Anda di halaman 1dari 5

Nama : Tsamarah Insyirah

NRP : 5001201155
Prelab : Gejala Transien Pada Rangkaian Non-Linier Orde-1 (E6)

1. Apa perbedaan utama dari rangkaian linier dan rangkaian non-linier?


Jawab :
 Rangkaian linier adalah rangkaian yang mematuhi prinsip superposisi, yang artinya
respons terhadap kombinasi sinyal masukan sama dengan jumlah repons untuk setiap
masukan yang diambil secara terpisah. Rangkaian ini adalah rangkaian listrik yang
parameter rangkaiannya (resistansi, induktansi, kapasitansi, bentuk gelombang,
frekuensi, dll.) adalah konstan. Dengan kata lain, rangkaian yang parameternya tidak
berubah terhadap arus dan tegangan. Rangkaian linier berarti sifat linier antara arus dan
tegangan, artinya arus yang mengalir melalui suatu rangkaian berbanding lurus dengan
tegangan yang diberikan. Jika tegangan yang diberikan meningkat, maka arus juga
meningkat (dengan resistansi tetap sama).
 Rangkaian non-linier adalah rangkaian yang mematuhi prinsip superposisi, yang artinya
sinyal keluarannya bisa sangat berbeda dari apa yang diharapkan dari penjumlahan
kontribusi individu dari setiap sinyal masukan. Rangkaian nonlinier adalah rangkaian
listrik yang parameternya bervariasi terhadap arus dan tegangan. Dengan kata lain,
rangkaian listrik yang parameter rangkaiannya (resistansi, induktansi, kapasitansi,
bentuk gelombang, frekuensi, dll.) tidak konstan.

2. Mengapa digunakan Hukum Tegangan Kirchhoff untuk menganalisis rangkaian non-linier?


Jawab : Hukum Tegangan Kirchhoff menyatakan bahwa jumlah tegangan dalam suatu loop
tertutup dalam rangkaian listrik harus sama dengan nol. Ini bermanfaat dalam menganalisis
rangkaian non-linier karena rangkaian non-linier adalah rangkaian di mana hubungan antara
arus dan tegangan tidak mengikuti hukum Ohm (V = I * R), yang berlaku untuk komponen
linier seperti resistor. Dalam rangkaian non-linier, karakteristik komponen, seperti dioda atau
transistor, dapat berubah dengan perubahan tegangan atau arus yang melewatinya.

3. Sebutkan persamaan tegangan pada resistor, kapasitor dan induktor!


Jawab :
1. Jika nilai tegangan pada induktor lebih besar dari pada tegangan pada kapasitor (VL > VC),
maka rangkaian akan bersifat induktf dan arus lag (ketinggalan) dari tegangan.
2. Jika nilai tegangan pada induktor lebeih kecil dari pada tegangan pada kapasitor (VL < VC),
maka rangkaian akan bersifat kapasitif dan arus lead (mendahului) dari tegangan.
3. Jika nilai tegangan pada induktor sama dengan tegangan pada kapasitor (VL = VC), maka
rangkaian akan bersifat resistif dan arus akan se fase dengan tegangan.

4. Jelaskan dan turunkan solusi umum dari persamaan diferensial orde-1 rangkaian RC seri!
Jawab : Pada awalnya saklar S pada rangkaian ini terbuka kemudian pada saa t = 0 ia ditutup
sehingga terbentuk rangkaian tertutup terdiri dari sumber vs dan hubungan seri resistor R dan

kapasitor C. Jadi mulai pada t = 0 terjadilah perubahan status pada sistem tersebut dan gejala
yang timbul selama terjadinya perubahan itulah yang kita sebut gejala perubahan atau gejala
transien. Gejala transien ini merupakan tanggapan rangkaian seri RC ini setelah saklar ditutup,
yaitu pada t > 0. Aplikasi HTK pada pada rangkaian untuk t > 0 adalah persamaan rangkaian
seri RC dengan menggunakan tegangan kapasitor sebagai peubah. Alternatif lain untuk
persamaan rangkaian ini adalah menggunakan arus i
sebagai peubah. Tetapi dalam analisis transien, kita memilih peubah yang merupakan peubah
status dalam menyatakan persamaan rangkaian. Untuk rangkaian RC ini peubah statusnya
adalah tegangan kapasitor, v. Pemilihan peubah status dalam melakukan analisis transien
berkaitan dengan ada tidaknya simpanan energi dalam rangkaian yang sedang dianalisis, sesaat
sebelum terjadinya perubahan. Hal ini akan kita lihat pada pembahasan selanjutnya. Persamaan
tersebut merupakan persamaan diferensial orde pertama tak homogen dengan koefisien
konstan. Tegangan masukan vs merupakan sinyal sembarang, yang dapat berbentuk fungsi-
fungsi yang pernah kita pelajari sebelumnya.
5. Jelaskan dan turunkan solusi umum dari persamaan diferensial orde-1 rangkaian RL seri!
Jawab : Suatu sistem listrik (atau dinamis) dikatakan berada dalam keadaan stabil (steady state)
jika peubah yang menjelaskan perilakunya merupakan fungsi periodik dari waktu atau konstan,
sedangkan sistem dikatakan dalam keadaan peralihan (transient state) atau keadaan tidak stabil
jika sistem tidak dalam keadaan stabil. Peubah yang menggambarkan keadaan itu masing-
masing disebut fungsi keadaan stabil dan fungsi peralihan. Pada Kasus A, fungsi R/E0
merupakan fungsi atau penyelesaian keadaan stabil sedangkan dalam Kasus B penyelesaian
keadaan stabilnya adalah suku pertama.

6. Apa hubungan dari kerja induktor dan kapasitor pada rangkaian non-linier?
Jawab : Kerja induktor dan kerja kapasitor dalam rangkaian non-linier adalah dua konsep yang
terkait erat dengan komponen elektronik non-linier seperti induktor dan kapasitor dalam
konteks perubahan arus dan tegangan. Mari kita bahas hubungan mereka:

1. Kerja Induktor (L) :


- Induktor adalah komponen pasif dalam elektronika yang menyimpan energi dalam bentuk
medan magnetik saat arus mengalir melaluinya.
- Ketika arus berubah dalam induktor, medan magnetik juga berubah, dan ini menyebabkan
kerja dilakukan pada atau oleh induktor.
- Jika induktor menerima energi (misalnya saat arus meningkat), maka induktor melakukan
kerja positif, menyimpan energi dalam medan magnetiknya.
- Sebaliknya, jika arus turun atau medan magnetik dalam induktor berkurang, maka induktor
melakukan kerja negatif, melepaskan energi yang disimpan sebelumnya.
- Kerja yang dilakukan oleh induktor dalam rangkaian non-linier tergantung pada
karakteristik non-liniernya, seperti perubahan induktansi tergantung pada arus atau perubahan
nilai komponen lain dalam rangkaian.

2. Kerja Kapasitor (C) :


- Kapasitor adalah komponen pasif yang menyimpan energi dalam bentuk medan listrik
antara dua pelat logam saat ada tegangan yang diterapkan padanya.
- Ketika tegangan berubah pada kapasitor, kerja dilakukan pada atau oleh kapasitor.
- Jika kapasitor menerima energi (misalnya saat tegangan meningkat), maka kapasitor
melakukan kerja positif, menyimpan energi dalam medan listriknya.
- Sebaliknya, jika tegangan turun atau medan listrik dalam kapasitor berkurang, maka
kapasitor melakukan kerja negatif, melepaskan energi yang disimpan sebelumnya.
- Kerja yang dilakukan oleh kapasitor dalam rangkaian non-linier juga tergantung pada
karakteristik non-liniernya, seperti perubahan kapasitansi tergantung pada tegangan atau
perubahan nilai komponen lain dalam rangkaian.

Dalam rangkaian non-linier, perubahan tegangan atau arus yang diterapkan pada induktor dan
kapasitor dapat menyebabkan perubahan karakteristik non-linier mereka. Oleh karena itu,
dalam analisis rangkaian non-linier, kerja induktor dan kapasitor dapat menjadi bagian penting
dari pemahaman bagaimana komponen ini berinteraksi dengan perubahan dalam kondisi dan
input rangkaian. Itu juga dapat mempengaruhi respons dan karakteristik keseluruhan rangkaian
non-linier.
7. Jelaskan konstanta waktu pada rangkaian non-linier! Dan apa parameter utama dari rangkaian
nonlinier sehingga time constant dapat dikatakan telah terjadi?
Jawab : Konstanta waktu adalah parameter yang sangat penting dalam menganalisis respons
waktu dari rangkaian, terutama rangkaian yang non-linier. Konstanta waktu mengukur seberapa
cepat atau lambat rangkaian merespons perubahan pada inputnya. Konstanta waktu sering kali
digunakan untuk mendeskripsikan seberapa cepat atau lambat sinyal mencapai sekitar 63,2%
dari nilai akhirnya setelah stimulus atau perubahan input diberikan. Dalam konteks rangkaian
elektronik, konstanta waktu dapat ditemukan dalam beberapa jenis rangkaian, terutama
rangkaian yang berhubungan dengan elemen non-linier seperti kapasitor, induktor, atau
transistor. Konstanta waktu memiliki beberapa definisi berdasarkan jenis rangkaiannya:

1. Konstanta Waktu Kapasitor (τ_C) : Pada rangkaian yang mengandung kapasitor, konstanta
waktu kapasitor (τ_C) adalah ukuran seberapa cepat kapasitor mengisi atau kosongkan saat
tegangan atau arus diberikan. Ini dihitung sebagai produk dari nilai hambatan (R) dan
kapasitansi (C) dalam rangkaian, sehingga τ_C = R * C.

2. Konstanta Waktu Induktor (τ_L) : Pada rangkaian yang mengandung induktor, konstanta
waktu induktor (τ_L) mengukur seberapa cepat arus dalam induktor berubah saat tegangan
diberikan. Ini dihitung sebagai rasio dari nilai induktansi (L) dan resistansi (R) dalam
rangkaian, sehingga τ_L = L / R.
3. Konstanta Waktu Transistor : Pada rangkaian yang melibatkan transistor (seperti transistor
bipolar atau transistor MOSFET), konstanta waktu sering kali digunakan untuk mengukur
seberapa cepat transistor beralih antara kondisi mati dan aktif. Ini melibatkan parameter seperti
kapasitansi gate (C_gs atau C_gd), hambatan sumber-gerbang (R_gs), atau hambatan kolektor
(R_c), tergantung pada jenis transistor.

Parameter utama yang menentukan apakah konstanta waktu telah terjadi dalam suatu rangkaian
non-linier adalah perubahan sinyal input yang diberikan dan konstanta waktu yang terkait
dalam rangkaian. Jika konstanta waktu input (biasanya dalam bentuk perubahan step atau ramp)
jauh lebih cepat daripada konstanta waktu dalam rangkaian, maka kita dapat menganggap
bahwa konstanta waktu telah "terjadi," yang berarti rangkaian telah mencapai keadaan
dinamisnya yang stabil dalam merespons perubahan input. Sebaliknya, jika perubahan input
terjadi lebih cepat daripada konstanta waktu rangkaian, maka responsnya mungkin belum
mencapai keadaan dinamis penuh.

8. Jelaskan perbedaan solusi umum, solusi transien, dan solusi steady state pada persamaan
diferensial!
Jawab : Respon transient adalah respon sistem yang berlangsung dari keadaan awal sampai
keadaan akhir, sedang respon steady state adalah kondisi keluaran sesudah habis respon
transien hingga waktu relatif tak terhingga. Suatu sistem listrik (atau dinamis) dikatakan berada
dalam keadaan stabil (steady state) jika peubah yang menjelaskan perilakunya merupakan fungsi
periodik dari waktu atau konstan, sedangkan sistem dikatakan dalam keadaan peralihan
(transient state) atau keadaan tidak stabil jika sistem tidak dalam keadaan stabil. Peubah yang
menggambarkan keadaan itu masing-masing disebut fungsikeadaan stabil dan fungsi peralihan.

Anda mungkin juga menyukai