Anda di halaman 1dari 10

MODUL 1 DIODA : KARAKTERISTIK DAN APLIKASI

Najmi Azzahra Feryputri (13221086)


Asisten: M. Sandi Putra Pratama (13219014)
Tanggal Percobaan: 09/02/2023
EL2205-Praktikum Elektronika
Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak Gambar 2-1 Arus dan terminal dioda[2]

Pada praktikum modul 1 Dioda : Karakteristik dan Pada aplikasinya, dioda memiliki kurva
Aplikasi ini praktikan akan memahami karakteristik karakteristik berbentuk seperti gambar 3-2. Dioda
diode serta memahami beberapa rangkaian aplikasi diode. akan mengalami konduksi d daerah forward,
Rangkaian yang akan diamati adalah rangkaian penyearah mengalami cut-off di daerah reverse, dan
dan filter, serta rangkaian clipper dan clamper. Rangkaian mengalami overheat di daerah breakdown (jika
penyearah dan filter yang akan diamati adalah rangkaian tidak menggunakan diode Zener). Perlu
penyearah setengah gelombang, rangkaian pennyerah diketahui bahwa meskipun bentuk kurva
gelombang penuh dua diode, serta rangkaian penyearah karakterisiknya sama, tiap dioda yang diproduksi
gelombang penuh diode jembatan. Hasil dari percobaan oleh pabrikan terbuat dari material dan bahan
cukup baik. yang berbeda-beda, sehingga memiliki tegangan
cut-in , tegangan cut off, serta tegangan
Kata kunci: Dioda, karakteristik, aplikasi, penyearah, breakdown yang berbeda-beda.
filter.

1. PENDAHULUAN
Percobaan pada modul ini secara umum
bertujuan agar praktikan dapat memahami
karakteristik arus dan tegangan diode serta
mengetahui aplikasi dioda pada rangkaian.
Adapun tujuan rinci dari modul ini:
1) Memahami karakteristik dioda biasa dan
dioda zener
2) Memahami penggunaan dioda dalam
rangkaian penyearah
3) Mempelajari pengaruh filter sederhana pada
suatu sumber DC Gambar 2-2 Karakteristik arus-tegangan dioda

4) Memahami penggunaan dioda untuk 2.2 RANGKAIAN PENYEARAH DAN


rangkaian Clipper dan Clamper FILTER
2. STUDI PUSTAKA
Gambar 2-2. Konfigurasi pin IC Op Amp 741[1]
2.1 KARAKTERISTIK DIODA
Penggunaan dioda yang paling dasar adalah
Karakteristik dioda adalah adalah hubungan sebagai penyearah arus bolak-balik jala-jala
antara dan arus listrik yang mengalir melalui menjadi arus searah pada suatu sumber tegangan
diode dengan tegangan yang diberikan pada DC, seperti catu daya.
ujung-ujung terminal diode. Terminal di ujung-
Tegangan pada rangkaian penyearah gelombang
ujung dioda memiliki sebutan anode untuk
penuh diperoleh sebesar
terminal positif, dan katode untuk terminal
negative. 1
𝑉𝑉𝑂𝑂 = 𝑉𝑉𝑝𝑝 − 𝑉𝑉𝑟𝑟 Pers 2.1
2

dimana Vp adalah magnituda tegangan puncak


sinyal AC yang disearahkan dan tegangan ripple
Vr sebesar
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 1
𝑉𝑉𝑝𝑝 sumber tegangan DC yang ditunjukkan oleh
𝑉𝑉𝑟𝑟 = Pers 2.2 gambar berikut.
2𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓

dengan f frekuensi sinyal AC jala-jala yang


digunakan, C kapasitansi filter dan R beban pada
rangkaian penyearah dan filter.
Untuk catu daya tegangan ideal (DC murni),
tegangan ripple harus bernilai nol. Keadaan ini
dapat diperoleh bila:
(i) nilai resistansi R beban adalah tak hingga
Gambar 2-3 Rangkaian Clipper [2]
dan (ii) nilai kapasitansi C sangat besar
(tak hingga).
Rangkaian Clamper adalah rangkaian yang
(ii) Nilai resistansi resistansi beban tak hingga digunakan untuk memberikan offset tegangan
berarti rangkaian tanpa beban (beban DC, dengan demikian, tegangan yang dihasilkan
terbuka). adalah tegangan input ditambahkan dengan
Dengan demikian untuk keadaan praktis hal tegangan DC. Rangkaian ini ditunjukkan oleh
yang dapat digunakan adalah dengan berikut ini.
menggunakan kapasitansi C yang besar. Nilai
kapasitansi C yang besar akan memberikan
tegangan ripple yang kecil.
Sebuah catu tegangan ideal juga seharusnya tidak
mengalami degradasi tegangan outputnya bila
mendapat beban, yang berarti catu tegangan
ideal dapat dimodelkan dengan sumber tegangan.
Pada kenyataannya catu tegangan seperti ini
selalu mengalami degradasi dengan naiknya arus
beban. Perilaku seperti ini dapat dimodelkan
dengan Rangkaian Thevenin berupa hubungan
seri sumber tegangan dan resistansi output. Gambar 2-3 Rangkaian Clamper [2]
Besaran resistansi output ini menentukan berapa
degradasi tegangan yang diperoleh. Untuk 3. METODOLOGI
rangkaian penyearah gelombang penuh, besar Komponen dan alat yang digunakan selama
resistansi output efektif dapat dihitung praktikum ini adalah :
1
𝑅𝑅𝑂𝑂 = Pers 2.3 1. Power Supply DC (2 buah)
4𝑓𝑓𝑓𝑓
2. Multimeter (2 buah)
Besaran lain yang dapat digunakan untuk
menunjukkan perilaku yang sama adalah faktor 3. Osiloskop (1 buah)
regulasi tegangan VR. Besaran ini tidak bersatuan
dan didefinisikan sebagai 4. Curve Tracer DCA Pro (1 buah)
𝑉𝑉𝑛𝑛𝑛𝑛 − 𝑉𝑉𝑓𝑓𝑓𝑓 5. Komputer Desktop (1 buah)
𝑉𝑉𝑉𝑉 = × 100% Pers 2.3
𝑉𝑉𝑓𝑓𝑓𝑓
6. Dioda 1N4001 /1N4002 (3 buah)
dimana Vnl adalah tegangan tanpa beban dan Vfl
adalah tegangan beban penuh. Nilai regulasii 7. Dioda Zener 5V1 (2 buah)
tegangan VR yang kecil menunjukkan sumber
tegangan yang lebih baik. 8. Resistor Variabel (1 buah)

2.3 RANGKAIAN CLIPPER DAN CLAMPER 9. Resistor 150 kꭥ (1 buah)


Rangkaian clipper adalah rangkaian yang
10. Kapasitor 10 µF (1 buah)
digunakan untuk membatasi tegangan agar tidak
melebihi dari suatu nilai tegangan tertentu.
11. Kabel Banana-BNC (2 buah)
Rangkaian ini dapat dibuat dari dioda dan
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 2
12. Kabel BNC-BNC (1 buah)

Langkah-langkah yang dilakukan untuk


praktikum modul ini adalah:

3.1 PERCOBAAN 1: KARAKTERISTIK


DIODA
Prosedur Percobaan:

Nyalakan DCA Pro, hubungkan usb DCA Pro ke Gambar 3-2 (b) Rangkaian penyearah setengah
komputer gelombang dengan CT Trafo variasi Rm[1]

Prosedur Percobaan:

Buka aplikasi DCA Pro di komputer Susun rangkaian seperti pada gambar 3-2 (a).

Gunakan jala-jala (tegangan PLN) untuk


Dekatkan probe DCA Pro ke kaki-kaki dioda memberikan tegangan 220V/50Hz ke
transformator pada kit praktikum.

Klik on test pada perangkat DCA PRO, klik test


Amati tegangan output menggunakan osilloskop.
pada aplikasi DCA Pro

Pilih opsi junction untuk melihat karakteristik Ukur tegangan DC dengan kopling DC serta tegangan ripple dengan
arus-tegangan dioda yang diukur kopling AC.

Amati bentuk gelombang, frekuensi gelombang,


Catat hasil pengamatan di BCL dan pengaruh pemasangan C (minimum 2 nilai
kapasitansi) pada tegangan ripple.

Gambar 3-1 (a) Diagram alur percobaan karakteristik


dioda Catat nilai resistansi (beban), kapasitansi (filter)
dan tegangan DC dan tegangan ripple yang
diperoleh.
3.2 PERCOBAAN 2: RANGKAIAN
PENYEARAH SETENGAH
GELOMBANG DENGAN CT TRAFO
Ulangi pengamatan untuk suatu nilai C konstan, ubah-
ubahlah besarnya resistansi beban (minimum 2 nilai resitansi).

Hubungkan resistor Rm dari CT trafo ke Ground


seperti yang ditunjukkan oleh gambar 3-2 (b)

Ukur tegangan pada resistor untuk mencari arus


resistor.
Gambar 3-2 (a) Rangkaian penyearah setengah
gelombang dengan CT Trafo[1]
Lakukan pengamatan terhadap sinyal output
rangkaian ini.

Gambar 3-2 (c) Diagram alur percobaan rangkaian


penyearah setengah gelombang

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 3


Lepaskan resistor Rm dan hubungkan lagi Prosedur percobaan:
CT trafo dan Ground secara langsung.
Susun rangkaian seperti pada gambar 3-3 (a)

Lepaskan hubungan resistansi beban (RL)


dari rangkaian penyearah dan filter. Dengan
menggunakan nilai-nilai kapasitasi pada
langkah sebelumnya. Ulangi langkah-langkah yang sama persis seperti
langkah-langkah di percobaan 2 yang tertera pada
gambar 3-2 (c)

Ukur tegangandalam keadaan tanpa beban Gambar 3-2 (b) Diagram alur percobaan rangkaian
output DC dengan menggunakan penyearah gelombang penuh dua dioda
multimeter.

3.4 PERCOBAAN 4: RANGKAIAN


PENYEARAH GELOMBANG PENUH
DIODA JEMBATAN
Hubungkan resistor variabel pada output
rangkaian, ubahlah nilai resitansi hingga
diperoleh tegangan output sebesar setengah
tegangan output dalam keadaan tanpa beban.

Perhatikan, pada saat melakukan langkah ini


mulailah dari nilai resistansi terbesar.

Gambar 3-4 (a) Rangkaian penyearah gelombang penuh


dioda jembatan[1]
Prosedur percobaan:
Lepaskan resistor variabel dari rangkaian dan
ukur resistansinya dengan menggunakan
multimeter.
Susun rangkaian seperti pada gambar 3-3 (a)

Gambar 3-2 (d) Lanjutan diagram alur percobaan


rangkaian penyearah setengah gelombang

Kecuali langkah-langkah dengan variasi resistor


3.3 PERCOBAAN 3 : RANGKAIAN Rm, ulangi langkah-langkah yang sama persis
seperti langkah-langkah di percobaan 2 yang tertera
PENYEARAH GELOMBANG PENUH pada gambar 3-2 (c)
DUA DIODA
Gambar 3-4 (b) Diagram alur percobaan gelombang
penuh dioda jembatan

3.5 PERCOBAAN 5: RANGKAIAN CLIPPER

Gambar 3-3 (a) Rangkaian penyearah gelombang penuh


dua dioda[1]

Gambar 3-5 (a) Rangkaian Clipper [1]

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 4


Prosedur percobaan: Germanium

Gunakan kit praktikum rangkaian penyearah, susun


rangkaian seperti gambar 3-5 (a).

Zener

Amati dengan menggunakan Osiloskop sinyal


output yang diperoleh dan gambarkanbentuk
sinyalnya.

Gambar 3-5 (c) Diagram alur percobaan rangkaian


clipper

3.6 PERCOBAAN 6: RANGKAIAN


CLAMPER
Dapat dilihat pada tabel 4-1, kurva karakteristik
I-V dari seluruh dioda memiliki bentuk yang
sama. Hanya saja, jika kita memperhatikan secara
detail dapat terlihat bahwa tegangan cut in dari
masing – masing dioda berbeda. Hal ini sesuai
dengan penjelasan mengenai karakteristik arus-
tegangan dioda di subbab 2-1 yatiu setiap dioda
memiliki bentuk kurva karakteristik i-v yang
sama tetapi memiliki tegangan cut in, cut off,
maupun tegangan breakdown yang berbeda.
Gambar 3-6 (a) Rangkaian clamper
Selain itu, dapat kita lihat juga pada tabel 4-1 (a),
Prosedur percobaan: dioda zener terlihat memiliki tegangan cut-in
yang lebih besar dari dioda silikon dan
Gunakan kit praktikum rangkaian penyearah, susun germanium. Pada tabel 4-1 terlihat bahwa dioda
rangkaian seperti gambar 3-6 (a). zener memiliki tegangan cut in pada kisaran 0.6
V– 0.8 V, semenjak dioda silikon pada kisaran 0.5
V – 0.7 V dan dioda germanium pada kisaran 0.2
V – 0.5 V. Hasil percobaan ini menunjukkan
bahwa dioda zener memiliki range tegangan cut
Amati dengan menggunakan Osiloskop sinyal
output yang diperoleh dan gambarkan bentuk in yang lebih tinggi daripada dioda normal.
sinyalnya.
Meskipun demikian, jika kita ingin melihat
perbedaan yang sangat jelas dari dioda zener dan
Gambar 3-6 (b) Diagram alur percobaan rangkaian
clamper dioda biasa, seharusnya kita mengamati kurva
karakteristik i-v pada area reverse dan area
4. HASIL DAN ANALISIS breakdown. Pada area ini, dioda zener dapat
bekerja dengan normal layaknya dioda biasa,
4.1 PERCOBAAN 1: KARAKTERISTIK semenjak dioda biasa seharusnya tidak dapat
DIODA berfungsi. Akan tetapi, pada aplikasi DCA Pro
batas bawah V paling minimum adalah 0.0,
Tabel 4-1 (a) Kurva karakteristik I-V tiga jenis dioda sehingga kita tidak dapat melihat kurva
Jenis dioda Kurva karakteristik I-V karakteristik i-v pada area reverse-breakdown.
Silikon Adapun perbedaan kurva karakteristik i-v antara
dioda zener dan dioda biasa secara teoritis dapat
dilihat pada gambar 4-1 (a). Pada gambar
tersebut terlihat bahwa dioda zener tidak
memiliki breakdown avalanche (menyebabkan
overheat), melainkan memiliki zener breakdown.
Selain itu juga dari gambar 4-1 (a) dapat
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 5
disimpulkan bahwa range tegangan breakdown Yang pertama adalah perbedaan besar tegangan
dari dioda zener lebih besar dari range tegangan peak antara input dan output. Pada rangkaian di
breakdown dioda biasa. gambar 3-2 (a), kita tahu bahwa tegangan input
dioda adalah tegangan jala-jala yang memiliki
VRMS sebesar 220 volt dan frekuensi 50 hz. Di lain
sisi, dapat kita lihat gelombang pada hasil
percobaan semuanya memiliki tegangan yang
jauh lebih kecil dari 220 volt tetapi dengan
frekuensi tetap sebesar 50 hz. Berdasarkan hasil
percobaan ini, dapat kita ketahui bahwa
rangkaian yang terdiri dari dioda dan kapasitor
yang dipasang parallel dengan beban
akanmenjadi rangkaian filter, yaitu rangkaian
yang memperkecil variasi dari sinyal input
Gambar 4-1 (a) Perbedaan kurva karakteristik I-V zener sinusoidal sehingga variasi tegangan output akan
dioda dan dioda biasa[3] jauh lebih kecil dibanding tegangan input dan
kurva tegangan terhadap waktu semakin
4.2 PERCOBAAN 2: RANGKAIAN mendeketi garis lurus horizontal (semakin
PENYEARAH SETENGAH konstan, semakin seperti tegangan DC).
GELOMBANG DENGAN CT TRAFO
Yang kedua adalah pengaruh besar kapasitansi
Tabel 4-2 (a) Hasil percobaan pengaruh variasi C dan R dan resistansi terhadap besar tegangan ripple.
terhadap sinyal output Dapat kita lihat pada tabel 4-2(a), semakin besar
C RL Kopling Sinyal output
nilai kapasitansi, maka semakin kecil tegangan
(µF) (Ω) osiloskop
ripple dan semakin besar resistansi, maka
470 27 AC
semakin besar pula tegangan ripple yang
dihasilkan. Untuk hubungan kapasitansi dan
tegangan ripple yang didapat sudah sesuai
dengan penjelasan pada subbab 2-2.
470 27 DC Untuk hubungan resistansi beban dan tegangan
ripple yang didapat juga sudah benar. Semakin
besar beban, maka semakin kecil arus yang
melewati beban tersebut, sehingga kapasitor
discharge lebih lama, menyebabkan tegangan
1000 27 AC ripple yang lebih besar. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada rangkaian penyearah
dan filter, kapasitor dan tegangan ripple memiliki
hubungan berbanding terbalik semenjak
resistansi beban dan tegangan ripple memiliki
1000 27 DC
hubungan berbanding lurus.

Tabel 4-2 (b) Hasil percobaan pengukuran rus resistor


Rm
470 180 AC C RM Arus Kopling Sinyal output
(µF) (Ω) maks osiloskop
(A)
470 0.2 75 AC

470 180 DC

470 0.2 75 DC

Tabel 4-2 (a) menunjukkan hasil gelombang 1000 0.2 90 AC


output dioda dengan variasi C dan RL. Ada dua
hal yang dapat didapatkan dari hasil percobaan
ini.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 6


1000 0.2 90 DC Saat dalam keadaan beban terbuka, tegangan
keluaran rangkaian jauh lebih besar dibanding
jika ada beban. Hal ini terlihat tidak sesuai
dengan hasil yang diharapkan, sesuai dengan
penjelasan pada subbab 2-2, saat beban terbuka
Tabel 4-2 (b) menunjukkan hasil gelombang
seharusnya kapasitansi dianggap besar sehingga
tegangan terhadap waktu resistor RM, beserta
seharusnya tegangan yang dihasilkan tidak beda
arus maksimum yang melewati resistor tersebut.
jauh. Akan tetapi, patut diketahui bahwa
tegangan yang diukur ini merupakan tegangan
Plot sinyal output yang tertera pada tabel 4-2 (b)
DC, bukan tegangan ripple, sehingga besar
memiliki bentuk gelombang yang cukup berbeda
tegangan DC ini merupakan nilai RMS dari sinyal
dengan bentuk gelombang yang didapatkan pada
sinusoidal, bukan tegangan ripple. Dari hasil
tabel 4-2 (a). Hal ini disebabkan oleh komponen
percobaan terlihat juga bahwa resistansi resistor
tempat pengukuran dilakukan. Pada gambar 3-2
variabel berbanding lurus dengan VDC tetapi
(a), pengukuran dilakukan pada node RL . Node
berbanding terbalik dengan Kapasitansi.
RL terhubung dengan node C, sehingga tegangan
yang diukur adalah tegangan output rangkaian
4.3 PERCOBAAN 3: RANGKAIAN
yang sudah melewati C. Berbeda dengan
PENYEARAH GELOMBANG PENUH
rangkaian pada gambar 3-2 (b), osiloskop
DUA DIODA
dipasang pada ujung-ujung RM, dn RM terhubung
ke ground. Dengan kata lain, pada rangkaian Tabel 4-43(a) Hasil percobaan pengaruh variasi C dan R
tersebut osiloskop tidak mengukur tegangan terhadap sinyal output
keluaran rangkaian, tetapi hanya mengukur C RL Kopling Sinyal output
sinyal tegangan yang melewati resistor RM. (µF) (Ω) osiloskop
Berdasarkan hal ini, dapat diketahui bahwa 470 27 AC
bentuk tegangan output yang diukur pada
ujung-ujung kapasitor dan yang tidak pada
ujung-ujung kapasitor berbeda.
470 27 DC
Selain itu, dari data arus maksimum dan besar
kapasitansi pada tabel 4-2 (b), dapat diketahui
bahwa pada hasil pengukuran yang didapat,
besar kapasitansi tidak berpengaruh dengan
tegangan RM. Hasil ini membuktikan bahwa saat 1000 27 AC
pengukuran RM, sinyal tegangan belum melewati
kapasitor sehingga besar kapasitor tidak
mempengaruhi sinyal tegangan RM. Dengan 1000 27 DC
demikian, sinyal tegangan yang diukur di RM
murni merupakan sinyal yang dihsailkan oleh
rangkaian penyearah setengah gelombang tanpa
filter. Hal ini terbukti benar dari bentuk 470 180 AC
gelombang yang dihasilkan pada pengukuran di
tabel 4-2 (b), bentuk gelombang tersebut sudah
sesuai dengan bentuk gelombang keluaran
rangkaian penyearah setengah gelombang. 470 180 DC

Dari tabel 4-2 (b) dan tabel 4-2(a), kita dapat


menyimpulkan bahwa sinyal yang tidak
melewati kapasitor akan tetap memiliki bentuk
sinusoidal, semenjak sinyal yang sudah melewati Tabel 4-3 (a) menunjukkan hasil gelombang
kapasitor akan difilter sehingga tidak memiliki output dioda dengan variasi C dan RL.. Bentuk
bentuk sinusoidal lagi. sinyal yang didapat kurang baik karena
banyaknya noise pada kabel.
Tabel 4-2 (c) Hasil percobaan pengaruh beban terbuka
terhadap sinyal output diodat Dari hasil percobaan tersebut, sama seperti
C (µF) VDC (V) Rvariabel (kΩ)
percobaa sebelumnya, ada ada perbedaan besar
470 15.06 900
pada tegangan peak antara sinyal input dan
1000 14.93 890
output. Pada rangkaian di gambar 3-3 (a), kita

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 7


tahu bahwa tegangan input dioda adalah
tegangan jala-jala yang memiliki VRMS sebesar 220 Tabel 4-4 (b) menunjukkan hasil gelombang
volt dan frekuensi 50 hz. Di lain sisi, dapat kita tegangan terhadap waktu resistor RM, beserta
lihat gelombang pada hasil percobaan semuanya arus maksimum yang melewati resistor tersebut.
memiliki tegangan yang jauh lebih kecil dari 220
volt tetapi dengan frekuensi tetap sebesar 50 hz. Seperti pada percobaan sebelumnya, dari data
Hasil percobaan ini menegaskan hasil percobaan arus maksimum dan besar kapasitansi dapat
yang juga didapat dari percobaan 2, yaitu diketahui bahwa pada hasil pengukuran yang
rangkaian yang terdiri dari dioda dan kapasitor didapat, besar kapasitansi tidak berpengaruh
yang dipasang parallel dengan beban akan dengan tegangan RM. Sama seperti percobaan
menjadi rangkaian filter, yaitu rangkaian yang sebelumnya, hasil ini membuktikan bahwa saat
memperkecil variasi dari sinyal input sinusoidal pengukuran RM, sinyal tegangan tidak melewati
sehingga variasi tegangan output akan jauh lebih kapasitor sehingga besar kapasitor tidak
kecil dibanding tegangan input. mempengaruhi sinyal tegangan RM. Dengan
demikian, sinyal tegangan yang diukur di RM
Dari hasil percobaan juga kita dapat mengetahui murni merupakan sinyal yang dihasilkan oleh
pengaruh besar kapasitansi dan resistansi rangkaian penyearah penuh gelombang tanpa
terhadap besar tegangan ripple. Terlihat pada filter. Hal ini terbukti benar dari bentuk
tabel 4-2(a), semakin besar nilai kapasitansi, maka gelombang yang dihasilkan pada pengukuran di
semakin kecil tegangan ripple dan semakin besar tabel 4-3 (b), bentuk gelombang tersebut sudah
resistansi, maka semakin besar pula tegangan sesuai dengan bentuk gelombang rangkaian
ripple yang dihasilkan. Sama seperti percobaan penyearah gelombang penuh.
sebelumnya, hubungan kapasitansi dan tegangan
ripple yang didapat sudah sesuai dengan Hasil yang didapat pada percobaan ini makin
penjelasan pada subbab 2-2. Untuk hubungan menguatkan kesimpulan dari hasil yang sudah
resistansi beban dan tegangan ripple yang diperoleh di analisis percobaan 2, yaitu bentuk
didapat juga sudah benar. Semakin besar beban, tegangan output yang diukur pada ujung-ujung
maka semakin kecil arus yang melewati beban kapasitor dan yang tidak pada ujung-ujung
tersebut, sehingga kapasitor discharge lebih lama, kapasitor berbeda karena kapasitor memfilter
menyebabkan tegangan ripple yang lebih besar. sinyal tegangan yang melewatinya.

Tabel 4-4 (c) Hasil percobaan pengaruh beban terbuka


Sehingga, dari percobaan ini kita dapat makin
terhadap sinyal output diodat
mengeaskan kesimpulan-kesimpulan yang sudah C (µF) VDC (V) Rvariabel (kΩ)
diperoleh dari tabel 42 (a) percobaan 2 adalah 470 14.85 941
benar, yaitu pada rangkaian penyearah dan filter, 1000 14.03 882
kapasitor dan tegangan ripple memiliki
hubungan berbanding terbalik semenjak Sama seperti percobaan sebelumnya, saat dalam
resistansi beban dan tegangan ripple memiliki keadaan beban terbuka, tegangan keluaran
hubungan berbanding lurus. rangkaian jauh lebih besar dibanding jika ada
beban. Hal ini terlihat tidak sesuai dengan hasil
Tabel 4-3 (b) Hasil percobaan pengukuran arus resistor yang diharapkan, sesuai dengan penjelasan pada
Rm subbab 2-2, saat beban terbuka seharusnya
C RM Arus Kopling Sinyal output kapasitansi dianggap besar sehingga seharusnya
(µF) (Ω) maks osiloskop tegangan yang dihasilkan tidak beda jauh. Akan
(A) tetapi, patut diketahui bahwa tegangan yang
470 0.2 80 AC
diukur ini merupakan tegangan DC, bukan
tegangan ripple, sehingga besar tegangan DC ini
merupakan nilai RMS dari sinyal sinusoidal,
470 0.2 75 DC bukan tegangan ripple. Dari hasil percobaan
terlihat juga bahwa resistansi resistor variabel
berbanding lurus dengan VDC tetapi berbanding
terbalik dengan Kapasitansi.
1000 0.2 80 AC

1000 0.2 80 DC

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 8


4.4 PERCOBAAN 4: RANGKAIAN resistansi, maka semakin besar pula tegangan
PENYEARAH GELOMBANG PENUH ripple yang dihasilkan. Sama seperti percobaan
DIODA JEMBATAN sebelumnya, hubungan kapasitansi dan tegangan
ripple yang didapat sudah sesuai dengan
Tabel 4-4 (a) Hasil percobaan pengaruh variasi C dan R penjelasan pada subbab 2-2. Untuk hubungan
terhadap sinyal output resistansi beban dan tegangan ripple yang
C RL Kopling Sinyal output didapat juga sudah benar. Semakin besar beban,
(µF) (Ω) osiloskop maka semakin kecil arus yang melewati beban
470 27 AC
tersebut, sehingga kapasitor discharge lebih lama,
menyebabkan tegangan ripple yang lebih besar.
470 27 DC
Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa sinyal
output yang didapat dengan menggunakan
1000 27 AC dioda jembatan tidak beda jauh dengan sinyal
yang didapat saat menggunakan dua dioda.
Maka dapat disimpulkan bahwa meskipun
bentuknya berbeda, rangkaian dengan dua dioda
1000 27 DC
tetap akan memiliki fungsionalitas yang sama.

Percobaan ini sekali lagi makin menegeaskan


470 180 AC kesimpulan-kesimpulan yang sudah diperoleh
dari tabel 42 (a) percobaan 2 adalah benar, yaitu
pada rangkaian penyearah dan filter, kapasitor
470 180 DC dan tegangan ripple memiliki hubungan
berbanding terbalik semenjak resistansi beban
dan tegangan ripple memiliki hubungan
Tabel 4-4 (a) menunjukkan hasil gelombang berbanding lurus.
output dioda dengan variasi C dan RL.. Bentuk Tabel 4-4 (b) Hasil percobaan pengaruh beban terbuka
sinyal yang didapat kurang baik karena terhadap sinyal output diodat
banyaknya noise pada kabel. C (µF) VDC (V) Rvariabel (kΩ)
470 15.01 904
Dari hasil percobaan tersebut, sama seperti 1000 14.93 910
percobaa sebelumnya, ada ada perbedaan besar Sama seperti percobaan sebelumnya, saat dalam
pada tegangan peak antara sinyal input dan keadaan beban terbuka, tegangan keluaran
output. Pada rangkaian di gambar 3-3 (a), kita rangkaian jauh lebih besar dibanding jika ada
tahu bahwa tegangan input dioda adalah beban. Hal ini terlihat tidak sesuai dengan hasil
tegangan jala-jala yang memiliki VRMS sebesar 220
yang diharapkan, sesuai dengan penjelasan pada
volt dan frekuensi 50 hz. Di lain sisi, dapat kita subbab 2-2, saat beban terbuka seharusnya
lihat gelombang pada hasil percobaan semuanya
kapasitansi dianggap besar sehingga seharusnya
memiliki tegangan yang jauh lebih kecil dari 220 tegangan yang dihasilkan tidak beda jauh. Akan
volt tetapi dengan frekuensi tetap sebesar 50 hz.
tetapi, patut diketahui bahwa tegangan yang
Hasil percobaan ini , sama seperti percobaan dua, diukur ini merupakan tegangan DC, bukan
menegaskan hasil percobaan yang juga didapat tegangan ripple, sehingga besar tegangan DC ini
dari percobaan 2, yaitu rangkaian yang terdiri merupakan nilai RMS dari sinyal sinusoidal,
dari dioda dan kapasitor yang dipasang parallel bukan tegangan ripple. Dari hasil percobaan
dengan beban akan menjadi rangkaian filter,
terlihat juga bahwa resistansi resistor variabel
yaitu rangkaian yang memperkecil variasi dari berbanding lurus dengan VDC tetapi berbanding
sinyal input sinusoidal sehingga variasi tegangan
terbalik dengan Kapasitansi.
output akan jauh lebih kecil dibanding tegangan
input. 4.5 PERCOBAAN 5: RANGKAIAN CLIPPER
Dari hasil percobaan juga kita dapat mengetahui
pengaruh besar kapasitansi dan resistansi
terhadap besar tegangan ripple. Sama seperti
percobaan-percobaan sebelumnya, terlihat pada
tabel 4-2(a), semakin besar nilai kapasitansi, maka
semakin kecil tegangan ripple dan semakin besar
Gambar 4-5 Plot sinyal output rangkaian Clipper
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 9
4. Dioda baik pada rangkaian clamper maupun
Hasil percobaan yang didapatkan sudah sesuai rangkaian clipper sama-sama berfungsi untuk
dengan penjelasan mengenai rangkaian clipper membatasi tegangan output berdasarkan
pada studi pustaka. Sinyal output keluaran tegangan diode. Perbedaannya, untuk
rangkaian clipper akan memiliki puncak yang rangkaian clipper, resistor menyebabkan
terpotong, sesuai dengan gambar 4-5. sinyal keluaran tetap berbentuk sinusoidal
tetapi denganpuncak yang terpotong akibat
4.6 PERCOBAAN 6: RANGKAIAN batas berupa tegangan diode. Semenjak untuk
CLAMPER rngkaian clamper, kapasitor menyebabkan
sinyal sinusoidal sudah terfilter dulu sehingga
tegangan keluaran diode akan berbentuk
seperti sinyal kotak dengan puncaknya
bernilai konstan, merupakan kelipatan dari
tegangan diode.
Gambar 4-6 Plot sinyal output rangkaian Clamper
DAFTAR PUSTAKA
Percobaan ini tidak sempat kami lakukan,
adapaun gambar 4-6 menunjukkan hasil simulasi [1] Mervin T Hutabarat., Petunjuk Praktikum
yang dilakukan di ltsSpice. Gambar 4-6 Praktikum Elektronika, Laboratorium Dasar
menunjukkan hasil percobaan yang diharapkan, Teknik Elektro, Bandung, 2023.
yaitu sinyal output yang memiliki amplitudo dua [2] Adel S. Sedra, Kenneth C. Smith,
kali lipat dari tegangan inputnya (salah satu Microelectronic Circuits Seventh Edition, Oxford
aplikasi rangkaian clamper : voltage doubler). University Press, New York, 2015
5. KESIMPULAN [3] https://byjus.com/physics/zener-diode/,
diakses pada 11 Februari pukul 10.00 .
1. Pada daerah forward bias, dioda Zener
memiliki range tegangan cut-in yang lebih
besar dari diode biasa. Meskipun demikian,
jika di satukan range tegangan cut in rata rata
dari diode berkisar antara 0.3 V – 0.7 V.
Adapun pada daerah reverse-bias, diode
Zener dapat berfungsi dengan normal, tidak
open circuit. Pada daerah breakdown, diode
Zener toverheat. Pada daerah reverse bias,
diode Zener tidak mengalami overheat. Pada
daerah reverse-bias, diode biasa akan berlaku
sebagai open circuit , pada daerah breakdown,
diode biasa memiliki tegangan breakdown
yang menjadi batas yang jika dilewati akan
mengakibatkan overheat.
2. Pada rangkaian penyearah, diode digunakan
sebagai penyearah arus dengan cara tidak
melewatkan tegangan negatif. Tidak adanya
tegangan negative akan menyebabkan arus
yang lewat pasti selalu positif atau serah
sesuai yang kita inginkan.
3. Rangkaian filter adalah rangkaian yang
dipasangkan kapasitor secara parallel dengan
bebannya. Rangkaian penyearah juga dapat
menjadi rangkaian filter. Rangkaian filter akan
menghilangkan variasi dari sinyal,
menghasilkan sinyal dengan bentuk mirip
seperti segitiga siku-siku. Bentuk sinyal
seperti ini disebut tegangan ripple, yang
dihasilkan oleh kapasitor.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 10

Anda mungkin juga menyukai