Anda di halaman 1dari 5

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) / NRP : 1114100089 (1-5) 1

Rangkaian Segitiga Daya (E8)


Rizqi Ahmad Fauzan, Rozaq Alfan Wiranata, Endarko
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: rozaqalfanw@gmail.com

Abstract— The experiment about Power Triangle Circuit had rangkaian listrik dimana rangkaian hanya tersusun atas
been done. This experiment has several goals. Those are to sumber, resistor, dan induktor atau kapasitor. Rangkaian-
analyze the active power, reactive power, and passive power on rangkaian tersebut juga dikenal sebagai rangkaian orde
AC circuit; and to compare the power triangle on RL circuit and
pertama. Hal ini disebabkan karena tegangan dan arus yang
RC circuit. The methods used in this experiment are by
measuring the voltage source and currents that passed some mereka miliki dideskripsikan oleh persamaan diferensial orde
points of RL and RC circuit so we can measure the total power pertama. Rangkaian RL adalah sebuah rangkaian yang terdiri
on those nodes. This experiment used capacitor and inductor dari resistor atau hambatan dan induktor, yang terhubung
variations, where for RC circuit we used 1 capacitor and 2 secara langsung terhadap sumber arus atau sumber tegangan.
parallel capacitors’ and for RL circuit we used 1 inductor and 2 Rangkaian RC adalah suatu rangkaian seri yang tersusun oleh
series inductors. The results from this experiments are the values
resistor atau penghambat / hambatan dan kapasitor yang
of active power is 0,5074 W contained by resistor, the reactive
power is 6,6942 VAR contained by inductor and capacitor. and terhubung oleh suatu sumber arus atau sumber tegangan.
the last is passive power which is 7,2631 as a result from the two Disini kita memasukkan kapasitor sebagai sebuah elemen
powers. And then, the power triangle of RL and RC had the rangkaian yang akan menghantarkan kita ke konsep arus-arus
similar result. yang berubah terhadap waktu. Jika sebuah hambatan
dimasukkan ke dalam rangkaian, maka pertambahan muatan
Keyword— power triangle, RL circuit, RC circuit. dari kapasitor per satuan waktu akan menuju nilai
kesetimbangannya. [2]
I. PENDAHULUAN Resistor adalah komponen pasif yang digunakan untuk
membatasi arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian.
R angkaian listrik memiliki banyak aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari. Istilah-istilah seperti arus,
tegangan, dan resistansi tentunya sudah tidak asing lagi.
Satuan resistor adalah ohm (Ω) dan kemampuan resistor
dalam membatasi atau menghambat arus dinamakan dengan
Susunan dari rangkaian listrik ada yang sederhana, dan resistansi. Resistor bekerja dengan dialiri arus listrik yang
adapula yang kompleks. Pada rangkaian listrik, juga dikenal akan menyebabkan terjadinya disipasi daya berupa panas.
adanya komponen aktif dan komponen pasif. Pada Semakin besar ukuran resistor menunjukkan semakin besar
rangkaian listrik, elemen pasif yang sering digunakan kemampuan daya disipasinya. [3]
adalah resistor dimana rangkaian listriknya biasa Kapasitor adalah perangkat elektronika yang berfungsi
disebut rangkaian resistif. Selain itu, terdapat pula elemen- menyimpan muatan listrik dan terdiri dari dua konduktor yang
elemen pasif lain yang digunakan dalam rangkaian yaitu dipisahkan oleh bahan penyekat (dielektrik) pada tiap
kapasitor dan induktor, yang rangkaiannya biasa disebut konduktor atau yang disebut keping. Kapasitor memiliki
rangkaian kapasitif dan rangkaian induktif. Berbeda sebutan lain yaitu kondensator yang merupakan komponen
dengan resistor yang mengeluarkan energi. Kapasitor dan listrik yang dibuat sedemikian rupa sehingga mampu
induktor tidak mengeluarkan energi akan tetapi menyimpan menyimpan muatan listrik. Banyaknya muatan yang tersimpan
energi dalam bentuk medan listrik atau medan magnet. [1] dalam suatu kapasitor disebut dengan kapasitansi. [3]
Arus DC (Direct Current) merupakan arus listrik yang Pada arus AC, kapasitor berfungsi sebagai hambatan atau
mengalir ke satu arah saja. Arus DC mengalir dari kutub penolakan untuk ketidakstabilan arus yang lewat, dan
positif (potensial tinggi) ke kutub negatif (potensial rendah).
penolakan ini disebut sebagai impedansi. Kapasitor yang
Arus DC memiliki nilai arus dan tegangan yang konstan. Arus
digunakan dalam prakteknya menggunakan beraneka ragam
dan tegangan DC biasanya digunakan pada peralatan
geometri dan dielektrik untuk menyediakan jangkauan nilai
elektronika. Tegangan DC dapat dihasilkan dari sumber
tertentu misalnya baterai, Accumulator (biasa disebut aki). kapasitansi yang bervariasi, mulai dari beberapa pikofarad
Arus AC (Alternating Curent) adalah arus listrik yang sampai satu farad. Akan tetapi karena tidak sembarang
mengalir bolak balik dimana arus dan tegangan yang besar dan kapasitor dapat menyimpan tenaga yang banyak, maka aka
arahnya berubah-ubah terhadap waktu secara periodik. Di nada suatu nilai tegangan maksimum yang mungkin terdapat
Indonesia memiliki frekuensi sebesar 50 KHz sedangkan pada terminal-terminal kapasitor. Jika melebihi nilai tegangan
tegangan maksimumnya sebesar 220 Volt serta tegangan maksimum, maka akan menyebabkan kerusakan permanen
efektifnya sebesar 220 2 volt. [1] [2] pada kapasitor. [3][4]
Rangkaian RL dan rangkaian RC merupakan konfigurasi Induktor merupakan salah satu komponen pasif elektronika
yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang
JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) / NRP : 1114100089 (1-5) 2

ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Kemampuan jika beban bersifat kapasitif (-) mengarah ke sumbu
induktor dalam menyimpan energi dalam bentuk magnet negatif. Untuk beban yang bersifat induktif, besarnya
diidentifikasikan oleh induktansinya dalam satuan Henry. impedansi adalah
Induktor terbuat dari sebuah kawat yang dibentuk menjadi
kumparan. Lilitan ilnilah yang akan membuat medan magnet
yang kuat di dalam kumparan dikarenakan hukum induksi (1.4)
Faraday. Fungsi utama induktor dalam suatu rangkaian adalah (1.5)
untuk melawan fluktuasi arus yang melewatinya. [2] Sedangkan untuk beban kapasitif, besarnya impedansi adalah
Daya adalah energi yang dikeluarkan oleh suatu untuk
melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya (1.6)
merupakan jumlah energi yang digunakan untuk (1.7)
memindahkan sejumlah elektron dari satu tempat ke tempat Hubungan antara masing-masing jenis daya berdasarkan
lain. Daya memiliki satuan Watt yang merupakan perkalian segitiga daya dapat dituliskan dalam persamaan: [5]
dari tegangan (volt) dan arus (amphere). Daya dinyatakan P (Watt) = S (VA) cos (1.8)
dalam P, tegangan dalam V, dan arus dinyatakan dalam I.
Q (VAR) = S (VA) sin (1.9)
Besarnya daya dapat dinyatakan melalui persamaan :
S (VA) = V.I (1.10)
P=VxI (1.1)
Rugi daya adalah kehilangan daya listrik pada suatu area
P = Volt x Ampere x Cos φ (1.2)
Daya didefinisikan sebagai laju energi yang dalam jangka waktu yang sempit sampai panjang. Ada banyak
dibangkitkan atau dikonsumsi oleh suatu peralatan penyebab terjadinya rugi daya pada suatu sistem listrik.
listrik. Satuannya adalah Joule/detik atau watt yang Contohnya adalah kegagalan pada stasiun daya, kerusakan
disebut sebagai daya aktif (P). Selain daya aktif, kita kabel transmisi listrik, sirkuit pendek, atau kelebihan muatan
kenal daya reaktif (Q) yang memiliki satuan VAR atau listrik. Berbagai fasilitas seperti rumah sakit, sistem
volt-ampere reaktif. Daya reaktif (Q) ini tidak pengolahan air limbah, tambang, dan lainnya biasanya
memiliki dampak apapun dalam kerja suatu beban memiliki sumber daya backup seperti generator, yang akan
listrik. Dengan kata lain, daya reaktif ini tidak secara otomatis menyala ketika daya listrik berkurangsecara
berguna bagi konsumen listrik. Gabungan antara drastis.[5]
daya aktif dan reaktif adalah daya semu (S) dengan Faktor daya merupakam cosinus sudut daya, yang
satuan VA atau volt-ampere. Jika digambarkan dalam merupakan beda fase antara tegangan dan arus.
bentuk segitiga daya, maka daya semu Faktor daya akan menentukan faktor lagging dan faktor
direpresentasikan oleh sisi miring sedangkan daya leading. Hal ini karena sudut fase hanya berkisar -90° dan
aktif dan reaktif direpresentasikan oleh sisi-sisi +90°, sedangkan cosinus dari sudut di kuadran keempat
segitiga yang saling tegak lurus, seperti ditunjukkan (antara 0 dan -90°) selalu positif. Oleh karena itu, faktor daya
pada Gambar 1.1. [4] juga selalu positif dan satu-satunya cara untuk membedakan
apakah sudut daya negatif atau positif dari faktor daya adalah
untuk menunjukkan apakah termasuk ke dalam faktor leading
atau lagging. Faktor lagging yaitu ketika arus tertinggal dari
tegangan. Dengan kata lain, gelombang arus datang tertunda
setelah tegangan gelombang (dan sudut dayanya positif).
Sedangkan faktor leading yaitu saat dimana arus mendahului
tegangan, yang berarti gelombang tegangan tertunda setelah
gelombang arus. [6]

II. METODOLOGI
Gambar 1.1 Segitiga Daya A. Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum Rangkaian

dengan cos  adalah perbandingan daya aktif dan


Faktor daya (power factor) atau sering disebut Segitiga Daya ini antara lain sumber tegangan AC = 4,89 V;

daya semu. Sudut  adalah sudut yang dibentuk


VOM meter, 3 buah resistor 1000 Ω, 1 buah resistor 220 Ω, 2
buah kapasitor 100 , 2 buah induktor 4,7 ; kabel
antara sisi daya aktif (P) dan daya semu (S), penghubung, dan bread board. Kegunaan dari alat-alat ini
sedangkan daya reaktif (Q) tegak lurus terhadap antara lain kabel penghubung untuk menghubungkan


daya aktif (P), maka kapasitor, resistor, dan komponen lainnya pada rangkaian agar
(1.3) arus listrik dapat mengalir; bread board digunakan sebagai
Besarnya sudut  dipengaruhi oleh besarnya media untuk membuat rangkaian, resistor digunakan untuk
impedansi beban, jika beban bersifat induktif (+) memberikan hambatan pada rangkaian, kapasitor untuk
maka impedansi mengarah ke sumbu positif dan menyimpan muatan rangkaian dalam bentuk medan listrik,
JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) / NRP : 1114100089 (1-5) 3

induktor memiliki fungsi yaitu untuk menyimpan energi dalam


bentuk medan magnet, sumber tegangan AC untuk
memberikan tegangan pada rangkaian listrik agar arus dapat
mengalir, dan VOM meter untuk menghitung nilai tegangan,
resistansi, dan arus yang ada pada rangkaian.
B. Metodologi Percobaan
Pada percobaan ini, terdapat empat skema alat. Berikut
ini merupakan skema alat yang digunakan:

Gambar 2.4. Rangkaian RL dengan Dua Induktor Seri

Untuk rangkaian RC dengan satu kapasitor, pertama alat


dan bahan dipersiapkan terlebih dahulu. Lalu, rangkaian
disusun seperti yang terlihat pada gambar 2.1. Vari AC diatur,
tegangan sumber AC yang terbaca pada VOM diukur.
Gambar 2.1. Rangkaian RC dengan Satu Kapasitor Kemudian arus A1, A2, dan A3 pada rangkaian diukur.
Langkah-langkah sebelumnya diulangi, dan dihitung nilai
daya total pada setiap titik. Pada rangkaian RC dengan dua
kapasitor paralel, rangkaian dirangkai seperti gambar 2.2.
Untuk rangkaian RL dengan satu induktor, pertama alat dan
bahan dipersiapkan terlebih dahulu. Lalu, rangkaian disusun
seperti yang terlihat pada gambar 2.3. Vari AC diatur,
tegangan sumber AC yang terbaca pada VOM diukur.
Kemudian arus A1, A2, dan A3 pada rangkaian diukur.
Langkah-langkah sebelumnya diulangi, dan dihitung nilai
daya total pada setiap titik. Pada rangkaian RL dengan dua
induktor seri, rangkaian dirangkai seperti gambar 2.4.
Agar lebih mudah dan ringkas dalam membaca langkah-
langkah kerja dari praktikum ini, maka dibuatlah flowchart
seperti yang tampak pada gambar berikut ini:

Gambar 2.2. Rangkaian RC dengan Dua Kapasitor Paralel

Gambar 2.3. Rangkaian RL dengan Satu Induktor


JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) / NRP : 1114100089 (1-5) 4

A3 (mA) 5,47 5,31


Start

Tabel 3.2 Tabel Hasil Percobaan Rangkaian RL


Rangkaian RL
Hasil Pengukuran
1 induktor 2 induktor seri
Siapkan alat dan V (Volt) 1,22 1,23
bahan A1 (mA) 5,92 5,92
A2 (mA) 0,41 0,41
A3 (mA) 5,5 5,49
Susun rangkaian Susun rangkaian
seperti gambar seperti gambar Kemudian dari data-data yang ada pada tabel 3.1 dan 3.2,
2.1 2.3 kita akan mencari nilai dari daya semu, daya aktif, dan daya
reaktif yang ada pada rangkaian. Hasilnya akan ditampilkan
pada tabel-tabel berikut.
Susun rangkaian Atur vari Susun rangkaian
AC Tabel 3.3 Tabel Nilai Daya Rangkaian RC
seperti gambar seperti gambar
2.2 2.4
Rangkaian RC
Nilai Daya
1 kapasitor 2 kapasitor paralel
Daya semu (VA) 7,3036 7,2447
Ukur tegangan
sumber yang Daya aktif (Watt) 0,5208 0,5043
terbaca pada Daya reaktif
6,7828 6,5313
VOM (VAR)

Tabel 3.4 Tabel Nilai Daya Rangkaian RL


Ukur arus A1, Rangkaian RL
Nilai Daya
A2, dan A3 1 induktor 2 induktor seri
Daya semu (VA) 7,2224 7,2816
Daya aktif (Watt) 0,5002 0,5043
Daya reaktif
6,71 6,7527
(VAR)
Lakukan variasi Sudah Lakukan variasi
dua kapasitor lakukan dua induktor
paralel variasi? seri B. Pembahasan
Belum Belum
Percobaan E8 yang berjudul Rangkaian Segitiga Daya ini
memiliki beberapa tujuan. Tujuan-tujuan tersebut yaitu untuk
Y menganalisis daya aktif, daya reaktif, dan daya pasif pada
a
rangkaian AC; dan membandingkan segitiga daya pada
rangkaian RL dan RC. Besarnya nilai kapasitor, induktor, dan
resistor masing masing digunakan adalah 100 μF; 4,7 μH;
End
serta 220 Ω dan 1000 Ω. Data awal yang didapat berupa nilai
tegangan dan arus yang mengalir pada suatu titik pada
rangkaian.
GAMBAR 2.5 FLOWCHART PERCOBAAN RANGKAIAN SEGITIGA DAYA Berdasarkan teori, nilai arus dan tegangan tidak akan
jauh berbeda karena persamaan di antara keduanya adalah
berbanding lurus. Namun pada titik A2, nilai dari arus terjadi
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
penurunan karena adanya kapasitor yang berfungsi untuk
A. Data menyimpan muatan listrik Jadi, sebagian arus listrik yang
Pada percobaan ini, digunakan induktor , kapasitor, dan melaluinya akan disimpan dan tidak dialirkan. Hal yang sama
resistor. Untuk nilainya yaitu induktor sebesar 4,7 µH, juga terjadi pada rangkaian yang memiliki induktor. Induktor
kapasitor sebesar 100 µF; dan resistor sebesar 220 Ω dan pada rangkaian ini akan menghambat laju aliran listrik dengan
1000 Ω. cara membentuk medan listrik di sekitarnya. Maka, dari tabel
RL dan RC dapat diamati sendiri bahwa nilai arus dari titik A2
Tabel 3.1 Tabel Hasil Percobaan Rangkaian RC akan lebih kecil dibandingkan dengan nilai dari arus yang
Rangkaian RC melewati titik-titik lain pada rangkaian.
Hasil Pengukuran Tegangan pada percobaan ini sejatinya dapat diukur di
1 kapasitor 2 kapasitor paralel
V (Volt) 1,24 1,23 titik cabang yang mana saja, karena tiap cabang memiliki
A1 (mA) 5,89 5,89 besar tegangan yang sama. Hal ini disebabkan karena setiap
A2 (mA) 0,42 0,41 titik pada rangkaian tersusun secara paralel. Daya yang
JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) / NRP : 1114100089 (1-5) 5

dihasilkan juga nilainya akan berbanding lurus dengan [2] Sadiku, Matthew N.O. dan Charles K. Alexander. 2009. “Fundamentals
of electric Circuits: Fourth Edition.” New York: McGraw-Hill.
tegangannya. Pada titik A2, terdapat daya aktif yang
[3] Riedel, Susan A. dan James W. Nilsson. 2011. “Electric Circuits: Ninth
merupakan daya sebenarnya pada komponen sebagai sumber Edition.” New Jersey: Pearson Prentice Hall.
energi. Pada rangkaian RC dan RL juga terdapat daya reaktif [4] Boylestad. 2002. “Introductory Circuit Analysis: Tenth Edition”. New
yang merupakan jumlah daya untuk membuat medan magnet. Jersey: Prentice.
[5] Rahardjo, Yadi Yunus. 2010. “Perbaikan Faktor Daya Motor Induksi 3
Pada titik A1, terdapat daya semu yang merupakan
Fase”. Seminar Nasional VI SDM Teknologi Nuklir. Yogyakarta, 18
penjumlahan dari kedua jenis daya tadi. Maka berdasarkan November 2010.
teori, kita lihat lagi pada tabel 3.3. dan 3.4, apakah nilai daya [6] Setiawan, Awan. 2007. “Kajian Pengaruh Harmonisa terhadap Sistem
semu yang didapatkan sudah benar. Dan ternyata, hasilnya Tenaga Listrik”. Jurnal ELTEK, Volume 05 Nomor 02, Oktober 2007.
sesuai dimana daya semu merupakan penjumlahan dari daya
aktif dan daya reaktifnya.
Rugi daya merupakan proses berkurangnya daya ketika
ditransmisikan dari satu titik ke titik yang lain pada rangkaian.
Pada percobaan ini, peristiwarugi daya disebabkan oleh kerja
induktor dan kapasitor. Karena besarnya daya berbanding
lurus dengan tegangan dan arus, maka karena arus yang
melewati rangkaian berkurang karena kerja induktor yang
menghambat aus listrik menggunakan medan listrik dan
kapasitor yang menyimpan sebagian muatan listrik, maka nilai
daya juga akan ikut berkurang. Maka scara umum, daya semu,
aktif, dan reaktif dapat ditarik persamaannya melalui
hubungan segitiga daya pada rangkaian RL, RC, maupun
RLC.
Daya aktif rata-rata yang diperoleh memiliki nilai 0,5074
W dengan daya reaktifnya 6,6942 VAR dan daya semunya
7,2631 VA. Karena nilai yang didadpatkan cukup sesuai
dengan teori, makan tingkat kesalahan yang ada pada
percobaan ini relatif kecil. Adanya nilai kesalahan yang kecil
bisa jadi disebabkan karena kurangnya ketelitian pada
pengukuran besaran yang terdapat pada alat-alat yang
digunakan pada percobaan seperti resistor, kapasitor, ataupun
induktor dimana alat-alat tersebut sudah lama dipakai
sehingga memungkinkan untuk mengalami penurunan besar
yang terdapat pada alat-alat tersebut.

IV. KESIMPULAN
Pada percobaan ini, diperoleh dua kesimpulan yaitu daya
aktif memiliki besar 0,5074 W, daya reaktif memiliki nilai
6,6942 VAR,dan daya semu bernilai 7,2631 yang merupakan
hasil penjumlahan dari daya aktif dan daya reaktif. Dan
berdasarkan teori segitiga daya, hasil yang didapatkan ternyata
tidak jauh berbeda.

UCAPAN TERIMA KASIH


Saya, Rizqi Ahmad Fauzan mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Endarko selaku dosen Elektronika Dasar II
saya, dan Mas Rozaq Alfan Wiranata sebagai asisten
laboratorium yang telah membimbing dalam pelaksanaan
praktikum. Terima kasih juga saya sampaikan kepada teman-
teman sekelompok praktikum yang baik secara langsung
ataupun tidak langsung telah membantu dalam proses
terselesaikannya laporan ini.
.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Riedel, Susan A. dan James W. Nilsson. 2008. “Electric Circuits: Eighth
Edition.” New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Anda mungkin juga menyukai