Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

RANGKAIAN SERI R-L-C

Oleh
Nama : Sehli Harnisa
NPM : A1E020002
Kelompok : 1 (Satu)
Hari, Tanggal : Jumat, 17 November 2022
Nama Asiaten (NPM) : Bone Kumala Senja (A1E019026)
Dosen Pembimbing : Dedy Hamdani, S.Si, M.Si

PROGRAM STUDI PENIDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
BAB I
PENDAHULUAN

D
1.1 Latar Belakang
i dunia kelistrikan, sudah banyak dihasilkan aplikasi yang
menggunakan prinsip rangkaian. Sumber arus yang sering digunakan
di dunia kelistrikan yaitu sumber arus bolak – balik (AC) dan arus
searah (DC). Selain itu, kita juga dapat mengenal kapasitor dan induktor,
dimana keduanya merupakan komponen pasif elektronika. Kedua komponen
ini merupakan komponen penyimpan, dan keduanya dapat disusun secara seri
maupun paralel. Untuk selanjutnya, kedua komponen ini dapat dirangkain
bersama dengan resistor sehingga menjadi rangkaian RL dan RC. Rangkaian
RL merupakan rangkaian resistor dan induktor, sedangkan rangkaian RC
merupakan rangkaian resistor dan kapasitor. Untuk aplikasi dari rangkain seri
RLC arus AC yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu
penyaring sinyal tv, speaker, buzzer atau bel dan lain- lain.
Rangkaian RLC merupakan suatu rangkaian elektronika yang terdiri dari
Resistor, Kapasitor dan Induktor yang dapat disusun seri ataupun paralel.
Rangkaian RLC ini merupakan simbol listrik yang digunakan untuk
menahan(resistansi), menyimpan(kapasitansi) dan induktansi(induktor) di
setiap komponen.dalam hal ini untuk rangkaian rlc yang dirangkai secara seri
harus menggunakan arus ac, nantinya arus listrik akan mendapatkan hambatan
berupa R, L dan C. Hambatan tersebut dinamakan dengan impedansi (Z).
Impedansi adalah hambatan total atau kombinasi yang dirangkai secara vektor
dari XL, XC dan XR yang besarannya dapat diukur dengan satuan Z.
Rangkaian Seri adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara sejajar
(seri). Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang
dihubungkan ke catu daya lewat satu rangkaian. Pada rangkaian seri terjadi
pembagian tegangan. Di dalam rangkaian ini terdapat tiga elemen yaitu
resistor, inductor, dan kapasitor. Yang mana Resistor merupakan suatu
komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk menahan arus listrik
dengan memproduksi tegangan listrik diantara kedua kutubnya. Induktor
adalah komponen pasif elektronika yang dapat menyimpan energy pada
medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Kapasitor
(C) sering juga disebut dengan kondensator atau kapsitansi. dalam rangkaian
elektronika kapasitor merupakan suatu alat yang dapat menyimpan
energi/muatan listrik di dalam medan listrik. Kapasitor terdiri dari dua buah
pelat metal yang diletakkan berdekatan namun tidak bersentuhan, atau
berjarak dan dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik.
Di dalam rangkaian elektronika, komponen R, L, dan, C sering hadir
Bersama-sama. Jika dirangkai seri dinamakan rangkaian seri RLC.
Rangkaian seri RLC adalah rangkaian elektronika yang tersusun atas resistor,
inductor, dan kapasitoryang dihubungkan secara seri dengan sumber tegangan
bolak-balik (AC. Pada rangkaian ini, hambatan arus tegangan sefase, inductor
tegangan mendahului arus, serta kapasitor didahului arus.
Sehingga, berdasarkan penjelaskan tersebut kami melakukan percobaan
tentang rangkaian seri R-L-C dengan tujuan untuk Mempelajari sifat tegangan
bolak-balik pada rangkaian seri hambatan (R), Kumparan (L), dan Kapasitas
(C).
1.2 Tujuan
Mempelajari sifat tegangan bolak-balik pada rangkaian seri hambatan (R),
Kumparan (L), dan Kapasitas (C).
1.3 Rumusan Masalah
Bagaimana sifat tegangan bolak-balik pada rangakaian seri hambatan (R),
kumparan (L), dan kapasitas (C).

1.4 Hipotesis
Semakin besar frekuensi, maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan.
Dengan kata lain, hubungan antara tegangan bolak-balik pada rangkaian seri
R-L-C adalah frekuensi berbanding lurus dengan tegangan.

1.5 Definisi Istilah


a. Impedansi adalah suatu kondisi dimana hambatan listrik dihasilkan dalam
sebuah rangkaian dilewati oleh arus bolak-balik.
b. Resistor adalah suatu komponen dasar pasif elektronika yang digunakan
sebagai penghambat jumlah arus listrik yang mengalir dalam rangkaian.
c. Induktor adalah komponen pasif elektronika yang dapat menyimpan
energy pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang
melintasinya.
d. Kumparan listrik merupakan aliran listrik yang terdapat pada setiap lilitan
kawat. 
e. Kapasitor merupakan komponen elektronika pasif dengan dua terminal
yang dapat menyimpan energi dalam bentuk muatan listrik.
f. Tegangan merupakan besar perbedaan potensial listrik antara dua titik
dalam rangkaian listrik dan dinyatakan dalam satuan Volt.
g. Tegangan bolak-balik adalah tegangan listrik yang berubah tanda secara
berulang. Tegangan bolak-balik juga disebut tegangan AC.
h. Rangkaian seri adalah sebuah rangkaian listrik yang dibuat hanya
menggunakan satu jalur dalam melewatkan arus listriknya.
i. Rangkaian RLC seri merupakan rangkaian elektronika yang terdiri atas
Resistor, Induktor, dan Kapasitor yang dihubungkan secara seri dengan
sumber tegangan bolak baluk atau tegangan AC.
j.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Rangkaian hambatan seri adalah suatu rangkaian yang tersusun dari beberapa
hambatan yang ujung-ujungnya dihubungkan satu sama lain sehingga di dalam
setiap hambatan akan mengalir kuat arus yang sama. Hubungan seri akan
menghasilkan hambatan pengganti lebih besar. Rangkaian listrik seri memiliki
kelebihan karena dapat menghemat biaya (digunakan sedikit kabel penghubung).
Akan tetapi, rangkaian seri memiliki kelemahan, yaitu jika salah satu komponen
dicabut atau rusak, komponen yang lain tidak akan berfungsi sebagaimana
mestinya. Misalnya, tiga buah bola lampu dirangkai seri Jika salah satu lampu
dicabut atau rusak, lampu yang lain akan ikut padam.
(Saminan, 2018, p.45)
Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang
saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu
lintasan tertutup yang terdiri atas hambatan R, induktansi L, dan kapasitansi C.
Jika R, L dan C disusun secara seri dengan input tegangan, model matematikanya
berbentuk persamaan diferensial linear ordedua. Persamaan matematika ini cukup
panjang prosedurnya jika diselesaikan secara analitik oleh karena itu dilakukan
pendekatan secara numerik.
Rangkaian RLC adalah rangkaian listrik yang di dalamnya mengandung resistor,
kapasitor, dan induktor yang saling terhubung satu sama lain secara paralel
maupun seri. Dalam gambar 2.1. Diperlihatkan rangkaian RLC yang
menghubungkan suatu resistor yang beresistansi R (ohm), suatu induktor yang
berinduktansi L (henry), dan sebuah kapasitor yang berkapasitansi C (farad)
sebuah sumber gaya elektromotif E(t) (volt) dengan t adalah waktu. (Loklomin &
Rumlawang, 2014, p. 40)

Gambar 2.1 Rangkaian Listrik R-L-C


Sumber : . (Loklomin & Rumlawang, 2014, p. 40)
Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang
saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu
lintasan tertutup.
 Resistor (R)
Salah satu elemen dari rangkaian listrik yang memiliki struktur menahan
arus listrik/berfungsi untuk membatasi arus listrik yang mengalir. Untuk
tahanan murni, tegangan yang mengalir padanya berbanding lurus dengan
arus yang mengalir pada tahanan tersebut.

 Resistor Hubungan seri

(Asran, 2014, hal 17-


18)

Rangkaian RLC merupakan rangkaian yang dihubungkan secara pararel ataupun


seri. Rangkaian tersebut harus terdiri dari kapasitor, induktor dan resistor. Sesuai
dengan namanya, susunan seri RLC merupakan susunan yang terdiri dari sebuah
resistor (R), induktor (L), dan kapasitor (C) yang disusun secara seri dan
dihubungkan dengan sumber tegangan. Karena terdiri dari tiga komponen, maka
besar hambatan juga berasal dari ketiga komponen tersebut. Hambatan yang
dihasilkan resistor disebut sebagai resistansi, hambatan yang dihasilkan oleh
induktor biasa disebut reaktansi induktif yang disimbolkan dengan XL, sedangkan
hambatan yang dihasilkan oleh kapasitor disebut raktansi kapasitif yang sering
disimbolkan dengan XC. Besar hambatan gabungan yang dihasilkan dalam
rangkaian seri RLC disebut hambatan total atau impedansi. (Aji et al., 2017, p.
110)
Arus bolak balik (alternating current, AC) adalah arus yang dihasilkan dari beda
potensial yang berpindah polaritas tegangannya dalam frekuensi tertentu (atau
disebut dengan tegangan bolak balik. Tegangan bolak – balik adalah beda
potensial yang berpindah polaritas tegangannya dalam frekuensi tertentu.
Rangkaian listrik ac dengan tegang ac yang masing – masing diberikan R, C dan
L, serta grafik tegangan dan arus terhadap waktu bisa di lihat pada gambar 2.2.
(Chomsin, 2019 : 18)

Gambar 2.2 Rangkaian Listrik dengan Tegangan AC yang Masing-Masing diberikan R-


L-C. Sisi Kanan Grafik Tegangan dan Arus Terhadap Waktu untuk Masing-Masing
Rangkaian.
Sumber : (Chomsin, 2019 : 18)
Di dalam rangkaian elektronika, komponen R, L., dan C sering hadir bersama-
sama. Jika dirangkai seri seperti pada Gambar 6.26, dinamakan rangkaian seri
RLC. Tegangan pada L, C, dan R berturut-turut adalah VL, VC dan VR Tegangan
total rangkaian tersebut dijumlahkan secara vektor sehingga

V = √ V R 2+(V L−V C )2
V = √ I 2 R2 +( IX L −IX C )2 = I √ R2 +( X L −X C )2
V
Jadi, Z = = √ R2 +( X L −X C )2
I
Besaran baru ini dinamakan Impedansl yang menggambarkan nilai penentangan
rangkaian itu terhadap arus bolak- balik Satuan impedansi adalah ohm (2), sama
dengan penentangan rangkaian pada arus DC, yaitu hambatan.
(Arifudin, 2007, p.
104)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

No Nama Alat/Bahan Jumlah Gambar


1 Kumparan 100 lilitan 1

2 Hambatan tetap 100 Ω 1

3 Kapasitor 1 µF 1

4 Papan rangkaian 1

5 Jembatan penghubung 1
6 Inti besi I 1

7 Saklar 1 kutub 1

8 Kabel penghubung merah 2

9 Kabel penghubung hitam 2

10 Multimeter 1

11 Audio generator 1

3.2 Langkah Percobaan


3.2.1 Persiapan Percobaan
a. Peralatan/komponen dipersiapkan sesuai dengan daftar alat dan
bahan.
b. Buat rangkaian seperti diatas.
 Saklar paa posisi terbuka (posisi 0) .
 Inti besi imasukkan dalam kumparan L.
 Resistor (R), Kumparan (L), dan Kapasitor (C).
 Sebuah multimeter sebagai voltmeter dengan batas ukur
10V AC.
c. Hubungkan audio generator ke sumber tegangan (alat masih
dalam keadaan mati/off).
 Pilih sekala tegangan 10 x 10 m V p-p.
 Pilih bentuk gelombang (wave form) sinusoidal.
 Pilih frekuensi awal 100 Hz (10 x 10 Hz).
d. Hubungkan rangkaian ke audio generator (gunakan kabel
penghubung).
e. Periksa kembali rangkaian.

3.2.2 Langkah-Langkah Percobaan


a. Hidupkan audio generator (on).
b. Tutup saklar S (posisi 1), baca VR (tegangan hambatan R) pada
voltmeter, catat hasilnya pada tabel pengamatan.
c. Buka saklar S (posisi 0), kemudian pindah voltmeter ke titik B
dan D untuk mengukur tegangan kumparan L.
d. Tutup saklar S (posisi 1), baca VL (tegangan pada kumparan L),
dan catat hasilnya dalam tabel hasil pengamatan.
e. Buka saklar S (posisi 0) dan pindahkan voltmeter ke titik D dan
E untuk mengukur tegangan kapasitor C.
f. Tutup saklar S (posisi 1), baca VC (tegangan kapasitor C) dan
catat hasilnya kedalam tabel hasil pengamatan.
g. Buka saklar S (posisi 0) dan pindahkan voltmeter ke titik A dan
E untuk mengukur tegangan rangkaian.
h. Tutup saklar S (posisi 1), baca Vtot (tegangan seluruh
rangkaian) dan catat hasilnya ke dalam tabel hasil pengamatan.
i. Ulangi Langkah b sampai dengan h untuk frekuensi 500 Hz dan
1000 Hz.

3.3 Foto Percobaan


Gambar 3.3.1 Gambar Hasil Percobaan 1 dengan Frekuensi 100 Hz

Gambar 3.3.2 Gambar Hasil Percobaan 2 Frekuensi 500 Hz

Gambar 3.3.3 Gambar Hasil Percobaan 3 dengan Frekuensi 1000 Hz


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Percobaan

f (Hz) Tegangan
Resistor
Tegangan
Kumparan
Tegangan
Kumparan
Tegangan
Total Vtot
√V R
2
+(V L−V C )2
VR VL Vc
100 0 0 0 0 0
500 0 0 0,1 0,2 0,2
1000 0 0 0,2 0,4 0,4
Bandingkan nilai Vtot dengan √ V R +(V L−V C )
2 2

4.2 Analisis Data


Perhitungan
 Menghitung Tegangan Resistor (𝐕𝐑)
1) f (𝐇𝐙) = 100 𝐇𝐙
Dik : Skala dapat = 0 V Dit : VR?
Skala maximum = 50 V
Batas ukur = 10 V
Penyelesaian :
Skaladapat
Tegangan = ( ) × batas ukur
Skala maksimum
0
= ( ) ×10 = 0 V
50
2) f (𝐇𝐙) = 500 𝐇𝐙
Dik : Skala dapat = 0 V Dit : VR?
Skala maximum = 50 V
Batas ukur = 10 V
Penyelesaian :
Skaladapat
Tegangan = ( ) × batas ukur
Skala maksimum
0
=( ) ×10 = 0 V
50
3) f (𝐇𝐙) = 1000 𝐇𝐙
Dik : Skala dapat = 0 V Dit : VR?
Skala maximum = 50 V
Batas ukur = 10 V
Penyelesaian :
Skaladapat
Tegangan = ( ) × batas ukur
Skala maksimum
0
= ( ) ×10 = 0 V
50

 Menghitung Tegangan Kumparan (𝐕𝐋)


1) f (𝐇𝐙) = 100 𝐇𝐙
Dik : Skala dapat = 0 V Dit : VL?
Skala maximum = 50 V
Batas ukur = 10 V
Penyelesaian :
Skaladapat
Tegangan = ( ) × batas ukur
Skala maksimum
0
= ( ) ×10 = 0 V
50
2) f (𝐇𝐙) = 500 𝐇𝐙
Dik : Skala dapat = 0 V Dit : VL?
Skala maximum = 50 V
Batas ukur = 10 V
Penyelesaian :
Skaladapat
Tegangan = ( ) × batas ukur
Skala maksimum
0
= ( ) ×10 = 0 V
50

3) f (𝐇𝐙) = 1000 𝐇𝐙
Dik : Skala dapat = 0 V Dit : VL?
Skala maximum = 50 V
Batas ukur = 10 V
Penyelesaian :
Skaladapat
Tegangan = ( ) × batas ukur
Skala maksimum
0
= ( ) ×10 = 0 V
50

 Menghitung Tegangan Kapasitas(𝐕𝐂)


1) f (𝐇𝐙) = 100 𝐇𝐙
Dik : Skala dapat = 0 V Dit : VC?
Skala maximum = 50 V
Batas ukur = 10 V
Penyelesaian :
Skaladapat
Tegangan = ( ) × batas ukur
Skala maksimum
0
= ( ) ×10 = 0 V
50
2) f (𝐇𝐙) = 100 𝐇𝐙
Dik : Skala dapat = 10 V Dit : VC?
Skala maximum = 50 V
Batas ukur = 10 V
Penyelesaian :
Skaladapat
Tegangan = ( ) × batas ukur
Skala maksimum
10
= ( ) ×10 = 0,2 V
50

1) f (𝐇𝐙) = 100 𝐇𝐙
Dik : Skala dapat = 10 V Dit : VC?
Skala maximum = 50 V
Batas ukur = 10 V
Penyelesaian :
Skaladapat
Tegangan = ( ) × batas ukur
Skala maksimum
20
= ( ) ×10 = 0,4 V
50


2
Menghitung tegangan total dengan rumus V R + ( V L −V c ) : √ 2

1. Untuk data dengan frekuensi 100 Hz


Diketahui : VR = 0
VL = 0
VC = 0

√V R
2
+ ( V L −V c ) =¿ √0 + ( 0−0 ) =0V ¿ olt
2 2 2

2. Untuk data dengan frekuensi 500 Hz


Diketahui : VR = 0
VL = 0
VC = 0,2
√V R
2
+ ( V L −V c ) =¿ √02 + ( 0−0,2 ) =0,2 V ¿olt
2 2

3. Untuk data dengan frekuensi 1000 Hz


Diketahui : VR = 0
VL = 0
VC = 0,4
√V R
2
+ ( V L −V c ) =¿ √02 + ( 0−0,4 ) =0,4 V ¿olt
2 2

4.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kita membahas tentang tegangan bolak-balik pada
rangkaian seri RLC, yang sebelumnya kita harus mengerti terlebih dahulu
mengetahui apa yang di maksud dengan tegangan,tegangan bolak
balik,rangkaian seri,rangkaian seri RLC dan rangkaian listrik.
Rangkaian RLC merupakan rangkaian yang dihubungkan secara pararel
ataupun seri. Rangkaian tersebut Harus terdiri dari kapasitor, induktor dan
resistor. Sesuai dengan namanya, susunan seri RLC merupakan Susunan yang
terdiri dari sebuah resistor (R), induktor (L), dan kapasitor (C) yang disusun
secara seri dan Dihubungkan dengan sumber tegangan. Karena terdiri dari tiga
komponen, maka besar hambatan juga berasal Dari ketiga komponen tersebut.
Hambatan yang dihasilkan resistor disebut sebagai resistansi, hambatan yang
Dihasilkan oleh induktor biasa disebut reaktansi induktif yang disimbolkan
dengan XL, sedangkan hambatan Yang dihasilkan oleh kapasitor disebut
raktansi kapasitif yang sering disimbolkan dengan XC. Besar Hambatan
gabungan yang dihasilkan dalam rangkaian seri RLC disebut hambatan total
atau impedansi. Tegangan bolak – balik adalah beda potensial yang berpindah
polaritas tegangannya dalam frekuensi tertentu. Resistor adalah salah satu
komponen elektronika yang memiliki nilai hambatan tertentu, dimana
hambatan ini akan menghambat arus listrik yang mengalir melaluinya.
Induktor adalah komponen elektronika yang berupa sebuah kumparan kawat
tembaga yang melilit pada inti logam. Kapasitor adalah komponen elektronika
yang berfungsi menyimpan muatan listrik dalam jangka waktu tertentu.
Serta tujuan dari percobaan kali ini yaitu mempelajari sifat tegangan bolak-
balik pada rangkaian seri hambatan(R), kumparan(L), dan kapasitas(C).
Dimana rangkaian seri R-L-C ini memiliki sifat yaitu semakin besar frekuensi
maka nilai tegangan resistor, tegangan kumparan dan tegangan kapasitas akan
semakin besar, begitu juga sebaliknya semakin kecil frekuensi maka nilai
tegangan resistor, tegangan kumparan, dan tegangan kapasitas juga akan
semakin kecil.
Dari data yang telah didapatkan, kita dapat mengetahui hasil dari tegangan
resistor, tegangan kumparan, dan tegangan kapasitas. Pada tegangan resistor
Dari percobaan praktikum ini kita bisa mengetahui hasil dari tegangan
resistor,tegangan kumparan dan tegangan kapasitor.Untuk tegangan resistor
didapatkan hasil 0 volt pada frekuensi 100HZ, 500HZ, dan 1000HZ.Pada
tegangan kumparan juga di dapatkan nilai 0 volt pada frekuensi yang sama
yaitu 100HZ, 500HZ, dan 1000HZ,sedangkan untuk tegangan kapasitor itu di
dapatkan hasil 0 volt pada frekuensi 100 Hz, 0,1 pada frekuensi 500 Hz dan
0,2 pada frekuensi 1000 Hz.Dan didapatkan juga hasil dari VR2+VL-Vc2
yaitu 0 pada frekuensi 100Hz, 0,1 pada frekuensi 500Hz dan 0,2 pada
frekuensi 1000Hz.
Dari hipotesis percobaan telah didapatkan hasil yaitu, semakin besar frekuensi
maka akan semakin besar pula tegangan yang dihasilkan. Dimana semakin
besar tegangannya maka arus yang mengalir juga akan semakin besar. Akan
tetapi, besarnya arus tidak hanya bergantung dengan tegangan namun ada
besaran lain yang mempengaruhi yaitu hambatan. Makin tinggi hambatan
maka akan semakin kecil arus yang mengalir pada suatu tegangan. Oleh
karena itu arus berbanding terbalik dengan hambatan,dan impedansi suatu
rangkaian R-L-C bergantung kepada frekuensi.
Dari praktikum yang telah dilakukan didapati bahwa semakin besar pula nilai
tegangan(V) pada resistor, induktor, kapasitor dan arus yang mengalir pada
rangkaian tersebut dan berpengaruh juga pada besar nilai sudut fasanya.
Tegangan listrik bolak balik adalah arus dan tegangan listrik yang berubah
terhadap waktu atau merupakan fungsi waktu. Impedansi suatu rangkaian
RLC bergantung kepada frekuensi. Karena reaktansi induktif sebanding lurus
dan reaktansi kapasitif berbanding terbalik dengan frekuensi. Besarnya arus
AC (I) yang mengalir pada rangkaian RLC seri bergantung pada besarnya
tegangan dan impedansi (Z), hal-hal ini sesuai dengan litelatur yang ada
dimana telah disebut kan di dalam buku pengantar biolistrik karya chomsin
sulistya pada tahun 2019 dan jurnal karya fiqih rizqy dengan judul Rancang
Bangun Alat Percobaan Resonansi Rangkaian R-L-C Menggunakan sistem
digital.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan terdapat beberapa kesalahan
yang terjadi dalam praktikum antara lain praktikan yang kurang fokus pada
saat praktikum berlangsung dan kesalahan dalam membaca alat ukur ataupun
pada saat kalibrasi alat ukur.
Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang di peroleh tenteng mempelajari
sifat tegangan bolak-balik pada rangkaian seri hambatan(R), kumparan (L),
dan kapasitas (C) sehingga dapat disimpulkan bahwa Semakin besar Frekuensi
(Hz) yang diberikan maka semakin besar pula nilai tegangan(V) pada resistor,
induktor, kapasitor dan arus yang mengalir pada rangkaian tersebut dan
berpengaruh juga pada besar nilai sudut fasanya. Tegangan listrik bolak balik
adalah arus dan tegangan listrik yang berubah terhadap waktu atau merupakan
fungsi waktu. Impedansi suatu rangkaian RLC bergantung kepada frekuensi.
Karena reaktansi induktif sebanding lurus dan reaktansi kapasitif berbanding
terbalik dengan frekuensi. Besarnya arus AC (I) yang mengalir pada rangkaian
RLC seri bergantung pada besarnya tegangan dan impedansi (Z).

4.4 Grafik
F
1200
1000
800
600
400
200
0
0 0,2 0,4
Grafik 4.4.1 Hubungan antara Frekuensi dengan VR

F
1200
1000
800
600
400
200
0
0 0,2 0,4
Grafik 4.4.2 Hubungan antara Frekuensi dengan VL

F
1200
1000
800
600
400
200
0
0 0,2 0,4
Grafik 4.4.3 Hubungan antara Frekuensi dengan Vc
F
1200
1000
800
600
400
200
0
0 0,2 0,4
Grafik 4.4.4 Hubungan antara Frekuensi dengan Vtot

F
1200
1000
800
600
400
200
0
0 0,2 0,4
Grafik 4.4.5 Hubungan antara Frekuensi dengan Impedansi
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang di peroleh tenteng mempelajari
sifat tegangan bolak-balik pada rangkaian seri hambatan(R), kumparan (L),
dan kapasitas (C) sehingga dapat disimpulkan bahwa Semakin besar Frekuensi
(Hz) yang diberikan maka semakin besar pula nilai tegangan(V) pada resistor,
induktor, kapasitor dan arus yang mengalir pada rangkaian tersebut dan
berpengaruh juga pada besar nilai sudut fasanya. Tegangan listrik bolak balik
adalah arus dan tegangan listrik yang berubah terhadap waktu atau merupakan
fungsi waktu. Impedansi suatu rangkaian RLC bergantung kepada frekuensi.
Karena reaktansi induktif sebanding lurus dan reaktansi kapasitif berbanding
terbalik dengan frekuensi. Besarnya arus AC (I) yang mengalir pada rangkaian
RLC seri bergantung pada besarnya tegangan dan impedansi (Z).

5.2 Saran
Pada saat melakukan praktikum, peraktikan harus memperhatikan rangkaian
sehingga pada saat pengukuran menggunakan multimeter atau sejenisnya tidak
terjadi kesalahan pada saat pengukuran sehingga sesuai dengan hasil dan
prosedur yang sudah ditentukan pada buku penuntun.
DAFTAR PUSTAKA

Aji, Y. K., Sutrisno, A., Amanto, & Azis, D. (2017). ANALISIS


RANGKAIAN RESISTOR, INDUKTOR DAN KAPASITOR (RLC)
DENGAN METODE RUNGE-KUTTA DAN ADAMS BASHFORTH
MOULTON. 978-602-98559-3–7, 45.
https://www.ptonline.com/articles/how-to-get-better-mfi-results
Loklomin, S. B., & Rumlawang, F. Y. (2014). APLIKASI METODE
RUNGE KUTTA ORDE EMPAT PADA PENYELESAIAN
RANGKAIAN LISTRIK RLC. BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika
Dan Terapan, 8(1). https://doi.org/10.30598/barekengvol8iss1pp39-43
Arifudin. 2007. Fisika untuk SMA. Jakarta : Interplus
Asran. (2014). Rangkaian Listrik 1. Lhokseumawe : Universitas
Malikussaleh
Chomsin Sulistya, 2019.Pengantar Biolistrik.UB Press : Malang
Saminan. (2018). Pembelajaran Konsep Listrik dan Magnet. Banda Aceh : Syiah
Kuala University Press
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai