Anda di halaman 1dari 5

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) / NRP : 1114100089 (1-5)

Rangkaian Seri RLC Arus AC (E7)


Rizqi Ahmad Fauzan, Bayu Prasetya, Endarko
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
Indonesia
e-mail: bayu13@mhs.physics.its.ac.id
Abstract The experiment about Series RLC Circuit in
Alternating Current had been done. This experiment has several
goals. Those are to analyze the signal`s output from AC source
on the oscilloscope, to analyze the signals output from RC
series, RL series, and RLC series circuits; and to determine the
time constant on series RL circuit and series RC circuit. The
methods used in this experiment are by monitoring the
oscilloscope in order to analyze the signal`s output obtained
from RL, RC and RLC circuit. This experiment use the
frequencies variations, so the results which were obtained are in
the form of maximum V (voltage) and minimum V. The
variations of frequency is 10 Hz, 50 Hz, 100Hz, and 150 Hz. The
results from this experiment is the output signal from AC
source can be analyzed by oscilloscope, in the form of sinusoidal
wave and box wave. Also, the output of signal from RL series,
RC series, and RLC series is transiens symptom which form is
square and sinusoidal.
Keyword AC, oscillosope, RLC, time constant, transient
symptom.

I. PENDAHULUAN
enggunaan rangkaian yang menggunakan kapasitor,
induktor, dan kapasitor telah banyak sekali kita jumpai
pada berbagai macam peralatan elektronik. Secara
umum, rangkaian-rangkaian tersebut akan bekerja
menggunakan arus AC ataupun arus DC dan bisa juga
keduanya. Pada arus DC, nilai dari arusnya akan konstan
sepanjang waktu, sedangkan pada arus AC nilai dari arusnya
akan berubah seiring berjalannya waktu. Namun, efek dari
perubahan nilai arus pada rangkaian arus AC tidak dapat kita
ketahui indikasinya tanpa peralatan khusus. Keluaran dari
segala proses yang terjadi pada rangkaian AC akan
divisualisasikan oleh osiloskop. Setiap rangkaian yang
memuat kapasitor dan induktor akan mengalami gejala
transien yang juga dapat diamati nilai-nilai yang
mempengaruhinya menggunakan osiloskop. [1]
Arus DC (Direct Current) merupakan arus listrik yang
mengalir ke satu arah saja. Arus DC mengalir dari kutub
positif (potensial tinggi) ke kutub negatif (potensial rendah).
Arus DC memiliki nilai arus dan tegangan yang konstan.
Arus dan tegangan DC biasanya digunakan pada peralatan
elektronika. Tegangan DC dapat dihasilkan dari sumber
tertentu misalnya baterai, Accumulator (biasa disebut aki).
Arus AC (Alternating Curent) adalah arus listrik yang
mengalir bolak balik dimana arus dan tegangan yang besar
dan arahnya berubah-ubah terhadap waktu secara periodik.
Di Indonesia memiliki frekuensi sebesar 50 KHz sedangkan
tegangan maksimumnya sebesar 220 Volt serta tegangan
efektifnya sebesar 220
2 volt. [1] [2]

Secara umum ada tiga komponen utama pada suatu


rangkaian. Komponen-komponen tersebut antara lain resistor,
kapasitor, dan induktor. Kapasitor dan induktor merupakan
komponen pasif elektronika. Kedua komponen
ini
merupakan komponen penyimpan, dan keduanya dapat
disusun secara seri maupun paralel. [1]
Rangkaian RL dan rangkaian RC merupakan konfigurasi
rangkaian listrik dimana rangkaian hanya tersusun atas
sumber, resistor, dan induktor atau kapasitor. Rangkaianrangkaian tersebut juga dikenal sebagai rangkaian orde
pertama. Hal ini disebabkan karena tegangan dan arus yang
mereka miliki dideskripsikan oleh persamaan diferensial orde
pertama. Rangkaian RL adalah sebuah rangkaian yang terdiri
dari resistor atau hambatan dan induktor, yang terhubung
secara langsung terhadap sumber arus atau sumber tegangan.
Rangkaian RC adalah suatu rangkaian seri yang tersusun
oleh resistor atau penghambat / hambatan dan kapasitor yang
terhubung oleh suatu sumber arus atau sumber tegangan.
Disini kita memasukkan kapasitor sebagai sebuah elemen
rangkaian yang akan menghantarkan kita ke konsep arusarus yang berubah terhadap waktu. Jika sebuah hambatan
dimasukkan ke dalam rangkaian, maka pertambahan muatan
dari kapasitor per satuan waktu akan menuju nilai
kesetimbangannya.
Resistor adalah komponen pasif yang digunakan untuk
membatasi arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian.
Satuan resistor adalah ohm () dan kemampuan resistor
dalam membatasi atau menghambat arus dinamakan dengan
resistansi. Resistor bekerja dengan dialiri arus listrik yang
akan menyebabkan terjadinya disipasi daya berupa panas.
Semakin besar ukuran resistor menunjukkan semakin besar
kemampuan daya disipasinya. [3]
Kapasitor adalah perangkat elektronika yang berfungsi
menyimpan muatan listrik dan terdiri dari dua konduktor
yang dipisahkan oleh bahan penyekat (dielektrik) pada tiap
konduktor atau yang disebut keping. Kapasitor memiliki
sebutan lain yaitu kondensator yang merupakan komponen
listrik yang dibuat sedemikian rupa sehingga mampu
menyimpan muatan listrik. Banyaknya muatan yang
tersimpan dalam suatu kapasitor disebut dengan kapasitansi.
[3]

Pada arus AC, kapasitor berfungsi sebagai hambatan atau


penolakan untuk ketidakstabilan arus yang lewat, dan
penolakan ini disebut sebagai impedansi. Kapasitor yang
digunakan dalam prakteknya menggunakan beraneka ragam
geometri dan dielektrik untuk menyediakan jangkauan nilai
kapasitansi yang bervariasi, mulai dari beberapa pikofarad
sampai satu farad. Akan tetapi karena tidak sembarang
kapasitor dapat menyimpan tenaga yang banyak, maka aka

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) / NRP : 1114100089 (1-5)


nada suatu nilai tegangan maksimum yang mungkin terdapat
pada terminal-terminal kapasitor. Jika melebihi nilai
tegangan maksimum, maka akan menyebabkan kerusakan
permanen pada kapasitor. [3][4]
Induktor merupakan salah satu komponen pasif elektronika
yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang
ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Kemampuan
induktor dalam menyimpan energi dalam bentuk magnet
diidentifikasikan oleh induktansinya dalam satuan Henry.
Induktor terbuat dari sebuah kawat yang dibentuk menjadi
kumparan. Lilitan ilnilah yang akan membuat medan magnet
yang kuat di dalam kumparan dikarenakan hukum induksi
Faraday. Fungsi utama induktor dalam suatu rangkaian
adalah untuk melawan fluktuasi arus yang melewatinya. [2]
Gejala transien atau gejala peralihan adalah perubahan
nilai tegangan atau arus maupun keduanya dalam jangka
waktu yang sangat singkat (biasanya dalam mili ataupun
mikro sekon) dari kondisi steady state-nya. Perubahan yang
sangat cepat ini bagaimanapun juga tidak dapat terjadi secara
seketika karena proses transien dicapai melalui pertukaran
energi yang biasaya tersimpan dalam medan magnet dari
induktansi dan atau medan listrik dari kapasitansi. Perubahan
energi tidak dapat terjadi secara mendadak karena akan
menghasilkan daya yang tidak terbatas, yang tidak mungkin
terjadi dalam keadaan sesungguhnya.Pada rangkaian listrik,
transien merupakan suatu karakteristik respon alami
tegangan atau arus dari sistem yang terdiri dari komponen
resistif (R), induktif (L), dan kapasitif (C). Rangkaian listrik
dapat dikatakan berada dalam keadaan transien saat variabelvariabelnya berubah tidak secara periodik. Penyebab dari
gejala transien ini antara lain bisa dari lingkungan atau faktor
eksternal seperti petir, dan juga dapat disebabkan karena
faktor internal pada sistem itu sendiri, misalnya pensaklaran
yang mengubah parameter pada rangkaian. [1][2]
Transien sudah lama dikenal dalam istilah kelistrikan
sebagai suatu kejadian yang sebenarnya tidak diinginkan dan
bersifat sangat cepat. Gejala transien tidak diinginkan
sepenuhnya apabila transien meningkatkan nilai dari teganan
dan arus pada sebagian atau seluruh sistem daya. Semua ini
dapat menghasilkan distorsi peralatan, kenaikan suhu, dan
atau kehancuran ataupun kerusakan dari seluruh sistem.
Namun, gejala transien juga ada yang diinginkan yaitu pada
keadaan transien yang bisa dikontrol dan diperlukan pada
alat elektronik dengan prinsip pensaklaran. Selain itu, gejala
transien ini juga merupakan suatu kejadian yang alami
sehingga tidak dapat dicegah. [3]
Tetapan waktu yang ada pada suatu rangkaian listrik
adalah waktu yang dibutuhkan respon untuk meluruh menjadi
faktor 1/e atau 36,8 persen dari nilai awalnya. Tetapan waktu
adalah sebuah parameter penting pada rangkaian orde
pertama, karena menyebutkan beberapa karakteristiknya
menjadi lebih muda. Pertama, merupakan sebuah hal yang
harus diperhatikan untuk memikirkan waktu setelah
pensaklaran dalam bentuk integral lipat tiga dari r. Maka saat
jangka waktu satu tetapan waktu setelah induktor mulai
melepas energi yang disimpannya ke resistor, nilai arus telah
berkurang hingga ke
, atau kira-kira 0.37 dari nilai
awalnya.[2]

Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat


memetakan sinyal listrik. Kegunaan dari osiloskop adalah
mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap
waktu, mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi, mengecek
jalannya suatu sinyal pada rangkaian listrik, membedakan
arus AC dan arus DC. Osiloskop terdiri dari dua bagian
utama yaitu display dan panel control. Pada layar terdapat
garis-garis melintang vertical dan garis horizontal yang
disebut dengan div. Pada garis arah horizontal, ditunjukkan
waktu dan garis vertical menunjukkan sumber tegangannya.
Posisi dari pengamatan bentuk gelombang yang ditampilkan
pada osiloskop pun dapat diatur menggunakan kenop
Horizontal dan Vertical yang terdapat pada panel control.
Apabila masih terlihat tampilan gelombang yang fuzzy pada
layar, dapat dinetralkan menggunakan attenuator yang ada
pada signal generator.[2]
Sinyal Generator adalah alat pembangkit sinyal, dimana
sinyal yang dihasilkannya dapat berupa sinyal berbentuk
sinusoidal, segitiga, ataupun persegi yang dapat diatur
frekuensinya. Hal ini disesuaikan dengan sinyal masukan
(input) yang harus diberikan pada rangkaian. Signal
Generator menggambarkan tegangan puncak ke puncak pada
osiloskop.
Pada beberapa jenis, alat ini memiliki
display/peraga digital yang berupa seven segment untuk
menampilkan besar frekuensi yang digunakan sehingga dapat
diatur sesuai dengan yang dibutuhkan. Faktor pengali juga
dapat disesuaikan, lalu putar tombol frekuensi dan amplitudo
untuk mendapatkan nilai yang diinginkan. [4]
II. METODOLOGI
A. Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum Rangkaian Seri
RLC Arus AC ini antara lain generator AC, osiloskop, kabel
buaya, project board, resistor 120 , kapasitor 47 F, dan
induktor 1 H. Kegunaan dari alat-alat ini antara lain
generator AC sebagai pembangkit daya dari sumber AC,
osiloskop berfungsi untuk mengamati dan memvisualisasikan
sinyal keluaran yang terdapat pada rangkaian, kabel buaya
untuk menghubungkan kapasitor, resistor, dan komponen
lainnya pada rangkaian agar arus listrik dapat mengalir;
project board digunakan sebagai media untuk membuat
rangkaian, resistor digunakan untuk memberikan hambatan
pada rangkaian, kapasitor untuk menyimpan muatan
rangkaian dalam bentuk medan listrik, sedangkan induktor
memiliki fungsi yaitu untuk menyimpan energi dalam bentuk
medan magnet.
B. Metodologi Percobaan
Pada percobaan ini, terdapat tiga skema alat. Berikut
ini merupakan skema alat yang digunakan:

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) / NRP : 1114100089 (1-5)

sinyal masukannya v1 sebesar 10 Hz dengan amplitudo 5


Volt. Kemudian, sinyal masukan dihubungkan ke channel 1
osiloskop dan untuk sinyal keluaran, dihubungkan pada
channel 2. Besar Vmax dan Vmin pada masing-masing sinyal
yaitu sinyal masuk dan sinyal keluar diukur. Tetapan waktu
sinyal keluaran dihitung pula, dan dibuat satu tampilan sinyal
masukan dan keluaran pada osiloskop. Cara kerja diatas
diulangi pada rangkaian RL, RC, RLC, CR, RL, RCC, CCR,
RLL, RLL kemudian diulangi dengan variasi frekuensi lain
yaitu 50 Hz, 100 Hz, dan 150 Hz.
Agar lebih mudah dan ringkas dalam membaca langkahlangkah kerja dari praktikum ini, maka dibuatlah flowchart
seperti yang tampak pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.1. Rangkaian RL Seri

Dicatat hasilnya
Diukur Vmax dan Vmin
Rangkaian dihubungkan dengan osiloskop dan generator AC

StartStart

Disiapkan alat dan bahan


Gambar 2.2. Rangkaian RC Seri

Alat dan bahan dirangkai seperti gambar 2.1, 2.2, dan 2.3

Tidak
Finish

GAMBAR 2.4. FLOWCHART PERCOBAAN RANGKAIAN RLC ARUS AC

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Data
Pada percobaan ini, digunakan induktor , kapasitor, dan
resistor.
Untuk
yaitu induktor
Apakah
ada nilainya
penggulangan
/ variasi?sebesar 1 H, kapasitor
sebesar 47 F , dan resistor sebesar 120 .
Gambar 2.3. Rangkaian RLC Seri

Praktikum
dipersiapkan
seperti yang
dihubungkan

ini dilakukan dengan alat dan bahan yang


terlebih dahulu. Lalu, komponen dirangkai
terlihat pada gambar rangkaian 1. Rangkaian
dengan sinyal generator dan diatur frekuensi

Tabel 3.1 Tabel Tegangan Maksimum


f(Hz)

RC

CR

R2C

2CR

RL

LR

R2L

2LR

RLC

10

3.240

3.040

2.240

2.200

1.000

1.000

1.080

1.120

3.240

50

1.400

1.520

1.120

0.960

1.000

1.000

1.040

1.000

1.480

Ya

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) / NRP : 1114100089 (1-5)


100

1.160

1.160

1.040

1.040

1.000

5.080

1.160

1.080

1.160

150

1.080

1.080

0.960

0.960

1.000

1.640

3.040

3.240

1.120

Tabel 3.2 Tabel Tegangan Minimum


f(Hz)

RC

CR

2CR

RL

LR

R2L

2LR

10

-3.360

-3.360

-2.320 -2.360

R2C

1.040

1.160

-1.120

-1.120

-3.48

RLC

50

-1.600

-1.520

-1.280 -1.520

-1.040

1.040

-2.520

-1.200

-1.640

100

-1.280

-1.280

-1.080 -1.120

-1.080

5.120

-1.080

-1.240

-1.360

150

-1.200

-1.200

-1.080 -1.080

-1.040

1.360

-1.240

-1.240

-2.720

B. Data Hasil Pengamatan Bentuk Sinyal pada


Osiloskop
Pada percobaan ini, ditampilkan sebagian dari gambar
sinyal keluaran yang teramati pada osiloskop:

Gambar 3.3. RL 50 Hz

Gambar 3.1. RCC 10 Hz

Gambar 3.4. RCC 100 Hz

Gambar 3.2. RL 10 Hz
Gambar 3.5. RC 150 Hz

C. Pembahasan
Percobaan E7 yang berjudul Rangkaian Seri RLC Arus
AC ini memiliki beberapa tujuan. Tujuan-tujuan tersebut
yaitu untuk menganalisa sinyal keluaran dari sumber AC
pada osiloskop, menganalisa sinyal keluaran pada rangkaian
RC seri, RL seri, dan RLC seri; dan menentukan nilai tetapan
waktu pada rangkaian RL seri dan RC seri. Frekuensi yang
digunakan yaitu 10 Hz, 50Hz, 100Hz, dan 150Hz. Besarnya

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) / NRP : 1114100089 (1-5)


kapasitor, induktor, dan resistor masing masing digunakan 47
F, 1 H, dan 120 . Data tegangan maksimum dapat dilihat
pada tabel 3.1 dan tegangan minimum pada tabel 3.2.
Dari percobaan yang telah dilakukan, didapat data
sinyal keluaran yang ditampilkan pada osiloskop, dimana
bisa dilihat pada gambar 3.1. 3.2, 3.3, 3.4, dan 3.5. Gambargambar tersebut adalah sebagian dari keseluruhan data yang
diperoleh (data lengkap dapat dilihat pada lampiran). Dari
gambar yang disajikan, dapat dibandingkan bentuk sinyal
keluaran dari rangkaian RL dan RC. Pada rangkaian RC,
sinyal yang dihasilkan berupa gelombang yang mendekati
bentuk gelombang sinusoidal, sedangkan rangkaian RL,
sinyal yang dihasilkan dari rangkaian tersebut berupa
gelombang kotak.
Perbedaan yang dapat dilihat secara jelas antara
frekuensi 10 Hz, 50 Hz, 100 Hz, dan 150 Hz yaitu pada
bentuk gelombangnya. Semakin tinggi nilai frekuensi yang
digunakan, maka gelombang yang dihasilkan pada tampilan
layar osiloskop semakin rapat dan amplitudonya semakin
kecil. Dari keseluruhan data yang ada pada tabel 3.1 dan 3.2,
dapat pula dianalisa bahwa nilai Vmax tertinggi didominasi
oleh rangkaian yang memiliki kombinasi R dan C padanya,
sedangkan nilai Vmax terendah didapat dengan rangkaian
yang memiliki kombinasi R dan L. Namun, hal sebaliknya
terjadi untuk kasus rangkaian yang memiliki nilai Vmin
dimana nilai Vmin terendah dimiliki oleh rangkaian yang
memiliki kombinasi R dan C sedangkan Vmin tertinggi
dimiliki rangkaian yang mempunyai kombinasi R dan L.

5
IV. KESIMPULAN

Pada percobaan ini, diperoleh dua kesimpulan yaitu


sinyal keluaran yang muncul pada layar osiloskop dengan
rangkaian yang menggunakan arus AC (Alternating Current)
dapat berupa sinyal kotak-kotak dan sinyal sinusoidal. Lalu,
sinyal keluaran dari rangkaian seri RL, RC, dan RLC
memiliki garis lonjakan pada bagian puncak dan lembahnya
yang merupakan gejala transien dan sinyal ini berbentuk
kotak dan sinusoidal.
UCAPAN TERIMA KASIH
Saya, Rizqi Ahmad Fauzan mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Endarko selaku dosen Elektronika Dasar II
saya, dan Mas Bayu Prasetya sebagai asisten laboratorium
yang telah membimbing dalam pelaksanaan praktikum.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada teman-teman
sekelompok praktikum yang baik secara langsung ataupun
tidak
langsung
telah
membantu
dalam
proses
terselesaikannya laporan ini.
.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]

Riedel, Susan A. dan James W. Nilsson. 2008. Electric Circuits: Eighth


Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Sadiku, Matthew N.O. dan Charles K. Alexander. 2009. Fundamentals of
electric Circuits: Fourth Edition. New York: McGraw-Hill.
Riedel, Susan A. dan James W. Nilsson. 2011. Electric Circuits: Ninth
Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Boylestad. 2002. Introductory Circuit Analysis: Tenth Edition. New
Jersey: Prentice.

Anda mungkin juga menyukai