Jika arus ini mengalir melalui kontak CB, maka gaya yang sangat besar
akan
timbul
diantara bagian
CB
yang
menyalurkan
arus
dan
dapat
Gambar 1. Efek arus hubung singkat pada kontak saklar dan penghantar
(untuk
surya petir atau surya hubung) atau lebih rendah ( karena rugi-rugi tegangan
yang lebih besar akibat aliran arus yang besar). Untuk itu CB secara mekanik,
harus dikonstruksi cukup kuat, agar dapat menahan gaya yang ditimbulkan oleh
arus hubung singkat yang besar.
Adapun kemampuan CB menahan gaya hubung singkat, diexpresikan
dalam Volt-Ampere, yaitu perkalian tegangan nominal dan arus hubung singkat,
dimana CB di design.
Jika 1 VA atau 1 Volt dikali dengan 1 Amper merupakan besaran yang
sangat kecil, maka rating hubung singkat untuk daya yang besar dinyatakan
dalam kVA atau MVA. Adapun spesifikasi teknis yang diperlukan bagi circuit
breaker adalah sebagai berikut:
1. Tegangan operasi rangkaian
2. Operasi normal atau arus beban maximum
3. Keadaan abnormal maximum atau arus ganguan yang harus diintrupsi
Karakteristik pertama menentukan syarat isolasi, yang kedua adalah
syarat normal atau load carryng parts, dan yang ketiga merupakan syarat
pernyataan yang lain, semakin kapasitif rangkaian listrik yang diputus, maka
semakin besar pula kemungkinan terjadinya penyalaan kembali.
2.4.
insulation medium, dimana dari semua media isolasi yang ada, udara
merupakan media isolasi yang sangat mudah mengalami ionisasi.
Bentuk kontaknya menyerupai kontak sela tanduk yang ujungnya
dibuat runcing, agar busur listrik yang timbul terkonsentrasi lebih besar hanya
pada bagian yang runcing dari kontak-kontaknya.
Olehkarena berat jenis busur lebih rendah dari udara, maka busur listrik
akan mengapung keatas mengikuti sela diantara kedua kontak, yang pada
akhirnya busur api menjadi memanjang, dan akhirnya menjadi padam,
sebagaimana yang terlihat pada gambar 1. Keadaan ini disebut dengan teknik
pemutusan/pemadaman busur dengan cara mempepanjang busur.
Gambar 1b. Keadaan busur pada kontak sela tanduk saat membuka
Pada gambar 3a. diperlihatkan udara ditiup paralel dengan busur api,
sedangkan pada gambar 3b. diperlihatkan udara ditiup tegak lurus terhadap
busur api, sehingga nampak busur api menjadi lebih panjang
Tangki
8. Konduktor dari tembaga
Minyak dielektrik
9. Bushing
Kontak yang bergerak
10. Konduktor tembaga berlapis emas
Gas yang terbentuk oleh dekomposisi minyak dielektrik
11. Inti busur api listrik
Alat pembantu busur api listrik
12. Gas hasil ionisasi
Kontak tetap
13. Gelembung gelembung gas
Batang penegang (dari fiberglass)
2. Low Oil Content Circuit Breaker (LOCCB), Media pemutus busur api
yang digunakan adalah minyak sedikit, sedangkan bahan isolasi dari
bagian yang bertegangan menggunakan porselin atau dari jenis
organic, hanya saja pada LOCCB, terdapat minyak bertekanan pada
bagian tertentu dari CB untuk disemprotkan pada saat terjadinya
10
Arus yang tadinya mengalir pada kontak akan memanaskan kontak dan
menghasilkan emisi thermis pada permukaan kontak, sedangkan medan listrik
menghasilkan emisi medan tinggi pada kontak katoda.
Kedua emisi ini menghasilkan electron bebas yang sangat banyak dan
bergerak menuju kontak anoda. Dalam perjalanannya, electron bebas ini akan
berbenturan dengan molekul netral dari media isolasi di kawasan positif, dan
menimbulkan ionisasi.
semakin bertambah. Bersamaan dengan itu, ion positif hasil ionisasi, juga
bergerak menuju katoda walaupun dengan mobilitas yang lebih rendah dari
electron bebas, olehkarena massanya yang lebih besar.
Perpindahan
electron
bebas
ke
anoda
menimbulkan
arus
dan
11
kontak, yang kuat medan listriknya tergantung pada tegangan pemulihan. Jika
kenaikan terpaan medan listrik lebih cepat dari kenaikan kekuatan dielektrik
sela, maka media sela kontak akan mengalami breakdown yang membuat sela
kontak mengalirkan kembali busur api. Tegangan pemulihan pada kontak CB
tergantung pada karakteristik rangkaian system yang akan diputuskannya
2.6.1. Rangkaian AC resistif
(1)
12
Karena tahanan busur api relative kecil, maka tegangan kontak hanya
beberapa puluh volt saja, sehingga dapat diabaikan, dan kemudian busur api
padam pada saat t = t2. Pada keadan ini arus pada rangkaian sama dengan nol,
sehingga tegangan pada resistor juga bernilai nol (Vr = 0). Dengan demikian
tegangan kontak menjadi:
V k = Vs
(2)
(3)
atau
V k = Vs - V c
Jika tegangan kontak (Vk) diabaikan, maka tegangan pada kapasitor
sama dengan tegangan sumber. Misalkan bahwa saat t = t1, kontak CB dibuka,
maka dalam selang waktu t1 hingga t2, timbul busur api, dan tegangan
kapasitor sama dengan tegangan sumber. Saat t = t2, arus sama dengan nol,
busur kemudian padam, dan tegangan kapasitor sama dengan nilai puncak
13
V k = Vs - V
Adapun nilai sesaat tegangan kontak adalah:
^
Vk = - V Cos t V
Bentuk gelombang tegangan pemulihan terlihat pada gambar 10b,
dimana kenaikan tegangan pemulihan relative lambat dibandingkan tegangan
pemulihan resistif, namun tegangan kontak dapat mencapai 2 kali harga puncak
tegangan sesaat sumber. Keadaan ini memberikan peluang terjadinya terpaan
balik busur api (Restriking voltage)
2.6.3. Rangkaian Induktif
V k = Vs
Adapun nilai sesaat tegangan kontak adalah:
^
Vk = V Cos t
Bentuk gelombang tegangan pemulihan terlihat pada gambar 11b,
dimana tegangan kontak tiba-tiba mencapai nilai puncak tegangan sesaat
sumber. Kenaikan tegangan pemulihan relative cepat dibanding tegangan
pemulihan pada resistif. Keadaan ini, juga memberikan peluang terjadinya
terpaan balik busur api (Restriking voltage)
2.6.4. Rangkaian Induktif- resistif
, dimana:
Tg 1 (2fL ) / R
Saat busur api padam, tegangan kontak tiba-tiba naik dari 0 ke suatu
nilai tertentu yang lebih kecil dari tegangan maximum sumber, dan besarnya
tergantung pada besar sudut fasa , Semakin besar R, semakin kecil pula
sudut fasa , dan kenaikan tegangan pemulihan semakin kecil, dengan kata
lain bahwa keberadaan R dalam rangkaian membuat kenaikan tegangan kontak
semakin kecil. Prinsip ini digunakan untuk mengurangi kenaikan tegangan saat
pembukaan CB. Pada gambar 13
sebuah resistor
15
gambar
14.
Memperlihatkan
suatu
rangkaian
yang
(4)
2 LC
pemulihan
rangkaian
induktif.
Untuk
itu
maka
perlunya
(5)
1500
12 kA
3 x72 ,5
17
I2 dapat diukur pada pusat pembangkit dan gardu induk yang dilengkapi
dengan alat ukur yang disebut dengan Oscilloper Turbograph. Bila I2 da I1
Diketahui, maka nilai n dapat ditentukan. Adapun besar n dapat dilihat pada
table 1, sebagai berikut:
Tabel 1. n pada CB
I2/I1
0,1
0,2
25
0,3
50
0,4
75
0,5
105
0,6
140
0,7
175
0,8
215
0,9
255
1,0
300
Adapun penetuan kurun waktu overl haul dari CB, dapat diketahui dari
data pabrik, sebagai berikut:
Tabel 2. Kurun Waktu Over Haul
Jenis CB
Selambat-lambatnya 9 thn
Atau pada nilai n= 4500
Selambat-lambatnya 6 thn
Atau pada nilai n= 1500
18
efek buruk yang ditimbulkan pada contack CB, sebutkan berapa cara
memadamkan busur api pada CB
2. Jelaskan fungsi CB dan apa fungsi CB pada transformator?
3. Jelaskan bagaimana busur api itu terjadi pada saat kontak terbuka?
4. Saat kontak CB terbuka atau pun tertutup, system megalami keadaan
transient. Keadaan system yang bagaimana transient itu sangat besar?
5. Jelaskan pengertian NOS ?
19