Abstrak— Rangkaian orde satu merupakan rangkaian yang rangkaian orde satu tentu tidak akan lepas dari teorema
mana elemen penyimpan energinya cuma ada satu yaitu induktor Thevenin dan Norton karena untuk menyederhanakan RL kita
atau kapasitor dan memiliki hambatan atau resistor yang menggunakan teorema Norton sedangkan untuk
berjumlah berapapun. Adapun rangkaian yang merupakan menyederhanakan RC dapat menggunakan teorema Thevenin.
Bagian dari rangkaian orde satu adalah rangkaian RL dan RC. Dalam rangkaian ekuivalen Thevenin, bagian rangkaian selain
Rangkaian orde satu tidak akan terlepas dari teorema Thevenin C diwakili oleh satu sumber tegangan dan resistor seri. Dalam
dan Norton dikarenakan untuk menyederhanakan rangkaian ini rangkaian ekuivalen Norton, bagian rangkaian selain L diwakili
dapat menggunakan teorema tersebut. RC dapat disederhanakan
oleh satu sumber arus dan resistor secara paralel.
dengan menggunakan teorema Thevenin sedangkan rangkaian
RL dapat disederhanakan dengan rangkaian Norton. Tujuan
Menggunakan setara Thevenin dan Norton, rangkaian orde
praktikum ini adalah setiap praktikan dapat memahami dengan pertama dari berbagai konfigurasi dapat disederhanakan
baik rangkaian orde datu dan bisa menganalisis sinyal yang menjadi rangkaian RC seri atau rangkaian RL paralel. Hukum
ditunjukkan pada setiap percobaan. Praktikum kali ini kirchoff tegangan untuk analisis pada rangkaian RC
mendapatkan sinyak yang berbeda-beda pada setiap percobaan menghasilkan persamaan diferensial sebagai berikut:
dikarenakian perbedaan besar komponen yang digunakan pada
setiap percobaan divariasikan. Namun ada juga gambar sinyal
yang sama persis walaupun komponen yang digunakan sudah
memiliki nilai yang berbeda.
Kata kumci—Tanggapan Transien; Orde Satu; Rangkaian DC
I. PENDAHULUAN
Rangkaian orde satu merupakan rangkaian yang mana
elemen penyimpan energinya cuma ada satu yaitu induktor
atau kapasitor dan memiliki hambatan atau resistor yang
berjumlah berapapun. Rangkaian RL dan RC disebut rangkaian
orde satu sebab dikarakterisasi dengan persamaan differensial
orde satu. Setelah melakukan praktikum yang berhubungan
dengan rangkaian Thevenin dan Norton, kita akan melanjutkan
praktikum kerangkaian orde satu. Rangkaian orde satu sangat
berkaitan dengan teorema Thevenin dan Norton. RC dapat
disederhanakan dengan teorema Thevenin dan RL dapat
disederhanakan dengan teorema Norton. Oleh sebab itu,
rangkaian orde satu memiliki hubungan yang tidak bisa
dipisahkan dengan teorema Thevenin dan Norton. Pada Gambar 1 Representasi rangkaian orde satu dengan rangkaian ekivalen
Thevenin dan Norton
praktikum kali ini kita diminta untuk mengamati gambar
sinyal yang ditunjukkan pada osiloskop yang dihasilkan dari Lalu analisis pada rangkaian RL digunakan hukum kirchoff
rangkaian. Tujuan praktikum ini adalah setiap praktikan dapat arus yang mempunyai persamaan:
memahami dengan baik rangkaian orde satu ini dan bisa
menganalisis sinyal yang ditunjukkan pada setiap percobaan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bentuk identic, kedua persamman tersebut memiliki
A. Rangkaian Orde 1 persamaan sebagai berikut:
Rangkaian yang memiliki satu komponen penyimpan
energi baik itu kapasitor atau induktor dan memiliki hambatan
atau resistor dalam jumlah berapapun disebut sebagai
rangkaian orde satu. Rangkaian orde satu dapat berupa
rangkaian RL dan rangkaian RC. Kalau berbicara tentang
Keteragan: Lalu untuk nilai i(t) dari penyelesaian persamaan kedua adalah
sebagai beriku:
X(t) = v (t) atau i(t)
T = RtC atau L/Rt
K = V0C/(RtC atau RtIsc/L
Yang mana i(t) adalah tanggapan lengkap dari rangkaian
T atau bisa disebut konstanta waktu merupakan parameter RL, i(0) adalah arus awal dalam induktor sebelum sakelar
yang sangat menentukan seberapa cepat rangkaian kembali ke diterapkan. Seperti pada rangkaian RC, i(t) pada persamaan
kondisi steady-state atau kondisi tunak setelah adanya kejadian diatas terdiri dari dua komponen, yaitu ISC dan (i(0) − ISC)e-
peralihan. (Rt/L)t, dimana bagian ISC adalah “forced response”. Bagian
(i(0) − ISC)e−(Rt/L)t adalah "respon alami" dari rangkaian.
Pada rangkaian orde 1 juga ada kejadian transien yang Dalam loop orde pertama yang stabil, respons alami
dapat direalisasikan dengan operasi buka tutup saklar yang menghilang seiring t → ∞.
dipasang pada rangkaian. Selain dengan cara ini,
merealisasikan kondisi transien pada rangkaian dapat dilakukan III. METODE PRAKTIKUM
dengan menggunakan input fungsi step u(t) atau u(-t).
A. Pengamatan Tanggapan Orde 1
Diketahui tegangan yang tidak dapat berubah secara tiba-
tiba pada kapasitor dan arus yang tidak dapat berubah secara Sebelum melakukan praktikum kita sediakan terlebih
tiba-tiba pada induktor, maka nilai v(t) pada rangkaian RC dan dahulu perlatan yang diperlukan untuk praktikum. Adapun alat-
nilai i(t) pada rangkaian RL setelah t = 0. juga tidak dapat alat yang dibutuhkan antara lain adalah Function Generator
segera mencapai nilai stabil, tetapi pertama-tama melalui fase (AFG), osiloskop, resistor, kapasitor, induktor dan project
transien. Nilai V(t) pada rangkaian RC dan nilai i(t) pada board. Setelah itu atur osiloskop dengan vpp sebesar 4 volt dan
rangkaian RL diperoleh dengan menyelesaikan persamaan atur functuion generator dengan frekuensi sebesar 100 Hz.
hukum kirchoff arus dan hukum kirchoff tegangan diatas. Setelah itu rakit komponen seperti pada tabel yang terdapat
pada modul yang mana pada percobaan pertama ini
menggunakan rangkaian A dengan nilai RS=61 ohm, R1=1000
ohm dan L=36 mikro henry. Setelah rangkaian dirakit sesuai
dengan gambar maka kita disuruh untuk mengamati volt/div
dan time/dive dengan cara menghubungkan probe-probe yang
terdapat pada osiloskop ke rangkaian seperti yang ditunjukkan
pada modul. Baca nilai volt/div dan time/dive yang
ditunjukkan pada osiloskop dan dicatatkan pada lembar kerja.
Kita juga diminta untuk menggambar sinyal yang ditunjukkan
Gambar 2 Fungsi Step Unit U(t) dan u(-t)
pada osiloskop kedalam lembar kerja.
Setelah selesai pada rangkaian pertama yaitu rangkaian A,
dilanjutkan kerangkaian kedua atau rangkaian B dengan nilai
hambatan atau resistor sama dengan rangkaian sebelumnya
namun induktor pada rangkaian A diganti dengan kapasitor
pada rangkaian kedua dengan nilai 0,1 mikro farat. Pada
rangkaian ini kita juga diminta untuk mengamati volt/div dan
time/dive yang ditunjukkan pada osiloskop lalu
mencatatkannya kedalam lembar kerja dan menggambar
bentuk sinyal yang ditunjukkan.
B. Pengamatan Efek Perubahan Konstanta Waktu
V. KESIMPULAN
Rangkaian orde satu adalah rangkaian yang penting untuk
dipahami oleh perekayasa elektro. Rangkaian orde satu hanya
memiliki satu komponen penyimpan energi yaitu satu
kapasitor atau satu induktor saja dengan hambatan atau
resistor dalam jumlah berapapun. Praktikum kali ini
mendapatkan bentuk sinyal yang berbeda-beda pada setiap
percobaan karena nilai komponen penyimpan energinya
(induktor ataukapasitor) divariasikan nilainya namun ada juga
yang mendapatkan gambar yang sama walaupun nilai
komponen penyimpan energinya sudah berbeda. Besarnya
konstanta waktu pada setiap percobaan juga mendapatkan nilai
Gambar 11 Sinyal Pada Rangkaian B Percobaan Kedua Kapasitor 3 yang berbeda-beda karena nilai komponen yang berbeda.
Dari gambar diatas, percobaan dilakukan dengan cara dan DAFTAR PUSTAKA
rangkaian yang sama namun, nilai kapasitor diganti dengan
nilai 470 mikro farat. Pada gambar diatas dapat dilihat sinyal [1] Modul Praktikum Rangkaian Listrik 1 Unit 5 Teknik
Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Indonesia