Tabel 4-6 Spesifikasi dasar IC op amp 741 Gambar 2-3 (c) Rangkaian penguat Non inverting
Rangkaian penguat selisih
Power Supply Minimum 5 V, maksimum 18
V
3. METODOLOGI
Komponen dan alat yang digunakan selama
praktikum ini adalah :
7. Kabel 4mm – jepit buaya (max 5 buah) Sambungkan VP ke titik A, ukur lalu catat
nilai Vin dan Vout.
8. Multimeter Digital (2 buah)
Sambungkan VP ke titik B, ukur lalu
9. Breadboard (1 buah) catat nilai Vin dan Vout.
15. Resistor 2.2 kΩ (7 buah) Gambar 3-1 (b) Diagram alur percobaan rangkaian
penguat non-inverting
Prosedur percobaan:
Gambar 3-4 (b) Diagram alur percobaan rangkaian Catatlah frekuensi yang dihasilkan di titik C,
integrator dan catatlah di BCL.
Tertulis Terukur
2.2 KΩ 2.179 KΩ
1 KΩ 0.974 KΩ
1 KΩ 0.937 KΩ
1 KΩ 1.1 KΩ
2.2 KΩ 2.15 KΩ
Hubungan antara Vin dan Vout rangkaian
Tabel 4-3 (b) Data hasil percobaan rangkaian summer
Sambungan Vin DC (V) Vin AC (V) Vout (V)
integrator op amp adalah:
Hitung Ukur Hitung Ukur Hitung Ukur
A 0 0 +1.82 1.9 4 5.3
B -4 -1.5 -1.82 1.9 0.88 3 1 𝑡𝑡 (pers 4-4)[2]
𝑉𝑉𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = − � 𝑉𝑉 𝑑𝑑𝑑𝑑
Dapat dilihat pada hasil percobaan di gambar 4-3 𝑅𝑅𝑅𝑅 0 𝑖𝑖𝑖𝑖
(b), hasil pengukuran yang didapat sudah cukup
Berdasarkan persamaan 4-2, maka sinyal output
mirip dengan hasil perhitungan. Selisih terjadi
seharusnya merupakan integral dari sinyal input.
akibat toleransi resistansi dari resistor. Dengan
Sinyal input berbentuk kotak merupakan unit step
menurunkan persamaan Vin dan Vout pada
function u(t), yaitu sinyal yang hanya memiliki 2
gambar 3-3 (a) sebagai berikut:
nilai, antara 0 dan suatu nilai H. Seperti yang
−𝑉𝑉𝑥𝑥 −𝑉𝑉𝑖𝑖𝑛𝑛2 𝑉𝑉𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 terlihat pada gambar 4-3, didapatkan hasil
+ = gelombang output berupa gelombang segitiga.
1𝑘𝑘 1𝑘𝑘 2.2𝑘𝑘
Gelombang segitiga merupakan grafik dari ramp
−2.2𝑉𝑉𝑥𝑥 − 2.2𝑉𝑉𝑖𝑖𝑛𝑛2 = 𝑉𝑉𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 function r(t). Karena r(t) merupakan integral dari
u(t), maka hasil percobaan sesuai dan dapat kita
𝑉𝑉𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = −2.2(𝑉𝑉𝑥𝑥 + 𝑉𝑉𝑖𝑖𝑛𝑛2 ) (pers 4-3) simpulkan bahwa pada rangkaian integrator
4.5 PERCOBAAN 5: DESAIN RANGKAIAN Tabel 4-6 (a) Data hasil perhitungan percobaan rangkaian
osilator
No R1 R2 Cf R4 Hitung Ukur
(KΩ) (KΩ) (nF) (KΩ)
1 12 12 1 3.9 7.561 -
2 6.8 6.8 1 3.9 13.343 -
3 12 12 0.47 3.9 16.887 -
4 12 12 1 12 13.263 -
Vin 1 0.5
Vin 2 1.1
Vout 4 Vpp
5. KESIMPULAN
1. Breadboard merupakan board yang dapat
digunakan untuk menyusun rangkaian.
Bagian paling atas dan bawah breadboard,
yang hanya terdiri dari 2 baris merupakan
bagian yang terhubung secara horizontal.
Bagian ini digunakan sebagai tempat menaruh
power supply. Bagian tengah yang terbagi
dua dan masing-masing terdiri dari 5 baris
merupakan tempat merangkai yang terhbung
vertical berlima-lima. Merancng di
breadboard cukup sederhana karena tidak
perlu solder dan komponen bisa dicabut
Kembali.
2. Operational Amplifier atau op amp adalah
komponen yang dapat digunakan untuk
melakukan operasi terhadap inputnya yaitu
tegangan. Untuk menjalankan fungsinya op
amp memerlukan energi dari power supply.
Output keluaran op amp merupakan hasil
operasi dari input yang diterima.
3. Terdapat beberapa rangkaian standar
operasional amplifier, 4 diantaranya dibahas
pada mdul ini. Yang pertama adalah
rangkaian penguat non-inverting, yaitu
rangkaian yang memiliki perbandingan Vout
dan Vin positif. Lalu ada rangkaian penguat
inverting, yaitu rangkaian yang membalikkan
polaritas Vin. Ketiga adalah rangkaian summer,
yaitu rangkaian penjumlah input-inpunya
dengan pemberian bobot tertentu. Yang
keempat adalah rangkaian integrator,
rangkaian yang outputnya merupakan
integral dari inputnya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Mervin T Hutabarat dan Arif Sasongko.,
Petunjuk Praktikum Praktikum Sistem Digital,
Laboratorium Dasar Teknik Elektro,
Bandung, 2022.
[2] Stephen Brown dan Zvonko Vranesic,
Fundamentals Of Digital Logic with Verilog