Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rangkaian listrik atau rangkaian elektronik dapat dihubungkan dengan berbagai cara. Dua
tipe paling sederhana adalah rangkaian seri dan parallel. Rangkaian yang akan di susun secara
sejajar disebut rangakaian seri, sedangkan rangkaian yang disusun secara berderet disebut
rangkaian parallel, didalam rangkaian listri juga terdapat bilangan kompleks, arus bolak balik dan
sebagainya, CBR ini dilakukan untuk membandingkan dua ta lebih buku yang di mana didalamnya
membahas bagian atus keseluruhan yang di pelajari tentang rangkaian listrik. Dan CBR juga
dilakukan untuk mengetahui apa saja yang dibahas didalam buku, menetahui kelemahan dan
kelebihan buku, serta mengetaghui identitas buku dan mampu meningkaykan kemampuan dalam
meringkas dan mengeritik buku/

1.2.Rumusan Masalah

1. Apa isi dari buku utama


2. Apa kelemahan buku utama
3. Apa kelebihan dari buku utama
4. Apa perbedaan buku utama dan buku pembanding

1.3. Tujuan

a) Mampu meringkas isi buku


b) Mengetahui kelemahann buku
c) Mengetahui kelebihan buku
d) Mengetahui perbandingan buku utama dan buku terakhir

1.4. Identitas Buku

IDENTITAS BUKU UTAMA

Judul : RANGKAIAN LISTRIK Jilid 1


Penulis : Budiono mismail
ISBN : 979-8591-42-9
Penerbit : ITB
Tahun terbit : 1995

Kota : Bandung

IDENTITAS BUKU PEMBANDING

Judul : RANGKAIAN LISTRIK


2

Penulis :William T. Smith, Ph.D.


ISBN : 979-741-542-2
Penerbit : ERLANGGA
Tahun terbit : 2005

Kota : JAKARTA

BUKU UTAMA

BUKU PEMBANDING
3

BAB II

RINGKASAN BUKU
4

I. Ringkasan Bab 1 Pendahahuluan

2.1.1. Gaya dan Medan Listrik

Listrik Statis adalah cabang dari fisika yang mempelajari tentang muatan-muatan listrik
yang tidak bergerak (statis=diam), interaksi antar muatan listrik dan aspek-aspek yang ditimbulkan
oleh muatan listrik.

Muatan Listrik ada dua macam yaitu muatan positif dan muatan negative :
Benda bermuatan positif jika kekurangan electron
Benda bermuatan negatif jika kelebihan electron. Benda tidak bermuatan listrik (netral) jika jumlah
proton sama dengan jumlah electron.Satuan muatan listrik adalah coulomb ( C ).Muatan terkecil
disebut muatan elementer (muatan sebuah electron) yang besarnya adalahe = 1,6 x 10-19 coulomb.
Benda yang bermuatan listrik dikelilingi sebuah daerah yang disebut medan listrik. Menurut
Faraday (1791- 867), suatu medan listrik keluar dari setiap muatan dan menyebar ke seluruh
ruangan

2.1.2. Rangkaian Listrik

Sifat Suatu rangkaian dapat secara lengkap diuraikan dalam suatu dimensi.Dalam suatu
rangkaian listrik yang menjadi pusat perhatian adlah tegangan dan arus.

2.1.3. Model

rangkaian paralel adalah suatu model yang digunakan dalam penyusunan komponen-
komponen listrik. Terdapat ciri khusus yang melekat pada model ini dan menjadi faktor pembeda
dari rangkaian listrik lainnya (misal: rangkaian seri). Perbedaan tersebut terletak pada bentuk,
susunan rangkaian, dan fungsi/kegunaannya: Ciri-ciri dari rangkaian paralel adalah semua
komponen listrik terpasang secara bersusun atau sejajar.

Rangkaian seri adalah salah satu model rangkaian listrik. Seri adalah suatu rangkaian yang
semua bagian-bagiannya dihubungkan berurutan, sehingga setiap bagian dialiri oleh arus listrik
yang sama. Rangkaian ini disebut juga dengan rangkaian tunggal: Ciri-ciri rangkaian seri adalah
semua komponen listrik yang akan dipasang disusun secara berderet atau berurutan

2.1.4. Proses pembentukan Model

Model atom yang diusulkan pada tahun 1913 oleh Denmark ,niels Bohr,sangat berguna
untuk menjelaskan berbagai gejala listrik bahan.Proses pembentukan model merupakan suatu
bagian yang penting dalam kemajuan ilmu dan pengembangan teknologi.

2.1.5. Analisis Rangkaian


5

Jika suatu rangkaian listrik menerima masukan atau rangsangan dalam bentuk tegangan atau
arus yang diberikan oleh suatu sumber bebas,maka akan dihasilkan suatu keluaran atau
tanggapan.Keluaran atau tanggapan itu juga dapat berupa tegangan atau arus yangberhubungan
denfan unsure dalam rangkaian tersebut.Ada dua cabang dalam teori rangkaian dan keduanya
diturunkan dari tiga kata kunci : masukan,keluaran dan rangkaian.Cabang pertama adalah analisis
rangkaian : dengan diketahui rangkaian dan masukkanya,bertujuan mencari keluarannya.Cabang
yang lain adalah sintetis rangkaian :dengan diketahui masukan dan keluarannya bertujuan
mendapatkan rangkaian itu sendiri.

II. Ringkasan Bab 2 Besaran dan unsur rangkaian

2.2.1.Satuan system internasional

Sistem satuan yang digunakan dalam hali ini adalah system internasional atu SI.Konfrensi
internasioanl tahun 1954 menetapakan enam satuan dasar :

Panjang dalam meter (m) Arus listrik dalam ampere (A)


Massa dalam Kilogram (kg) Suhu dalam Kelvin (K)
Waktu dalam detik (s) Kuat cahaya dam candela (cd)

2.2.2.Besaran Listrik

Dalam rangkaian listrik dapat menggunakan besaran apa saja namu cuku kesulitan.Karena
itu akan diperkanalkan sejumlah konsep abstark seperti tegangan,resistansi,induktansi,kapasitansi,
daya dan tenaga.dalam SI satuan untuk gaya adalah newton.Dan satuan tenaga adalah newton –
meter dengan SI yaitu joule(J).Dalam system MKS (meter kilogram second ) mujatan merupakan
salah satu satuan dasar;sedangkan menurut SI muatan adalah satuan yang diturunkan .Satuan untuk
muatan adalah coulomb.

Konsep arus listrik lebih sederhana daripada konsep gaya atau tenaga.Arus listrik
didefinisikan sebgai banyaknya muatan yang melewati suatu luas penampang tertentu persatuan
waktu.Arus adalah kecepatran perubahan aliran muatan positif bersih (neto) yang merupakan
bearan scalar.Jika ada arus mengalir dalam rangkaian maka timbul medan gaya lain di sekitar
rangkaian tersebut.Medan ini disebut medan magnet yang muncul sekaligus dengan medan listrik.

.2.3. Sumber dan unsur rangkaian


6

Suatu rangkaian listrik umumnya dicirikan oleh adanya satu atau lebih sumber yang
dihubungkan dengan satu atau lebih beban sebagai penerima tenaga listrik.Suatu sumber sempurna
akan memberikan tegangannya tidak bergantung kepada beban yang dipasangkan pada kutub-
kutubnya.

2.2.4.Resisitansi :hukum ohm

Bukti dari bahwa resistansi dari hamper semua penghantar berubah menurut suhu.Jika
resistansi suatu penghantar pada suhu t1 adalah R1 ,maka untuk rentang suhu yang wajar
,resitansinya pada suhu t2 diberikan oleh R2 = R1 [ 1 + α ( t2 – t1 ) ].

Resistror yang resistansinya tidak tetap konstan untuk berbagai arus yang berbeda dikenal
sebgai resistor tak linear.Resistansi dari resistor semacam ini merupakan fungsi arus yang mengalir
di ddalamnya.Bila arus listrik mengalir dalam suatu resistor tersebut.dalam suatu resistor semua
tenaga yang digunakan untuk memaksa aliran arus muncul sebgai kenaikan suhu penghantar
tersebut atau sebgai aliran panas yang meninggalkannya.parameter resiteansi pada dasarnya
merupakan suatu konstanta geometri.Sebenarnya hal itu telah ditemukan oleh ohm ,dalam
penyeledikannya.Konduktor mempunyai resitivitas yang rendah maka logam dinamakan
kondutor.Isolator adalaha bahan dengan resistivitas yang sangat tinggi biasanya dalam orde ribuan
mega ohm atau lebih.

2.2.5. Induktaksi

di
Secara kuantitatif tegangan memilki persamaan sebgai tersebut v = L volt konstanta
dt
pembanding L adalah induktansi diri atau cukup disebut sebgai induktansi.Induktansi dinyatakan
dalam henry (H).Induktansi kawat penghubung umumnya kecil dan dapt diabaikan.Alat seperti
inductor,kumparan peredam,dan kumparan induksi digunakan dalam rangkaian listrik.

Suatu inductor linear inductor yang parameter induktansinya tidak bergantung pada
arusnya.Pada saat arus mengalir melalui suatu inductor,arus itu menimbulkan fluks ruang.Bila fluks
itu menembus udara,ia akan menimbulkan suatu kesebandingan antara arus dengan fluks tersebut
sehingga parameter induktansi tetap konstan untuk setiap nilai arus.

di
Daya yang berhubungan dengan induktansi dalam rangkaian adalah p = vi = Li
dt
watt.GGM adalah gaya gerak magnet yang menghasilkan fluks dalam rangkaian magnet yang
mempunyai reluktansi.Sperti halnya resistansi,induktaksi juga bergantung pada geometri dimensi
fisis dan sifat magnet mediumnya.

2.2.6.Kapasitansi
7

dv
Secara kiantitas arus dinyatakan dalam persamaan dengan berikut; I = C A .
dt
Konstantan pembanding C menyatakan sifat penyimpanan muatan dalam unsure itu yang disebut
kapasitansi.Menurut SI satuan untuk kapasitasni adalah farad (F).Benda fisis yang cirri utamnya
adalah kapasitansi disebut kapasitor.bila induktansi melawan perubahan arus,kapasitansi menentang
perubahan tegangan.

dv
Daya yang berhubungan dengan pengaruh kapasitansi adalah p = vi = Cv W.
dt

III. Ringkasan Bab 3 Hukum Dasar Rangkaian


2.3.1. Hukum kirchhcoff
Hukum Kirchhoff merupakan salah satu hukum dalam ilmu Elektronika yang berfungsi
untuk menganalisis arus dan tegangan dalam rangkaian. Hukum Kirchoff pertama kali
diperkenalkan oleh seorang ahli fisika Jerman yang bernama Gustav Robert Kirchhoff (1824-1887)
pada tahun 1845. Hukum Kirchhoff terdiri dari 2 bagian yaitu Hukum Kirchhoff 1 dan Hukum
Kirchhoft 2.
Bunyi hukum Kirchhoff 1 : Arus Total yang masuk melalui suatu titik percabangan dalam
suatu rangkaian listrik sama dengan arus total yang keluar dari titik percabangan tersebut.”
Bunyi hukum Kirchhoff 2: Total Tegangan (beda potensial) pada suatu rangkaian tertutup
adalah nol

2.3.2. Transformasi Y - 

Ada betuk rangkaian tertentu yang tidak dapat disederhanakan dengan hanya menggunakan
kombinasi seri parallel.Konfigurasi semacam itu sering dapat ditangani dengan menggunakan
transformasi linear Y - .

Transformator Tiga berfasa satu dapat dihubungkan untuk membentuk bank-3 fasa (susunan
3 fasa = 3 phase bank) dengan salah satu cara dari berbagai cara menghubungkan belitan
transformator. Pada tiga buah transformator satu fasa yang dipakai sebagai transformator tiga fasa
setiap kumparan primer dari satu transformator dijodohkan dengan kumparan sekundernya.
Hendaknya dicatat bahwa pada transformator tiga fasa ini besar tegangan antar fasa (VL-L) dan
daya transformator (KVA) tidak tergantung dari hubungan belitannya. Akan tetapi tegangan fasa
netral (VL-N) serta arus dari masing-masing transformator tergantung pada hubungan belitannya.
8

2.3.3. Sumber dengan rangkaian setaranya.

Sumber nyata mungkin dapat mendekati keadaan sempurna itu,tetapi tidak akan pernah
mencapainya tegangan.Sebuah sumber nyta dengan karakteristik volt-amperenya dapat dilihat pada
gambar dibawah

tegangan

Vn

0 Ihs Arus

Karakteristik ini menyatakan bahwa sumber dengan tegangan Vrt pada saat rangkaian
terbuka (I = 0) dengan nilai tegangan V menurun secara linear jika arus yang diambil dari sumber
meningkat ;karakteristik semacam itu dapat ditulisakan dengan V = Vrt – Rt I.Untuk mengubah
pernyataan sumber tegangan menjadi sumber arus ,persamaan diatas harus diselesaikan untuk
V rt V
arusnya yang memberikan I = - .
Rt Rt

2.3.4. Penguat kerja

Disini akan dibahasa suatu peralatan elektronika yang sangat beruna dalam pemebentukan
suatu sumber tak bebasa dan mempunyai model matematika yang sederhana dan anggun,Peralatan
ini disebut penguat kerja.

2 -

Penguat kerja adalah suatu peralatan elektronika dengan kutub jamak,tetapi untuk
kepentingan analisis rangkaian hanya akan ditunjukkan tiga kutubnya saja.>kutub 1 adalah kutub
masukan terbalik dan kutub 2 adalah kutub masukan tak terbalik dan kutub 3 adalah kutub
keluaran.Penguat kerja pada umumnya dijumpai dalam bentuk rangkaian terpadu dan biasanya
dibuat dalam suatu kemasan yang mempunyai 8 sampai 14 kutub yang mengandung satu sampai
empat penguat kerja.Penguat kerja merupakan suatu peralatan dengan pengautan yang sangat tinggi
dan umumnya tidak pernah digunakan tanpa umpan balik.
9

2.3.6. Rangkaian Penguat

Rangkaian penguat merupakan suatu rangkaian yang digunakan untuk menguatkan atau
memperbesar sinyal masukkan. Akan tetapi, proses yang terjadi sebenarnya adalah sinyal input
direplika atau di copy lalu kemudian direka kembali menjadi sebuah sinyal yang lebih besar dan
tentunya lebih kuat.

Penguat daya biasanya digunakan pada rangkaian elektronika sebagai penguat sinyal
informasi sebelum dikirmkan, sehingga penguat daya ini sangat penting, mengingat informasi yang
dikirimkan dapat langsung sampai ke tujuan tanpa ada yang terhilang di tengah jalan

2.3.7. Integrator

Keluaran suatu rangkaian integrator sebanding dengan integral masukkan nya.Persamaan


volt-ampere untyk kapasitasni dipakai sebgai pengganti hokum ohm yang menghubungakan v0
t
1
dengan i0 .Persamaanya adalah v0 = ∫ i (x) dx.Karena arus masukan ke penguat kerja sama
C −° ° 0
dengan nol dan tegangan antara kedua masukan pengaut kerja juga nol,maka persamaan hokum
v1
arus kirchoff pada simpul antar R dan C adalah i1 + i0 = + i0 = 0.
R

IV. Ringkasan Bab 4 Metode Analisis Rangkaian

2.4.1. Metode tegangan simpul

Metode tegangan simpul dalam analisis rangkaian adlah cara dengan persamaan hukum
tegangan kirchoof terlukis secara implicit padadiagram rangkaiannya,sehingga hanya persamaan
hokum arus kirchoof saja yang perlu diselesaikan untuk tegangan yang tidak diketahui.V AB = VA +
VB .Ada tiga simpul rangkaian disini dan didapatkan dua persamaan bebas hokum arus kirchoof
yang dapat ditulis.

Untuk simpul A A : VAG1 + (VA + VB) G2 = I1

Untuk simpul B B : VBG3 + (VA + VB) G2 = -I2

kenyataan bahwa kedua persamaan ini serupa bukanlah merupakan suatu kebetulan, melainkan
karena mengikuti persamaan huku arus kirchoff dan cara pemilihan berbagai variable tegangannya.

2.4.2. Metode Arus mata jala

Metode arus matajala merupakan cara lain untuk menyelesaikan persoalan rangkaian dengan
persamaan hokum arus kirchoof terlukis secara implicit pada diagram rangkaiannya dan persamaan
untuk tegangan ditulis secara eksplisit serta harus diselesaikan untuk arus yang tidak
diketahui.Rangkaian planar yaitu rangkaian yang dapat dilukis pada suatu bidang datar sedemikian
hingga tidak ada unsure rangkaian yang melangkahi unsure rangkaian yang lain.Metode arus mata
10

jala merupakan suatu rangkaian palanar denagn dua matajal..Pada metode ini arus matajala yang
tidak diketahui diandaikan mengalir dalam setiap matajala pada rangkaian tersebut .Persamaanya

Untuk matajala A A : R1IA + R3 (IA + IB) = V1

Untuk matajala B B : -R3 (IA - IB) + R2IB = -V2

Dari pembahasan diatas dan sebelumnya tampak bahwa metode tegangan simpul dan
metode arus majala saling melengkapi.Keputusan untuk menggunakan yang mana yang terbaik
biasanya didasarkan atas jumlah persamaan yang diperlukan.Yang dipilih adalah yangh paling
sedikit,menurut pertimbangan pribadi atau gabungan keduanya.

2.4.3. Prinsip Superposisi

Dalam setiap rangkaian listrik,tegangan dan arus dalam suatu unsure adalah akibat yang
ditimbulkan oleh adanya sumber yang dikenakan pada rangkaian tersebut.Prinsip superposisi jika
diterapkan pada suatu rangkaian dengan resitansi konstan,menyatakan bahwa arus atau tegangan
disetiap cabang rangkaian yang dihasilkan oleh beberapa sumber yang dikenakan secara serentak
adalah jumlah aljabar arus atau tegangan yang dihasilkan pada cabang itu oleh masing-masing
sumber tersebut secara tersendiri.Superposisi dapat berlaku untuk setiap system (listrik mekanis dan
sebgainya) yang mempunyai hubungan sebab-akibat y = f(x) sedemikian hingga
f(x1) + f(x2) = f(x1 + x2).Jadi secar umum prinsip superposisi untuk rangkaian listrik dapat
dinyatakan sebagai berikut : Dalam suatu jala-jala linear yang mengandung lebih dari pada satu
sumber (arus atau tegangan ),tanggapannya dapat diperoleh dengan menjumlahkan semua
tanggapan yang diperoleh dari masing-masing sumber itu secara tersendiri,dengan semua sumber
lainnya dibuat sama dengan nol .

Prinsip superposisi memungkinakan perhatian dipusatkan pada hnya salah satu sebab (atau
sumber) sehingga mempermudah proses pemikiran mengenai sifat rangkaian dalam keadaan yang
bermacam- macam.Disamping itu prinsip superposisi mendasari teorema rangkaian yang lain.

2.4.4.Teorema Thevenin dan Northon

Untuk rangkaian resitansi torema thevenin menyatakan bahwa setiap rangkaian kutub dua linear
yang terdiri resistor dan sumber (baik yang bebas maupun tak bebas).Suatu rangkaian setara berupa
sebuah sumber tegangan dengan resistor serinya disebut rangkaian setara thevenin..Sebuah sumber
arus dengan konduktansi simpangnya,yang dikenal sebagai rangkaian setar aNorton.Rangkaian
Norton merupakan kembaran (dual ) rangkaian thevenin.

Prinsip superposisi menyatakan bahwa arus setiap cabang rangkaian adalah jumlah komponen-
komponen arus cabang yang disebabkan oleh masing sumber dalam rangkaian secara sendiri-
sendiri.Teorema Norton yang merupakan kembaran teorema thevenin,mengikuti alur pikiran yang
sama dan rangkaian yang terbentuk berupa sebuah sumber arus setara norton yang dihubungkan
parallel dengan konduktansi setara simpangnya.Kegunaan utama teorema thevenin dan Norton
11

adalah memungkinkan suatu rangkaian digantiukan dengan sepasang kutub keluaran dan hasilnya
dapat dipergunakan untuk menghitung pengaruh suatu beban yang dipasangkan pada kutub
keluaran itu atau akibat yang diperoleh beban karena sifat rangkaian tersebut.

V. Ringkasan Bab 5 Fungsi Pperangang Eksponensial

2.5.1. Impedansi dan tanggapan unsur rangkaian

Tegangan dan arus yang berubah secara eksponensial menurut waktu dapat ditulis sebagai.
V = V0est I = I0est

1
Frekuensi eksponensial dapat ditulis dengan V = V0e±t/T dan I = I0e±t/T sehungga s = ±
T
Konstanta yang disebut konstanta waktu merupakan ukuran kecepatan perubahan fungsi
eksponensial waktu tersebut.Perbandingan antara tegangan dan arus pada sepasang kutub disebut
impedansi.Impedansi ini dinyatakan dengan lambang Z(s) dengfan satuan ohm menurut SI.Z(s)
merupakan kebalikan dari Y(s) yang juga merupakan fungsi s.Hubungan volt-ampere impedansi
dan admitansi yang secara umum merupakan fungsi s disebut pernytaan kawasan frekuensi unsure
rangkaian.

2.5.2.Hubungan antara rangsangan eksponensial dengan rangsangan saat tertentu

Metode analisis rangkaian eksponensial meliputi tanggapan rangkaian RLC terhadap


rangsangan konstansebgai salah satu kasus khususnya.Untuk tegangan konstan ini tiga impedansi
V0
dasar bagi unsure R,L,C berturut-turut menjadi R,0,dan ∞ . iR = dan iL = ∞ dan iC =
R
0.

Metode impedansi meramalkan arus nol mengalir dalam suatu kapasitansi yang
dihubungkan ke suatu tegangan tetap.Begitu tegangan antara keeping-keping kapasitor menjadi
sama dengan tegangan yang dipasangkan,tidak akan ada lagi arus yang mengalirkarena jika ada,hal
itu akan menaikkan tegangan kapasitor diatas tegangan yang dikenakan sehingga akan berlawanan
dengan hokum tegangan kirchoff.

2.5.3.Sifat Alamiah

Sampai saat ini dalam membahas fungsi-fungsi eksponensial selalu diandaikan terdapat
suatu rangsangan pada rangkaiannya.Tanggapan yang meluncur dalam rangkaian listrik itu disebut
sifat alamiah dan tanggapannya adalah tanggapan alamiah.Sebaliknya tanggapan yang terjadi
karena adanya rangsangan yang sengaja dikenakan pada rangkaian disebut tanggapan terpaksa.

VI. Ringkasan Bab 6 Rangkaian Arus Bolak Balik Keadaan Mantap


12

Bab ini akan membahasa menegenai tanggapan terpaksa yaitu tanggapan terhadap rangsangaluar
yang dikenakan pada rangkaian.Dan juga akan dibahas tentang sinya sinusoidal yaitu tegangan dan
arus sinusoidal.dan selanjutnya akan membahas tentang fungsi berulang dan akan membahas
tentang metode fasor.

2.6.1.Fungsi Berulang

Jika suatu fungsi f (t) mempunyai bentuk gelombang (yaitu lengkungan f(t) yang dilukis
terhadap sumbu waktu ) sedemikian sehingga f(t) = f(t + T) maka fungsi itu dikatakan
berulang dengan perioda T .Ada dua cirri fungsi berulang : mempunyai suatu bentuk gelombang
yang berulang pada setiap selang waktu T detik dan mempunyai nilai untuk seluruh waktu.Bagian
bentuk gelombang yang berada dalam satu periode disebut satu daur.Banyaknya daur setiap detik
adalah frekuensi (f) gelombang tersebut.

Persamaan arus menurut fungsi waktu adalah i(t) = Im cos t. dengan i(t) adalah nilai
sesaat arus untuk setiap saat t dan Im adalah nilai maksimum atau amplitudonya.Satuan detik atau
sudut t dalam satuan atau derajat.Satu daur penuh meliputi 2π radaian 360 0. Besaran  adalah
kecepatan susdut dan dinyatakn dalam radian per detik .  = 2πf.Gelombang tegangan dan arus
yang tidak sefasa atau mempunyai simpangan berbeda pada saat t sama dengan nol ;persamaannya
v = Vm cos (t – α ) dan i = Im cos (t – β) .Persamaan ini disebut fungsi sinusoida dan rangkaian
dengan rangsangan sinusoida sering disebut sebagai rangkaian arus bolak balik;sedangkan
rangkaian dengan rangsangan konstan disebut rangakaian arus seara.

2.6.2.Nilai rata-rata dan Nilai Efektif.

Persamaan gelombang araus dan tegangan diatas tidak menjelaskan secara langsung
kemampuan penyaluran tenaga arus bolak balik sebagaimana halnya pada arus searah.Mengingat
arus rata-rata identik dengan suatu nilai searah (konstan) dan merupakan suatu ukuran yang berguna
dalam menentukan perpindahan tengan pada rangkaian yang melibatkan arus searah.Sinusoidal
hanyalah merupakan salah satu contoh fungsi berulang.Istilah berulang dalam hal ini digunakan
sebagai pengganti sinusoida agar pembahasannya bersifat lebih umum.

Nilai rata-rata suatu gelombang sinusoida terhadap satu daur lengkap sama dengan nol.Satu
daur luasa daerah diatas sumbu mendatar sama dengan luas daerah dibawah sumbu,sehingga luas
keseluruhannya sama dengan nol.Niali rata-rata terhadapt setengah daur positif ( atau negative)
untuk suatu fungsi sinusoida dapat diperoleh dengan mengaliakn amplitude gelombang itu dengan
bilangan 0,636.Nilai rata-rata untk fungsi berulang yang simetri terhadap sumbu datarnya tidak
mempunyai arti karean berdasarkan hasil diats nilainya selalu samadengan nol.

Dasar penyusunan spesifikasi tersebut berhubungan dengan kemampuan tenaga atau daya
pada fungsi berulang.Menurut hokum Joule panas yang ditimbulkan oleh arus searah I dalam
resistor R adalah P = I2 R dan P = i2 (t)R .Daya rata-rata untuk satu daur penuh kita sama
13

dengan nol karena penyerapan daya selalu positif baik bila arus yang mengalir itu kea rah positif
maupun sebaliknya dalam rangkaian tersebut.

Nilai efektif juga dikenal sebagai rms (root mean square) sesuai dengan definisinya ,yang
jika dibca dari belakang akan memberikan garis bvesar proses perhitungannya.Nilai efektif yaitu
0,707 ImA.Pada dasarnya kegunaan setiap rangkaian listrik adalah untuk menyalurkan daya dan
tenaga dimana keduanya berbanding lurus dengan hasil kali tegangan dengan arusnya,atau untuk
parameter rangkaian konstan sebanding denganpangkat dua arus atau pangkat dua tegnagan.Oleh
karena itu nilai efektif tersebut sangat sesuai sehingga selalu dipergunakan untuk menyatakan
besara arus dan tegangan bolak balik secra umum.

2.6.3. Rangsangan sinusoida dalam unsure rangkaian

Dalam resistor v = iR dan R merupakan suatu konstanta.Arus yang berbentuk sinusoida


akan mengahsilkan tegangan sinusoida dan demikian pula sebaliknya.Karena R berupa suatu
konstanta ,maka tidak ada pergeseran fasa antara arus dan tegangan tersebut .
i = Im sin (t – α) maka v = iR = ImR sin (t – α) = Vm = sin (t – α)

Fungsi arus tertinggal dari tegangan sebesar π/2 radian atau 900.Jadi arus barulah mencapai
nilai maksimumnya pada saat seperempat daur setelah tegangannya mencapai nilai maksimumnya.

2.6.4.Metode bilangan kompleks Dan Metode Fasor

Dalam melibatkan impedansi untuk analisis rangkaianm diperlukan metode bilangan


kompleks bagi rangsangan sinusoida.Ramgkaian RLC mengandung sebuah sumber tegangan yang
berubah menurut waktu.Jika huku tegangan Kirchoof diterapkan pada rangkaian tersebut akan
didapatkan v(t) – vR –vL –vC = 0

Metode fasor merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan persoalan rangkaian jika
rangsangan arus atau tegangan yang dikenakan pada rangkaian berupa sinusoida dengan frekuensi
sama.Dalam metode ini arus dan tegangan dinyatakan sebagai eksponensial kompleks dan dapat
dilukiskan sebagai vektor.Bentuk umumnya v = Vm cos (wt + α ).Dan v = Vmcj(wt + α) .Sudut antara
vektor tersebut dengan sumbu nyata merupakan sudut fasa tegangan.Diagram vektor nya dikenal
dengan diagram fasor.

Dalam perhitungan rangkaian kompleks yang pada umumnya dikerjakan dengan metode
fasor,faktor e jwt yang menyertainya harus selalu diingat tetapi tidak perlu dituliskan.Selanjutnya
tinjau suatu rangkaian fasor umum dengan dua kutub diberikan menurut

v = Vm cos (wt + α ) dan i = Im cos (wt + β)

perbandingan antara tegangan fasor dengan arus fasor itu didefinisikan sebagai impedansi
Vm
rangkaian yang dinyatak sebagai Z. Z= .Perlu ditekankan disini bahwa impedansi
Im
14

adalah suatu bilangan kompleks ,bukan fasor,karena tidak mempunyai fungsi eksponensial waktu
seperti halnya dengan fasor tegangan dan arus.Secara umum telah diketahui bahwa impedan si
merupakan fungsi frekuensi kompleks dari j sedangkan R dan X adalah fungsi-fungsi nyata dari
.

2.6.5. Penyederhana rangkaian

Hasil dari penyederhanaan suatu fungsi logia dapat terlihat jelas melalui simbol gerbang-
gerbang logika.sebelum proses penyederanaan yang di lakukan dengan metode aljabar atau dengan
metode karnaugh map, gerbang-gerbang digital terlihat banyak dan lebih bkompleks, setelah
disederhanakan akan di peroleh kombinasi gerbang digital baru yang lebiih sederhana.

2.6.6. Metode tegangan simpul

Tegangan simpul adalah variabel yang tidak diketahui dan ketika di tentukan menggunakan
metode yang sesuai akan menghasilkan penyelesaian untuk jaringan. Dalam metode tegangan
simpul, salah satu simpul utama di pilih sebagai acuan. Pada masing-masing dari simpul utama,
sebuah tegangan di tentuan. Dimana tegangan ini di anggap sebagai tegangan terhadap simpul
acuan.

2.6.7. Teorema thevenin

Teorema thevenin adalah salah satu teori elektronika yang mempelajari tentang nilai
tegangan pada rangkaian listrik yang yang terbebani. Teorema thevenin dapat dikatakan sebagai
berikut: “jika suatu kumpulan rangkaian sumber teganagn dan resistor dihubungkan dengan dua
terminal keluaran, maka rangkaian tersebut dapat digantikan dengan sebuah rangkaian seri dari
sebuah sumber tegangan rangkaian terbuka v0/c dan sebuah resistor.

VII. Ringkasan Bab 7 Daya Dalam Rangkaian Arus Bolak Balik

2.7.1. Daya rata-rata

Jika suatu tegangan v dikenakan pada suatu unsur yang didalamnya mengarus arus i ,maka
daya yang diberikan oleh sumber kepada unsur tersebut adalah p = vi watt.

Tenaga keseluruhan = jumlah tenga yang dilepasakan dalam setiap selang dt selama satu
T
periode T daya itu diberikan.W = ∫ p dt .Tengan keseluruhan W dibagi dengan waktu yang
0

diperlukan untuk melepaskannya disebut daya rata-rata.Daya rta-rta lebih penting artinya
dibandingkan daya sesaat karena adanya kelembaman yang terdapat dalam setiap sistem.Dalam
15

suatu motor listrik,daya rata-rata yang diberikan kepada motor itulah yang menentukan
keluarannya karena pengaruh roda gila pada motor tersebut memperhalus variasi torsi yang
berhbungan dengan daya sesaat yang diberikan pada kutub – kutubnya.

2.7.2.Daya dalam unsur rangkaian

Daya rata-rata P digunakan untuk menunjukkan kemampuan penyaluran daya dengan arus
dan tegangan bolak balik.Daya sesaat tersebut terdiri dari dua komponen ;komponen konstan VI
cos θ dan komponen sinusoiada menurut waktu VI sin (2t+ θ ¿ yang frekuensinya dua kali
frekuensi tegangan atau arusnya.Hubungan antara fungsi wakt,tegangan, arus dan daya dalam
resistor yaitu pR = 2I2R sin2 t

Dua unsur rangkaian,induktor dan kapasitor berpengaruh terhadap daya sesaat tetapi tidak
mempunyai andil dalam daya rata-rata.Jika arus yang melalui sebuah induktor menigkat,maka
tenaga yang diterima itu dipindahkan dari rangkaian tersebut menjadai medan magnet ,tetapi tenaga
itu akan dikembalikan lagi kerangkaiannya jika arus dalam rangkaian tersebut berkurang.Nilai
maksimum daya keluar masuk dalam unsur rangkaian reaktif disebut sebagai daya reaktif yang
didefinisikan sebagai Q = I2X.

2.7.3.Daya kompleks

Jia suatu arus mengalir dalam suatu rangkaian yang mengandung sebuah resistansi R dan sebuah
Reaktansi X maka tenaga yang diberikan oleh sumber akan diubah menjadi panas dalam
reaktansinya.Dalam bentuk kompleks tegangan dan arus ditulis sebagai V = V e j (wt + ) dan I=
jwt
Ie .Perbandingan daya nyata atau daya aktif dengan daya tampak disebut faktor daya yang sering
ditulis dala singkatan bahasa inggrisnya pf.

2.7.4. Perbaikan faktor daya dan teorema penyaluran daya maksimum

Dengan faktor daya maksimum rugi-rugi daya karena resistansi saluran akan
berkurang.Rugi-rugi yang ditimbulkan resistansi saluran sebanding dengan pangkat dua arus yang
mengalir dalam saluran karean itu rugi-rugi ini akan menjadi lebih kecil bila faktor dayanya
tinggi.Perbaikan faktor daya tersebut dapat dilakukan dengan memasang kapasitor yang
dihubungkan paralel dengan beban yang umumnya bersifat induktif seperti motor induksi ,alat las
dan sebagainya.Perbaikan faktor daya tersebut dikenal sebagai kompensasi.Suatu rangkaian dengan
daya dan tenaga arus bolak balik umumnya terdiri dari suatu sumber dengan suatu rangkaian luar
yang terhubung pada kutub sumber tersebut.
16

Dalam hal terakhir ,rangkaian luar keseluruhan tersebut dapat disederhanakan menjadi
sebuah impedansi setara antara kutub.Impedansi setara ini adalah impedansi masukan atau
impedansi titik penggerak rangkaian luar.Impedansi masukan ini merupakan suatu besaran yang
terpenting untuk menilai pengaruh rangkaian luar terhadap suatu sumber;karena dalam analisis sifat
sumber lebih disukai untuk mewakili rangkaian luar dengan rangkaian yang sesederhana
mungkin.Bila impedansi sumber yang dapat diubah-ubah sedangkan impedansi beban,yang tetap
maka untuk penyaluran daya maksimum hasilnya bukan Z0 = Ri –jXi.

2.7.5. Teorema Penyaluran Daya Maksimum

Penyaluran daya maksimum terjadi jika nilai resistansi beban sama dengan nilai resistansi
sumber, baik dipasang parallel dengan sumber arus dan nilai reaktansi sumber adalah negative dari
nilai reaktansi beban. Daya listrik ditransfer dari suatu tempat ke tempat lainnya melalui saluran
transmisi. Saluran transmisi meliputi impedensi, oleh sebab itu arus listrik yang mengalir akan
menimbulkan rugi daya tersebut, sehingga daya yang sampai ke tujuan semaksimal mungkin.

VIII. Ringkasan Bab 8 Rangkaian Tiga Fasa

Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya daya listrik yang dibangkitkan, disalurkan dan diserap
oleh beban semuanya seimbang, P pembangkitan = P pemakain, dan juga pada tegangan yang
seimbang. Pada tegangan yang seimbang terdiri dari tegangan 1 fase yang mempunyai magnitude
dan frekuensi yang sama tetapi antara 1 fase dengan yang lainnya mempunyai beda fase sebesar
120°listrik, sedangkan secara fisik mempunyai perbedaan sebesar 60°, dan dapat dihubungkan
secara bintang (Y, wye) atau segitiga (delta, Δ, D).

Gambar 1. sistem 3 fase.

Gambar 1 menunjukkan fasor diagram dari tegangan fase. Bila fasor-fasor tegangan tersebut
berputar dengan kecepatan sudut dan dengan arah berlawanan jarum jam (arah positif), maka nilai
maksimum positif dari fase terjadi berturut-turut untuk fase V1, V2 dan V3. sistem 3 fase ini
dikenal sebagai sistem yang mempunyai urutan fasa a – b – c . sistem tegangan 3 fase dibangkitkan
oleh generator sinkron 3 fase.

Hubungan Bintang (Y, wye)


17

Pada hubungan bintang (Y, wye), ujung-ujung tiap fase dihubungkan menjadi satu dan menjadi titik
netral atau titik bintang. Tegangan antara dua terminal dari tiga terminal a – b – c mempunyai besar
magnitude dan beda fasa yang berbeda dengan tegangan tiap terminal terhadapa titik netral.
Tegangan Va, Vb dan Vc disebut tegangan “fase” atau Vf.

Hubungan Segitiga

Pada hubungan segitiga (delta, Δ, D) ketiga fase saling dihubungkan sehingga membentuk
hubungan segitiga 3 fase.

Gambar 3. Hubungan Segitiga (delta, Δ, D).

Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran dihitung antar fase, karena
tegangan saluran dan tegangan fasa mempunyai besar magnitude yang sama, maka: Vline = Vfase

Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara kedua arus tersebut dapat
diperoleh dengan menggunakan hukum kirchoff, sehingga: Iline = akar 3 Ifase = 1,73Ifase
18

BAB III

PEMBAHASAN BUKU

Buku utama merupakan mrembahas tentang gaya dan medan, rangkaian listrik, model,
peroses pembentukan model, analisis rangkaian, satuan sistem internasional, besaran listrik, sumber
dan unsur-unsur rangkaian, resistansi:hukum ohm, induktansi,kapasitansi, hukum kirchoff,
[enggunaan hukum dasar rangkaian langsung, transformasi, sumber dan rangkaian setaranya,
penguat kerja, rangkaian penguat, integrator, metode tegangan simpul, metode arus mata jala,
persamaan simpul dan mata jala dengan sumber tergantung prinsip superposisi, teorema thevenin,
impedensi dan tanggapan unsur rangkaian, hub. Antara eksponensial dengan rangsangan saat
tertentu, sifat alamailah, fungsi berulang, nilai rata-rata rangsangan sinusoida dalam unsur
rangkaian, metode bilangan kompleks dan fasor, penyederhanaan rangkaian, metode tegangan
simpul, teorema thevein, daya rata-rata, daya dalam unsur rangkaian, daya kompleks, perbaikan
faktor daya, teorema penyaluran daya maksimum, hubungan arus dan tegangan untuk hubungan Y,
hubungan arus dengan tegangan delta, daya dalam sistem fase tiga, rangkaian beban fase tiga.

3.1.KELEBIHAN dan KELEMAHAN

Buku utama mempunyai kelebihan dan kelemahan:

a) Tampian kurang menari menarik


b) Bahasa yang digunakan mudah dimengerti
c) Buku ini menampilkan gambar yang memperjelas isi buku
d) Buku ini menamplkan atau memaparkan soal-soal latihan utuk meningkatkan daya tarik
pembaca untuk membacanya
e) Masi banyak kekurangan yang di temui mdalam pengejaan kata dan penulisan kata

3.2 PERBEDAAN BUKU UTAMA DAN PEMBANDING


Pembahasan buku utama lebih banyak dari buku pembanding, buku utama melampirkan
biografi penulis sedangkan buku pembanding tida melampirkan biografi penulis, buku kedua
memiliki tampilan yang lebih menarik dan mudah di pahami, buku kedua membuat rangkuman dan
catatan penting sedangkan buku utama tidak.
19

BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Buku utama lebih lengkap dari pada buku pembanding, Pembahasan buku utama lebih
banyak dari buku pembanding, buku utama melampirkan biografi penulis sedangkan buku
pembanding tidak melampirkan biografi penulis, buku kedua memiliki tampilan yang lebih menarik
dan mudah di pahami, buku kedua membuat rangkuman dan catatan penting sedangkan buku utama
tidak.
4.2 SARAN
Hendaknya buku utama memperhatikan dalam hal pengejaan dan penulisan buku serta lebih
memperhatika tampilan buku dan memberikan catatan penting dan rangkuman untuk
mempermudah mengetahui isi buku

Anda mungkin juga menyukai