Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

SCIE6069037 – PHYSICS I

Oleh Kelompok 4

1. Nama : Mohamad Fajar Nurjaman NIM : 2602330886


2. Nama : Novansyah Ardiatma NIM : 2602325225
3. Nama : Anggi Rivaldi NIM : 2602327342
4. Nama : febria NIM :-
5. Nama : iden NIM :-

Kelas : APDA

LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
2023
Bab 2 – Introduction to Electrical Instrument and Concept
Nama Asisten : Jason Satria Mudali
1. Resistance of a resistor, Capacitance of a capacitor, and Inductance of an Inductor

Jawab :

a) Resistansi Resistor:

Resistansi (resistance) merupakan sifat inherent dari sebuah resistor yang menghambat
aliran arus listrik melaluinya. Komponen elektronik yang berfungsi sebagai penghambat arus
listrik ini adalah Resistor. Resistor dalam suatu rangkaian elektronika dapat berfungsi untuk
menghambat atau mengurangi aliran arus listrik dan sekaligus juga bertindak untuk
menurunkan level tegangan listrik di dalam rangkaian.Resistor memiliki peran penting dalam
sirkuit elektronik untuk mengendalikan aliran arus. Ketika tegangan diterapkan pada resistor,
arus listrik mengalir melalui resistor tersebut Pada dasarnya, setiap bahan penghantar atau
konduktor memiliki sifat yang menghambat arus listrik, besaran hambatan listrik pada suatu
penghantar atau konduktor dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
• Jenis bahan – contohnya Tembaga memiliki nilai resistansi yang lebih rendah
dibandingkan dengan baja.
• Suhu – Nilai resistansi akan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu pada
penghantar.
• Panjang penghantar – Semakin panjang suatu penghantar, semakin tinggi pula nilai
resistansinya.
• Luas penampang – Semakin kecil diameter suatu penghantar, semakin tinggi pula nilai
resistansinya.
Hubungan antara Resistansi (Resistance) atau Hambatan Listrik dengan Tegangan
(Voltage) dan Arus Listrik (Current) dapat dijelaskan dengan Hukum Ohm. Berikut persamaan
hukum Ohm :
𝑉 𝑉
𝑉 = 𝐼 × 𝑅 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑅 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐼 =
𝐼 𝑅
Dimana :
V = Tegangan Listrik (Voltage), diukur dalam satuan Volt
I = Arus Listrik (Current), diukur dalam satuan Ampere
R = Hambatan Listrik atau Resistansi (Resistance), diukur dalam satuan Ohm

Hukum Ohm menyatakan bahwa arus (I) yang mengalir melalui sebuah resistor
berbanding lurus dengan tegangan (V) yang diterapkan dan berbanding terbalik dengan
resistansi (R) resistor tersebut,
Dari persamaan tersebut, dapat dijelaskan bahwa setiap 1 Ampere arus listrik yang
mengalir melewati sebuah komponen dengan beda potensial atau tegangan sebesar 1 Volt,
maka resistansi atau hambatan listrik pada komponen tersebut adalah 1 Ohm.
Jika suatu rangkaian yang diberikan tegangan 24V dan membutuhkan arus listrik
sebesar 0,5A maka hambatan yang diperlukan adalah 48 Ohm.
𝑉 24
𝑅 = =
𝐼 0,5
𝑅 = 48 𝑂ℎ𝑚
b) Kapasitansi Kapasitor:
Kapasitansi adalah sifat alami yang dimiliki oleh kapasitor untuk menunjukkan
kemampuannya dalam menyimpan muatan listrik. Kapasitansi didefinisikan sebagai rasio
antara besarnya muatan salah satu konduktor dan besarnya perbedaan potensial di antara
mereka. Kapasitansi perangkat tergantung antara lain pada susunan geometris konduktor.
Kapasitansi selalu merupakan besaran positif dan karena perbedaan potensial
meningkat seiring dengan peningkatan muatan yang disimpan, rasio Q / V konstan untuk
kapasitor yang diberikan. Akibatnya kapasitansi perangkat adalah ukuran kemampuannya
untuk menyimpan muatan dan energi potensial listrik. Kapasitansi memiliki satuan SI coulomb
per volt. Satuan SI untuk kapasitansi adalah farad (F).
Faktor-faktor yang memengaruhi kapasitansi antara lain:
• luas permukaan elektroda,
• jarak di antara elektroda, dan
• jenis bahan isolator yang digunakan.
Ketika tegangan diterapkan pada kapasitor, muatan listrik mulai mengalir menuju
elektroda-elektroda kapasitor melalui sirkuit, dan kapasitor pun mulai mengumpulkan energi
dalam bentuk medan listrik. Kapasitor memiliki peran penting dalam dunia sirkuit elektronik,
berfungsi sebagai penyimpan energi sementara, penghalang arus searah, dan komponen penting
dalam rangkaian filter.
Rumus untuk menghitung kapasitansi kapasitor adalah
𝑄
𝐶 = , dimana : C = merupakan kapasitansi,
𝑉
Q = muatan listrik yang disimpan di kapasitor
V = tegangan yang diterapkan pada kapasitor.
Sebagai contoh, jika sebuah kapasitor memiliki kapasitansi sebesar 50 mikrofarad (μF)
dan tegangan yang diterapkan adalah 10 volt, maka muatan listrik yang disimpan di kapasitor
tersebut akan mencapai 500 mikrokolomb (μC).
c) Induktansi Induktor:
Induktansi adalah sifat fisik yang dimiliki oleh induktor dalam sirkuit elektronik yang
menentukan sejauh mana induktor dapat mempengaruhi aliran arus listrik. Induktansi
didefinisikan sebagai kemampuan sebuah induktor untuk menghasilkan medan magnet dan
meminduksi tegangan listrik pada dirinya sendiri ketika arus berubah dalam sirkuitnya.
Induktor berperan dalam menyimpan energi dalam bentuk medan magnetik yang terbentuk
ketika arus listrik berubah dalam lilitan-lilitan induktor. Ketika arus listrik berubah, medan
magnetik yang dihasil Nilai Induktansi sebuah Induktor (Coil) tergantung pada 4 faktor,
diantaranya adalah :
• Jumlah Lilitan, semakin banyak lilitannya semakin tinggi Induktasinya
• Diameter Induktor, Semakin besar diameternya semakin tinggi pula induktansinya
• Permeabilitas Inti, yaitu bahan Inti yang digunakan seperti Udara, Besi ataupun Ferit.
• Ukuran Panjang Induktor, semakin pendek inductor (Koil) tersebut semakin tinggi
induktansinya.
2. Resistor, Capacitor, and Inductor

1) Resistor
Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau
hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam
suatu rangkaian Elektronika.Hal ini supaya arus tegangan listrik yang mengalir pada
rangkaian jumlahnya dapat disesuaikan dengan kapasitas dari alat tersebut. Fungsi-
fungsi Resistor di dalam Rangkaian Elektronika diantaranya adalah sebagai berikut :
• Sebagai Pembatas Arus listrik
• Sebagai Pengatur Arus listrik
• Sebagai Pembagi Tegangan listrik
• Sebagai Penurun Tegangan listrik

Berikut merupakan Jenis dan symbol dari Resistor yang umum digunakan.

Untuk menghitung besar hambatan dalam suatu resistor dapat menggunakan rumus :
𝑉
𝑅=
𝐼
Dimana 𝑅 = 𝑇𝑎ℎ𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑂ℎ𝑚
𝑉 = 𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼 = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
2) Kapasitor
Kapasitor (Capacitor) atau disebut juga dengan Kondensator
(Condensator) adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat menyimpan muatan
listrik dalam waktu sementara dengan satuan kapasitansinya adalah Farad. Cara
kerja kapasitor yakni perlu mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari
sebuah muatan listrik. Ketika kapasitor dihubungkan pada sumber tegangan, maka
yang terjadi kemudian adalah kepingannya akan berisi elektron. Bila dari kedua
kepingin kapasitor berisi elektron, maka kedua plat tersebut akan mengandung
muatan listrik. Selanjutnya, muatan listrik ini akan terus tersimpan didalam
kondensator dalam jangka waktu tertentu. Dibawah ini merupakan gambar dan
symbol dari kapasitor yang umum digunakan

Untuk menghitung muatan dalam suatu kapasitor, digunakan rumus


sebagai berikut :
𝑄
𝑄 = 𝐶𝑉 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐶 =
𝑉
Dimana

𝑄 = 𝑚𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛 𝐶𝑜𝑢𝑙𝑜𝑚𝑏


𝐶 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑛𝑠 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐹𝑎𝑟𝑎𝑑
𝑉 = 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑉𝑜𝑙𝑡
3) Induktor

Induktor juga merupakan komponen Elektronika Pasif yang sering


ditemukan dalam Rangkaian Elektronika, terutama pada rangkaian yang berkaitan
dengan Frekuensi Radio. Induktor atau dikenal juga dengan Coil adalah
Komponen Elektronika Pasif yang terdiri dari susunan lilitan Kawat yang
membentuk sebuah Kumparan. Pada dasarnya, Induktor dapat menimbulkan
Medan Magnet jika dialiri oleh Arus Listrik. Adapun fungsi lilitan induktor yakni
dapat membantu membuat medan magnet yang kuat di dalam kumparan
dikarenakan hukum induksi Faraday. Medan Magnet yang ditimbulkan tersebut
dapat menyimpan energi dalam waktu yang relatif singkat.Kemampuan Induktor
atau Coil dalam menyimpan Energi Magnet disebut dengan Induktansi yang satuan
unitnya adalah Henry (H).

Berikut merupakan gambar serta symbol dari komponen inductor


dalam rangkaian elektronika.
3. AC and DC Voltage and its sources

A. Arus Listrik DC
Direct Current (DC) atau arus listrik searah,
merupakan arus listrik yang mengalir dari kutub negatif ke
positif, dan hanya terjadi dalam searah saja. Aliran-aliran
tersebut, akan menyebabkan adanya lubang dengan muatan
positif yang terlihat menuju ke kutub negatif.
Sumber tegangan arus listrik DC digolongkan
menjadi tiga yaitu :
1. Sumber arus listrik primer, seperti baterai (elemen
Leclanche), elemen volta, elemen Daniel, dan lain-lain, yang apabila telah tercapai
keseimbangan potensial tidak dapat diisi potensial kembali karena terjadi perubahan
atau kerusakan satu atau beberapa komponen di dalamnya.
2. Sumber arus listrik sekunder, seperti accumulator (aki), elemen alkaline (energizer),
dan lain-lain, yang apabila telah tercapai keseimbangan potensial dapat diisi potensial
kembali dengan cara disetrum listrik.
3. Sumber arus listrik mekanis, seperti generator, dinamo, dan stop kontak dari PLN

Dalam kehidupan sehari-hari, contoh pemanfaataan arus listrik DC terlihat pada


peralatan seperti komputer, laptop, televisi, Lampu LED dan sebagainya. Arus listrik DC
juga dapat dikemas dalam bentuk Aki atau dapat disebut elemen basah. Aki tersebut dapat
digunakan pada kendaraan motor dan mobil yang membutuhkan daya listrik besar, namun
tegangannya kecil.

B. Arus Listrik AC
Alternating Current atau AC dapat disebut juga
sebagai arus listrik bolak-balik. Arus ini biasanya
dihasilkan oleh generator yang dapat menghasilkan
listrik, namun besar dan arahnya selalu berubah setiap
waktu. Arus bolak-balik ini akan membentuk sebuah
gelombang dengan frekuensi tertentu yang berbentuk
sinus. Sehingga banyak juga yang menyebutkan arus
listrik AC berbentuk gelombang sinus. Karena selalu
mengalir dua arah (bolak balik), adapun sumber tegangan dari arus listrik AC antara lain
arus listrik dari PLN, genset, dinamo, dan turbin angin. Contoh pemanfaatan arus bertipe
AC berkaitan erat dengan listrik yang dihasilkan PLN. Karena pada dasarnya PLN
memproduksi arus listrik AC yang menjadi sumber daya pada perangkat elektronik saat ini.
Sementara perangkat elektronik yang menggunakan arus AC seperti mesin cuci, lampu,
kompor listrik, pompa listrik, pendingin ruangan dan sebagainya. Namun, ada sebagian
barang yang menggunakan arus listrik DC tapi dengan mengkonsumsi arus AC di
dalamnya.

4. Active and Passive components

A. Komponen Aktif

Komponen elektronika aktif atau Active Electronic Components merupakan


jenis komponen elektronika yang membutuhkan arus listrik eksternal agar bisa
beroperasi.Artinya, komponen elektronika ini hanya akan aktif setelah menerima
sumber arus dan tegangan listrik dari sumber luar (eksternal). Arus yang dibutuhkan
oleh komponen aktif ini bisa AC (Alternating Current) atau DC (Direct Current).

Komponen ini dapat memperkuat, mengubah atau menghasilkan sinyal


elektronik. Beberapa contoh komponen aktif elektronika yang umum digunakan antara
lain:
• Transistor
Transistor adalah komponen aktif elektronika yang dapat memperkuat atau memotong
arus listrik dalam sebuah sirkuit. Mereka digunakan dalam banyak aplikasi elektronik,
termasuk penguat audio dan logika digital.
• Dioda
Dioda adalah komponen aktif elektronika yang memungkinkan arus listrik mengalir
hanya dalam satu arah. Mereka digunakan dalam rangkaian pengatur daya dan deteksi
sinyal.
• IC (Integrated Circuit): IC adalah kombinasi dari beberapa komponen elektronik ke
dalam satu paket. IC dapat melakukan berbagai tugas, termasuk penguat, filter, dan
pembangkit sinyal.
B. Komponen Pasif
Komponen pasif adalah kebalikan dari komponen aktif, yaitu komponen
eletronika yang tidak membutuhkan arus listrik eksternal untuk bisa beroperasi..
Mereka bekerja sebagai penghambat, penyimpan, atau penghubung sirkuit.

Beberapa contoh komponen pasif elektronika yang umum digunakan antara


lain:
• Resistor:
Resistor adalah komponen yang berfungsi untuk mengatur arus listrik dalam sebuah
sirkuit. Komponen ini memperkenalkan hambatan dalam sirkuit untuk mengontrol arus
listrik yang mengalir.
• Kapasitor
Kapasitor adalah komponen pasif elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik.
Mereka biasanya digunakan dalam sirkuit filter, dan dalam rangkaian pengatur daya.
• Induktor
Induktor adalah komponen pasif elektronika yang memanfaatkan medan magnetik
untuk menyimpan energi. Mereka digunakan dalam rangkaian pengatur daya, dan
sirkuit frekuensi tinggi.

5. Polar and Non-Polar components

• Kapasitor Polar adalah kapasitor yang kedua kutubnya mempunyai polaritas positif dan
negatif, biasanya kapasitor Polar bahan dielektriknya terbuat dari elketrolit dan
biasanya kapasitor ini mempnyai nilai kapasitansi yang besar dibandingkan dengan
kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik kertas atau mika atau keramik

• Kapasitor Non Polar adalah kapasitor yang yang pada kutubnya tidak mempunyai
polaritas artinya pada kutup kutupnya dapat dipakai secara berbalik. biasanya kapasitor
ini mempunyai nilai kapasitansi yang kecil dan bahan dielektriknya terbuat dari
keramik, mika dll.
6. Open and Close Circuit

A. Rangkaian Terbuka

Rangkaian terbuka merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan bahwa
rangkaian tersebut tidak terhubung (terbuka). Sehingga pada
rangkaian tersebut tidak mengalirkan aliran listrik. Rangkaian
terbuka menggunakan listrik AC (arus bolak-balik karena
rangkaian terbuka menggunakan arus listrik yang bergerak.
Pada rangkaian disamping merupakan contoh rangkaian
terbuka. Terlihat bahwa pada rangkaian tersebut tidak
mengalirkan arus listrik sehingga lampu tidak bisa menyala.

B. Rangkaian Tertutup

Rangkaian tertutup merupakan suatu istilah yang digunakan


untuk menyatakan bahwa rangkaian tersebut terhubung
(tertutup). Sehingga pada rangkaian tersebut mengalirkan
aliran listrik. Rangkaian tertutup menggunakan arus listrik
DC karena rangkaian tertutup menggunskan arus yang statis.
Pada rangkaian disamping merupakan contoh rangkaian
tertutup. Terlihat bahwa pada rangkaian tsb mengalirkan arus
listrik sehingga lampu bisa menyala.

Konsep rangkaian terbuka dan tertutup ini menjadi landasan dalam menciptakan
berbagai macam peralatan elektronik seperti saklar dan relay. alat yang digunakan
untuk mematikan dan menghidupkan lampu. Jadi saklar ini mempunyai dua posisi yaitu
terbuka dan tertutup. Ketika saklar berada di posisi ini (tertutup) maka saklar akan
mengalirkan arus listrik sehingga membuat beban (lampu) menyala. Sedangkan Ketika
saklar berada pada posisi ini maka saklar tidak akan mengalirkan arus. Hal tersebut
menyebabkan lampu tidak menyala.
7. Explain the function of Multimeter

Jawab :
Multimeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur berbagai parameter listrik
dan elektronik. Fungsi utama dari multimeter adalah untuk mengukur tegangan listrik, arus
listrik, dan hambatan listrik.
Berikut adalah beberapa fungsi utama dari multimeter:
• Mengukur Tegangan: Multimeter dapat digunakan untuk mengukur tegangan listrik
dalam rangkaian. Hal ini berguna untuk memeriksa apakah ada tegangan yang hadir
atau untuk mengukur tegangan di berbagai titik dalam suatu rangkaian.
• Mengukur Arus: Multimeter juga dapat digunakan untuk mengukur arus listrik yang
mengalir melalui suatu rangkaian. Ini membantu dalam menentukan apakah arus yang
tepat mengalir melalui komponen atau kabel.
• Mengukur Hambatan: Multimeter digunakan untuk mengukur hambatan listrik. Ini
berguna dalam menguji kekonsistensian resistor atau untuk menentukan nilai resistansi
suatu komponen.
• Mengukur Kapasitansi: Beberapa multimeter dapat digunakan untuk mengukur
kapasitansi kapasitor. Ini berguna dalam memeriksa nilai kapasitansi kapasitor atau
dalam menguji komponen elektronik yang melibatkan kapasitor.
• Mendeteksi Kabel Terputus atau Korsleting: Multimeter dapat digunakan untuk
mendeteksi apakah ada kabel yang terputus atau terjadi korsleting dalam suatu
rangkaian. Ini membantu dalam menemukan masalah atau gangguan pada kabel atau
rangkaian listrik.
• Mengukur Frekuensi: Beberapa multimeter memiliki kemampuan untuk mengukur
frekuensi sinyal listrik atau elektronik. Ini berguna dalam pengujian sinyal AC atau
dalam pengujian komponen elektronik yang melibatkan frekuensi.
8. Multimeter measuring concept

• Untuk mengukur arus, selektor harus dalam mode


Ampere dengan Range selektor pada yang tertinggi,
kemudian turunkan 1-step selektor apabila jarum belum
dapat menunjukan angka pada display. Multimeter harus
dipasang secara seri dengan benda yang akan diukur.
Probe + multimeter disambungkan ke sumber arus dan
probe – disambungkan ke beban. Selanjutnya beban
disambungkan ke terminal – dari sumber arus.

• Untuk mengukur tegangan DC, selektor harus dalam mode


DC dengan Range diatas dari tegangan yang akan diukur,
kemudian Probe Merah (+) dan Probe Hitam (-) harus
sesuai polaritas dari alat yang di ukur. Multimeter dipasang
paralel dengan sumber tegangan. Perhatikan probe
multimeter agar tidak terbalik saat melakukan pengukuran.
Probe + disambungkan ke terminal + dari sumber tegangan
dan probe – disambungkan ke terminal – sumber tegangan.

• Untuk mengukur tegangan AC, Selektor harus dalam


mode AC dengan Range diatas dari tegangan yang akan
diukur, kemudian Tidak terdapat polaritas pada
tegangan AC. multimeter dipasang paralel dengan
sumber tegangan AC. Polaritas probe multimeter tidak
berpengaruh sehingga tidak masalah jika terbalik

• Untuk mengukur resistansi, Selektor harus dalam mode Ohm


dengan Range selektor pada yang terbesar, kemudian turunkan
perlahan sampai Jarum dapat menunjukan display. Tidak
terdapat polaritas pada pengukuran Tahanan. Multimeter
dihubungkan langsung ke resistor yang akan diukur dan
polaritas probe multimeter dapat diabaikan.
9. Make the theory and your experiment data as the reference in making analysis and give
the conclusion (5) about the experiment.

Dari percobaan bab 2 yang telah dilakukan kami dapat mengambil kesimpulan
antara lain :
1) Hubungan antara frekuensi dan periode adalah berbanding terbalik, dimana
semakin tinggi frekuensi sinyal yang diberikan maka periodenya semakin kecil.
Begitu pula sebaliknya, jika semakin rendah frekuensi nyam aka periode akan
semakin tinggi.

2) Pada saat tegangan DC diukur dengan menggunakan multimeter, kita tidak bisa
menukar probe merah dan hitam, probe merah untuk (+) dan probe hitam untuk (-
). Tapi, ketika kita mengukur tegangan AC, kita bisa menukar probe merah dan
probe hitam.Ketika kita mengukur resistansi, kita dapat menukar probe merah dan
probe hitam. Artinya terbukti bahwa Direct Current (DC) merupakan arus listrik
yang mengalir dari kutub negatif ke positif, dan hanya terjadi dalam searah saja
sedangkan Alternating Current atau AC besar dan arahnya selalu berubah setiap
waktu.
3) Nilai resistansi berbanding lurus dengan Panjang jarak garis yang dibuat oleh
pensil, artinya semakin Panjang garis maka semakin tinggi pula nilai resistansi nya
begitu pula sebaliknya. Hal ini dipengaruhi oleh bahan baku pensil yang terbuat
𝐿
dari bahan karbon. Hal ini membuktikan bahwa 𝑅 = 𝜌 𝐴

4) Saat Tegangan ditingkatkan maka arus akan meningkat. Tapi,jika meningkatkan


resistansi ditingkatkan, maka arus akan berkurang. Hal ini membuktikan
persamaan ohm mengenai Hubungan antara tegangan, arus, dan hambatan
dijelaskan oleh hukum Ohm
𝑣
𝑖 =
𝑟
yang menyatakan bahwa arus, i yang mengalir melalui sebuah rangkaian
berbanding lurus dengan tegangan, v, dan berbanding terbalik dengan hambatan.
5) Pada komponen aktif yang memiliki polaritas, Saat menghubungkan lampu yang
tidak memiliki polar, dengan kondisi power supply terbalik lampu akan tetap
menyala karena termasuk Komponen Non Polar, Sedangkan pada lampu LED,
ketika polaritas terbalik, maka LED tidak akan menyala karena merupakan suatu
Komponen Polar.

6) komponen Polar hanya bias digunakan untuk rangkaian DC, sedangkan Non-Polar
digunakan pada rangkaian AC maupun DC.

Anda mungkin juga menyukai