Anda di halaman 1dari 7

MODUL 4 : GEJALA TRANSIEN, RANGKAIAN DIFFERENSIATOR DAN INTEGRATOR

Gemuruh Bagus Wirayudha (13222019)


Asisten: Nicholas Glenn
Tanggal Percobaan: 25/10/2023
EL2101-Praktikum Rangkaian Elektrik
Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak
2. STUDI PUSTAKA
Praktikum ini membahas terkait gejala transien
pada sebuah rangkaian listrik serta differensiator 2.1 GEJALA TRANSIEN
dan integrator. Percobaan ini bertujuan untuk Gejala transien adalah gejala yang terjadi pada
mengenali respon rangkaian, memahami konstanta rangkaian yang mengandung komponen listrik
waktu, serta pengaruh tegangan pada nilai penyimpan energi seperti kapasitor dan induktor.
tegangan transien. Hasil dari percobaan yakni Gejala tersebut terjadi akibat energi yang diterima
praktikan mampu melakukan semua percobaan atau dilepaskan pada komponen tersebut tidak
dengan baik dan memahami gejala transien. dapat berubah seketika (tegangan pada kapasitor
dan arus pada induktor, [2].
Kata kunci: Gejala transien, integrator,
differensiator.

1. PENDAHULUAN
Gejala transien merupakan peristiwa yang terjadi
pada rangkaian yang mengandung komponen
penyimpan energi seperti induktor dan kapasitor.
Memahami terkait gejala transien ini tentunya Gambar 2-1. Gejala transien pengisian muatan pada
akan sangat penting bagi seorang yang akan kapasitor, [1].
menghadapi komponen seperti kapasitor dan
induktor kedepannya. Pada praktikum kali ini
praktikan akan melakukan 6 buah percobaan.
Untuk percobaan 1 kita melihat hubungan antara
tegangan di kapasitor c1 dengan c2. Kemudian
pada percobaan kedua kita melihat pengaruh
apabila kita merubah ukuran kapasitor dan
resistornya. Ketiga kita melihat dampak yang
terjadi apabila kita merubah besar sumber Gambar 2-2. Gejala transien pengosongan muatan pada
tegangannya. Keempat kita mencari hubungan kapasitor, [1].
antara resistor dengan kondisi pada rangkaian.
Dan terakhir kita membuat sesbuah rangkaian
diferensiator dan integrator.
Adapun beberapa tujuan dari percobaan pada
modul ini sebagai berikut, [1] :
1. Mengenali adanya respon natural, respon
paksa, dan respon lengkap dari suatu
rangkaian yang mengandung komponen
penyimpan tenaga.
2. Memahami dan menghitung konstanta Gambar 2-3. Rangkaian RC sederhana, [1].
waktu rangkaian RC dari respons waktu
rangkaian. Dari rangkaian di atas, berdasarkan hukum
kirchoff II dapat dituliskan persamaan :
3. Memahami pengaruh tegangan sumber
tegangan bebas pada nilai tegangan
tegangan transient dalam rangkaian RC.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 1


Berdasarkan persamaan tersebut kita menemukan
rangkaian yang menunjukkan fungsi low pas filter
sederhana yang akan bernilai 1 saat ω << ωo, [3].

Dengan tegangan VR sefasa dengan I sedangkan


2.5 HIGH-PASS FILTER
tegangan Vc tertinggal 90 derajat dari arus. Dengan perlakuan yang sama seperti High-Pass
filter, dengan mengambil Vo = VR maka dapat
2.2 RANGKAIAN DIFFERENSIATOR dituliskan sebagai berikut :
Dengan berdasarkan persamaan sebelumnya
apabila Vo = VR, untuk Vc >> VR maka akan
diperoleh Vi ≈ Vc sehingga

Maka kita dapatkan sebuah rangkaian High Pass


Filter sederhana yang mengeluarkan nilai 1 pada
Kemudian didapatkan hubungan output dengan saat ω >> ωo, [3].
input sebagai berikut :
3. METODOLOGI

3.1 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


Rangkain dengan persayaratan tersebut dapat Alat- alat yang diganakan pada percobaan modul
disebut sebagai rangkaian differensiator yang 4 sebagai berikut :
mana menurunkan grafik tegangannya input.
1. Kit Transien (1 buah)
Dalam bentuk phasornya, persyaratan di atas
dapat dotiliskan sebagai berikut : 2. Osiloskop (1 buah)
3. Sumber daya DC (1 buah)
atau
4. Multimeter (1 buah)
Sehingga diperoleh ωCR >> 1.
5. Kabel 4mm-4mm (max. 10 buah)
1
Bila ωo = atau 𝑓𝑜 = 1/2π𝑅𝐶 sehingga ω << ωo
RC 6. Kabel BNC-4mm (max. 3 buah)
Ωo disebut frekuensi “cut off”. Kondisi terakhir ini 7. Kit Rangkaian RC & RL (1 buah)
adalah syarat frekuensi dan nilai-nilai kapasitansi
dan resistansi untuk memperoleh fungsi 8. Resistor: 1 kΩ, 10 kΩ, 100 kΩ,
diferensiasi yang baik. 1MΩmasing-masing 1 buah)
9. Kapasitor: 0,1 µF, 0,01 µF, 0,001 µF
2.3 RANGKAIAN INTEGRATOR (masing-masing 1 buah)
Pada rangkaian integrator akan digunakan prinsip 10. Inductor: 2,5 mH (1 buah)
yang sama seperti rangkaian differensiator. Hanya
saja pada rangkaian integrator output yang kita
tinjau menjadi tegangan pada resistornya.
Sehingga Vi ≈ VR dan output rangkaian

didapatkan atau fungsi


tersebut dikenal sebagai rangkaian integrator.
1
Bila ωo = atau 𝑓𝑜 = 1/2π𝑅𝐶 sehingga ω << ωo.
RC

2.4 LOW-PASS FILTER


Dari persamaan Vi = VR +Vc, apabila dianggap
diambil Vo = Vc maka dapat dituliskan respon
frekuensinya sebagai :

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 2


3.2 PERCOBAAN 1 3.3 PERCOBAAN 2

Pastikan kapasitor dalam keadaan kosong Dengan nilai komponen lain sama seperti percobaan
1, ulangin percobaan dengan 2 nilai R2 lainnya.

Siapkan rangkaian seperti gambar 3-1 dengan besar


komponen sesuai pada modul.
Dengan nilai komponen lain sama seperti percobaan
1, ulangi percobaan dengan 2 nilai C2 lainnya.
Siapakn osiloskop yang sudah dikalibrasi.

3.4 PERCOBAAN 3
Hubungkan kabel power supply AC dari kit transien ke jala
jala.
Dengan rangkaian seperti pada percobaan 1

Hubungkan Vcc dan Ground ke power supply dengan


tegangan 5V DC.

Ubah sumber tegangan DC dari 5 V menjadi 4 V dan


Pergunakan sinyal "Vcontrol S1" atau Vcs1 sebagai sinyal catat nilai tegangan mantap pada C1 dan C2. Baca
sinkronisasi dan Catat juga konstanta waktunya.

Gunakan Ch.1 untuk Vc1 dan Ch2 untuk Vc2.


Ubah sumber tegangan DC dari 5 V menjadi 2 V dan
catat nilai tegangan mantap pada C1 dan C2. Baca
dan Catat juga konstanta waktunya.
Gabungkan kedua channel dengan fungsi Dual di osiloskop.

3.5 PERCOBAAN 4

Susunlah rangkaian menggunakan kit praktikum sesuai


gambar 3-2.

Ukur nilai Rl yang ada pada kit percobaan anda

Gambar 3-1. Rangkain dasar percobaan gejala


transient, [1].
Pasang probe oscilator pada posisi Vc di channel 1 dan
output dari generator fungsi di channel 2 osiloskop.
Komponen Nilai
R1 2,2kΩ
R2 4,7kΩ
C1 220nF Ubah-ubah tampilan osiloskop, sehingga untuk nilai Rvar
C2 470nF sekitar 50 ohm, Gambar yang terlihat di kanal 1 adalah
Tabel 3-1. Nilai komponen RC pada percobaan 1 seperti gambar 3-3 dibawah.

Ubah nilai Rvar menjadi 100Ω dan 2kΩ kemudian cari Rvar
yang membuat critically damped

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 3


3.7 RANGKAIAN INTEGRATOR

Buat rangkaian seperti gambar 3-5.

Aturlah input dengan bentuk gelombang segi empat


sebesar 4 V peak to peak (Vpp)pada frekuensi 500 Hz
Gambar 3-2. Susunan rangkaian gejala transien orde 2,
dengan bantuan osiloskop.
[1].

Hitunglah konstanta waktu RC dengan harga-harga C


dan R yang tersedia. Gambarlah bentuk gelombang
output (ideal) dengan input bentuk gelombang segi
empat.

Ukurlah bentuk gelombang output yang terjadi


dengan osiloskop.

Gambar 3-3. Gelombang transien ‘underdamped’, [1].

3.6 RANGKAIAN DIFERENSIATOR

Buat rangkaian seperti gambar 3-4.

Gambar 3-5. Rangkaian percobaan fungsi integral


dengan RC, [1].
Aturlah input dengan bentuk gelombang segi empat
sebesar 4 V peak to peak (Vpp)pada frekuensi 500 Hz
dengan bantuan osiloskop.
4. HASIL DAN ANALISIS

Hitunglah konstanta waktu RC dengan harga-harga C 4.1 PERCOBAAN 1


dan R yang tersedia. Gambarlah bentuk gelombang
output (ideal) dengan input bentuk gelombang segi
empat.

Ukurlah bentuk gelombang output yang terjadi


dengan osiloskop.
Gambar 4-1. 3 Grafik percobaan 1.

Pada percobaan pertama praktikan melihat


hubungan antara tegangan dengan waktu pada
masing-masing kapasitor. Pada grafik 1a, dapat
dilihat pada kapasitor c1 mengalami pengisian
tegangan (eksitasi) hingga mencapai kondisi
steady-statenya (kondisi tunak). Kemudian pada
grafik 1b, dapat dilihat bahwa kapasitor 2 sedang
mengalami pengisian energi hingga steady-
statenya. Kemudian pada grafik 1c, dapat dilihat
hubungan antara kapasitor c1 dan c2 yakni saat
Gambar 3-4. Rangkaian percobaan fungsi diferensial awal waktu, kapasitor melakukan pengisian
dengan RC, [1]. terlebih dahulu atau saat kondisi s1 on dan s2 off.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 4


Kemudian saat s1 off dan s2 on maka energi dari bersesuaian dengan rumus tegangan pada
kapasitor c1 akan berpindah ke kapasitor c2. kapasitor sebelumnya.
Setelah itu baru kapasitor c2 akan mengosongkan
isi energinya. 4.3 PERCOBAAN 3
Pada percobaan kali ini, praktikan melakukan
4.2 PERCOBAAN 2
percobaan untuk mengetahui hubungan antara
nilai sumber tegangan diubah terhadap konstanta
waktu tiap-tiap kapasitor. Nilai sumber tegangan
diubah menjadi 4V dan kemudian 2V. Percobaan
dilakukan dengan mengukur nilai tegangan
steady state tiap kapasitor, kemudian mencari
nilai 63,2% dari tegangan steady statenya dan
mencari delta x dari titik tegangan mulai naik
hingga tegangannya menjadi 63,2% dengan
menggunakan osiloskop.

Kapasitor Vc (V) Konstanta


waktu (μs)

1 18,6 680

2 13,6 960
Tabel 4-1. Pengukuran tegangan dan konstanta waktu saat
Gambar 4-2. 4 Grafik percobaan 2.
nilai sumber 4V

Pada percobaan kedua ini, praktikan melakukan Dari pengukuran saat nilai sumber tegangan
percobaan dengan rangkaian yang sama seperti sebesar 4 V, didapatkan nilai untuk tegangan pada
pada percobaan pertama, tetapi disini praktikan Vc1 sebesar 18,6 V dan pada Vc2 sebesar 13,6V.
melakukan perubahan besaran komoponen R2 Untuk konstanta waktu didapatkan untuk C1 dan
dan C2 untuk melihat pengaruhnya terhadap C2 secara berturut-turut sebesar 680 μs, dan 960μs.
tegangan kapasitor. Untuk gambar grafik 2a Dapat diperhatikan bahwa konstanta waktu pada
adalah ketika R2 diubah menjadi 10kΩ, 2b saat R2 C2(1000nF) lebih besar dibandingkan pada
diubah menjadi 2,2kΩ, 2c ketika C2 diubah C1(220nF) hal ini menunjukan bahwa konstanta
menjadi 1000nF, dan 2d ketika C2 diubah menjadi waktu berbanding lurus dengan 𝜏 = 𝑅𝐶.
220nF.
Pada grafik 2b kita bisa melihat bahwa tegangan Kapasitor Vc (V) Konstanta
steady state Vc2 lebih tinggi dibandingkan pada waktu (μs)
grafik 2a. Hal ini menunjukan bahwa besar Vc2 itu
berbanding terbalik dengan besaran R2 yang 1 19,6 680
mana semakin besar R2 makan Vc2 akan semakin
kecil. Berdasarkan rumus besaran kapasitor : 2 6,8 960
1 Tabel 4-1. Pengukuran tegangan dan konstanta waktu saat
𝑉𝑐 = ∫ 𝑖 𝑑𝑡
𝐶 nilai sumber 2V
Maka jika R2 semakin besar akan menyebabkan
arus yang mengalir pada kapasitor semakin kecil Kemudian saat diubah sumber tegangannya
sehingga membuat tegangan steady state Vc2 menjadi 2V didapat data sesuai pada tabel. Dari
lebih kecil pada grafik 2a. data tersebut kita dapat melihat bahwa tegangan
Lalu pada grafik 2c dan 2d dapat dilihat bahwa pada kapasitor berubah tetapi konstanta waktu
nilai tegangan Vc2 berubah saat besaran kapasitor keduanya tetap sama hal ini membuktikan bahwa
diubah. Pada saat kapasitor 220nF dapat dilihat besar nilai sumber tegangan tidak akan
saat grafik 2d, besar tegangan steady state menjadi memengaruhi besar konstanta waktu pada
lebih tinggi dibandingkan pada 2c atau saat rangkaian. Pada pengukuran kedua ini, praktikan
kapasitor 1000nF. Dapat disimpulkan bahwa menyadari bahwa tegangan Vc1 yang didapatkan
semakin besar nilai kapasitor maka akan semakin mengalamai kesalahan besaran yang seharusnya
kecil besar tegangan steady-statenya. Hal ini lebih kecil malah lebih besar dibandingkan Vc1
pada pengukuran 1. Hal tersebut terjadi mungkin
diakibatkan kesalahan praktikan dalam membaca
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 5
nial yang terukur atau meletakan cursor pada 4.5 RANGKAIAN DIFFERENSIATOR
osiloskop sebagai pengukuran delta tegangan.

4.4 PERCOBAAN 4

Gambar 4-4. 4 Grafik percobaan differensiator.


Pada percobaan kali ini digunakan nilai R sebesar
1k Ω dan C sebesar 0,1 μF. Setelah melakukan
pengamatan dengan osiloskop terhadap nilai
input pada grafik 5b dan nilai tegangan pada
resistor didapatkan grafik pada 5a dan 5c. Pada
nilai input kita memberikan input berupa sinyal
kotak yang memiliki tegangan sebesar 5Vpp
dengan frekuensi 500Hz. Pada awalnya praktikan
menggunakan R sebesar 10k Ω dan didapatkan
grafik 5a yang hasilnya tidak sesuai yang
diharapkan. Setelah bertanya kepada asisten kita
Gambar 4-3. 4 Grafik percobaan 4. menemukan bahwa besar resistor yang digunakan
Pada percobaan kali ini, praktikan menghitung terlalu besar sehingga data yang dibaca oleh
terlebih dahulu nilai resistansi dalam dari osiloskop mengalami kesalahan. Dan saat kita
kapasitor dan didapatkan Rl sebesar 58,7 Ω. ubah resistor menjadi 1k Ω didapatkan grafik 5c
Untuk grafik 4a, praktikan menggunakan Rvar yang sesuai untuk turunan dari sinyal kotak itu.
sebesar 50 Ω, didapatkan bahwa hasil pengukuran Untuk konstanta waktu pada rangkaian
tegangan berbentuk grafik sinusoidal teredam didapatkan nilai sebesar 0,1 ms.
yang menunjukan rangkaian mengalami kondisi
underdamped. Kondisi underdamped sendiri 4.6 RANGKAIAN INTEGRATOR
𝑅 1
terjadi saat < dan pada saat R = 50 Ω dan
2𝐿 𝑅𝐶
dimasukan ke dalam rumus tersebut maka
pernyataannya benar dan rangkaian mengalami
kondisi underdamped.
Pada saat Rvar kedua diubah menjadi 100 Ω, Gambar 4-5. 2 Grafik percobaan integrator.
dapat dilihat pada grafik 4b, besar Vmaks atau Pada rangkaian ini, praktikan menggunakan nilai
osilasi maksnya menjadi lebih kecil dibandingkan R sebesar 10k Ω dan C sebesar 0.1 μF. Didapatkan
saat Rvar = 50 Ω akibat hubungan antara besar Vc konstanta waktunya sebesar 1ms.
dengan R yang berbanding terbalik. Pada grafik Pada percobaan ini, dilakukan perlakukan hal
4b kondisi rangkaian masih berada pada kondisi yang sama seperti percobaan pada rangkaian
underdamped. diferensiator. Pada awalnya praktikan mengalami
Kemudian saat nilai Rvar diubah menjadi 2kΩ, kendala yakni nilai output tegangan tidak terbaca
dapat dilihat pada grafik 4c kita lihat grafik akibat kesalahan peletakan ground yang membuat
berubah dari yang awalnya under damped osiloskop tidak mampu membacanya. Praktikan
𝑅 1
menjadi over damped atau saat > yang juga menemukan fakta baru bahwa osiloskop
2𝐿 𝑅𝐶
apabila dimasukan nilai-nilai akan terbukti benar. tidak fleksibel untuk melakukan pembacaan data
Praktikan mencari berapa besar nilai kapasitor pada rangkaian. Lalu untuk hasil output tegangan
yang mengakibatkan rangkaian mengalami critical pada kapasitor didapatkan hasil sinyal berbentuk
damped atau saat
𝑅 1
= , dan didapatkan R segitiga yang awalnya berupa sinyal berbentuk
2𝐿 𝑅𝐶
kotak-kotak. Disini kita dapat melihat bahwa
sebesar 1004 Ω dengan mempertimbangkan besar
kapasitor dapat berfungsi untuk merubah sebuah
resistansi dalam dari induktor.
sinyal kotak menjadi sinyal segitiga.

5. KESIMPULAN
1. Respon natural atau alami adalah
tegangan atau arus yang ada pada sebuah
rangkaian ketika sumber masukan
dihilangkan atau saat waktu nol. Respon
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 6
adalah respon yang muncul akibat reaksi
satu atau lebih dari sumber bebasnya saat
waktu tak hingga. Respon natural adalah
respon lengkap rangkaian pada saat t > 0
gabungan respon natural dan respon
paksa.
2. Praktikan mampu memahami bahwa
konstanta waktu rangkaian RC dari
respon adalah kondisi saat V 63,2% dari V
maksimum. Praktikan mampu
menghitung konstanta waktu rangkaian
RC yakni dengan rumus τ = RC atau
dengan membaca grafik pada osilator
seperti pada percobaan 3.
3. Sumber tegangan bebas memengaruhi
nilai tegangan transien yang mana
semakain tinggi nilai sumber tegangan
bebas makan akan semakin besar pula
tegangan transien pada rangkaian RC.

DAFTAR PUSTAKA
[1] [1] Hutabarat, Mervin dan Muhammad
Amin, Petunjuk Praktikum Rangkaian
Elektrik, Laboratorium Teknik Elektro,
2023.
[2] https://rahman011.blogspot.com/2012
/06/gejala-transien.html pada 27
Oktober 2023.
[3] https://www.tutorialspoint.com/electr
onic_circuits/electronic_circuits_special
_functions_of_lpf_hpf.htm pada 27
Oktober 2023.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 7

Anda mungkin juga menyukai