 1,940 3,4

2 3500 0,181 0,018 1,681 3,7

7.2 Pembahasan

Rangkaian RLC merupakan rangkaian yang dihubungkan secara pararel


ataupun seri. Rangkaian tersebut susunan yang terdiri dari sebuah resistor (R),
induktor (L), dan kapasitor (C) yang disusun secara seri dan dihubungkan
dengan sumber tegangan. Karena terdiri dari tiga komponen, maka besar
hambatan juga berasal dari ketiga komponen tersebut. Hambatan yang
dihasilkan resistor disebut sebagai resistansi, hambatan yang dihasilkan oleh
induktor biasa disebut reaktansi induktif yang disimbolkan dengan XL,
sedangkan hambatan yang dihasilkan oleh kapasitor disebut raktansi kapasitif
yang sering disimbolkan dengan XC. Besar hambatan gabungan yang dihasilkan
dalam rangkaian seri RLC disebut hambatan total atau impedansi[8].
Pada percobaan kali ini terdapat 4 tujuan yang harus dipenuhi yaitu
Mengidentifikasi rangkaian RL seri, RC seri, dan RLC seri; Membedakan
rangkaian RL seri, RC seri, dan RLC seri ketika diberikan arus listrik AC dan
arus listrik DC; Mengukur VR,VL,VC dan kuat arus yang terdapat pada
rangkaian RC seri,RL seri, dan RLC seri; Menghitung resistansi total RLC
dengan benar. Pada praktikum kali ini dilakukan 3 kali percobaan yaitu
percobaan pada rangkaian seri RL, percobaan pada rangkaian seri RC, dan
percobaan pada rangkaian seri RLC.
a. Rangkaian RL seri

Rangkaian yang terdapat resistor ( R) dan induktor ( L) disambung dengan


rangkaian seri dengan diberikan tegangan AC . ada Prangkaian ini tegangan
pada VR dengan I sefase dan pada tegangan VL dengan arus I mendahului 90 O,
seperti pada gambar berikut:
Gambar 3. Rangkaian RL Seri

Dari Gambar diatas, dapat kita simpulkan bahwa arus yang mengaur Pada
resistor dan induktor adalah sama besar yaitu Imasuk = Ikeluar sesuai dengan
hukum kirchoff. Dan Juga dapat kita amati bahwa arus dan tegangan yang
mengalir pada resistor adalah sefasa, artinya jika arus yang mengalir besar maka
tegangan yang mengalir juga akan besar. Kemudian pada Induktor arus dan
tegangannya tidak sama, karena arusnya tertinggal 90° terhadap tegangannya,
artinya tegangan (Vi) akan mendahului arus sebesar 90 °.

Pada percobaan pertama dengan frekuensi 356 Hz dan didapatkan tegangan


resistor 1,224 volt, tegangan induktor didapatkan 0,015 volt dan kuat arus yng
didapatkan 0,80 A. Pada percobaan kedua dengan frekuensi 3500 Hz yang
didapatkan tegangan resistor 1,074 Volt, dan tegangan induktor 0,019 dan kuat
arus yang didapatkan 0,59 A. Dari data yang didapatkan maka bisa kita
gambarkan diagram phasor sebagai berikut:

Gambar 4. Diagram phasor RL seri

Berdasarkan pada gambar tersebut nilai dari XL atau VL nilainya lebih dahulu
atau meninggalkan pada kuat arus yaitu 90 o dan nilai pada R atau VR nilanya
sefase atau sama dengan arus listrik. Untuk mencari sebuah niali pada rangkaian
RL seri sebagai berikut :

V =√V2 + V2
R L
b. Rangkaian RC seri

Pada rangkaian RC seri memiliki komponen yang terdiri dari resistor ( R) dan
Kapasistor ( C) yang dihubungkan dengan rangkaian seri dan diberikan kuat arus
listrik AC.

Gambar 5. Rangkaian RC Seri


Dari gambar diatas, dapar kita simpulkan bahwa arus yang mengalir pada
resistor dan kapasitor adalah sama besar yaitu Imasuk = Ikeluar sesuai dengan
hurum kirchoff. Dan Juga dapat kita amati bahwa arus dan tegangan resistor yang
mengalir pada resistor adalah sefasa,artinya jika arus yang mengalir besar maka
tegangan yang mengalir juga akan besar. Kemudian pada Induktor arus dan
tegangannya tidak sama. Karena arusnnya tertinggal 90° terhadap tegangannya,
artinga tegangan (Vi) aran tertinggal 90° terhadap arusnya.
Pada percobaan pertama dengan frekuensi 356 Hz didapatkan nilai
tegangan resistor 0,024 Volt dan tegangan kapasitor 1,939 Volt dan kuat arus
yang didapatkan 0,45 A. Pada percobaan kedua dengan frekuensi 3500 Hz
didapatkan nilai tegangan resistor 0,181 volt, tegangan kapasitor 1,679 volt dan
kuat arus yang didapatkan 0,52 A. Dari data yang didapatkan maka bisa kita
gambarkan diagram phasor sebagai berikut:

Gambar 5. Diagram fasor rangkaian RC


Berdasarkan gambar tersebut Xc atau Vc tertinggal 90o dari arus atau
arus terlebih dahulu dari pada Xc. Pada tegangan R atau tegangan resistor
dengan kuat arus sefase atau sama yang mana menurut hasil tersbut nilaniya
sama dengan VR dan I dan tegangan kapasitor nilainya menurun untuk mencari
tagangan pada rangkaian RC sebagai berikut:

V =√V2 + V2
R C

c. Rangkaian RLC seri

Pada rangkaian RLC seri memiliki komponen resistor ( R), induktor ( L)


dan kapasitor (C) dan disambung dengan rangkaian seri dan diberikan tegangan
AC.

Gambar 6. Rangkaian RLC Seri


Pada percobaan pertama dengan frekuensi 356 Hz didapatkan nilai
tegangan resistor 0,024 Volt, nilan tegangan induktor 0,019 volt, tegangan
kapasitor 1,940 volt dan kuat arusnya 3,4 A. Pada percobaan kedua frekuensinya
3500 Hz dengan nilai yang didapatkan tegangan resistor 0,181 volt, tegangan
induktor 0,018 volt, tegangan kapasitor 1,681 volt dan kuat arusnya 3,7 A.

Pada saat diberikan frekuensi pada percobaan nilai pada VR menurun, nilai
pada VL menurun, nilai pada VC juga menurun dan kuat arus menurun juga, hal
ini menunjukan semakin besar frekuensi yang diberika pada rangkian maka
tegangan semakin menurun dan arus juga menurun pada resisitor dan induktor
menunjukan arus terhambat. Bisa kita lihat gambar diagram fasor Hubungan
antara impedansi, resistansi, reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif.
Gambar 6. Diagram fasor rangkaian RLC seri

Berdasarkan diagram phasor diatas, dapat kita ketahui bahwa Vr akan


sefase dengan I dan selisih antara tegangan Induktor (VL) dan tegangan
kapasitor (Vc) akan naik sehingga diagram phasornya naik dan sudut phasornya
bisa didapatran. Hal ini terburti dengan hasil yang didapatkan bahwa VR dan I
memiliki nilai yang sama dan selisih antara VL dan Vc Ketika frekuensinya
bertambah maka akan semakin naik. Sehingga dapat diperoleh :

dan ,
Gambar 7. Rumus Impedansi RLC
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan sifat dari rangkaian
RLC seri ini sebagai berikut :
4. XL > Xe , akan bersifat Induktif dan V mendahului I.
5. XL < Xc , akan bersifat Kapasitif dan I Mendahului V.
6. XL = XC, akan bersifat resistif sertá V dan I sefasa.
Pada rangkaian RLC seri ini akan terjadi resonansi dimana syarat
teriadinya resonansi tersebut adalan XL =XC, sifat Induktir saling meniadakan
dengan sifat Kapasitif sehingga rangkaian akan bersifat resistif. Pada keadaan
ini, sudut fase bernilai nol dan Impedansi rangkaian sama dengan hambatan.
Resonansi adalah gejala yang terjadi pada suatu rangkaian yang memiliki
hambatan Induktor dan Kapasitornya sama. Resonansi tersadi saat reaktansi (x)
rangkaian sama dengan nol, sehingga total impedansi rangkaian menjadi resistif
(R) murni. Frekuensi resonansi dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
Gambar 8. Rumus Resonansi Frekuensi
Pada rangkaian RLC seri ini digunakan sumber arus berupa sumber arus
AC. Penggunaan arus AC juga akan mendapatkan hambatan dari resistor
(R),Induktor ( 1 ) , dan Kapasitor (C). Arus Ac ini merupakan sumber arus listrik
bertegangan tinggi yang sumber tegangannya berasal dari arus listrik PLN,
genset, dinamo, dan turbin angin. Penggunaan sumber tegangan AC ini
menghasilkan gelombang sinusoida karena arus AC merupakan arus bolak balik.
XI. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum Rangkaian RLC dan resonansi kali ini dapat
disimpulkan bahwa :

1. Rangkaian RL seri terdiri dari komponen resistor (R) dan induktor (L)
dihubungkan dengan rangkaian seri. Rangkaian RC seri terdiri dari
komponen resistor (R) dan Kapasistor (C) dihubugkan rangkaian seri.
Rangkaian RLC terdiri dari komponen resistor (R), induktor (L) dan
kapasitor( C) dan dihubunghkan denga rangkaian seri dan diberika sumber
tegangan AC.

2. -Rangkaian RL seri, RC seri, dan RLC seri ketika diberikan sumber


tegangan berupa arus lstrik AC maka akan menghasilcan gelombang
sinusoida karena arus AC merupakan arus bolak-balik.

-Rangkaian RI seri, RC seri, dan RLC seri ketika diberi sumber tegangan
berupa arus DC maka akan menghasilkan gelombang searah karena arus
DC merupakan arus searah yang mengalir dari kutub negatif ke positif.

3. Adapun hubungan antara diagram phasor dengan setiap rangkaian adalah


sebagai berikut :

 Nilai Induktor dan Kapasitor semarin Kecil.

 Masing - masing tegangan nilainya berbeda.

 Nilai anus dan tegangan hambatan sama.

4. Sifat - sifat dari rangkaian RLC seri adalah sebagai berikut.

 XL > XC, akan bersifat Induktif dan v mendahului I

 XL < XC, akan bersifat Kapasitif dan I mendahului

 XL=XC, akan bersipat resistif serta Vdan I Sefasa.


DAFTAR PUSTAKA

[1] Parinduri Ikhsan, “Model Dan Simulasi Rangkaian Rlc Menggunakan,” J. Sci. Soc.
Res., vol. I, no. 1, pp. 42–47, 2018.
[2] E. E. Elenia et al., “Modul Praktikum Modul Praktikum,” Akunt. Keuang. Lanjut
2, no. 61, p. 10, 2020.
[3] S. D. Kiniasih, “Rangkaian Seri RLC Arus AC (E7)-01111540000007”.
[4] F. Rizky Mustalim, E. Rahmawati Jurusan Fisika, and F. Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, “Rancang Bangun Alat Percobaan Resonansi Rangkaian Rlc
Menggunakan Sistem Digital,” J. Inov. Fis. Indones., vol. 07, p. 54, 2018,
[Online]. Available: https://id.scribd.com/document/231274195
[5] D. V. Nugraha, M. Facta, and A. Warsito, “Analisis Inverter Dual Resonan sebagai
Catu Daya Lampu LED,” Transient, vol. 2, no. 4, pp. 1–8, 2018.
[6] T. Bimantara, Juningtyastuti, and M. Facta, “Kinerja rangkaian r-c dan r-l-c dalam
pembangkitan tegangan tinggi impuls,” 2017, pp. 2–8, 2017.
[7] K. R. Maulinda and I. Ishafit, “Pengembangan Laboratorium Virtual Rangkaian
RLC Seri berbasis LabVIEW untuk Pembelajaran Fisika SMA,” J. Ris. dan Kaji.
Pendidik. Fis., vol. 4, no. 2, p. 90, 2017, doi: 10.12928/jrkpf.v4i2.8167.
[8] “Jurnal Rangkaian RLC.”
[9] Y. K. Aji, A. Sutrisno, A. Amanto, and D. Azis, “Analisis Rangkaian Resistor,
Induktor Dan Kapasitor (RLC) Dengan Metode Runge-Kutta Dan Adams
Bashforth Moulton,” -, no. 978, pp. 110–115, 2017.
[10] I. Materi and K. Kami, “RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK”.
[11] I. A. Ac and P. Resistor, “V = ri,” pp. 1–11.
[12] K. Modul et al., “Dasar Rangkaian Listrik,” 2018.
[13] L. N. Qomariyatuzzamzami and N.- Kurniasih, “Metode Numerik Pada Rangkaian
Rlc Seri Menggunakan Vba Excel,” Pros. SNPS (Seminar Nas. Pendidik. Sains),
vol. 1, no. 0, 2017, [Online]. Available:
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snps/article/view/4923
[14] I. W. K. Kouw et al., “DASAR RANGKAIAN LISTRIK,” vol. 3, no. 1, pp. 30–
52, 2020.
[15] Elektronika Dasar. Prenada Media, 2016. [Online]. Available:
https://books.google.co.id/books?id=CuNUDwAAQBAJ
LAMPIRAN JURNAL

JURNAL 1,2018

JURNAL 2,2020
JURNAL 3

JURNAL 4,2018

JURNAL 5,2018
JURNAL 6,2017

JURNAL 7,2017

JURNAL 8,2017
2017

JURNAL 10
JURNAL 11

JURNAL 12

JURNAL 13
JURNAL 14

BUKU,2016

Anda mungkin juga menyukai