Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum Rangkaian Listrik 1

Modul 5 – Tanggapan Transien Rangkaian DC Orde Satu


Muhammad Fathoni/22524076
Asisten: M.Makhdum Syadidan
Tanggal praktikum: 13 Desember 2022
22524076@students.uii.ac.id
Teknik Elektro – Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

Abstrak— Rangkaian orde satu merupakan rangkaian yang rangkaian orde satu tentu tidak akan lepas dari teorema
mana elemen penyimpan energinya cuma ada satu yaitu induktor Thevenin dan Norton karena untuk menyederhanakan RL kita
atau kapasitor dan memiliki hambatan atau resistor yang menggunakan teorema Norton sedangkan untuk
berjumlah berapapun. Adapun rangkaian yang merupakan menyederhanakan RC dapat menggunakan teorema Thevenin.
Bagian dari rangkaian orde satu adalah rangkaian RL dan RC. Dalam rangkaian ekuivalen Thevenin, bagian rangkaian selain
Rangkaian orde satu tidak akan terlepas dari teorema Thevenin C diwakili oleh satu sumber tegangan dan resistor seri. Dalam
dan Norton dikarenakan untuk menyederhanakan rangkaian ini rangkaian ekuivalen Norton, bagian rangkaian selain L diwakili
dapat menggunakan teorema tersebut. RC dapat disederhanakan
oleh satu sumber arus dan resistor secara paralel.
dengan menggunakan teorema Thevenin sedangkan rangkaian
RL dapat disederhanakan dengan rangkaian Norton. Tujuan
Menggunakan setara Thevenin dan Norton, rangkaian orde
praktikum ini adalah setiap praktikan dapat memahami dengan pertama dari berbagai konfigurasi dapat disederhanakan
baik rangkaian orde datu dan bisa menganalisis sinyal yang menjadi rangkaian RC seri atau rangkaian RL paralel. Hukum
ditunjukkan pada setiap percobaan. Praktikum kali ini kirchoff tegangan untuk analisis pada rangkaian RC
mendapatkan sinyak yang berbeda-beda pada setiap percobaan menghasilkan persamaan diferensial sebagai berikut:
dikarenakian perbedaan besar komponen yang digunakan pada
setiap percobaan divariasikan. Namun ada juga gambar sinyal
yang sama persis walaupun komponen yang digunakan sudah
memiliki nilai yang berbeda.
Kata kumci—Tanggapan Transien; Orde Satu; Rangkaian DC

I. PENDAHULUAN
Rangkaian orde satu merupakan rangkaian yang mana
elemen penyimpan energinya cuma ada satu yaitu induktor
atau kapasitor dan memiliki hambatan atau resistor yang
berjumlah berapapun. Rangkaian RL dan RC disebut rangkaian
orde satu sebab dikarakterisasi dengan persamaan differensial
orde satu. Setelah melakukan praktikum yang berhubungan
dengan rangkaian Thevenin dan Norton, kita akan melanjutkan
praktikum kerangkaian orde satu. Rangkaian orde satu sangat
berkaitan dengan teorema Thevenin dan Norton. RC dapat
disederhanakan dengan teorema Thevenin dan RL dapat
disederhanakan dengan teorema Norton. Oleh sebab itu,
rangkaian orde satu memiliki hubungan yang tidak bisa
dipisahkan dengan teorema Thevenin dan Norton. Pada Gambar 1 Representasi rangkaian orde satu dengan rangkaian ekivalen
Thevenin dan Norton
praktikum kali ini kita diminta untuk mengamati gambar
sinyal yang ditunjukkan pada osiloskop yang dihasilkan dari Lalu analisis pada rangkaian RL digunakan hukum kirchoff
rangkaian. Tujuan praktikum ini adalah setiap praktikan dapat arus yang mempunyai persamaan:
memahami dengan baik rangkaian orde satu ini dan bisa
menganalisis sinyal yang ditunjukkan pada setiap percobaan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bentuk identic, kedua persamman tersebut memiliki
A. Rangkaian Orde 1 persamaan sebagai berikut:
Rangkaian yang memiliki satu komponen penyimpan
energi baik itu kapasitor atau induktor dan memiliki hambatan
atau resistor dalam jumlah berapapun disebut sebagai
rangkaian orde satu. Rangkaian orde satu dapat berupa
rangkaian RL dan rangkaian RC. Kalau berbicara tentang
Keteragan: Lalu untuk nilai i(t) dari penyelesaian persamaan kedua adalah
sebagai beriku:
X(t) = v (t) atau i(t)
T = RtC atau L/Rt
K = V0C/(RtC atau RtIsc/L
Yang mana i(t) adalah tanggapan lengkap dari rangkaian
T atau bisa disebut konstanta waktu merupakan parameter RL, i(0) adalah arus awal dalam induktor sebelum sakelar
yang sangat menentukan seberapa cepat rangkaian kembali ke diterapkan. Seperti pada rangkaian RC, i(t) pada persamaan
kondisi steady-state atau kondisi tunak setelah adanya kejadian diatas terdiri dari dua komponen, yaitu ISC dan (i(0) − ISC)e-
peralihan. (Rt/L)t, dimana bagian ISC adalah “forced response”. Bagian
(i(0) − ISC)e−(Rt/L)t adalah "respon alami" dari rangkaian.
Pada rangkaian orde 1 juga ada kejadian transien yang Dalam loop orde pertama yang stabil, respons alami
dapat direalisasikan dengan operasi buka tutup saklar yang menghilang seiring t → ∞.
dipasang pada rangkaian. Selain dengan cara ini,
merealisasikan kondisi transien pada rangkaian dapat dilakukan III. METODE PRAKTIKUM
dengan menggunakan input fungsi step u(t) atau u(-t).
A. Pengamatan Tanggapan Orde 1
Diketahui tegangan yang tidak dapat berubah secara tiba-
tiba pada kapasitor dan arus yang tidak dapat berubah secara Sebelum melakukan praktikum kita sediakan terlebih
tiba-tiba pada induktor, maka nilai v(t) pada rangkaian RC dan dahulu perlatan yang diperlukan untuk praktikum. Adapun alat-
nilai i(t) pada rangkaian RL setelah t = 0. juga tidak dapat alat yang dibutuhkan antara lain adalah Function Generator
segera mencapai nilai stabil, tetapi pertama-tama melalui fase (AFG), osiloskop, resistor, kapasitor, induktor dan project
transien. Nilai V(t) pada rangkaian RC dan nilai i(t) pada board. Setelah itu atur osiloskop dengan vpp sebesar 4 volt dan
rangkaian RL diperoleh dengan menyelesaikan persamaan atur functuion generator dengan frekuensi sebesar 100 Hz.
hukum kirchoff arus dan hukum kirchoff tegangan diatas. Setelah itu rakit komponen seperti pada tabel yang terdapat
pada modul yang mana pada percobaan pertama ini
menggunakan rangkaian A dengan nilai RS=61 ohm, R1=1000
ohm dan L=36 mikro henry. Setelah rangkaian dirakit sesuai
dengan gambar maka kita disuruh untuk mengamati volt/div
dan time/dive dengan cara menghubungkan probe-probe yang
terdapat pada osiloskop ke rangkaian seperti yang ditunjukkan
pada modul. Baca nilai volt/div dan time/dive yang
ditunjukkan pada osiloskop dan dicatatkan pada lembar kerja.
Kita juga diminta untuk menggambar sinyal yang ditunjukkan
Gambar 2 Fungsi Step Unit U(t) dan u(-t)
pada osiloskop kedalam lembar kerja.
Setelah selesai pada rangkaian pertama yaitu rangkaian A,
dilanjutkan kerangkaian kedua atau rangkaian B dengan nilai
hambatan atau resistor sama dengan rangkaian sebelumnya
namun induktor pada rangkaian A diganti dengan kapasitor
pada rangkaian kedua dengan nilai 0,1 mikro farat. Pada
rangkaian ini kita juga diminta untuk mengamati volt/div dan
time/dive yang ditunjukkan pada osiloskop lalu
mencatatkannya kedalam lembar kerja dan menggambar
bentuk sinyal yang ditunjukkan.
B. Pengamatan Efek Perubahan Konstanta Waktu

Gambar 3 Ekivalen Buka Tutup Saklar Dengan Input Step Pada


1. Tegangan R1 pada rangkaian A
Rangkaian Orde 1 Pada percobaan ini kita diminta untuk membaca dan
Nilai v(t) dari penyelesaian persamaan pertama adalah mencatat vol/div, time/div,T (konstanta waktu) dan
sebagai berikut: menggambarkan sinyal yang ditunjukkan pada osiloskop
kedalam lembar kerja. Rangkaian yang digunakan adalah
rangkaian pertama atau rangkaian A dengan nilai induktor yang
divariasikan sebanyak 3 kali. Setiap induktor dicatat vol/div,
Yang mana v(t) adalah tanggapan lengkap dari rangkaian RC, time/div, T dan digambarkan sinyalnya. Adapun nilai
v(0) adalah tegangan kapasitor awal sebelum sakelar induktansi pada percobaan pertama sebesar 36 mikro henry,
diterapkan. v(t) pada persamaan di atas terdiri dari dua pada percobaan kedua induktansinya sebesar 100 mikro henry
komponen, yaitu VOC dan (v(0) − VOC)e-t/(RtC), dimana dan pada percobaan ketiga induktansinya sebesar 180 mikro
bagian VOC adalah “tanggapan paksa” dan bagian (v(0) − henry.
VOC ) e−t/(RtC ) adalah "respon alami" dari rangkaian.
2. V(t) Pada Rangkaian B
Pada percobaan ini kita diminta untuk merakit komponen
seperti gambar pada tabel yaitu rangkaian B. Pada percobaan
ini kita diminta untuk Membaca dan mencatat volt/div,
time/div dan T(konstanta waktu) dan menggambarkan sinyal
yang ditunjukikan pada osiloskop. Percobaan ini dilakukan
sebanyak 3 kali dengan menggunakan kapasitor yang memiliki
nilai yang berbeda-beda. Setiap kapasitor dicatat vol/div,
time/div, T dan menggambarkan sinyal yang ditunjukkan pada
osiloskop. Adapun nilai kapasitor pada percobaan pertama
adalah 0,1 mikro farat, pada percobaan kedua kapasitornya Gambar 5 Sinyal Pada Rangkaian B
sebesar 100 mikro farat dan pada percobaan ketiga Dari gambar diatas dapat dilihat sinyal muncul pada kotak
kapasitornya sebesar 470 mikro farat. paling atas bagian bawah, namun tidak pas pada awal kotak.
Sinyal muncul agak keatas dari kotak dan naik ketas sebanyak
IV. HASIL DAN ANALISIS 1 kotak, lalu sinyal bergerak sedikit kesamping dan naik lagi
A. Peengamatan Terhadap Orde 1 membentuk runcing dan turun sejajar dengan posisi awal
1. V(t) dan tegangan di R1 pada rangkaian A: sinyal muncul. Lalu sinyal bergerak lagi kesamping sejauh 3
kotak dan naik lagi seperti sebelumnya dan begitu seterusnya.
Dari gambar tersebut juga terlihat bahwa volt/div= 2 V dan
time/div= 2,5 ms. Bentuk sinyal yang terlihat berbentuk bukan
kotak dan sulit untuk mendeskripsikan bentuknya.
B. Pengamatan Efek Perubahan Konstanta Waktu
1. Tanggapan R1 Pada Rangkaian A

Gambar 4 Sinyal Pada Rangkaian A


Gambar diatas merupakan gambar sinyal dari rangkaian A.
Dapat dilihat bentuk sinyal yang ditunjukkan berupa kotak dan
sinyal muncul dari bawah tepatnya hampir setengah dari kotak
pertama bagian atas lalu lurus hingga habis kotak pertama.
Setelah itu sinyal naik keatas sebanyak 2 kotak lebih atau
Gambar 6 Sinyal Pada Rangkaian A Percobaan Kedua Induktor 1
hampir mendekati 3 kotak. Lalu lurus ke samping sejauh 3
kotak lebih sedikit dan turun lagi sebanyak hampir 3 kotak dan Pada gambar diatas dapat terlihat bahwa bentuk sinyal
begitu seterusnya seperti yang terjadi diawal. Dari gambar yang ditunjukkan sama dengan bentuk sinyal yang
diatas dapat dilihat pula volt/div= 1V dan time/div= 2,5ms. ditunjukkan pada Gambar 1. Nilai volt/div dan time/div yang
Bentuk sinyal yang ditunjukkan berupa kotak. ditunjukkan juga sama karena besar komponen yang
digunakan pada rangkaian adalah sama. Pada percobaan kali
2. V(t) dan tegangan di R1 pada rangkaian B ini ada satu penambahan yang harus dicari yakni T(konstanta
waktu). T pada induktor dapat dicari dengan menggunakan
rumus L/Rt. Pada gambar diatas juga telah tertera nilai T nya
yang sudah dihitung yaitu sebesar 0,00000036.
sinyak diatas. Pada percobaan ini, Volt/div dan time/div
memiliki nilai yang sama dengan percoban sebelumnya yaitu
1 V dan 2,5 ms. Sedangkan untuk besarnya konstanta waktu
dapat dicari dengan menggunakan rumus L/Rt dan
mendapatkan hasil sebesar 0,16x10-6.

2. V(t) Pada Rangkaian B

Gambar 7 Sinyal Pada Rangkaian A Percobaan Kedua Induktor 2


Pada gambar diatas rangkaian yang digunakan tetap sama,
namun nilai indukktor diganti dengan nilai 100 mikro henry.
Dapat kita lihat bentuk sinyak yang ditunjukkan pada gambar
berbeda dengan bentuk pertama. Pada gambar diatas terlihat
sinyak keluar dari kotak kedua bagian atas namun tidak
sampai setengah dari kotak pertama, lalu sinyal turun Gambar 9 Sinyal Pada Rangkaian B Percobaan Kedua Kapasitor 1
sebanyak 1 kotak lebih sedikit dan bergerak kesamping tidak Pada percobaan kali ini kita menggunakan rangkaian B
sampai 1 kotak. Sinyal naik lagi keatas sebanyak 1 kotak lebih yakni kita menggunakan kapasitor sebagai pengganti induktor
sedikit dan bergerak kesamping sejauh 3 kotak lebih sedikit pada rangkaian sebelumnya. Kapasitor pada rangkaian ini
dan turun lagi sejajar dengan sinyal turun yang pertama kali besarnya adalah 0,1 mikro farat. Gambar diatas menunjukkan
tadi. Setelah itu sinyal kembali bergerak kesamping seperti sinyal muncul pada kotak ketiga bagian atas yang tidak sampai
yang terjadi tadi dan begitu seterusnya seperti yang sejauh setengah dari kotak. Setelah itu sinyak turun sejauh
sebelumnya. Percobaan kali ini mendapatkan hasil Volt/div hampir 3 kotak dan bergerak lagi kesamping sejauh hampir 1
dan time/div yang sama seperti percobaan sebelumnya. Lalu kotak lalu naik lagi sampai sejajar dengan sinyak pertama kali
untuk besarnya konstanta waktu dapat dihitung dengan rumus muncul. Setelah itu bergerak lagi ke samping sejauh 3 kotak
L/Rt dan endapatkan hasil 0,094x10-6. lebih sedikit dan turun lagi sejajar dengan sinyal yang turun
pertama kali. Setelah itu bergerak lagi kesamping sejauh
hampir 1 kotak dan begitu seterusnya seperti pergerakan
sinyak diatas. Pada percobaan ini, Volt/div dan time/div
memiliki nilai yang sama dengan percoban sebelumnya yaitu
1 V dan 2,5 ms. Sedangkan untuk besarnya konstanta waktu
dapat dicari dengan menggunakan rumus RtxC dan
mendapatkan hasil sebesar 106,1x10-6.

Gambar 8 Sinyal Pada Rangkaian A Percobaan Kedua Induktor 3


Dari gambar diatas, percobaan dilakukan dengan cara dan
rangkaian yang sama namun, nilai induktor diganti dengan
nilai 180 mikro henry. Gambar diatas menunjukkan sinyal
muncul pada kotak ketiga bagian atas yang tidak sampai
sejauh setengah dari kotak. Setelah itu sinyak turun sejauh
hampir 3 kotak dan bergerak lagi kesamping sejauh hampir 1
kotak lalu naik lagi sampai sejajar dengan sinyak pertama kali
Gambar 10 Sinyal Pada Rangkaian B Percobaan Kedua Kapasitor 2
muncul. Setelah itu bergerak lagi ke samping sejauh 3 kotak Dari gambar diatas, percobaan dilakukan dengan cara dan
lebih sedikit dan turun lagi sejajar dengan sinyal yang turun
rangkaian yang sama namun, nilai kapasitor diganti dengan
pertama kali. Setelah itu bergerak lagi kesamping sejauh nilai 100 mikro farat. Pada gambar diatas dapat dilihat sinyal
hampir 1 kotak dan begitu seterusnya seperti pergerakan
muncul pada kotak pertama bagian atas dan turun kebawah muncul pada kotak pertama bagian atas dan turun kebawah
sejauh 2 kotak lebih sedikit. Setelah itu sinyal bergerak sejauh 2 kotak lebih sedikit. Setelah itu sinyal bergerak
kesamping sejauh hampir 1 kotak dan naik lagi sampai sejajar kesamping sejauh hampir 1 kotak dan naik lagi sampai sejajar
dengan sinyal pertamakali muncul. Setelah itu sinyal bergerak dengan sinyal pertamakali muncul. Setelah itu sinyal bergerak
kesamping sejauh 3 kotak lebis sedikit dan turun lagi hingga kesamping sejauh 3 kotak lebis sedikit dan turun lagi hingga
sejajar dengan sinyal bagian bawah. Setelah itu sinyal sejajar dengan sinyal bagian bawah. Setelah itu sinyal
bergerak lagi kesamping seperti halnya pergerakan sinyal bergerak lagi kesamping seperti halnya pergerakan sinyal
diatas dan begitu seterusnya. Pada percobaan ini, Volt/div dan diatas dan begitu seterusnya. Pada percobaan ini, Volt/div dan
time/div memiliki nilai yang sama dengan percoban time/div memiliki nilai yang sama dengan percoban
sebelumnya yaitu 1 V dan 2,5 ms. Sedangkan untuk besarnya sebelumnya yaitu 1 V dan 2,5 ms. Sedangkan untuk besarnya
konstanta waktu dapat dicari dengan menggunakan rumus konstanta waktu dapat dicari dengan menggunakan rumus
RtxC dan mendapatkan hasil sebesar 106100x10-6. RtxC dan mendapatkan hasil sebesar 498670x10-6.

V. KESIMPULAN
Rangkaian orde satu adalah rangkaian yang penting untuk
dipahami oleh perekayasa elektro. Rangkaian orde satu hanya
memiliki satu komponen penyimpan energi yaitu satu
kapasitor atau satu induktor saja dengan hambatan atau
resistor dalam jumlah berapapun. Praktikum kali ini
mendapatkan bentuk sinyal yang berbeda-beda pada setiap
percobaan karena nilai komponen penyimpan energinya
(induktor ataukapasitor) divariasikan nilainya namun ada juga
yang mendapatkan gambar yang sama walaupun nilai
komponen penyimpan energinya sudah berbeda. Besarnya
konstanta waktu pada setiap percobaan juga mendapatkan nilai
Gambar 11 Sinyal Pada Rangkaian B Percobaan Kedua Kapasitor 3 yang berbeda-beda karena nilai komponen yang berbeda.
Dari gambar diatas, percobaan dilakukan dengan cara dan DAFTAR PUSTAKA
rangkaian yang sama namun, nilai kapasitor diganti dengan
nilai 470 mikro farat. Pada gambar diatas dapat dilihat sinyal [1] Modul Praktikum Rangkaian Listrik 1 Unit 5 Teknik
Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai