Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul Osilator .
Makalah ini berisikan tentang informasi osilator dan di susun
berdasarkan hasil pencarian di bergagai sumber. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat membantu dan memberikan manfaat
bagi kita dalam mempelajari osilator.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakng
Rangkaian Listrik adalah suatu hubungan sumber listrik dengan alatalat listrik lainnya yang mempunyai fungsi tertentu. Berdasarkan susunan
hubungan alat-alat listrik, maka rangkaian listrik tersusun dengan tiga
cara, yaitu: rangkaian seri, rangkaian paralel, dan rangkaian
campuran. Rangkaian seri adalah rangkaian alat-alat listrik yang disusun
berurut tanpa cabang.
Ciri-ciri rangkaian seri antara lain: Arus listrik mengalir tanpa
melalui cabang. Arus listrik yang mengalir melalui lampu 1 melalui lampu
2, demikian pula yang melalui baterai 1 dan baterai 2, dan Jika salah satu
alat listrik dilepas atau rusak maka arus listrik akan putus.
Kelebihan dari rangkaian seri adalah: Lebih menghemat daya yang
dikeluarkan
pada baterai,
Pengerjaan
yang
singkat ,
dan Tidak
memerlukan banyak penghubung pada penyambungan jalur sehingga
hemat kabel dan saklar (hemat biaya)
Kekurangan rangkaian seri adalah: Jika salah satu komponen dicabut
atau rusak maka komponen yang lain tidak akan berfungsi sebagai mana
mestinya. Misalnya saja tiga buah lampu disusun secara seri, maka
apabila salah satu lampu dicabut atau rusak maka lampu yang lain akan
ikut padam, Nyala lampu yang satu dengan yang lain tidak sama
terangnya, dan Semakin jauh dari sumber listrik maka nyala lampu
semakin redup.
Hambatan aliran muatan listrik disebut juga resistor. Dalam
rangkaian listrik, resistor dapat disambung dengan dua cara, yaitu seri
dan paralel. Tapi bisa juga disambung dengan cara campuran yaitu paralel
dan seri secara bersama-sama.
1.2
1.
2.

Tujuan:
Mengamati keadaan lampu yang disusun seri Dan paralel
Mengamati keadaan lampu secara seri maupun paralel

BAB II
PEBAHASAN

2.1 Pengertian
1.

Rangkaian seri
Rangkaian seri adalah rangkaian hambatan (resistor) yang
disambungkan secara berturut-turut.
Untuk mengetahui hubungan antara besarnya masing-masing
hambatan dengan hambatan penggantinya dalam rangkaian tersebut
dapat menggunakan alat ukur voltmeter. Dinyatakan dengan rumus
sebagai berikut :

Rs

VAD = VAB + VBC + VCD (2.8)


I.RAD = I.R1 + I.R2 + I.R3 (2.9)
= R1 + R2 + R3 . (2.10)

Dengan :Rs = hambatan pengganti untuk susunan seri


R = resistor

1.1
Rangkaian Listrik Seri
Rangkaian listrik yang komponen di dalamnya akan disusun secara seri
atau memiliki bentuk yang sejajar. Contoh dalam kehidupan sehari-hari
yang menggunakan rangkaian seri adalah lampu senter yang biasanya
akan memiliki rangkaian seri di dalamnya. Biasanya pada bagian baterai
dari lampu tersebut yang akan disusun secara seri. Sementara pengertian
lain dari rangkaian listri seri adalah input dari suatu komponen di dalam
rangkaian tersebut akan berasal dari output komponen lainnya di dalam
rangkaian tersebut. Oleh sebab itu rangkaian listrik yang dirangkai secara
seri ini tentu bisa menghemat biaya dengan menggunakan sedikit kabel
penghubung. Namun rangkaian listrik seri ini juga memiliki kelemahan
selain kelebihan di penghematan biaya yang sudah disebutkan.

Rangkaian seri

Jumlah hambatan total rangkaian seri sama dengan jumlah hambatan tiap- tiap
komponen (resistor).

Gambar 1.1.1 Rangkaian seri

Kelemahannya adalah ketika salah satu komponen dari rangkaian


tersebut dicabut atau mengalami kerusakan seperti habis atau mungkin
tidak berfungsi, maka komponen lain yang terdapat di dalam rangkaian
tersebut tidak akan berjalan dan juga berfungsi dengan baik bahkan dapat
menyebabkan mati total. Seperti contoh pada tiga buah bola lampu yang
dirangkai atau disusun secara seri. Maka input dari lampu tersebut akan
dihasilkan dari output lampu yang lain yang terdapat di rangkaian
tersebut. Dan seandainya salah satu lampu tersebut di cabut dan juga
putus atau rusak, tentu lampu yang ada di rangkaian tersebut bisa ikut
padam.
Komponen listrik di atas bisa disebut atau di rangkai secara seri tentunya
memiliki karakteristik tersendiri yaitu :
Arus listrik di dalam rangkaian tersebut hanya memiliki satu jalur
saja.
Hambatan total dari arus listrik pada rangkaian seri adalah jumlah
total dari tiap hambatan di dalam rangkaian listrik tersebut.

Energi listrik akan disipasi pada tiap hambatan yang terdapat dalam
rangkaian tersebut. tentu saja jumlah tegangan di setiap komponen listrik
akan memiliki besaran yang sama dengan sumber tegangan.

Disebabkan hambatan total pada rangkaian listrik seri ini adalah


jumlah dari hambatan pada rangkaian tersebut, maka rangkaian seri
biasanya difungsikan untuk memperbesar hambatan.
1.2
Rangkaian Seri Resistor
Adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih Resistor
yang disusun secara sejajar atau berbentuk Seri. Dengan Rangkaian Seri
ini kita bisa mendapatkan nilai Resistor Pengganti yang kita inginkan.
Rumus dari Rangkaian Seri Resistor adalah :
Rtotal = R1 + R2 + R3 + .. + Rn
Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n
Berikut ini adalah gambar bentuk Rangkaian Seri :
Contoh Kasus untuk menghitung Rangkaian Seri Resistor
Seorang Engineer ingin membuat sebuah peralatan Elektronik, Salah
satu nilai resistor yang diperlukannya adalah 4 Mega Ohm, tetapi Engineer
tidak dapat menemukan Resistor dengan nilai 4 Mega Ohm di pasaran
sehingga dia harus menggunakan rangkaian seri Resistor untuk
mendapatkan penggantinya.
Penyelesaian :
Ada beberapa kombinasi Nilai Resistor yang dapat dipergunakannya,
antara lain :
1 buah Resistor dengan nilai 3,9 Mega Ohm
1 buah Resistor dengan nilai 100 Kilo Ohm
Rtotal = R1 + R2
3,900,000 + 100,000 = 4,000,000 atau sama dengan 4 Mega Ohm.
Atau
3
buah Resistor dengan nilai 1 Mega Ohm
Rtotal = R1 + R2 + R3 + R4
1 MOhm + 1 MOhm + 1 MOhm + 1 MOhm = 4 Mega Ohm
2.

Rangkaian Paralel
Rangkaian Paralel adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun
secara berderet (paralel). Lampu yang dipasang di rumah umumnya
merupakan rangkaian parallel
Rangkaian paralel

.
Jumlah kebalikan hambatan total rangkaian paralel sama dengan jumlah dari kebalikan
hambatan tiap- tiap komponen (resistor).

2.1 Rangakain listrik paralel


Suatu rangkaian listrik, di mana semua input komponen berasal dari
sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun paralel.
Hal inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian listrik
menghabiskan biaya yang lebih banyak (kabel penghubung yang
diperlukan lebih banyak). Selain kelemahan tersebut, susunan paralel
memiliki kelebihan tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun
kelebihannya adalah jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka
komponen yang lain tetap berfungsi sebagaimana mestinya Berikut
contoh gambar rangkaian paralel : Contoh pengaplikasian rangkaian
paralel pada 3 buah lampu : Pada umumnya hambatan(R) yang dirangkaia
paralel akan menghasilkan hambatan tota(RT) yang semakin kecil . Untuk
mengetahui hambatan total dari hambatan(RT) yang dipasang paralel
dapat menggunakan perhitungan di bawah:
1/RT = 1/R1 + 1/R2 + 1/ R3 ... + 1/Rn RT = 1/(1/R1 + 1/ R2 +
1/R3 ... + 1/Rn) B.
Hubungan Antara Tegangan (V), Arus (I) Dan Hambatan (R) Dan
Hukum Ohm Hukum Ohm adalah hukum yang mengatakan bahwa apabila
arus listrik mengalir ke dalam sebuah penghantar, intensitas arusnya
sama dengan tegangan yang mendorongnya dibagi dengan tahanan
penghantar. Hukum Ohm digunakan untuk melihat besarnya arus (I),
tegangan (V) dan hambatan (R). Rumus: V = I . R bunyi Hukum Ohm
Besarnya kuat arus (I) yang melalui konduktor antara dua titik
berbanding lurus dengan beda potensial atau tegangan (V) di dua titik
tersebut, dan berbanding terbalik dengan hambatan atau resistansi (R) di
antara mereka. Arus adalah elektron yang mengalir dari satu atom ke
atom lainnya melalui penghantar dan diukur dalam ampere. Satu ampere
adalah aliran arus listrik dari 6,28 x 10 pangkat 28 elektron / detik pada
sebuah penghantar. Jadi, arus adalah jangkauan aliran listrik yang diukur

dalam ampere atau elektron / detik. Arus dapat digolongkan atas dua
macam, yaitu arus searah (DC) dan arus bolak-balik (AC).
a.

Arus Searah (DC)


Arus searah (DC) yaitu arus yang mengalir ke satu arah saja dengan
harga konstanta. Salah satu sumber arus searah adalah batere. Di
samping itu arus searah dapat diperoleh dengan menggunakan komponen
elektronik yang disebut Dioda pada pembangkit listrik arus bolak-balik
(AC).

b.

Arus Bolak-balik (AC)


Arus bolak-balik (AC) adalah arus yang mengalir dengan arah bolakbalik. Arus ini bisa juga disebut arus tukar sebab polaritasnya selalu
bertukar-tukar. Juga dapat disebut dengan arus AC sebagai istilah
singkatan asing (Inggris) yaitu Alternating Current. Sumber arus listrik
bolak-balik adalah pembangkit tegangan tinggi seperti PLN (Perusahaan
Listrik Negara) dan generator.
Tegangan adalah suatu tekanan yang menyebabkan terjadinya
aliran arus listrik pada sebuah penghantar. Biasanya tegangan tergantung
pada ujung-ujung kawat penghantar. Apabila ujung-ujung penghantar
tersebut dihubungkan dengan batere atau generator, maka akan terjadi
tegangan. Jadi, tegangan adalah daya potensial yang tetap ada walaupun
tidak ada arus. Walaupun tidak ada hubungan terhadap peralatan lain
tegangan tetap ada. Tegangan tetap ada walaupun tanpa arus, tetapi arus
tidak akan ada tanpa ada tekanan dari tegangan-tegangan yang
2.2
Rangkaian Paralel Resistor
Adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih
Resistor yang disusun secara berderet atau berbentuk Paralel. Sama
seperti dengan Rangkaian Seri, Rangkaian Paralel juga dapat digunakan
untuk mendapatkan nilai hambatan pengganti. Perhitungan Rangkaian
Paralel sedikit lebih rumit dari Rangkaian Seri.
Rumus dari Rangkaian Seri Resistor adalah :
1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + .. + 1/Rn
Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n
Berikut ini adalah gambar bentuk Rangkaian Paralel :
Contoh Kasus untuk Menghitung Rangkaian Paralel Resistor
Terdapat 3 Resistor dengan nilai-nilai Resistornya adalah sebagai berikut :
R1 = 100 Ohm

R2 = 200 Ohm
R3 = 47 Ohm
Berapakah nilai hambatan yang didapatkan jika memakai Rangkaian
Paralel Resistor?
Penyelesaiannya :
1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
1/Rtotal = 1/100 + 1/200 + 1/47
1/Rtotal = 94/9400 + 47/9400 + 200/9400
1/Rtotal = 341 x Rtotal = 1 x 9400 ( Hasil kali silang)
Rtotal = 9400/341
Rtotal = 27,56
Jadi Nilai Hambatan Resistor pengganti untuk ketiga Resistor tersebut
adalah 27,56 Ohm.
Hal yang perlu diingat bahwa Nilai Hambatan Resistor (Ohm) akan
bertambah jika menggunakan Rangkaian Seri Resistor sedangkan Nilai
Hambatan Resistor (Ohm) akan berkurang jika menggunakan Rangkaian
Paralel Resistor.
Pada Kondisi tertentu, kita juga dapat menggunakan Rangkaian Gabungan
antara Rangkaian Seri dan Rangkaian Paralel Resist

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan
Rangkaian seri adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah
atau lebih Resistor yang disusun secara sejajar atau berbentuk Seri.
Dengan Rangkaian Seri ini kita bisa mendapatkan nilai Resistor Pengganti
yang kita inginkan.
Rangkaian peralel adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2
buah atau lebih Resistor yang disusun secara berderet atau berbentuk
Paralel. Sama seperti dengan Rangkaian Seri, Rangkaian Paralel juga
dapat digunakan untuk mendapatkan nilai hambatan pengganti.
Perhitungan Rangkaian Paralel sedikit lebih rumit dari Rangkaian Seri.
3.2

Saran

Saran saya pada teman teman setelah membaca makalah ini yang
berjudul Rangkaian RRC (SERI DAN PARALER), Teman teman dapat
mempelajari komponen yang ada dalam rangkaian tersebut yaitu resistor
yang di bahas dalam makalah ini, Kemudian jika ada salah dalam
penulisan, saya atas selaku penulis minta maf sebesar besarny

MAKALAH
RANGKAIAN SERI DAN PARALEL

OLEH :
KELOMPOK 4
AFRYADI
STEVANUS RERUNG
YULIEN MARTIN LOPA
TANGA KENDEK

TAHUN AJARAN 2015/2016


AMI/AIPI MAKASSAR

Anda mungkin juga menyukai