RANGKAIAN LISTRIK
1. RANGKAIAN LISTRIK
Rangkaian listrik adalah suatu susunan elemen yang mewakili
suatu sistem elektrik, yaitu sistem yang memanfaatkan atau menimbulkan
gejala-gejala yang berhubungan dengan listrik. Elemen itu mewakili sifat
listrik benda-benda fisis seperti peralatan-peralatan listrik. Untuk tujuan
analisis, benda-benda itu diidealisasikan menurut sifat kelistrikannya yang
menonjol, dan setiap sifat ini diwakili oleh satu elemen listrik. Elemenelemen listrik itu dirangkai membentuk rangkaian (elemen) listrik yang
mewakili penampilan sifat sistem yang hendak dijelaskan atau dianalisis.
Setiap elemen yang demikian ini dinyatakan dengan satu lambang
(gambar) yang berujung dua. Dengan demikian benda-benda fisis itu
tanpa direpotkan oleh ukuran dimensi ruangnya dapat diwakili oleh satu
atau lebih elemen dasar sesuai dengan sifat atau sifat-sifat listrik yang
ditampilkannya. Jadi, sepotong kawat yang panjangnya mungkin hanya
beberapa mm, atau beberapa ratus meter, atau bahkan berpuluh km
dapat dinyatakan dengan satu elemen yang sederhana. Kalau lebih dari
satu sifat listrik yang hendak ditampilkan, maka benda tersebut dinyatakan
sebagai rangkaian elemen yang sesuai dengan dan mewakili sifat-sifat itu.
Pembahasan tentang rangkaian listrik itu dapat digolongkan ke
dalam dua kategori, yaitu analisis rangkaian dan sintesis rangkaian.
Analisis rangkaian berhubungan dengan pembahasan sifat-sifat atau
perhitungan kelistrikan suatu sistem yang telah ada atau dianggap ada.
Sintesis rangkaian adalah proses penyusunan suatu rangkaian listrik yang
akan menampilkan sifat atau sifat-sifat listrik tertentu. Pembahasan kita ini
akan terbatas pada analisis rangkaian.
Lambang
Satuan
Arus
Tegangan
Muatan listrik
Fluks (magnetik)
Tahanan (resistansi)
Konduktansi
Induktansi
Kapasitansi
Reaktansi
Suseptansi
Impedansi
Admitansi
Frekuensi
Frekuensi sudut,
Kecepatan sudut
Daya aktif
Daya Semu,
Daya kompleks
Daya reaktif
i, I
v, V, e, E
q, Q
R
G
L
C
X
Z
Y
f
Ampere (A)
volt (V)
coulomb
weber
ohm ()
siemen(S), mho
henry (H)
farad (F)
ohm ()
mho
ohm ()
mho
hertz (hz)
radian per detik
rad/det, rad/s
watt (W)
voltampere (VA)
p,P
S
Q
Energi
voltampere reaktif
(Var)
joule (J)
Wattdetik (Ws)
Kata-depan
Lambang
10-12
10-9
10-6
10-3
103
106
109
1012
piko
nano
mikro
mili
kilo
mega
giga
tera
p
n
m
k
M
G
T
3. ELEMEN-ELEMEN LISTRIK
Selain elemen sumber energi, elemen dasar listrik yang akan kita
jumpai selanjutnya ada tiga macam yaitu; tahanan atau resistor (R),
induktor (L), dan kapasitor (C). Tahanan atau resistor R adalah elemen
yang mewakilkan sifat hambatan terhadap mengalirnya arus listrik. Besar
tahanan yang dimiliki R disebut resistansi, dan satuannya adalah ohm ().
Gejala yang tampak bila arus mengalir melalui tahanan ialah
naiknya suhu (timbulnya panas), sama seperti yang dialami dengan
peristiwa gesekan pada mekanika. Jadi resistor atau tahanan R ini
mewakili sifat benda yang berkenaan dengan pengubahan energi listrik
menjadi energi panas atau kalor. Benda yang tahanan listriknya
mendekati nol atau sangat kecil disebut konduktor, dan benda yang
tahanannya sangat besar disebut isolator. Bahan isolator itu disebut
dielektrik. Bahan yang tahanannya nol disebut superkonduktor.
Induktor L adalah elemen yang mewakilkan sifat munculnya
medan magnet bila arus mengalir. Besar sifat yang dimiliki induktor L itu
disebut induktansi, dan satuannya adalah henry (H). Induktor L itu
mewakilkan pula sifat benda yang berkenaan dengan sulitnya mengubah
arus yang mengalir melalui benda tersebut. Sifat ini seirama dengan
kesulitan mengubah momentum benda pada mekanika. Pada kumparan
atau lilitan kawat konduktor, sifat induktansi itulah yang paling menonjol,
sehingga induktor itu digambarkan sebagai konduktor yang dililitkan.
Pada mekanika, momentum suatu benda adalah produk
kecepatan benda v dengan massa benda m, yaitu momentum = m.v. Pada
gejala listrik, momentum listrik _ disebut momentum elektrokinetik_ adalah
perkalian induktansi L dengan arus i yang mengalir pada induktor tersebut
yaitu L.i. Pada mekanika, kita kenal hukum ketetapan momentum, maka
seirama dengan itu pada ilmu kelistrikan dikenal pula hukum ketetapan
momentum elektrokinetik.
Kapasitor C adalah elemen yang mewakilkan kesanggupan
menampung muatan listrik atau menimbulkan medan listrik. Besar sifat
yang dimiliki kapasitor C itu disebut kapasitansi, dan satuannya adalah
farad (F). Pada dua buah lempengan konduktor yang dipisahkan oleh
isolator atau dielektrik, dampak sifat kapasitansi itulah yang paling
menonjol, sehingga kapasitor digambarkan sebagai dua lempengan yang
disederhanakan gambarnya menjadi dua garis paralel.
Elemen-elemen R, L dan C dihubungkan satu dengan lainnya
oleh konduktor atau penghantar yang tidak memiliki sifat selain melalukan
arus listrik. Ketiga elemen tersebut biasanya digambarkan seperti pada
Gambar 1.
R
(a)
L
(b)
(d)
C
(c)
(e)
Akan tetapi dalam analisis dianggap bahwa arus listrik mengalir melalui
kapasitor. Ketiga elemen dasar yang dibicarakan ini digolongkan ke dalam
elemen pasif.
yang bisa menyerap dan mengembalikan energi dari dan ke bagian lain
sistem.
Tahanan R sama sekali tidak bisa menyimpan energi listrik, jadi R
hanyalah sebagai penyerap atau konsumer energi listrik. Energi listrik
yang terkonsumsikan itu pada umumnya terubah menjadi panas atau
kalor. Energi listrik yang diserap oleh elemen (dari elemen lainnya) diberi
tanda positif (+), dan energi listrik yang diserahkan oleh suatu elemen (ke
elemen lainnya) diberi tanda negatif (-).
Elemen aktif adalah elemen yang merupakan sumber energi listrik
secara mapan, artinya dapat menjadi sumber arus listrik dan/atau
tegangan listrik tanpa tergantung pada elemen listrik lainnya. Dalam
rangkaian listrik sumber energi listrik itu dinyatakan sebagai sumber
tegangan (potensial) listrik atau sebagai sumber arus listrik. Sumber
tegangan listrik biasanya dinyatakan sebagai e dan E, atau v dan V.
Sumber arus listrik dinyatakan sebagai i dan I. Sebaiknya huruf kecil
dipakai untuk menyatakan bahwa sumber itu fungsi waktu; jadi lebih tepat
bila dituliskan sebagai e(t) atau v(t) dan i(t). Huruf kapital E atau V dan I
sebaiknya dipakai untuk menyatakan bahwa sumber itu bukan fungsi
waktu. Lambang (gambar) yang lazim digunakan untuk menyatakan
sumber tegangan dan sumber arus diperlihatkan pada Gambar 3.(a).
Untuk sumber tegangan, tanda arah anak panah atau tanda positif (+)
menunjukkan arah polaritas, yaitu arah ujung elemen yang dianggap lebih
tinggi potensialnya. Untuk sumber arus, tanda arah anak panah
menunjukkan arah alir arus positif. Dengan sendirinya arah sebaliknya
dianggap arah ujung elemen tegangan yang lebih rendah potensialnya,
atau arah yang dianggap negatif. Perlu diperhatikan bahwa pengertian
beda potensial atau tegangan selalu berkenaan dengan dua titik (ujung
elemen atau ujung rangkaian elemen). Potensial satu titik saja sebenarnya
tidak ada artinya. Demikian juga arus yang mengalir dari satu titik akhirnya
harus kembali ke titik itu pula. Jadi jalan arus itu selalu merupakan lintasan
tertutup. Arus mengalir dari satu ujung elemen melalui konduktor dan
elemen-elemen lainnya yang terdapat dalam lintasannya dan akhirnya
kembali ke ujung elemen yang pertama itu. Hal ini digambarkan pada
Gambar 3.(b).
(a)
(b)
Gambar 3. Sumber tegangan, sumber arus dan rangkaiannya
Yang dimaksud dengan beda potensial atau tegangan vA adalah
beda potensial antara titik A dengan suatu titik acuan yang telah
ditetapkan. Titik acuan itu dapat sembarang titik; salah satu yang lazim
diambil sebagai titik acuan adalah titik pada tanah atau bumi, katakanlah
titik O. Marilah kita sepakat menyatakan vAB sebagai beda potensial antara
titik A dan titik B. Bila titik O diambil sebagai titik acuan, maka vA = vAO dan
vB = vBO sehingga :
vAB = vAO - vBO atau vAB = vA - vB
Hal ini dapat dibayangkan seperti pada Gambar 4. vA dapat dibayangkan
sebagai tinggi titik A di atas titik referensi O. Dengan demikian, maka;
vBA = vB vA = -( vA - vB ) = - vAB
A
vAO = vA
vAB = vA - vB
vBO = vB
O
Gambar 4. Pengertian beda potensial
4. SUPLAI DC (TETAP)
Istilah dc adalah singkatan dari direct current dimana dalam
berbagai sistem listrik mengalirkan muatan dalam satu arah
(unidirectional), suplai dc meliputi sumber tegangan dc (sumber tegangan
searah) dan sumber arus dc (sumber arus searah).
Sumber tegangan dc (direct current)
Sumber tegangan dc dibagi dalam tiga kategori yaitu
a. baterei (chemical action)
b. generator (electromechanical)
c. suplai daya (power supply-rectification)
Sumber tegangan dc yang paling umum digunakan adalah
baterei. Simbol sumber tegangan dc diperlihatkan pada Gambar 5.
- +
V
Gambar 5. Simbol sumber tegangan dc
Sumber arus dc
Sumber tegangan dc sangat luas penggunaannya bila
dibandingkan dengan sumber arus dc, oleh sebab itu sumber tegangan dc
lebih dikenal. Idealnya, sebuah sumber tegangan dc akan memberikan
tegangan yang tetap pada terminalnya meskipun arus berubah dalam
sistem seperti yang diperlihatkan pada Gambar 6.(a). Karena sumber arus
dc merupakan dualitas sumber tegangan dc maka dapat pula didefinisikan
bahwa, idealnya sumber arus dc akan mensuplai arus yang tetap ke
sistem meskipun terjadi perubahan pada terminal tegangan seperti pada
Gambar 6.(b).
12 V
I, t
(a)
10 mA
V, t
(b)
A
d
................................................................................... (1)
10
dimana : C = kapasitansi
= konstanta dielektrik
A = luas permukaan plat
d = jarak antara plat
Tegangan pada kapasitor sebanding dengan muatan,
q = C V .... (2)
dq
dv
C
dt
dt
......................................................................... (3)
11
Y Y1
X X1
Y2 Y1 X2 X1
Waktu (t)
i = c dv/dt
t0
0<t1
10t
10-2
1<t2
20 - 10t
-10-2
t>2
12
i=0
= C ( 1/t)
=0
t<0
0 < t < t
t > t
..............................(4)
1
v( t )
C
i dt v(t
.................................................................(5)
t0
dimana v(t0) = q(t0)/C dan v(t0) = v(0), tegangan kapasitor pada waktu t=0.
Kapasitor yang sebenarnya mempunyai resistansi namun untuk
memudahkan pengaruh resistansi diabaikan. Bahan dielektrik juga tidak
seluruhnya isolator tetapi mempunyai konduktivitas, hal ini dinyatakan
dengan resistansi yang sangat tinggi paralel dengan kapasitor.
Berdasarkan Gambar 12 dapat dinyatakan bahwa bentuk
gelombang tegangan tidak dapat berubah seketika sebaliknya bentuk
gelombang arus dapat berubah seketika.
w(t ) v i dt dimana
i C
dv
dt
13
v(t )
dv
1
w(t ) v C dt C v dv C v 2
dt
2
v ( )
t
v ( )
14
i i1 i 2 i3 . . . i N
dv
dv
dv
dv
C2
C3
. . . CN
dt
dt
dt
dt
dv
.....................................(8)
i (C 1 C 2 C 3 . . . C N )
dt
N
dv
i C n
n 1 dt
Untuk rangkaian ekivalen seperti pada Gambar 16 (b), diperoleh
dv
i CP
.................................................................................(9)
dt
i C1
C p C1 C 2 C 3 . . . C N C n
..........................................(10)
n 1
15
(a)
Gambar 16. (a) N kapasitor terhubung seri (b) rangkaian ekivalen
(b)
v v1 v 2 v3 . . . v N
t
1
vn
i dt v n (t 0 )
C n to
t
1
1
i dt v 1 (t 0 ) . . .
i dt v N (t 0 ) .............................(11)
C1 t 0
C N to
1
1
1
v
...
CN
C1 C 2
N
t
i dt v n (t o )
n 1
to
N
1
v
v n (t o )
i dt
n 1 C n to
n 1
N 1
v
n 1 C n
i dt v (t
) ........................................................(12)
t0
1
CS
i dt v (t
................................................................(13)
t0
CS
C
n 1
........................................................................(14)
CS
C1 C 2
.........................................................................(15)
C1 C 2
16
6.2 Induktor
Sebuah penghantar dengan jumlah yang banyak dapat
membentuk suatu kumparan seperti pada Gambar 17. Jika kita gunakan
sumber arus is, akan diperoleh tegangan pada kumparan yang besarnya
sebanding dengan laju perubahan arus i = is. Hubungan ini dinyatakan
dalam persamaan :
vL
di
dt
...............................................................................(16)
17
Contoh 3
Tentukanlah grafik tegangan pada induktor bila arus mengalir seperti pada
Gambar 18.
Waktu (t)
v = L di/dt
t0
10t/t1
1/t1
10
0 < t < t1
tt1
di
1
i
L
v
dt
L
.................................................................(17)
v dt i (t
t0
18
Jawab :
tegangan untuk t > 0 adalah :
vL
di
d
(0.1) (20 t . e 2t ) 2 e 2t (1 2t ) volt
dt
dt
di
p vi L i
dt
Energi yang tersimpan pada induktor dalam bentuk medan magnet adalah
19
i(t )
t0
i(t0)
w p dt L
i di
i(t )
1 2
1
1
i (t ) i ( to ) L i 2 (t ) L i 2 (to)
2
2
2
.(18)
v v1 v 2 . . . v N
v L1
N
di
di
di
di
L2 . . . LN
Ln
dt
dt
dt n 1
dt
.................................(19)
di
dt
...............................................................................(20)
LS Ln
...............................................................................(21)
n 1
(a)
(b)
Gambar 21. N buah induktor terhubung seri dan rangkaian ekivalen
20
i
n 1
1 t
v dt i n (t 0 )
L n t 0
Kita peroleh persamaan,
in
1
n 1 L n
t0
v dt
i
n 1
(t 0 ) .....................................................(22)
1
Lp
t0
v dt i (t 0 )
..............................................................(23)
LP
L
n 1
.............................................................................(24)
(a)
(b)
Gambar 22. N buah induktor terhubung paralel dan rangkaian ekivalen
21