SCIE6069037 – PHYSICS I
Oleh Kelompok 4
Kelas : APDA
LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
2023
Bab 2 – Introduction to Electrical Instrument and Concept
Nama Asisten : Jason Satria Mudali
1. Resistance of a resistor, Capacitance of a capacitor, and Inductance of an Inductor
Jawab :
a) Resistansi Resistor:
Resistansi (resistance) merupakan sifat inherent dari sebuah resistor yang menghambat
aliran arus listrik melaluinya. Komponen elektronik yang berfungsi sebagai penghambat arus
listrik ini adalah Resistor. Resistor dalam suatu rangkaian elektronika dapat berfungsi untuk
menghambat atau mengurangi aliran arus listrik dan sekaligus juga bertindak untuk
menurunkan level tegangan listrik di dalam rangkaian.Resistor memiliki peran penting dalam
sirkuit elektronik untuk mengendalikan aliran arus. Ketika tegangan diterapkan pada resistor,
arus listrik mengalir melalui resistor tersebut Pada dasarnya, setiap bahan penghantar atau
konduktor memiliki sifat yang menghambat arus listrik, besaran hambatan listrik pada suatu
penghantar atau konduktor dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
• Jenis bahan – contohnya Tembaga memiliki nilai resistansi yang lebih rendah
dibandingkan dengan baja.
• Suhu – Nilai resistansi akan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu pada
penghantar.
• Panjang penghantar – Semakin panjang suatu penghantar, semakin tinggi pula nilai
resistansinya.
• Luas penampang – Semakin kecil diameter suatu penghantar, semakin tinggi pula nilai
resistansinya.
Hubungan antara Resistansi (Resistance) atau Hambatan Listrik dengan Tegangan
(Voltage) dan Arus Listrik (Current) dapat dijelaskan dengan Hukum Ohm. Berikut persamaan
hukum Ohm :
𝑉 𝑉
𝑉 = 𝐼 × 𝑅 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑅 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐼 =
𝐼 𝑅
Dimana :
V = Tegangan Listrik (Voltage), diukur dalam satuan Volt
I = Arus Listrik (Current), diukur dalam satuan Ampere
R = Hambatan Listrik atau Resistansi (Resistance), diukur dalam satuan Ohm
Hukum Ohm menyatakan bahwa arus (I) yang mengalir melalui sebuah resistor
berbanding lurus dengan tegangan (V) yang diterapkan dan berbanding terbalik dengan
resistansi (R) resistor tersebut,
Dari persamaan tersebut, dapat dijelaskan bahwa setiap 1 Ampere arus listrik yang
mengalir melewati sebuah komponen dengan beda potensial atau tegangan sebesar 1 Volt,
maka resistansi atau hambatan listrik pada komponen tersebut adalah 1 Ohm.
Jika suatu rangkaian yang diberikan tegangan 24V dan membutuhkan arus listrik
sebesar 0,5A maka hambatan yang diperlukan adalah 48 Ohm.
𝑉 24
𝑅 = =
𝐼 0,5
𝑅 = 48 𝑂ℎ𝑚
b) Kapasitansi Kapasitor:
Kapasitansi adalah sifat alami yang dimiliki oleh kapasitor untuk menunjukkan
kemampuannya dalam menyimpan muatan listrik. Kapasitansi didefinisikan sebagai rasio
antara besarnya muatan salah satu konduktor dan besarnya perbedaan potensial di antara
mereka. Kapasitansi perangkat tergantung antara lain pada susunan geometris konduktor.
Kapasitansi selalu merupakan besaran positif dan karena perbedaan potensial
meningkat seiring dengan peningkatan muatan yang disimpan, rasio Q / V konstan untuk
kapasitor yang diberikan. Akibatnya kapasitansi perangkat adalah ukuran kemampuannya
untuk menyimpan muatan dan energi potensial listrik. Kapasitansi memiliki satuan SI coulomb
per volt. Satuan SI untuk kapasitansi adalah farad (F).
Faktor-faktor yang memengaruhi kapasitansi antara lain:
• luas permukaan elektroda,
• jarak di antara elektroda, dan
• jenis bahan isolator yang digunakan.
Ketika tegangan diterapkan pada kapasitor, muatan listrik mulai mengalir menuju
elektroda-elektroda kapasitor melalui sirkuit, dan kapasitor pun mulai mengumpulkan energi
dalam bentuk medan listrik. Kapasitor memiliki peran penting dalam dunia sirkuit elektronik,
berfungsi sebagai penyimpan energi sementara, penghalang arus searah, dan komponen penting
dalam rangkaian filter.
Rumus untuk menghitung kapasitansi kapasitor adalah
𝑄
𝐶 = , dimana : C = merupakan kapasitansi,
𝑉
Q = muatan listrik yang disimpan di kapasitor
V = tegangan yang diterapkan pada kapasitor.
Sebagai contoh, jika sebuah kapasitor memiliki kapasitansi sebesar 50 mikrofarad (μF)
dan tegangan yang diterapkan adalah 10 volt, maka muatan listrik yang disimpan di kapasitor
tersebut akan mencapai 500 mikrokolomb (μC).
c) Induktansi Induktor:
Induktansi adalah sifat fisik yang dimiliki oleh induktor dalam sirkuit elektronik yang
menentukan sejauh mana induktor dapat mempengaruhi aliran arus listrik. Induktansi
didefinisikan sebagai kemampuan sebuah induktor untuk menghasilkan medan magnet dan
meminduksi tegangan listrik pada dirinya sendiri ketika arus berubah dalam sirkuitnya.
Induktor berperan dalam menyimpan energi dalam bentuk medan magnetik yang terbentuk
ketika arus listrik berubah dalam lilitan-lilitan induktor. Ketika arus listrik berubah, medan
magnetik yang dihasil Nilai Induktansi sebuah Induktor (Coil) tergantung pada 4 faktor,
diantaranya adalah :
• Jumlah Lilitan, semakin banyak lilitannya semakin tinggi Induktasinya
• Diameter Induktor, Semakin besar diameternya semakin tinggi pula induktansinya
• Permeabilitas Inti, yaitu bahan Inti yang digunakan seperti Udara, Besi ataupun Ferit.
• Ukuran Panjang Induktor, semakin pendek inductor (Koil) tersebut semakin tinggi
induktansinya.
2. Resistor, Capacitor, and Inductor
1) Resistor
Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau
hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam
suatu rangkaian Elektronika.Hal ini supaya arus tegangan listrik yang mengalir pada
rangkaian jumlahnya dapat disesuaikan dengan kapasitas dari alat tersebut. Fungsi-
fungsi Resistor di dalam Rangkaian Elektronika diantaranya adalah sebagai berikut :
• Sebagai Pembatas Arus listrik
• Sebagai Pengatur Arus listrik
• Sebagai Pembagi Tegangan listrik
• Sebagai Penurun Tegangan listrik
Berikut merupakan Jenis dan symbol dari Resistor yang umum digunakan.
Untuk menghitung besar hambatan dalam suatu resistor dapat menggunakan rumus :
𝑉
𝑅=
𝐼
Dimana 𝑅 = 𝑇𝑎ℎ𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑂ℎ𝑚
𝑉 = 𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼 = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
2) Kapasitor
Kapasitor (Capacitor) atau disebut juga dengan Kondensator
(Condensator) adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat menyimpan muatan
listrik dalam waktu sementara dengan satuan kapasitansinya adalah Farad. Cara
kerja kapasitor yakni perlu mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari
sebuah muatan listrik. Ketika kapasitor dihubungkan pada sumber tegangan, maka
yang terjadi kemudian adalah kepingannya akan berisi elektron. Bila dari kedua
kepingin kapasitor berisi elektron, maka kedua plat tersebut akan mengandung
muatan listrik. Selanjutnya, muatan listrik ini akan terus tersimpan didalam
kondensator dalam jangka waktu tertentu. Dibawah ini merupakan gambar dan
symbol dari kapasitor yang umum digunakan
A. Arus Listrik DC
Direct Current (DC) atau arus listrik searah,
merupakan arus listrik yang mengalir dari kutub negatif ke
positif, dan hanya terjadi dalam searah saja. Aliran-aliran
tersebut, akan menyebabkan adanya lubang dengan muatan
positif yang terlihat menuju ke kutub negatif.
Sumber tegangan arus listrik DC digolongkan
menjadi tiga yaitu :
1. Sumber arus listrik primer, seperti baterai (elemen
Leclanche), elemen volta, elemen Daniel, dan lain-lain, yang apabila telah tercapai
keseimbangan potensial tidak dapat diisi potensial kembali karena terjadi perubahan
atau kerusakan satu atau beberapa komponen di dalamnya.
2. Sumber arus listrik sekunder, seperti accumulator (aki), elemen alkaline (energizer),
dan lain-lain, yang apabila telah tercapai keseimbangan potensial dapat diisi potensial
kembali dengan cara disetrum listrik.
3. Sumber arus listrik mekanis, seperti generator, dinamo, dan stop kontak dari PLN
B. Arus Listrik AC
Alternating Current atau AC dapat disebut juga
sebagai arus listrik bolak-balik. Arus ini biasanya
dihasilkan oleh generator yang dapat menghasilkan
listrik, namun besar dan arahnya selalu berubah setiap
waktu. Arus bolak-balik ini akan membentuk sebuah
gelombang dengan frekuensi tertentu yang berbentuk
sinus. Sehingga banyak juga yang menyebutkan arus
listrik AC berbentuk gelombang sinus. Karena selalu
mengalir dua arah (bolak balik), adapun sumber tegangan dari arus listrik AC antara lain
arus listrik dari PLN, genset, dinamo, dan turbin angin. Contoh pemanfaatan arus bertipe
AC berkaitan erat dengan listrik yang dihasilkan PLN. Karena pada dasarnya PLN
memproduksi arus listrik AC yang menjadi sumber daya pada perangkat elektronik saat ini.
Sementara perangkat elektronik yang menggunakan arus AC seperti mesin cuci, lampu,
kompor listrik, pompa listrik, pendingin ruangan dan sebagainya. Namun, ada sebagian
barang yang menggunakan arus listrik DC tapi dengan mengkonsumsi arus AC di
dalamnya.
A. Komponen Aktif
• Kapasitor Polar adalah kapasitor yang kedua kutubnya mempunyai polaritas positif dan
negatif, biasanya kapasitor Polar bahan dielektriknya terbuat dari elketrolit dan
biasanya kapasitor ini mempnyai nilai kapasitansi yang besar dibandingkan dengan
kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik kertas atau mika atau keramik
• Kapasitor Non Polar adalah kapasitor yang yang pada kutubnya tidak mempunyai
polaritas artinya pada kutup kutupnya dapat dipakai secara berbalik. biasanya kapasitor
ini mempunyai nilai kapasitansi yang kecil dan bahan dielektriknya terbuat dari
keramik, mika dll.
6. Open and Close Circuit
A. Rangkaian Terbuka
Rangkaian terbuka merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan bahwa
rangkaian tersebut tidak terhubung (terbuka). Sehingga pada
rangkaian tersebut tidak mengalirkan aliran listrik. Rangkaian
terbuka menggunakan listrik AC (arus bolak-balik karena
rangkaian terbuka menggunakan arus listrik yang bergerak.
Pada rangkaian disamping merupakan contoh rangkaian
terbuka. Terlihat bahwa pada rangkaian tersebut tidak
mengalirkan arus listrik sehingga lampu tidak bisa menyala.
B. Rangkaian Tertutup
Konsep rangkaian terbuka dan tertutup ini menjadi landasan dalam menciptakan
berbagai macam peralatan elektronik seperti saklar dan relay. alat yang digunakan
untuk mematikan dan menghidupkan lampu. Jadi saklar ini mempunyai dua posisi yaitu
terbuka dan tertutup. Ketika saklar berada di posisi ini (tertutup) maka saklar akan
mengalirkan arus listrik sehingga membuat beban (lampu) menyala. Sedangkan Ketika
saklar berada pada posisi ini maka saklar tidak akan mengalirkan arus. Hal tersebut
menyebabkan lampu tidak menyala.
7. Explain the function of Multimeter
Jawab :
Multimeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur berbagai parameter listrik
dan elektronik. Fungsi utama dari multimeter adalah untuk mengukur tegangan listrik, arus
listrik, dan hambatan listrik.
Berikut adalah beberapa fungsi utama dari multimeter:
• Mengukur Tegangan: Multimeter dapat digunakan untuk mengukur tegangan listrik
dalam rangkaian. Hal ini berguna untuk memeriksa apakah ada tegangan yang hadir
atau untuk mengukur tegangan di berbagai titik dalam suatu rangkaian.
• Mengukur Arus: Multimeter juga dapat digunakan untuk mengukur arus listrik yang
mengalir melalui suatu rangkaian. Ini membantu dalam menentukan apakah arus yang
tepat mengalir melalui komponen atau kabel.
• Mengukur Hambatan: Multimeter digunakan untuk mengukur hambatan listrik. Ini
berguna dalam menguji kekonsistensian resistor atau untuk menentukan nilai resistansi
suatu komponen.
• Mengukur Kapasitansi: Beberapa multimeter dapat digunakan untuk mengukur
kapasitansi kapasitor. Ini berguna dalam memeriksa nilai kapasitansi kapasitor atau
dalam menguji komponen elektronik yang melibatkan kapasitor.
• Mendeteksi Kabel Terputus atau Korsleting: Multimeter dapat digunakan untuk
mendeteksi apakah ada kabel yang terputus atau terjadi korsleting dalam suatu
rangkaian. Ini membantu dalam menemukan masalah atau gangguan pada kabel atau
rangkaian listrik.
• Mengukur Frekuensi: Beberapa multimeter memiliki kemampuan untuk mengukur
frekuensi sinyal listrik atau elektronik. Ini berguna dalam pengujian sinyal AC atau
dalam pengujian komponen elektronik yang melibatkan frekuensi.
8. Multimeter measuring concept
Dari percobaan bab 2 yang telah dilakukan kami dapat mengambil kesimpulan
antara lain :
1) Hubungan antara frekuensi dan periode adalah berbanding terbalik, dimana
semakin tinggi frekuensi sinyal yang diberikan maka periodenya semakin kecil.
Begitu pula sebaliknya, jika semakin rendah frekuensi nyam aka periode akan
semakin tinggi.
2) Pada saat tegangan DC diukur dengan menggunakan multimeter, kita tidak bisa
menukar probe merah dan hitam, probe merah untuk (+) dan probe hitam untuk (-
). Tapi, ketika kita mengukur tegangan AC, kita bisa menukar probe merah dan
probe hitam.Ketika kita mengukur resistansi, kita dapat menukar probe merah dan
probe hitam. Artinya terbukti bahwa Direct Current (DC) merupakan arus listrik
yang mengalir dari kutub negatif ke positif, dan hanya terjadi dalam searah saja
sedangkan Alternating Current atau AC besar dan arahnya selalu berubah setiap
waktu.
3) Nilai resistansi berbanding lurus dengan Panjang jarak garis yang dibuat oleh
pensil, artinya semakin Panjang garis maka semakin tinggi pula nilai resistansi nya
begitu pula sebaliknya. Hal ini dipengaruhi oleh bahan baku pensil yang terbuat
𝐿
dari bahan karbon. Hal ini membuktikan bahwa 𝑅 = 𝜌 𝐴
6) komponen Polar hanya bias digunakan untuk rangkaian DC, sedangkan Non-Polar
digunakan pada rangkaian AC maupun DC.