Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/357267319

(Transient Symptoms in the RL, RC and RLC Series) Gejala Transien Pada
Rangkaian RL, RC dan RLC Seri

Experiment Findings · December 2021

CITATIONS READS

0 2,474

1 author:

Fernando Yuliantono
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
21 PUBLICATIONS 1 CITATION

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Fernando Yuliantono on 23 December 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA-GEJALA TRANSIEN PADA RANGKAIAN RL, RC DAN RLC SERI (E3)
/5001201011

Gejala Transien Pada Rangkaian RL, RC dan RLC


Seri (E3)
Fernando Dwi Yuliantono, Yessy Dwita Rachma, Suyatno
Departemen Fisika, Fakultas Sains, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
email: fernandoyuliantono@gmail.com

Abstrak— Praktikum kali ini berjudul gejala transien pada menemukan peristiwa-peristiwa yang berhubungan erat
rangkaian RL, RC dan RLC seri yang memiliki tujuan untuk dengan masalah elektronika, begitupun dengan
memahami gejala dan konsep transien pada rangkaian RL, pengaplikasian perangkat-perangkat elektronika sederhana
RC, dan RLC seri, serta menganalisa sinyal keluaran pada
yang ada di rumah. Adapun alat elektronika yang sering kita
rangkaian RL, RC, dan RLC seri. Prinsip yang digunakan
jumpai adalah resistor, kapasitor, induktor, baterai, dan
pada percobaan ini adalah hukum ohm, arus bolak-balik, dan
lain-lain. pada rangkaian resistor dan kapasitor jika
gejala transien yaitu gejala yang terjadi setelah sambungan
listrik diputus atau pada saat pengosongan komponen. Alat dihubungkan dengan sumber tegangan AC akan berfungsi
dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini sebagai konverter fase antara tegangan dan arus, dapat juga
diantaranya: generator AC, resistor 220Ω, induktor 100μH, sebagai filtrasi sinyal yang masuk dengan menahan sinyal
kapasitor 10μF, project board, kabel jumper, dan osiloskop. frekuensi tertentu dan meneruskan sinyal lainnya. sedangkan
Praktikum kali ini dilakukan dengan langkah kerja sebagai pada rangkaian listrik yang memiliki komponen resistor dan
berikut: alat dan bahan disiapkan lalu dirangkai seperti skema induktor dapat berfungsi juga sebagai konverter fase, adapun
rangkaian, generator AC dinyalakan, sinyal keluaran yang
kegunaan rangkaian Rl ini dalam kehidupan sehari- hari
dikeluarkan dari osiloskop diamati, sinyal keluaran yang
adalah sebagai integrator, pembeda, High Frequency Pass
dihasilkan pada layar osiloskop disimpan, dan langkah diatas
Filter (HPF) dan sebagai Low Frequency Pass Filter (Low
diulangi dengan skema percobaan yang lain dengan keadaan
Pass Filter). rangkaian lainnya seperti RLC atau rangkaian
frekuensi yang berbeda pula. Pada rangkaian percobaan ini
menggunakan variasi frekuensi 25 Hz, 50 Hz, dan 75Hz yang yang terdiri dari resistor, induktor dan kapasitor dapat
menghasilkan besar nilai reaktansi induktif secara berurutan digunakan untuk menyalakan TV, menerima gelombang
yaitu 0,0157Ω, 0,0314Ω dan 0,0471Ω. Pada Reaktansi kapasitif radio, sebagai pe,besar tegangan, dan pemrosesan sinyal
secara berurutan adalah 637Ω, 318Ω dan 212Ω. Pada beda pada komunikasi. [3]
fasenya secara berurutan yaitu −16,1 °,−55,3°dan −43,9°.
Adapun faktor error yang dapat menyebabkan perbedaan Arus AC (Alternating Current) atau disebut arus bolak-
antara nilai teori dengan praktik adalah kurangnya ketelitian balik adalah arus listrik yang besar dan arahnya selalu
pada alat yang digunakan, kurangnya pemahaman konsep dan
berubah-ubah atau bolak-balik. arus AC akan membentuk
kurang telitinya dalam mengelola data.
gelombang dengan frekuensi tertentu yang ebbrbntuk
gellombang sinusoidal. Sedangkan arus DC (Direct Current)
Kata Kunci— Arus Listrik, Gejala Transien, Resistor,
Kapasitor, Induktor adalah arus listrik yang mengalir searah sesuai dengan
namanya. Pada awalnya arus ini dianggap mengalir dari
PENDAHULUAN kutub positif ke kutub negatif, kenyataannya adalah kutub
negatif ke kutub positif. [2]
D alam kehidupan sehari-hari, kita banyak sekali
Resistansi atau hambatan merupakan sebuah kemampuan
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA-GEJALA TRANSIEN PADA RANGKAIAN RL, RC DAN RLC SERI (E3)
/5001201011

untuk menghambat arus listrik, resistansi ini biasanya yang mengalir pada tiap komponen adalah sama dan besar
terbuat dari unsur logam yang elektronnya dapat bergerak total tegangannya adalah jumlah dari tiap titik cabang
bebas. Besar nilai dari resistansi dapat dipengaruhi oleh komponen. Pada rangkaian RLC terdiri dari resistor,
panjang penghantar, jenis penghantar, luas penampang induktor dan kapasitor. Sifat dari rangkaian ini bergantung
penghantar, dan suhu. Secara matematis persamaan rumus pada besar hambatan yang dihasilkan oleh induktor dan
untuk mencari nilai resistansi (R) adalah sebagai berikut: kapasitor.[1]
ρ. 𝐿
R= 𝐴
(1.1)
Gejala transien atau gejala peralihan merupakan perubahan
Dengan keterangan tambahan bahwa R adalah nilai
nilai tegangan atau arus dalam jangka waktu tertentu.
resistansi, ρ adalah resistivitas benda, L adalah panjang
Penyebabnya adalah terjadi short circuit, faktor internal
penghantar dan A adalah luas penampang penghantar. [7]
seperti pensaklaran, dan ada juga faktor eksternal yaitu petir.
Gejala transien ini dapat terjadi pada rangkaian yang
Kapasitansi atau kapasitans adalah jumlah muatan listrik
mengandung komponen yang menyimpan sebuah energi
yang disimpan untuk sebuah potensi listrik. Bentuk umum
seperti induktor dan kapasitor, gejala ini timbul karena
dari kapasitansi dapat kita jumpai dalam kehidupan
energi yang diterima oleh komponen induktor dan kapasitor
sehari-hari dari piranti atau media penyimpanan muatan
tidak dapat berubah seketika. adapun arus yang mengalir
seperti sebuah kapasitor dua pelat, lempeng atau keping.
pada rangkaian yang terjadi gejala transien dapat dituliskan
Kapasitansi juga dapat didefinisikan sebagai efek listrik
secara matematis seperti berikut:
yang menentang sebuah tegangan. Secara umum nilai
−𝑅(𝑡)
kapasitansi dapat dihitung melalui persamaan berikut : I(t) = A. e
𝐿
(1.4)
𝑞 𝐴
𝑐= 𝑣
=ɛ. 𝑑
(1.2) Dengan keterangan bahwa I(t) adalah arus yang ada pada
Dimana c adalah kapasitansi, ɛ adalah permeabilitas bahan rangkaian yang terkena gejala transien, A adalah konstanta,
dielektrik, A adalah luas permukaan kapasitor, dan d adalah R adalah hambatan, dan L adalah induktivitansi. [5]
jarak antara bahan.[4]
Osiloskop merupakan sebuah alat ukur yang berfungsi
Induktansi merupakan elemen rangkaian listrik berupa menunjukan bentuk sinyal listrik berupa grafik dari tegangan
induktor (induktansi) mempunyai sifat menghambat arus terhadap waktu yang tertampil pada layar. Dapat
listrik yang mengalir serta menunda timbulnya arus terhadap memperlihatkan gambar secara 2 dimensi dengan sumbu X
tegangan. Jika, tidak terhubung dengan sumber maka pada sebagai waktu dan sumbu Y sebagai tegangan. Alat ini dapat
rangkaian DC tidak akan berfungsi, sedangkan pada terbagi menjadi dua jenis yaitu osiloskop digital dan analog,
rangkaian AC akan tetap berfungsi. yang pada masing masing jenisnya memiliki kekurangan dan
𝐿=
𝑁ϕ 𝐵
=
𝑁ϕ
(1.3) kelebihan tersendiri. fungsi lain alat ini adalah untuk
𝑑𝑡 𝐼
mengetahui gangguan pada rangkaian listrik, frekuensi
Dimana L adalah induktansi (henry) , N adalah jumlah
sinyal yang berisolasi, dan dapat membedakan arus AC dan
lilitan, ϕ merupakan fluks magnetik, B adalah induksi
DC.[6]
magnet dan I adalah arus. [3]

I. METODE PENELITIAN
Rangkaian yang biasa digunakan dalam dunia elektronika
adalah RL, RC dan RLC. Pada rangkaian RC terdiri dari A. Alat dan fungsi
resistor dan kapasitor. JIka dihubungkan dengan sumber Dalam percobaan gejala transien pada rangkaian RL, RC
tegangan dan mengalir sebuah arus yang besar nilainya sama dan RLC seri ini alat yang digunakan adalah kabel jumper
di tiap elemen begitu pula dengan nilai tegangannya. Pada sebagai penghubung antar komponen pada rangkaian,
rangkaian RL terdiri dari komponen resistor dan induktor, project board sebagai tempat atau media komponen
jika dihubungkan dengan sumber tegangan maka tegangan dirangkai, induktor sebagai menyimpan energi pada medan
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA-GEJALA TRANSIEN PADA RANGKAIAN RL, RC DAN RLC SERI (E3)
/5001201011

magnet, resistor sebagai penghambat arus listrik, kapasitor E. Persamaan yang digunakan
sebagai penyimpan muatan atau energi listrik, generator AC Berikut ini persamaan untuk mencari reaktansi induktif :
berfungsi sebagai sumber tegangan listrik, dan osiloskop 𝑋𝐿= 𝜔 . 𝐿 (2.1)
yang digunakan untuk memproyeksikan sinyal listrik atau 𝑋𝐿= 2𝜋f . 𝐿 (2.2)
frekuensi menjadi gambar grafik.
Berikut ini persamaan untuk mencari reaktansi kapasitif :
B. Skema Rangkaian 𝑋𝐶 =
1
(2.3)
ω.𝐶
Berikut ini merupakan skema dan gambar dari rangkaian 1
𝑋𝐶 = 2𝜋𝑓.𝐶
(2.4)
gejala transien pada rangkaian RL, RC dan RLC seri.
Sehingga dapat dicari impedansi (Z), menggunakan
persamaan berikut :
2 2
𝑍 = √𝑅 +(𝑋𝑙 − 𝑋𝐶) (2.5)
Beda fase pada RL, RC, dan RLC menggunakan
persamaan rumus berikut ini :
𝑋𝐿
𝑡𝑎𝑛 𝜃 = 𝑅
(2.6)
− 𝑋𝑐
𝑡𝑎𝑛 𝜃 = 𝑅
(2.7)
𝑋𝐿−𝑋𝐶
𝑡𝑎𝑛 𝜃 = 𝑅
(2.8)
Dengan besaran inductor 100 µH, kapasitor 10 µF, dan
resistor 220 Ω.

II. HASIL DAN DISKUSI


A. Analisa Data
Pada praktikum Gejala Transien pada Rangkaian RL, RC,
dan RLC Seri ini menggunakan variasi frekuensi percobaan
yaitu 25 Hz, 50 Hz, dan 75 Hz. Besar nilai yang digunakan
pada komponen induktor adalah 100µH, kapasitor 10µF, dan
resistor 220Ω.
C. Langkah Kerja
Berikut ini adalah langkah kerja yang dapat
B. Analisa Perhitungan
dilakukan dalam percobaan gejala transien pada rangkaian
Berikut ini adalah contoh perhitungan yang telah
RL, RC dan RLC seri yaitu yang pertama adalah disiapkan
didapatkan dari data sebelumnya. Dengan menerapkan
alat dan bahan, merangkai rangkaian sesuai skema,
persamaan sebelumnya didapatkan salah satu contoh
generator AC dinyalakan, sinyal keluaran yang dikeluarkan
perhitungan nilai impedansi (Z), 𝑋𝐿 , 𝑋𝐶) pada praktikum
dari osiloskop diamati, sinyal keluaran yang dihasilkan pada
Gejala Transien pada Rangkaian RL, RC, dan RLC pada
layar osiloskop disimpan, dan langkah diatas diulangi
frekuensi 25Hz, 50Hz, dan 75Hz sebagai berikut:
dengan skema percobaan yang lain dengan keadaan
Untuk menghitung 𝑋𝐿 menggunakan persamaan 2.1
frekuensi yang berbeda pula.
dan 2.2
−5
Diketahui : L = 100 µ𝐻 = 10 𝑥 10 𝐻
D. Flowchart
f = 25 Hz
Diagram alir dalam percobaan ini terdapat pada gambar
Ditanya : Besar nilai 𝑋𝐿?
4 pada halaman 6.
Jawab : 𝑋𝐿 = 𝜔 . 𝐿
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA-GEJALA TRANSIEN PADA RANGKAIAN RL, RC DAN RLC SERI (E3)
/5001201011

𝑋𝐿 = 2𝜋f . 𝐿 𝑡𝑎𝑛 𝜃 =
𝑋𝐿−𝑋𝐶
𝑅
−5
𝑋𝐿 = 2 .𝜋. 25 . 10 𝑥 10 𝐻 0,0157−637
𝑡𝑎𝑛 𝜃 = 220
−5
𝑋𝐿 = 2(3,14)25. 10 𝑥 10 𝐻
𝑡𝑎𝑛 𝜃 = − 2,89545455
−4
𝑋𝐿 = 157 𝑥10 ≈ 0,0157 Ω 𝜃 ≈ −16,1 °
Sedangkan untuk menghitung besar nilai 𝑋𝐶 dengan menggunakan cara yang sma dapat dilanjutkan
menggunakan persamaan 2.3 dan 2.3 dengan mencari besar nilai reaktansi induktif dan kapasitif
−5
Diketahui : C = 10 µ𝐹 = 10 𝐹 yang telah ditemukan dan dituliskan dalam tabel pada
f = 25 Hz lampiran.
Ditanya : 𝑋𝑐 =?
Jawab :𝑋𝐶 =
1 C. Pembahasan
ω.𝐶
1 Pada praktikum gejala transien pada rangkaian RL, RC
𝑋𝐶 = 2𝜋𝑓.𝐶 dan RLC seri ini memiliki tujuan yaitu untuk memahami
1
𝑋𝐶 = −5 gejala dan konsep transien pada rangkaian RL, RC, dan RLC
2(3.14)25. 10

𝑋𝐶 = 636,94Ω ≈ 637 Ω seri, serta menganalisa sinyal keluaran pada rangkaian RL,
RC, dan RLC seri. Peralatan yang digunakan dalam

Selanjutnya yaitu pada perhitungan Z menggunakan praktikum ini adalah induktor, kabel jumper, project board,

persamaan 2.5. resistor, kapasitor, dan generator AC, dan osiloskop.

Diketahui : 𝑋𝐿 = 0,0157 Ω Praktikum ini memiliki langkah kerja di antaranya yaitu

𝑋𝐶 = 637 Ω menyiapkan alat dan bahan, merangkai rangkaian sesuai

𝑅 = 220 Ω skema, generator AC dinyalakan, sinyal keluaran yang

Ditanya : Z=? dikeluarkan dari osiloskop diamati, sinyal keluaran yang


2 2 dihasilkan pada layar osiloskop disimpan, dan langkah diatas
Jawab : 𝑍 = √𝑅 +(𝑋𝑙 − 𝑋𝐶)
2 2
diulangi dengan skema percobaan yang lain dengan keadaan
𝑍 = √220 + (0, 0157 − 637) frekuensi yang berbeda pula.
𝑍 = 673,906 Ω ≈ 674Ω
Adapun prinsip yang digunakan dalam praktikum ini
Untuk mencari nilai 𝜃 pada rangkaian RL, RC, dan
adalah hukum ohm, arus bolak-balik, dan gejala transien
RLC dapat dihitung seperti proses berikut:
yaitu gejala yang terjadi setelah sambungan listrik diputus
Perhitungan nilai 𝜃 pada rangkaian RL
atau pada saat pengosongan komponen. Rangkaian yang
menggunakan persamaan 2.6
diterapkan pada percobaan ini melibatkan peran variasi dari
𝑋𝐿
𝑡𝑎𝑛 𝜃 = 𝑅 frekuensi yaitu sebesar 25 Hz, 50 Hz dan 75Hz pada
𝑡𝑎𝑛 𝜃 =
0,0157 masing- masing rangkaian. Pada rangkaian RL atau
220
rangkaian resistor-induktor akan menyimpan energi listrik
𝑡𝑎𝑛 𝜃 = 0,00007136
dalam medan magnet dari arus yang dihasilkan oleh
𝜃 ≈ 0°
kumparan inductor. Rangkaian RL tidak merespon tegangan
Perhitungan nilai 𝜃 pada rangkaian RC
seperti pada rangkaian RC sehingga tidak ada perhambatan
menggunakan persamaan 2.7
− 𝑋𝑐
dan nilai tegangan akan besar. Hal ini dikarenakan respon
𝑡𝑎𝑛 𝜃 = 𝑅 induktor hanya berupa arus dan akan naik eksponensial dan
− 637
𝑡𝑎𝑛 𝜃 = 220
tegangan akan turun secara eksponensial. Rangkaian RC
𝑡𝑎𝑛 𝜃 = − 2,89545455 atau resistor-kapasitor menyimpan energi listrik pada medan
𝜃 ≈ −16,1 ° listriknya. Pada rangkaian RLC atau resistor
Perhitungan nilai 𝜃 pada rangkaian RLC induktor-kapasitor dapat dikatakan sebagai hambatan atau
menggunakan persamaan 2.8 impedansi Z. Pergerakan muatan listrik pada rangkaian
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA-GEJALA TRANSIEN PADA RANGKAIAN RL, RC DAN RLC SERI (E3)
/5001201011

tersebut akan terdeteksi melalui osiloskop sehingga


didapatkan grafik pada tiap rangkaian tersebut.
Pada analisis perhitungan diperoleh pernyataan bahwa
besar nilai reaktansi induktif pada frekuensi 25 Hz adalah
0,0157Ω dan nilai reaktansi kapasitif pada frekuensi 25 Hz
adalah 637Ω. Sedangkan pada perhitungan besar nilai beda
fasenya pada rangkaian RL, RC dan RLC secara berurutan
adalah 𝜃 ≈ 0° , 𝜃 ≈ −16,1 ° dan 𝜃 ≈ −16,1 °. Pada
perhitungan nilai reaktansi induktif dan kapasitif serta besar
nilai beda fase untuk frekuensi 50 dan 75 Hz akan terlampir
dalam lampiran. Grafik yang ditimbulkan pada rangkaian
RL, RC dan RLC berbeda-beda tergantung komponen yang
digunakan, ketika resistor dan kapasitor dapat dianalisis
pada grafik pada osiloskop menunjukkan gelombang yang
periodik yaitu berulang-ulang dengan bentuk seperti pada
gambar yang terlampir di lampiran begitu pula dengan
komponen induktor dan resistor berbentuk lebih mengarah
ke persegi yang saling periodik, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pula pada gambar yang terlampir dalam lampiran.
Untuk RLC dapat diperhatikan dalam gambar grafik siapa
yang memiliki sifat yang menonjol, dikarenakan nilai
reaktansi kapasitif lebih besar maka keluaran gambar grafik
akan cenderung mirip dengan rangkaian RC.
Adapun faktor error pada percobaan yang menyebabkan
adanya sedikit perbedaan antara pernyataan pada teori dan
praktik dapat disebabkan oleh hal hal seperti berikut, yang
pertama, ketidaktelitian alat yang digunakan, pemahaman
konsep dari percobaan, ketidaktelitian dalam mengolah dan
mengelola data dan adanya faktor toleransi dari resistor itu
sendiri.

Gambar 4. Diagram Alir Percobaan

III. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data pada percobaan gejala
transien pada rangkaian RL, RC dan RLC ini didapatkan
bahwa gejala transien atau gejala peralihan merupakan
gejala yang terjadi saat tegangan terputus atau tersambung
dengan komponen elektronika, dimana dapat terjadi dengan
waktu yang begitu singkat pada saat pengosongan
komponen atau elemen seperti induktor maupun kapasitor.
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA-GEJALA TRANSIEN PADA RANGKAIAN RL, RC DAN RLC SERI (E3)
/5001201011

Pada tiap rangkaian yaitu rangkaian RL, RC, dan RLC


memiliki perbedaan beda fase. Sinyal keluaran dari ketiga
rangkaian tersebut dapat diperhatikan melalui alat bernama
osiloskop yaitu berupa grafik dua dimensi. Sinyal keluaran
pada rangkaian RL, RC, dan RLC berupa grafik yang
berbentuk macam-macam tergantung komponen yang
digunakan dan besar nilai reaktansi induktif atau kapasitif.
Grafik yang dihasilkan memiliki perbedaan sudut fase tiap
rangkaiannya.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis ingin mengucapkan puji syukur kehadirat Allah
SWT, Yang Maha Esa karena atas karunianya penulisan
laporan ini dapat diselesaikan. Selain itu juga penulis
berterima kasih kepada mbak Yessy Dwita Rachma sebagai
asisten laboratorium yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing serta mengajarkan kami, sehingga praktikum
ini dapat dilaksanakan dengan baik. Tidak lupa juga penulis
berterima kasih kepada Bapak suyatno selaku dosen
pengampu mata kuliah elektronika dasar ini yang dari ilmu
beliaulah penulis dapat melaksanakan praktikum ini dengan
baik.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Bueche, Hecht. 1997. “Schaum’s Outlines College Physics 9Th


Edition”. New York: MCGraw-Hill.
[2] Halliday, dkk. 2008. “Fundamentals of Physics 8 Th edition”.
USA: John Wiley & Sons.
[3] Irma, Y & Irfan, D. 2018. “Komponen Elektronika”. Padang:
Sukabina Press.
[4] Sadiku, M & Alexander, C. 2009. ” Fundamentals of Electric
Circuits ”. New York: MCGraw-Hill.
[5] Tipler, P & Mosca, G. 2008. “Physics for Scientists and
Engineers with Modern Physics 6 Th Edition ''. New York: W. H
Freeman and Company
[6] Dunn, William C. 2005. ”Fundamentals of Industrial
Instrumentation and Process Control ''. USA: McGraw-Hill
[7] Roger, C Digan.”Electrical Power System Quality Second
Edition”.Newyork:McGrew Hill, 2003
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA-GEJALA TRANSIEN PADA RANGKAIAN RL, RC DAN RLC SERI (E3)
/5001201011

Gambar 3. Skema rangkaian RLC seri

LAMPIRAN

Tabel 1. Perhitungan XL, XC dan beda fase pada frekuensi 50


Hz dan 75 Hz

Frekuensi(Hz) XL(Ω) XC(Ω) ϕ pada


rangkaian RLC
(° ) Gambar 4. Gambar grafik rangkaian RLC dan frekuensi 25 Hz

50 0,0314 318 −55,3

75 0,0471 212 −43,9

Gambar 5. Gambar grafik rangkaian RLC dan frekuensi 50 Hz

Gambar 1. Skema rangkaian RC seri

Gambar 6. Gambar grafik rangkaian RLC dan frekuensi 75 Hz

Gambar 2. Skema rangkaian percobaan RL seri

Gambar 7. Gambar grafik rangkaian RL dan frekuensi 25 Hz


View publication stats

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA-GEJALA TRANSIEN PADA RANGKAIAN RL, RC DAN RLC SERI (E3)
/5001201011

Gambar11. Gambar grafik rangkaian RC dan frekuensi 50 Hz


Gambar 8. Gambar grafik rangkaian RL dan frekuensi 50 Hz

Gambar 12. Gambar grafik rangkaian RC dan frekuensi 75 Hz

Gamba 9. Gambar grafik rangkaian RL dan frekuensi 75 Hz

Gambar 10. Gambar grafik rangkaian RC dan frekuensi 25 Hz

Anda mungkin juga menyukai