Anda di halaman 1dari 12

Rangkaian Listrik

Definisi-Definisi 
Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling
dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan
tertutup. Pada elemen atau komponen yang memiliki dua buah terminal atau kutub pada
kedua ujungnya. Untuk elemen atau komponen yang lebih dari dua terminal dibahas pada
matapelajaran Elektronika.
Pembatasan elemen atau komponen listrik pada Rangkaian Listrik dapat
dikelompokkan kedalam elemen atau komponen aktif dan pasif. Elemen aktif adalah
elemen yang menghasilkan energi dalam hal ini adalah sumber tegangan dan sumber arus,
mengenai sumber ini akan dijelaskan pada bab berikutnya. Elemen lain adalah elemen
pasif dimana elemen ini tidak dapat menghasilkan energi, dapat dikelompokkan menjadi
elemen yang hanya dapat menyerap energi dalam hal ini hanya terdapat pada komponen
resistor atau banyak juga yang menyebutkan tahanan atau hambatan dengan simbol R,
dan komponen pasif yang dapat menyimpan energi juga diklasifikasikan menjadi dua yaitu
komponen atau lemen yang menyerap energi dalam bentuk medan magnet dalam hal ini
induktor atau sering juga disebut sebagai lilitan, belitan atau kumparan dengan simbol L,
dan kompone pasif yang menyerap energi dalam bentuk medan magnet dalam hal ini
adalah kapasitor atau sering juga dikatakan dengan kondensator dengan simbol C,
pembahasan mengenai ketiga komponen pasif tersebut nantinya akan dijelaskan pada bab
berikut.
Elemen atau kompoen listrik yang dibicarakan disini adalah :

1. Elemen listrik dua terminal 


a. Sumber tegangan 
b. Sumber arus 
c. Resistor ( R ) 
d. Induktor ( L ) 
e. Kapasitor ( C )
2. Elemen listrik lebih dari dua terminal 
a. Transistor 
b. Op-amp

Berbicara mengenai Rangkaian Listrik, tentu tidak dapat dilepaskan dari pengertian
dari rangkaian itu sendiri, dimana rangkaian adalah interkoneksi dari sekumpulan
elemen atau komponen penyusunnya ditambah dengan rangkaian penghubungnya
dimana disusun dengan cara-cara tertentu dan minimal memiliki satu lintasan tertutup.
Dengan kata lain hanya dengan satu lintasan tertutup saja kita dapat menganalisis
suatu rangkaian. Yang dimaksud dengan satu lintasan tertutup adalah satu lintasan saat
kita mulai dari titik yang dimaksud akan kembali lagi ketitik tersebut tanpa terputus dan
tidak memandang seberapa jauh atau dekat lintasan yang kita tempuh. Rangkaian listrik
merupakan dasar dari  teori rangkaian pada teknik elektro yang menjadi dasar atay
fundamental bagi ilmu-ilmu lainnya seperti elektronika, sistem daya, sistem computer,
putaran mesin, dan teori control.

Rangkaian seri dan paralel

Contoh rangkaian paralel

Contoh rangkaian seri


Rangkaian Seri adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara sejajar
(seri). Baterai dalam senter umumnya disusun dalam rangkaian seri.
Rangkaian Paralel adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara
berderet (paralel). Lampu yang dipasang di rumah umumnya merupakan rangkaian paralel.
Rangakain listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input komponen
berasal dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun paralel. Hal
inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian listrik menghabiskan biaya
yang lebih banyak (kabel penghubung yang diperlukan lebih banyak). Selain kelemahan
tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun
kelebihannya adalah jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang
lain tetap berfungsi sebagaimana mestinya
Gabungan antara rangkaian seri dan rangkaian paralel disebut rangkaian seri-paralel
(kadang disebut sebagai rangkaian campuran atau rangkaian kombinasi).

Resistor

Rangkaian seri

Jumlah hambatan total rangkaian seri sama dengan jumlah hambatan tiap- tiap komponen
(resistor).

Rangkaian paralel

Jumlah kebalikan hambatan total rangkaian paralel sama dengan jumlah dari
kebalikan hambatan tiap- tiap komponen (resistor).
Rangkaian listrik (Inggris: electrical circuit) adalah sambungan dari bermacam-
macam elemen listrik pasif seperti resistor, kapasitor, induktor, transformator, sumber
tegangan, sumber arus, dan saklar (switch). Istilah sirkuit listrik sedikit dibedakan dari
jaringan listrik (electrical network atau electrical distribution network), di mana jaringan
listrik membahas penggunaan sirkuit listrik dalam skop yang lebih luas seperti dalam
jaringan distribusi pembangkit listrik dari generator pembangkit sampai pada pelanggan
listrik di masing-masing rumah. Sebetulnya kedua macam rangkaian ini menggunakan
prinsip dasar yang sama, hanya dalam jaringan listrik dibahas mengenai jalur transmisi
yaitu mengenai sifat kabel pada frekuensi tinggi.
Sirkuit listrik ini sering dibahas dan dianalisis dalam tiga macam respons (tanggap
waktu): respons-nya terhadap arus atau tegangan DC (Direct Current, atau arus batrei
misalnya), respons-nya terhadap arus atau tegangan AC (Alternating Current, seperti arus
PLN misalnya), dan respons-nya terhadap waktu transien. Listrik arus DC sering dikenal
juga sebagai listrik arus searah, dan listrik arus AC diartikan juga sebagai listrik arus bolak-
balik. Beberapa hukum listrik yang biasa dipakai dalam analisis sirkuit listrik ini adalah:

 Hukum sirkuit Kirchhoff


 hukum Ohm
 hukum Norton
 hukum Thevenin
 Home»Rangkaian Elektronika

 Rangkaian Listrik

 Rangkaian Listrik adalah suatu kesatuan antara beberapa komponen eleltronika dan
sumber tegangan yang dihubungkan secara terbuka agar arus listrik yang berasal dari
sumber dapat mengalir. Untuk mengetahui adanya aliran listrik, kita bisa
menggunakan beberapa indicator seperti motor DC dan beberapa jenis LED. Dalam
pemasangan atau pembuatan rancangan harus diperhatikan beberapa faktor. Faktor-
faktor tersebut adalah reaktansi induktif (induktansi), raeaktansi kapasitif, permitivitas
dan resitifitas. Dengan lengkapnya faktor-faktor tersebut maka Rangkaian yang tepat
akan tersusun.

 Gambar Skema Rangkaian Listrik


 Berikut beberapa pengertian dari faktor-faktor penting dalam Rangkaian Listrik
tersebut. Yang pertama adalah Induktansi yang berarti sifat dari suatu komponen
listrik yang menimbulkan potensial kelistrikan terhadap arus yang melewati
komponen tersebut. Induktansi memiliki 2 jenis yaitu pertama induktansi diri
(berpengaruh terhadap komponen itu sendiri) dan induktansi bersama (berpengaruh
terhadap komponen lain). Kedua adalah kapasitif dengan definisi kemampuan
komponen menyimpan muatan listrik. Selanjutnya adalahnpermifisitas, yaitu
kemampuan-kemampuan besar kecilnya suatu komponen yang menjadi media
penghantaran dalam menerima pengaruh dari medan listrik. Yang terakhir adalah
rsitifitas yaitu komponen-komponen atau benda dalam menahan laju aliran arus listrik
atau kemampuan benda isolasi dalam menghambat arus listrik.

 Selanjutnya beralih pada komponen yang sering digunakan dalam pembuatan suatu
rangkaian listri sederhana. Komponen-komponen tersebut berupa resistor, indikator,
dan sumber tegangan. Resistor adalah komponen yang berfungsi untuk mengatur
jalanya aliran arus listrik dengan cara memberikan hambatan. Nilai dari suatu
hambatan pun berbeda-beda tergantung besarnya arus yang diinginkan. Selanjutnya
adalah indikator yang berarti suatu komponen yang dapat mendeteksi adanya arus
listrik. Indikator yang sering digunakan biasanya adalah LED dan motor DC. Terakhir
kita memiliki sumber tegangan, ini merupakan komponen yang paling penting dalam
rangkaian listrik. Sumber tegangan adalah komponen yang memproduksi arus listrik
untuk dialirkan. Sumber tegangan dapat berupa generator, batteray, accu, dan lainnya.
Sumber tegangan juga menjadi tempat dimana kutub positif dan kutub negatif berada
walaupun. Demikian adalah penjelasan dari beberapa faktor dan komponen yang ada
dalam rangkaian listrik sederhana.
ARUS LISTRIK
Arus Listrik Pada pembahasan tentang rangkaian listrik, perlu kiranya kita mengetahui
terlebih dahulu beberapa hal megenai apa itu yang dimaksud dengan listrik. Untuk
memahami tentang listrik, perlu kita ketahui terlebih dahulu pengertian dari arus. Arus
merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan yang mengalir
dalam satuan waktu dengan simbol (dari kata Perancis : intensite), dengan kata lain arus
adalah muatan yang bergerak. Selama muatan tersebut bergerak maka akan muncul arus
tetapi ketika muatan tersebut diam maka arus pun akan hilang. Muatan akan bergerak jika
ada energi luar yang memepengaruhinya. Muatan adalah satuan terkecil dari atom atau
sub bagian dari atom. Dimana dalam teori atom modern menyatakan atom terdiri dari
partikel inti (proton bermuatan + dan neutron bersifat netral) yang dikelilingi oleh muatan
elektron (-), normalnya atom bermuatan netral. Muatan terdiri dari dua jenis yaitu muatan
positif dan muatan negatif. Arah arus searah dengan arah muatan positif (arah arus listrik)
atau berlawanan dengan arah aliran elektron. Suatu partikel dapat menjadi muatan positif
apabila kehilangan elektron dan menjadi muatan negatif apabila menerima elektron dari
partikel lain.
Arus listrik adalah banyaknya listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian pada satu
waktu. Muatan listrik yang dimaksud disini adalah elektron. Arus listrik terjadi karena
adanya aliran elektron dari kutub negatif ke kutub positif. Pada konsepnya, elektron
bergerakk dari negatif ke gambar berikut: positif, sedangkan arus listrik bergerak dari
positif ke negatif? Kenapa demikian, Mari perhatikan

Pada gambar diatas menunjukkan sumber tegangan listrik yang disambungkan ke


sebuah penghantar. Pada kutub positif penghantar, muatan negatif akan ditarik oleh
muatan positif pada sumber tegangan melewati ruang-ruang kosong (Hole). Hole
digambarkan dalam bentuk bulat tanpa tanda negatif "-". Sedangkan pada kutub negatif
penghantar, muatan akan terisi elektron baru dari sumber tegangan, sehingga elektron
pada penghantar juga terdorong untuk bergerak ke arah kutub positif. meenurut aturan
bahwa arus listrik mengalir dari positif ke negatif, sedangkan elektron mengalir dari negatif
ke positif. Kenapa bisa begitu? Karena sejatinya aturan berpatokan bahwa elektron
berpindah dari negatif ke positif meninggal hole dan mengisi hole baru maka seolah-olah
hole tersebut bergerak dari positif ke negatif.
Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan internasional.
Satuan internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere
didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan menghasilkan gaya
sebesar 2 x 10-7 Newton/meter di antara dua penghantar lurus luas sejajar, dengan luas
penampang yang dapat diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa
udara. Tidak semua bahan bisa menghantar elektron dengan baik. Kemampuan
penghantar mengalir elektron ditentukan oleh susunan atom dari bahan penghantar
tersebut. Bahan yang mempunyai kemampuan mengalirkan elektron dengan baik disebut
dengan konduktor seperti besi, tembaga, air sumur, dll. Sedangkan bahan yang sulit untuk
mengalirkan elektron disebut dengan isolator, misalnya plastik, kertas, air murni (H2O), dll.
Coulomb adalah unit dasar dari  International System of Units (SI) yang digunakan
untuk mengukur muatan listrik.

Simbol  : Q = muatan konstan


                q = muatan tergantung satuan waktu
muatan 1 elektron  = -1,6021 x 10-19  coulomb
              1 coulomb = -6,24 x 1018 elektron
Secara matematis arus didefinisikan :
i = dq/dt
Satuannya : Ampere (A)

Dalam teori rangkaian arus merupakan pergerakan muatan positif. Ketika terjadi
beda potensial disuatu elemen atau komponen maka akan muncul arus dimana arah arus
positif mengalir sebaliknya.
Macam-macam arus : 
1. Arus searah (Direct Current/DC) 
Arus DC adalah arus yang mempunyai nilai tetap atau konstan terhadap satuan waktu,
artinya dimana pun kita meninjau arus tersebut pada waktu berbeda akan mendapatkan
nilai yang sama.
2. Arus bolak-balik (Alternating Current/AC)
Arus AC adalah arus yang mempunyai nilai yang berubah terhadap satuan waktu dengan
karakteristik akan selalu berulang untuk perioda waktu tertentu (mempunyai perida waktu :
T). 

Mengukur Kuat Arus Listrik

Kuat arus listrik yang mengalir dalam penghantar atau rangkaian listrik dapat diukur
besarnya dengan menggunakan amperemeter atau ammeter. Amperemeter ada dua jenis,
yaitu amperemeter digital dan amperemeter jarum. Ciri sebuah amperemeter jarum adalah
adanya huruf A pada permukaan skala. Bagaimanakah cara mengukur kuat arus listrik yang
mengalir dalam rangkaian listrik? Untuk lebih memahami cara mengukur kuat arus
listrik, cobalah kamu lakukan Kegiatan berikut secara berkelompok. Sebelumnya bentuklah
satu kelompok yang terdiri 4 siswa; 2 laki-laki dan 2 perempuan.
Percobaan Mengukur Kuat Arus Listrik
Tujuan: Mengukur kuat arus listrik komponen secara seri dan paralel
Alat dan Bahan:

– Lampu – Amperemeter
– Sakelar – Baterai

Cara Kerja:

1. Rangkailah peralatan yang tersedia seperti gambar.


2. Tutuplah sakelar. Amatilah lampu dan catat besar arus listrik melalui amperemeter.
3. Ulangi cara kerja nomor 1 dan 2 dengan mengganti jumlah baterai, baik secara seri maupun
paralel.
4. Catatlah pengamatan kelompokmu pada sebuah tabel di buku kerjamu.

Dalam kehidupan sehari-hari, kamu dapat mengamati adanya gejala beda potensial di


baterai atau akumulator. Beberapa baterai dapat disusun secara seri maupun paralel. Yang
dimaksud susun seri adalah kutub positif disambungkan dengan kutub negatif
lainnya. Adapun, untuk susun paralel adalah kutub-kutub yang sejenis disatukan. Untuk
lebih jelasnya perhatikan Gambar berikut.

Susunan listrik secara seri (a) dan paralel (b)

Untuk susun seri akan menghasilkan kuat arus listrik yang lebih besar dari pada
rangkaian susunan paralel. Hal itu disebabkan oleh bertambahnya beda potensial. Karena itu
jika kedua macam rangkaian itu digunakan untuk menyalakan lampu, akan
menghasilkan nyala yang berbeda.

TEGANGAN LISTRIK
Tegangan listrik merupakan perbedaan potensial listrik antara dua titik pada suatu
penghantar atau rangkaian listrik. Beda potensial adalah perbedaan jumlah elektron yang
berada dalam suatu arus listrik. Di satu sisi sumber arus listrik terdapat elektron yang
bertumpuk sedangkan di sisi yang lain terdapat jumlah elektron yang sedikit. Hal ini terjadi
karena adanya gaya magnet yang memengaruhi materi tersebut. Dengan kata lain, sumber
tersebut menjadi bertegangan listrik. Tegangan listrik (disebut juga voltase) identik dengan
beda potensial.
Pada dasarnya, beda potensial (tegangan) inilah yang menyebabkan aliran elektron
dari potensial rendah (negatif) ke potensial tinggi (positif). Artinya adanya arus listrik
disebabkan karena adanya tegangan listrik pada dua titik (kutub positif dan kutub negatif).
Pada rangkaian listrik, bisa jadi setiap komponen listrik mempunyai beda potensial yangg
berbeda tergantung hambatan komponen tersebut. Alat untuk mengukur arus listrik
adalah Ohm Meter, sedangkan alat untuk mengukur tegangan adalah volt Meter. Tapi saat
ini ada alat Multitester / Multimeter Atau AVO Meter yang multifungsi. Lalu kita
kembali ke pertanyaan mendasar kita kali ini "Apa yang membuat kita kena setrum, Arus
atau Tegangan?".
Dari pembahasan diatas, tegangan adalah awal dari terjadinya aliran arus (elektron),
jadi mereka berdua tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Tak akan ada arus yang mengalir
tanpa adanya tegangan (beda potensial). Lalu kenapa kita bisa kena setrum? Jawabannya
adalah karena ada tegangan listrik dan kita menjadi konduktornya (penghantarnya). Tubuh
kita terdiri dari air dan mineral yang berfungsi sebagai konduktor listrik. Setiap kita
menyentuh sumber listrik, kita akan kena setrum. hanya saja tidak akan terasa jika
voltasenya kecil. Setruman voltase kecil akan terasa jika kita mengetesnya dengan lidah,
walaupun hanya 3 volt. Jika permukaan kulit kita kering, kita tidak akan tersetrum listrik
sebab tak ada elektron dari listrik yang mengalir ke tubuh kita.
kesimpulannya, makin tinggi maka makin tinggi arus yang akan mengalir. Adapun
efek yang akan terjadi jika kita kena setrum, tergantung hambatan (Ohm) pada tubuh kita.
Makin tinggi hambatannya, maka makin kecil arus yang akan mengalir melewati tubuh kita
dan kita pun lebih punya potensi untuk selamat..
Pengukuran Tegangan Listrik 
Pengukuran Tegangan Listrik. Kamu sudah mengetahui bahwa alat ukur lsitrik yang
cukup peniting, selain amperemeter, adalah voltmeter. Amperemeter digunakan untuk
mengetahui kuat arus listrik dalam suatu rangkaian tertutup. Adapun, voltmeter digunakan
untuk mengukur beda potensial. Misalnya beda potensial antara kutub-kutub baterai atau
beda potensial di dua titik suatu rangkaian listrik.
Dalam suatu rangkaian, penggunaan voltmeter secara paralel. Maksudnya, terminal
positif voltmeter (berwarna merah) dihubungkan dengan kutub positif batu baterai.
Adapun kutub negative voltmeter dihubungkan dengan kutub negatif batu baterai. Salah
satu contoh penggunaan voltmeter yaitu pada pengukuran gaya gerak listrik dan tegangan
jepit suatu rangkaian. Perbedaan antara besarnya GGL dengan tegangan jepit
menimbulkan adanya kerugian tegangan. Baterai atau sumber arus listrik lainnya memiliki
hambatan dalam. Dalam suatu rangkaian, hambatan dalam (r) selalu tersusun seri dengan
hambatan luar (R).

Hambatan dalam

Berdasarkan gambar, rumus Hukum Ohm dapat ditulis sebagai berikut.


Etotal = E1 + E2 +…+En = nE
rtotal = r1 + r2 +…rn = nr

Sehingga Untuk beberapa elemen yang dipasang secara paralel berlaku

Etotal = E1 = E2 = En = E

Sehingga

Keberadaan hambatan dalam itulah yang menyebabkan menyebabkan kerugian


tegangan. Kerugian tegangan dilambangkan dengan U satuannya volt. Hubungan antara
GGL, tegangan jepit, dan kerugian tegangan dirumuskan.
E=V+U
dengan:
E = gaya gerak listrik satuannya volt (V)
V = tegangan jepit satuannya volt (V)
U = kerugian tegangan satuannya volt (V)
Contoh Soal :
Dua baterai masing 1,5 V dengan hambatan dalam 0,5 Ω dihubungkan ke hambatan 14
Ω . Berapakah tegangan jepitnya jika kedua baterai dipasang seri?

Anda mungkin juga menyukai