Anda di halaman 1dari 8

KONSEP DASAR RANGKAIAN LISTRIK

Rangkaian listrik didefinisikan sebagai suatu kumpulan berbagai elemen atau


komponen listrik yang saling berhubungan dengan berbagai cara, dan rangkaian listrik
setidaknya memiliki 1 lintasan tertutup. Elemen atau komponen listrik pada rangkaian listrik
memiliki 2 buah terminal atau memiliki kutub pada kedua ujungnya. Elemen atau komponen
tersebut dapat dikelompokkan menjadi komponen aktif dan komponen pasif. Perbedaan
keduanya terletak pada “menghasilkan energi”. Elemen aktif menghasilkan energi berupa
sumber tegangan dan sumber arus, sedangkan elemen pasif tidak dapat menghasilkan energi
namun dapat menyerap energi. Elemen pasif yang menyerap energi dikelompokkan menjadi
2 lagi, yaitu menyerap energi dalam bentuk medan magnet berupa inductor (lilitan, symbol :
L) dan menyerap energi dalam bentuk medan magnet berupa kapasitor (kondensor, symbol :
C). Kembali ke definisi rangkaian listrik yang memiliki setidaknya 1 lintasan tertutup, yang
artinya adalah ketika arus berjalan atau berlintas di rangkaian listrik tersebut, akan kembali
lagi ke posisi semula tanpa terputus, tanpa memandang jauh lintasan (Asran, 2014).

Pada teorema Thevenin “arus yang mengalir di rangkaian akan sama di setiap cabang,
jika terhubung melalui sumber energi listrik yang sama dan perbedaan potensial akan muncul
di cabang-cabang itu, impedansi internal rangkaian akan sama dengan impedansi pada cabang
terminal rangkaian”. Dari teorema Thevenin di atas mengindikasikan bahwa “nilai yang
diukur pada elemen rangkaian listrik tidak bergantung pada arah ataupun arus yang melintasi
rangkaian tersebut”. (Bird, 2017).

Elemen atau komponen 2 terminal yaitu mencakup sumber tegangan (v), sumber arus
(I), resistor (R), inductor (L), kapasitor (C). Sedangkan elemen pada lebih dari 2 terminal
yaitu mencakup transistor dan op-amp.

 Arus (I)

Muatan yang mengalir (bergerak) pada rangkaian atau perubahan kecepatan muatan
terhadap satuan waktu disebut arus. Arus akan muncul ketika muatan bergerak, jika tidak
bergerak maka arus akan hilang. Muatan bergerak dipengaruhi oleh energi di luar muatan.
Muatan sebagai satuan terkecil atom memiliki 2 jenis, yaitu muatan positif (+) dan muatan
negaif (-).
[Document title]

Arah arus searah dengan arah arah muatan positif, namun berlawanan arah aliran
electron. Positifnya muatan terjadi ketika muatan tersebut hilang electron, dan akan menjadi
negative ketika menerima electron. Satuan SI dari muatan yakni coulomb, dalam menentukan
besar muatan dapat dihitung terlebih dahulu besar arusnya (dalam satuan ampere) dengan
persamaan berikut.

dq
i=
dt

 Tegangan (v)

Kerja yang dilakukan untuk memindahkan suatu muatan dari satu kutub/terminal ke
kutub/terminal lainnya dinamakan sebagai beda potensial atau tegangan. Dalam melakukan
kerjanya, tegangan dipengaruhi oleh energi yang dikeluarkannya, sehingga persamaan
tegangan ialah sebagai berikut.

dw
v=
dq

Satuan SI dari tegangan ialah volt. Tegangan dapat digambarkan seperti di bawah ini.

Sebagai akibat adanya perbedaan tegangan pada kedua kutub, yaitu satu kutub
memiliki tegangan tinggi dan kutub lainnya memiliki tegangan rendah, maka tegangan pada
rangkaian listrik memiliki 2 kerja, yakni tegangan turun (ketika muatan bergerak dari
potensial tinggi ke potensial rendah) dan tegangan naik (ketika muatan bergerak dari
potensial rendah ke potensial tinggi).

 Energi (W)

Berbeda dengan tegangan, energi ialah suatu kerja untuk memindahkan sesuatu
dengan gaya sebesar 1 newton dalam jarak tempuh tertentu. Energi hanya dapat dipindahkan,
namun tidak dapat dihasilkan ataupun dihilangkan. Satuan SI energi ialah Joule (J), dengan
persamaannya sebagai berikut.

ΔW =vΔq
[Document title]

Sebagai pengaruh dari energi, elemen listrik dapat dikelompokkan menjadi :

1. Bersifat menyerap energi


 Terjadi ketika arus positif meninggalkan terminal positif, menuju
terminal positif elemen

2. Bersifat mengirim energi


 Terjadi ketika arus positif meninggalkan terminal positif elemen,
menuju terminal positif

 Daya (P)

Dari pengelompokkan elemen listrik dari pengaruh energi, seperti pembahasan


sebelumnya. Daya diartikan sebagai laju waktu pengeluaran atau penyerap energi. Satuan
dari daya, yakni Watt, dengan persamaannya berikut.

dW
P= =v × I
dt
[Document title]

 Resistor (R)

Semua media listrik yang menyerap energi harus memiliki resistor (sering disebut
juga resistansi) dalam rangkaian. Daya pada resistor selalu positif, resistor atau resistansi
dapat dihitung dengan menggunakan hubungan antara daya, tegangan, arus, dan resistor,
yakni sebagai berikut.

2 v²
P=v × I =I × R=
R

 Induktor (L)

Elemen pada rangkaian yang menyimpan energi di medan magnet dinamakan sebagai
inductor (sering disebut juga sebagai induktansi). Pada rangkaian, induktor berkemungkinan
menyimpan energi namun pada akhirnya energi akan kembali melintasi rangkaian. Ketika
induktansi hilang dari sumbernya, medan magnet ikut akan hilang. Satuan SI dari induktor
yakni Henry (H), dengan memperhatikan hubungan energi dengan induktor, maka induktor
dapat dihitung dengan persamaan berikut.

dI d 1 2
P=L × × I = ( L× I )
dt dt 2

 Kapasitor (C)

Elemen pada rangkaian yang menyimpan energi di medan elektrik disebut kapasitor
(sering disebut juga kapasitansi). Berbeda dengan induktor, ketika induktor hilang dari
sumbernya, medan magnet ikut hilang dan akan melepaskan energi, sedangkan kapasitor
akan menahan muatan dan akan menyisakan energi di area elektrik. Satuan SI kapasitor yakni
farad (F). Ketika muatan pada kapasitor dihilangkan dan dengan menggunakan hubungan
antara kapasitor dengan energi, kapasitor dapat dihitung dengan persamaan berikut.

dv d 1 2
P=Cv × = ( Cv )
dt dt 2
[Document title]

 Diagram Rangkaian

Rangkaian dapat digambarkan dalam beberapa cara, namun secara umum dapat dapat
digambarkan dengan 3 rangkaian yang identik.

a) Pada gambar a, terdapat 3 persimpangan


b) Pada gambar b, terdapat 2 persimpangan
c) Pada gambar c, hanya terdapat satu persimpangan dengan 3 cabang pertemuan

HUKUM-HUKUM DASAR PADA RANGKAIAN

Rangkaian pada umumnya setidaknya memiliki 1 sumber tegangan atau sumber arus. Pada
rangkaian listrik digunakan beberapa hukum dasar berikut.

1. Hukum Tegangan Kirchoff (Kirchhoff’s Voltage Law)

Kirchhoff’s voltage law (KVL) berbunyi “jumlah aljabar seluruh tegangan yang
mengelilingi rangkaian ialah sama dengan nol pada lintasan tertutup”. Beberapa tegangan
akan menjadi sumber (source), sedangkan yang lainnya akan dihasilkan menjadi tegangan
dari arus elemen pasif, hal ini disebut sebagai drop voltage. Hukum KVL ini berlaku pada
rangkaian yang digerakkan oleh sumber konstan, rangkaian DC, sumber variabel waktu, v(t)
dan i(t).

Rangkaian KVL dapat digambarkan sebagai berikut.


[Document title]

Dengan arah rangkaian dari bawah kiri dan memutar ke arah kanan, maka didapatkan
persamaan sebagai berikut.

2. Hukum Arus Kirchoff (Kirchhoff’s Current Law)

Sambungan dua atau lebih elemen rangkaian akan menciptakan persimpangan yang dapat
disebut sebagai simpul. Persimpangan dua elemen rangkaian dinamakan simpul sederhana,
dan persimpangan 3 elemen atau lebih dinamakn simpul utama. Pada Kirchhoff’s Current
Law (KCL) berbunyi “jumlah aljabar seluruh arus pada simpul ialah sama dengan nol”,
artinya jumlah arus yang masuk suatu simpul sama dengan jumlah arus yang keluar simpul.
KCL berdasar pada hukum kekekalan listrik.

Berikut contoh dari simpul sederhana (pertemuan 2 elemen rangkaian):

Sesuai dengan hukum KCL, maka dari simpul di atas dapat dibuat persamaan berikut .
[Document title]

Pada 3 elemen rangkaian atau lebih, maka akan membentuk simpul utama yang menciptakan
persimpangan dan percabangan. Percabangan pada rangkaian dapat digunakan hukum KCL,
contohnya pada rangkaian cabang berikut.

Dari percabangan di atas dan digunakan hukum KCL maka didapat persamaan berikut.

3. Hukum Ohm

Hukum ohm menyatakan “tegangan yang melalui bahan pengantar berbanding lurus
dengan arus yang mengaliri bahan pengantar tersebut”. Dimana ketika arus melalui resistor
maka pada kedua ujung penghantar akan muncul beda potensial atau tegangan. Hukum ohm
dapat ditulis sebagai berikut.

v=I × R

V
I=
R

Hukum ohm dapat digunakan pada rangkaian berikut.


[Document title]

REFERENSI

Asran, Asran. (2014). “Rangkaian Listrik I”. Aceh : Universitas Malikussaleh.

Bird, John. (2017). “Electrical Circuit Theory and Technology”. New York : Routledge.

Nahvi, Mahmood, Edminister, Joseph. (2003). “Theory and Problems of Electric Circuits, 4th
Edition”. New York : McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai