Anda di halaman 1dari 4

Laporan Praktikum Tanggapan Transien Rangkaian

DC Orde Satu
Modul Praktikum Rangkaian Listrik I – Unit 5
Hamim Hasan Muslim/23524011
Asisten: Bima, Rasyid, & Ricky
Tanggal praktikum: 5 Desember 2023
Alamat email: 23524011@students.uii.ac.id
Teknik Elektro – Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

Abstrak—Arus, Tegangan, Daya dan lainnya merupakan satu, terdapat dua jenis tanggapan yaitu tanggapan alamiah dan
acuan seorang teknisi Teknik elektro dalam negidentifikasi tanggapan paksa. Tanggapan paksa terjadi ketika komponen
sebuah alat elektronika. Pengukuran tersebut biasanya penyimpan energi tersebut dihubungkan dengan sebuah
dilakukan dengan alat alat bantu berupa osiloskop dan sumber, baik arus maupun tegangan. Sedangkan tanggapan
multimeter. Secara umum untuk mengetahui apakah nilai hasil alamiah terjadi ketika komponen penyimpan listrik dilepas dari
pengukuran yang dikerjakan benar, nilai tersebut dapat sumber tegangan atau arus. Pada tanggapan alamiah, arus atau
dibandingkan dengan nilai hasil perhitungan. Hasil hasil yang tegangan pada rangkaian akan berasal dari komponen
didapat baik dengan pengukuran maupun dari perhitungan
penyimpan arus listrik.[1]
dapat dibandingkan menggunakan tabel yang selanjutnya dapat
dikonversi menjadi grafik. B. Transien pada Rangkaian Orde Satu
Kata kumci: Orde satu, RL, RC, Transien
Terdapat dua jenis keadaan pada sebuah rangkaian listrik,
I. PENDAHULUAN yaitu keadaan stabil dan keadaan peralihan. Keadaan stabil
terjadi ketika perilaku dari komponen komponen listrik stabil
Analisis rangkaian listrik merupakan sebuah hal yang dan tidak berubah ubah. Sebaliknya, keadaan peralihan atau
sangat penting bagi seseorang yang berkecimpung dalam transien adalah kondisi ketika komponen komponen pada
bidang Teknik elektro. Analisis analisis tersebut melibatkan rangkaian mengalami perubahan seiring berjalannya waktu.
berbagai persamaan kompleks. Setiap persamaan memiliki Dalam keadaan stabil, induktor bersifat seperti hubung singkat
fungsi dan karakteristik yang berbeda. Jenis rangkaian dan kapasitor bersifat seperti hubung buka. Namun sifat sifat
ditentukan dengan rangkaian penyusunya dan respon yang tersebut tidak akan berlaku ketika rangkaian dalam kondisi
diterima pada komponen dalam rangkaian. Respon respon yang transien.[2]
dimaksud biasanya meliputi respon arus, tagangan, dan daya.
Keadaan transien dapat terjadi ketika sumber daya mati,
Dengan berbagai persamaan yang dihasilkan dari banyak contohnya ketika mematikan saklar. Dalam keadaan tersebut,
analisis, diharapkan mahasiswa mampu mengetahui bagaimana rangkaian menaglami kondisi peralihan yang tiba-tiba. Saat
sifat asli rangkaian tersebut. Sehingga mahasiswa sadar bahwa itulah tanggapan alamiah pada komponen penyimpan arus
rangkaian listrik memiliki berbagai persamaan kompleks dan listrik akan bekerja. Sebaliknya ketika keadaan rangkaian yang
dapat terus berkembang. Adanya persamaan-persamaan awalnya tidak memiliki daya mendapat sumber daya, maka
tersebut juga berguna untuk menjaga rangkaian listrik dari tanggapan paksa akan terjadi pada komponen penyimpan arus
kerusakan yang akan cepat jika terjadi perubahan arus listrik. Proses ini terjadi karena komponen penyimpan arus
mendadak. listrik tidak dapat bernilai nol secara tiba-tiba.[2]
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Rangkaian Orde Satu C. Tanggapan Step pada Rangkaian Orde Satu
Rangkaian listrik memiliki banyak jenis komponen, Tanggapan step atau perubahan dari status stabil ke
salahsatu jenisnya adalah rangkaian yang memiliki fungsi peralihan. Dalam rangkaian RL atau RC, terdapat sebuah
untuk menyimpan energi. Baik energi berupa arus listrik atau perubahan yang tidak dapat secara mendadak berubah. Karena
berupa tegangan. Terdapat dua jenis komponen penyimpan itulah terdapat perbedaan dari arus dan tegangan yang ada pada
listrik, yaitu induktor (L) yang menyimpan energi dalam rangkaian di setiap detiknya. Untuk mengetahui nilai nilai
bentuk arus listrik. juga kapasitor (C) yang menyimpan energi tersebut, terdapat persamaan persamaan yang sudah baku yang
berupa tegangan. Karena itulah terdapat dua jenis rangkaian dapat digunakan. Persamaan persamaan tersebut dapat dilihat
orde satu, yaitu RL dan RC.[1] pada persamaan 1 sampai 4 untuk Kapasiotr, dan 5 sampai 8
untuk induktor.[2]
RL merupakan rangkaian yang memiliki resistor (R) dan
induktor (L), sedangkan RC merupakan rangkaian yang
memiliki resistor (R) dan kapasitor (C). Pada rangkaian orde
Tanggapan paksa pada kapasitor:
−t ∕ τ
I ( t )=−I 0 ⋅ ⅇ (1)
V c ( t ) =V s ( 1−ⅇ−t ∕ τ )
(2)
Tegangan alami pada kapasitor:
−t ∕ τ
I ( t )=−I 0 ⋅ ⅇ (3)
−t ∕ τ
V C =V s ⋅ ⅇ (4)
Tegangan paksa pada induktor:
−t
I ( t )=I 0 ⋅ ⅇ τ (5)
−t ∕ τ
V l ( t ) =−V S ⋅ ⅇ (6)
Tegangan alami pada induktor:
Rangkaian RS(Ω) R1(Ω) Volt/div Time/div
( )
−t
(7)
I ( t )=−I 0 1−ⅇ τ
A 50 50 1V 2,5ms
−t B 1.000 1.000 1V 2,5ms
V L ( t ) =V s ⋅ ⅇ τ (8) Tabel 1.1 Tegangan pada R1 di rangkaian A dengan nilai induktor
yang berubah ubah
Untuk nilai dari τ dapat dicari dari persamaan 9 untuk
Gambar 1.2 V(t) dan tegangan di R1 pada rangkaian B
induktor dan persamaan 10 untuk kapasitor, sedangkan nilai
tegangan sumber (V s ¿ dapat diketahui dari persamaan 11.[2] Pada rangkaian A, komponen penyimpan energi berupa
induktor dengan nilai 77,7uH. Sedangkan untuk rangkaian B,
τ =L/ R (9)
komponen penyimpan listrik berupa kapasitor bernilai
τ =R .C (10)
221,7hF. Dari hasil tersebut terdapat kesalahan fatal karena
V s =I 0 ⋅ R (11) kurang membaca langkah kerja praktikum. Seharusnya
gelombang berupa sinyal kotak, meskipun begitu dapat terlihat
III. METODE PRAKTIKUM bagaimana tanggapan alami dan paksa yang dialami pada
Dalam praktikum ini, pertama tama dibuat rangkaian RL rangkaian. Garis naik menunjukkan tanggapan paksa dan garis
dan RC sebagaimana pada tabel 5.1 di modul. Lalu sebuah turun menunjukkan tanggapan alami. Dapat dilihat bahwa
kabel disiapkan untuk menghubungkan AFG dengan tanggapan tidak terjadi secara tiba-tiba, hal ini sesuai dengan
rangkaian. Frekuensi pada AFG diatur pada 100Hz, pilih mode teori bahwa kapasitor dan induktor tidak dapat berubah
sinyal kotak kotak, dan atur agar V max=4V-Vmin=0V. Setelah nilainya secara tiba-tiba. Untuk nilai arus dan tegangannya
itu, amati rangkaian menggunakan osiloskop untuk satu dapat dicari sebagiamana persamaan 1 sampai 6 pada tinjauan
periode gelombang saja. Skematik pengukuran menggunakan teori.
osiloskop dapat dilihat sebagaimana gambar 5.7 pada modul.
B. Pengamatan Efek Perubahan Konstanta Waktu
Gelombang yang ditunjukkan osiloskop kemudian Digambar
pada lembar kerja praktikum dan dianalisis.
Setelah melakukan percobaan tersebut, kapasitor dan
induktor selanjutnya diganti pada percobaan selanjutnya.
Percobaan selanjutnya ditujukan untuk mengetahui bagaimana
pola gelombang yang terbentuk. Caranya adalah dengan
mengamati gelombang yang terebentuk di osiloskop pada
setiap nilai kapasitor dan induktor yang diganti. Gelombang
yang terbentuk pada osiloskop dari setiap nilai kapasitor dan
induktor diganbar pada lembar kerja praktikum. Gambar
gambar kelombang yang didapat Terakhir di analisis dan
dibandingkan dengan teori yang ada.
IV. HASIL DAN ANALISIS
A. Pengamatan Tanggapan Orde Satu

Induktor Nilai induktor Nilai τ (L/R)


1 24,8u H 2,28x10-8
Gambar 1.3 Tegangan di R1 pada Rangkaian A pada-8induktor 1
2 61,4u H 5,48x10
Indukto RS( R1( Volt/div (V) Time/div (ms)
¿
r Tabel 2.2ΩTeganganΩdi ¿R1 pada rangkaian A yang nilai L nya berubah ubah
1 50 50 2 2,5
2 50 50 2 2,5
3 50 50 2 2,5
4 50 50 2 2,5
Gambar 1.1 V(t) dan tegangan di R1 pada rangkaian A
3 37,7u H 3,59x10-8
4 110,4u H 1,05x10-8
Tabel 1.3 Volt/div dan Time/div pada Rangkaian A

Gambar 1.7 Tegangan di R1 pada rangkaian B pada Kapasitor 1

Gambar 1.4 Tegangan di R1 pada Rangkaian A pada induktor 2

Gambar 1.5 Tegangan di R1 pada rangkaian A pada induktor 3

Kapasitor RS R1 Volt/div Time/div


1 50 1.000 2V 2,5ms
2 50 1.000 1V 2,5ms
3 50 1.000 1V 2,5ms
4 50 1.000 1V 2,5ms
Tabel 1.4 Tegangan pada rangkaian B dengan nilai C yang berubah

Kapasitor Nilai Kapasitor Nilai τ (CxR)


1 Gambar 1.8 Tegangan u
1.680 di F 1,764
R1 pada rangkaian B pada Kapasitor 2
2 998u F 1,04
3 1.875u F 1,968
Dari empat percobaan tersebut, terdapat banyak kesalahan
4 1,678u F 1,761m
berupa gambar yang tidak terlalu jelas. Hasil awal yang Tabel 1.5 Nilai Kapasitor dan τ pada rangkaian B
terlihat pada osiloskop menunjukkan bahwa arus yang
mengalir mengalami penurunan yang tidak langsung nol.
tetapi dari gambar 1.3 sampai 1.6 dapat terlihat bahwa
Gambar 1.6 Tegangan di R1 pada rangkaian A pada induktor 4
semakin besar nilai induktor, maka akan semakin lama
tanggapan paksa yang terjadi.

C. Tegangan pada rangkaian B


sangat kompleks. Namun dalam keseharian, kondisi transien
ini memiliki kecepatan yang sangat cepat. Akibatnya sulit
untuk mencari nilainya. Baik tegangan maupun arus pada
rangkaian. Manfaat dari mengetahui nilai nilai tersebut adalah
dapat mengantisipasi kemungkinan masalah yang akan terjadi
ketika rangkaian diterapkan dalam keseharian.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ir. Sigit Kusmaryanto, M.Eng,, Penyelesaiaan Model
Gambar 1.9 Tegangan di R1 pada rangkaian B pada Kapasitor 3 Rangkaian Listrik RL dan RC Seri, Universitas
Brawijaya, BAB III.
[2] Khairunnisa, Qamariah, Jarot Wijayanto, “Karakteristik
Rangkaian RL dan RC Menggunakan Bahasa Komputasi
Matlab,” Jurnal Poros Teknik, vol. 13, no. 2, pp.
Politeknik Negeri Banjarmasin, 2021.

Dari empat percobaan tersebut dapat terlihat jelas bahwa


nilai kapsitor memang tidak dapat berubah secara langsung.
Adapun pada kapasitor ke-empat, nilai kapasitor yang sangat
kecil menyebabkan perubahan yang tidak terjadi secara cepat
tidak terlihat. Nilai nilai pada setiap titik saat rangkaian dalam
keadaan transien dapat diketahui sebagaimana tinjauan teori
untuk kapasitor. Perubahan yang tidak mendadak ini sangat
diperlukan pada sebuah rangkaian. Tujuan utamanya adalah
agar rangkaian tidak cepat mengalami kerusakan karena
tegangan yang berubah secara tiba-tiba.
V. KESIMPULAN
Setelah melaksanakan praktikum ini, dapat dianalisis
bahwa kondisi transien pada rangkaian orde satu sebenarnya

Anda mungkin juga menyukai