Anda di halaman 1dari 10

PENGERTIAN UMUM PERALATAN DAN

PENGGUNAAN TEGANGAN TINGGI

Secara umum Sistem tegangan tinggi adalah semua tegangan yang


diangap cukup tinggi oleh para teknisi listrik sehingga di perlukan
pengujian dan penggukuran dengan tegangan tinggi yang semuanya
bersifat khusus dan memerlukan teknik-teknik tertentu (subyektip), atau
dimana gejala-gejala tegangan tinggi mulai terjadi (objektif).
Tegangan Tinggi ini diklasifikasikan dalam berapa tingkatan yaitu :
1. Tegangan Tinggi/High Voltage (H V) :
30 Kv, 66 Kv, 70 Kv, & 150 Kv
2. Tegangan Extra Tinggi / Extra High Voltage (E H V):
220 Kv, 500 Kv, & 765 Kv
3. Tegangan Ultra Tinggi / Ultra High Voltage (UHT) :
> 765 Kv
Beberapa fungsi dan kegunaan yang dicakup dalam bidang teknik
tegangan tinggi adalah persoalan – persoalan pokok sebagai berikut:
1. Teknik pembangkit dan pengujian tegangan tinggi, termasuk antara
lain klasifikasi pengujian H.V. dalam laboratorium,pembangkit dan
pengujian dengan tegangan A.C. pembangkitan dan pengujian
dengan tegangan D.C, pembangkit dan pengujian dengan
tegangan impuls.
2. Koordinasi isolasi, yang menyangkutr persoalan-persoalan
koordinasi isolasi antara peralatan listrik di satu pihak dan alat-alat
pelindung di lain pihak.
3. Beberapa gejala tegangan tinggi, dimana antara lain akan dibahas
soal-soal korona(corona), gangguan radio(radio interfence),
gangguan televise (television interference) dan gangguan berisik
(audible noise).
4. Beberapa komponen peralatan tegangan tinggi, misalnnya isolator,
bahan-bahan dielectric,bushing, dan sebagainnya
5. Instrumentasi tegangan tinggi , misalnnya osilograf dan meter-
meter khusus untuk pengukuran tegangan tinggi
6. Surja hubung, yang berhubungan dengan naiknnya tegangan
sejalan dengan kenaikan tenaga yang harus disalurkan, memegang
peranan yang menentukan dalam penetapan isolasi.

Jadi Peralatan Tegangan Tinggi adalah berbagai macam peralatan


khusus yang mampu bekerja dan mempunyai daya tahan
terhadaptegangan tinggi yang dapat menahan tingginya tegangan yang
akan diterapkan ke peralatan tersebut.

 PERALATAN TEGANGAN TINGGI

Berikut adalah macam-macam peralatan yang dibutuhkan yang


digunakan untuk pembangkitan dan pengujian tegangan tinggi.

 Ligthning Arrester

 Transformator Arus
 Transformator Daya

 Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB)

 Regulator Tegangan

 Operating Terminal (OT)

 Transformator Tegangan Tinggi

 Dioda

 Resistor Tegangan Tinggi


 Kapasitor Tegangan Tinggi

 Elektroda Bola-Bola

 Konektor

 Kabel

 Perlengkapan Grounding

 Perlengkapan Pengaman

 Digital Measuring Instrument (DMI)

Berikut akan dijelaskan satu persatu mengenai fungsi dan bentuk


peralatan diatas :

1. Ligthning Arrester
Biasa disebut dengan Arrester dan berfungsi sebagai pengaman
instalasi (peralatan listrik pada instalasi Gardu Induk) dari gangguan
tegangan lebih akibat sambaran petir (ligthning Surge) maupun oleh surja
hubung ( Switching Surge ).
2. Transformator Arus
Trafo digunakan
untuk pengukuran arus
yang besarnya ratusan
amper lebih yang
mengalir pada jaringan
tegangan tinggi.Jika arus
yang mengalir pada
tegangan rendah dan
besarnya dibawah 5
amper,maka pengukuran
dapat dilakukan secara
langsung sedangkan
untuk arus yang
mengalir besar, maka harus dilakukan pengukuran secara tidak langsung
dengan menggunakan trafo arus (sebutan untuk trafo pengukuran arus
yang besar).Disamping itu trafo arus berfungsi juga untuk pengukuran
daya dan energi, pengukuran jarak jauh dan rele proteksi.

3. Transformator Daya
Transformator Daya adalah
suatu peralatan tenaga listrik yang
berfungsi untuk menyalurkan
tenaga atau daya listrik dari
tegangan tinggi ke tegangan
rendah atau sebaliknya.

Dalam operasi penyaluran


tenaga listrik transformator dapat
dikatakan jantung dari transmisi dan distribusi.Dalam kondisi ini suatu
transformator diharapkan dapat beroperasi secara maksimal (kalau bias
secara terus menerus tanpa berhenri).Mengingat kerja keras dari suatu
transformator seperti itu, maka cara pemeliharaan juga dituntut sebaik
munkin.Oleh karena itu tranformator harus dipelihara dengan
menggunakan system dan peralatan yang benar,baik dan tepat.Untuk itu
regu pemeliharaan harus mengetahui bagian-bagian tranformator dan
bagian-bagian mana yang perlu diawasi melebihi bagian lainnya.
Berdasarkan tegangan operasinya dapat dibedakan menjadi
tranformator 500/150 kV dan 150/70 kV biasa disebut Interbus
Transformator (IBT).Transformator 150/20 kV dan 70/20 kV disebut juga
trafo distribusi.Titik netral transformator ditanahkan sesuai dengan
kebutuhan unutk system pengamanan / proteksi,sebagai contoh
transformator 150/70 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV
dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan thanan rendah atau
tahanan tinggi atau langsung disisi netral 20 kV nya.

4. Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB)


Berfungsi untuk menghubungkan
dan memutuskan rangkaian pada
saat berbeban (pada kondisi arus
beban normal atau pada saat terjadi
arus gangguan). Pada waktu
menghubungkan atau memutus
beban, akan terjadi tegangan
recovery yaitu suatu fenomena
tegangan lebih dan busur api, oleh
karena itu sakelar pemutus dilengkapi dengan media peredam busur api
tersebut, seperti media udara dan gas SF6.
5. Regulator Tegangan
Alat ini digunakan untuk mengatur tegangan yang akan masuk ke
transformator. Masukannya adalah berupa tegangan AC 220 V satu fasa.
Sedangkan keluarannya adalah tegangan AC yang nilainya dapat
divariasikan antara 0 sampai 220 V. Keluaran dari regulator tegangan ini
akan menuju ke transformator. Berikut adalah gambar regulator tegangan.

6. Transformator Tegangan Tinggi


Transformator yang digunakan untuk membangkitkan tegangan tinggi
adalah trafo step up. Perbandingan tegangan yang dapat digunakan
adalah 220 V / 100 kV.Artinya, masukan dari trafo ini adalah 220 V dan
keluarannya dapat mencapai 100 kV.

7. Resistor Tegangan Tinggi


Bila yang akan dibangkitkan adalah berupa tegangan tinggi DC, maka
digunakan resistor tegangan tinggi. Selain sebagai beban, resistor ini juga
dapat digunakan sebagai pengukur tegangan dengan cara mencuplik
tegangan dari resistor tersebut dengan menggunakan resistor ukur
kemudian disambungkan dengan Digital Measuring Instrument (DMI).
Berikut adalah penggambaran dari resistor tegangan tinggi.

8. Kapasitor Tegangan Tinggi


Bila yang akan dibangkitkan adalah berupa tegangan tinggi AC, maka
digunakan kapasitor tegangan tinggi. Seperti halnya pada resistor
tegangan tinggi, kapasitor tegangan tinggi juga dapat digunakan untuk
mencuplik tegangan sehingga tegangan dari kapasitor dapat diukur
dengan menggunakan Digital Measuring Instrument (DMI).Berikut adalah
penggambaran dari resistor tegangan tinggi.
9. Elektroda Tegangan Tinggi
Tegangan berlebih yang dibangkitkan oleh trafo dapat menyebabkan
kerusakan pada trafo itu sendiri.Oleh karena itu dibutuhkan suatu proteksi
untuk menghindari adanya kelebihan tegangan tersebut. Salah satu cara
untuk menghindari adanya hal tersebut adalah dengan menggunakan
elektroda tegangan tinggi. Bila terjadi tegangan berlebih, maka elektroda
tegangan tinggi akan terjadi breakdown. Bila terjadi breakdown, maka
Operating Terminal (OT) akan mentrip koneksi regulator ke trafo.
Sehingga tidak ada lagi tegangan yang menuju ke trafo.

10. Digital Measuring Instrument (DMI)


Untuk mengukur tegangan pada saat pembangkitan tegangan tinggi,
dapat digunakan suatu alat ukur yang dinamakan dengan Digital
Measuring Instrument (DMI).Alat ini dapat mengukur tegangan tinggi AC,
DC maupun impuls.Berikut adalah penggambaran dari Digital Measuring
Instrument (DMI).

11. Operating Terminal (OT)


Regulator tegangan yang digunakan pada pembangkitan tegangan
tinggi, tidak mungkin diatur (dinaikkan/diturunkan tegangannya) dengan
tangan langsung.Untuk itu, digunakanlah suatu alat khusus yang dapat
mengatur regulator tegangan dari jarak jauh, yaitu Operating
Terminal. Selain dapat menaikkan dan menurunkan tegangan regulator
tegangan, OT juga berlaku sebagai saklar untuk tegangan yang akan
masuk ke regulator dan yang akan masuk ke trafo. Dan juga, OT
bertindak pula sebagai pengaman/ alat proteksi. Jika terjadi breakdown
pada elektroda tegangan tinggi, maka saklar tegangan yang akan masuk
ke trafo terputus. Berikut adalah penggambaran dari Operating Terminal
(OT).
12. Peralatan Grounding
Tegangan yang ditumpu
oleh peralatan-peralatan diatas,
termasuk dalam tegangan
tinggi, maka arus sisa pada
peralatan diatas pun juga
memiliki nilai yang tinggi. Untuk menghindari adanya kecelakaan pada
orang yang akan menyentuh peralatan tersebut

13. Dioda Tegangan Tinggi


Dioda Tegangan Tinggi ini digunakan pada rangkaian pembangkit
tegangan tinggi DC.Berfungsi untuk menyearahkan tegangan AC yang
keluar dari trafo tegangan tinggi menjadi tegangan DC.

14. Resistor Pengaman


Untuk mencegah arus balik yang tinggi yang dapat merusak trafo,
maka dapat digunakan resistor pengaman.Resistor ini dipasang antara
trafo dengan resistor pembangkitan dan biasanya memiliki nilai 10 sampai
20 MOhm.

15. Peralatan Pengaman


Untuk melindungi pekerja atau orang yang sedang berhubungan
dengan peralatan tegangan tinggi, dapat digunakan sepatu pengaman
(safety shoes). Berikut adalah penggambaran dari safety shoes

 BESAR TEGANGAN LISTRIK ANTAR FASA

Alat ukur listrik adalah alat untuk mengukur besar besaran listrik
sesuai dengansatuannya nama alat tersebut biasanya sama dengan
satuannya.Kawat fasa adalah kawat penghantar listrik pada sistem listrik
arus bolak balik(ac) yang dialiri arus listrik dimana fasanya selalu berubah,
sehinggaarus yang mengalir pada kawat penghantar tersebut selalu
berubah dari 0ke (+) ke 0 ke (-).

1. Sistem listrik 1 fase


Sistem 1 fasa adalah sistem instalasi listrik yang menggunakan dua
kawat penghantar yaitu 1 kawat fasa dan 1 kawat 0 (netral)
Sistem listrik 1 Fase umum bertegangan 220v yang digunakan banyak
orang.

2. Sistem Listrik 3 Fase


Sistem fasa 3 adalah sistem instalasi listrik yang menggunakan tiga kawat
fasadan satu kawat 0 (netral) atau kawat ground. Menurut istilah 3 Phase (
3 kabel bertegangan listrik+ Netral )umum bertegangan 380V yang banyak
digunakan Industri atau pabrikListrik 3-phase adalah listrik AC (alternating
current) yang menggunakan 3 penghantar yang mempunyai tegangan
sama tetapi berbeda dalam sudut phase sebesar 120 degree. Ada 2
macam hubungan dalam koneksi 3 penghantar hubungan bintang (“Y”
atau star) dan hubungan delta.Sistem 3 fase ini dikenal sebagai sistem
yang mempunyai urutan fasa a– b – c .sistem tegangan 3 fase
dibangkitkan oleh generator sinkron 3 fase.

Ada 2 macam tegangan listrik yang dikenal dalam sistem 3-phase ini :
1. Tegangan antar phase (Vpp : voltage phase to phase atau ada juga
yang menggunakan istilah Voltage line to line) dan
2. Tegangan phase ke netral (Vpn : Voltage phase to netral atau Voltage
line to netral).

Hampir seluruh perusahaan penyedia tenaga listrik menggunakan


sistem listrik 3-phase.contohnya perusahaan listrik yang ada di indonesia
yaitu PLN.PLN mengaplikasikan sistem 3-phase dalam keseluruhan
sistem kelistrikannya, mulai dari pembangkitan, transmisi daya hingga
sistem distribusi.
Pada istilah umum di Indonesia, sistem 3-phase ini lebih familiar
dengan nama sistem R-S-T. karena memang umumnya menggunakan
simbol “R”, “S”“T” untuk tiap penghantar phasenya sertasimbol “N” untuk
penghantar netral. di dalam sistem JTR yang langsung ke perumahan,
PLN menggunakan tegangan antar phase 380V dan tegangan phase
ke netral sebesar 220V.

Anda mungkin juga menyukai