Anda di halaman 1dari 7

LABORATORIUM RANGKAIAN LISTRIK

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS BINA DARMA

PERCOBAAN IV

RANGKAIAN PENGUAT OPERASIONAL

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Dapat menyusun rangkaian pada PCB;
2. Memahami penggunaan operational amplifier;
3. Dapat menggunakan rangkaian-rangkaian standar operational amplifier
pada komputasi analog sederhana.

II. PERALATAN YANG DIPAKAI


1. Power Supply DC 2 buah
2. Generator Sinyal 1 buah
3. Osiloskop 1 buah
4. Multimeter Digital 2 buah
5. Papan percobaan 1 buah
6. Kabel jumper 1 meter
7. Kabel penghubung
8. IC Op Amp 74 7 buah
9. Kapasitor 1 nF 1 buah
10. Resistor 1 kΩ 6 buah
11. Resistor 1,1 kΩ 2 buah
12. Resistor 2,2 kΩ 7 buah
13. Resistor 3,3 kΩ 4 buah
14. 1 unit komputer yang memiliki Software ( Program EWB )

III.LANDASAN TEORI
A. PENGENALAN OP AMP.
Operational Amplifier biasa dikenal dengan “Op Amp”, merupakan
komponen yang penting dan banyak digunakan dalam rangkaian elektronik
berdaya rendah (low power). Istilah operational merujuk pada kegunaan
op amp pada rangkaian elektronik yang memberikan operasi aritmetik
pada tegangan input (atau arus input) yang diberikan pada rangkaian.
Secara skematik Op amp dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 menunjukkan dua input, output, dan koneksi catu daya
pada op amp. Simbol ”-” menunjukkan inverting input dan ”+” menunjukkan
non-inverting input. Koneksi ke catu daya pada op amp tidak selalu
digambarkan dalam diagram, namun harus dimasukkan pada rangkaian yang
sebenarnya

27
Laboratorium Rangkaian Listrik Program Studi Teknik Elektro FT - UBD
28

Gambar 4.1 Gambar 4.2.


Simbol penguat Op Amp Konfigurasi pin IC Op amp 741

B. IC OP AMP 741.
IC op amp yang digunakan pada percobaan ini ditunjukkan pada
Gambar 4.2. Rangkaian op amp ini dikemas dalam bentuk dual in-line
package (DIP).
DIP memiliki tanda bulatan atau strip pada salah satu ujungnya
untuk menandai arah yang benar dari rangkaian. Pada bagian atas DIP
biasanya tercetak nomor standar IC. Perhatikan bahwa penomoran pin
dilakukan berlawanan arah jarum jam, dimulai dari bagian yang dekat
dengan tanda bulatan / strip.
Pada IC ini terdapat dua pin input, dua pin power supply, satu pin
output, satu pin NC (no connection), dan dua pin offset null. Pin offset
null memungkinkan kita untuk melakukan sedikit pengaturan terhadap arus
internal di dalam IC untuk memaksa tegangan output menjadi nol ketika
kedua input bernilai nol. Pada percobaan kali ini kita tidak akan
menggunakan fitur offset null. Perhatikan bahwa tidak terdapat pin
”ground” pada op amp ini, amp menerima referensi ground dari rangkaian
dan komponen eksternal.
Meskipun pada IC yang digunakan pada eksperimen hanya berisi
satu buah op amp, akan tetapi terdapat banyak tipe IC lain yang memiliki
dua atau lebih op amp dalam suatu kemasan DIP.
IC op amp memiliki kelakukan yang sangat mirip dengan konsep op
amp ideal pada analisis rangkaian. Bagaimanapun, terdapat batasan-
batasan penting yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Tegangan maksimum power supply tidak boleh melebihi rating
maksimum, biasanya ±18V, karena akan merusak IC;
2. Tegangan output dari IC op amp biasanya satu atau dua volt lebih kecil
dari tegangan power supply. Sebagai contoh, tegangan swing output
dari suatu op amp dengan tegangan supply 15 V adalah ±13V;
3. Arus output dari sebagian besar op amp memiliki batas pada 30mA,
yang berarti bahwa resistansi beban yang ditambahkan pada output op
amp harus cukup besar sehingga pada tegangan output maksimum, arus
output yang mengalir tidak melebihi batas arus maksimum.
Laboratorium Rangkaian Listrik Program Studi Teknik Elektro FT - UBD
29
C. RANGKAIAN STANDAR OP AMP.
Beberapa rangkaian standar op-amp (penurunan persamaan dapat
merujuk ke buku teks kuliah). Jika ingin mendesain rangkaian sederhana,
pilihlah resistor dalam range sekitar 1kΩ sampai 200 kΩ.

Vout = Vin
𝑅2
Vout = − 𝑉𝑖𝑛
Gambar 4.3. 𝑅1
Rangkaian penyangga
Gambar 4.4
(voltage follower)
Penguat Inverting

𝑅2
Vout = (1 + ) 𝑉𝑖𝑛
𝑅1
Gambar 4.5
Penguat Noninverting

𝑅
Vout = ( ) (𝑉𝑖𝑛2 − 𝑉𝑖𝑛1 )
2
𝑅1
Gambar 4.6
Penguat Selisih

IV. TUGAS PENDAHULUAN


1. Rangkai keempat rangkaian di bawah ini pada PCB.
2. Desain dan susunlah suatu rangkaian yang menghasilkan hubungan keluaran
dan masukan sebagai berikut:
𝑡
Kombinasi 1, v0 = vA t 2,2 ∫0 𝑣𝐵 𝑑𝑡
𝑡
Kombinasi 2, v0 = 1,5 vA t 4,7∫0 𝑣𝐵 𝑑𝑡
𝑡
Kombinasi 3, v0 = 2 vA t 2,2 ∫0 𝑣𝐵 𝑑𝑡
𝑡
Kombinasi 4, v0 = 1,2 vA t 4,7∫0 𝑣𝐵 𝑑𝑡
Laboratorium Rangkaian Listrik Program Studi Teknik Elektro FT - UBD
30

Gambar 4.7.
Rangkaian Percobaan Penguat Noninverting

Gambar 4.8.
Rangkaian Percobaan Penguat Inverting

Gambar 4.9
Rangkaian Percobaan Penguat Penjumlahan
Laboratorium Rangkaian Listrik Program Studi Teknik Elektro FT - UBD
31

Gambar 4.10
Rangkaian Percobaan Integrator

Dengan VA dan VB adalah input tegangan, dan nilai kombinasi (x)


memenuhi persamaan berikut :
x = ((3 digit terakhir NIM salah satu anggota kelompok) mod 4) + 1
Misalkan untuk NIM 128, gunakan Kombinasi 1.
Petunjuk: Pastikan untuk menggunakan orde resistor yang tepat (kΩ)
sesuai dengan rating daya pada resistor. Kelebihan daya pada resistor
dapat menyebabkan resistor dan op amp mengalami kerusakan.

V. PROSEDUR PERCOBAAN
A.Percobaan Rangkaian Penguat Non-Inverting,
1. Susunlah rangkaian seperti gambar 4.7.
2. Ukur dan catat nilai aktual resistor 1 kΩ.
3. Sambungkan VP ke titik A, catat nilai Vin dan Vo.
4. Sambungkan VP ke titik B, catat nilai Vin dan Vo.
5. Sambungkan VP ke titik C, catat nilai Vin dan Vo.
6. Sambungkan VP ke titik D, catat nilai Vin dan Vo.
7. Bagaimana hubungan antara Vout dengan Vin? Catat dan lakukan analisa
pada laporan.
8. Simulasikan rangkaian diatas pada program EWB.

B. Percobaan Rangkaian Penguat Non-Inverting.


1. Susunlah rangkaian seperti gambar 4.8.
2. Ukur dan catat nilai aktual resistor yang digunakan.
3. Sambungkan VP ke titik A, catat nilai Vin dan Vo.
4. Sambungkan VP ke titik B, catat nilai Vin dan Vo.
5. Bagaimana hubungan antara Vout dengan Vin? Catat dan lakukan analisa
pada laporan.
6. Dengan masih terhubung ketitik B, pasang generator sinyal sebagai Vin
dengan frekuensi 500 Hz. Atur keluaran generator sinyal sehingga
menghasilkan output op-amp (Vout) sebesar 4 Vpp.
Laboratorium Rangkaian Listrik Program Studi Teknik Elektro FT - UBD
32
7. Catat besar tegangan Vin peak to peak. Pastikan setting osiloskop
menggunakan DC coupling. Bagaimana hubungan antara Vout dengan Vin?
Lakukan analisa dan sampaikan hasilnya dalam laporan
8. Simulasikan rangkaian diatas pada program EWB.

C. Rangkaian Summer (Penjumlah).


1. Modifikasi rangkaian pada Gambar 4.8 dengan menambahkan input lain
(Vin2) dari generator sinyal, seperti pada Gambar 4.9.
2. Ukur dan catat nilai aktual resistor yang digunakan.
3. Buka sambungan dari titik C ke rangkaian. Pasang generator sinyal
sebagai Vin dengan frekuensi 500Hz. Atur keluaran generator sinyal
sehingga menghasilkan output op amp sebesar 4Vpp.
4. Sambungkan VP ke titik A. Amati dengan menggunakan osiloskop dan
catat nilai Vin serta Vo. Pastikan setting osiloskop menggunakan DC
coupling.
5. Sambungkan VP ke titik B, catat nilai Vin dan Vo.
6. Bagaimana hubungan antara Vout dengan Vin ? Catat dan Lakukan analisa
dan sampaikan hasilnya dalam laporan.
7. Simulasikan rangkaian diatas pada program EWB.

D. Rangkaian Integrator.
1. Perhatikan dan susun rangkaian seperti pada Gambar 4.10.
2. Rangkai Vs dengan sinyal kotak menggunakan generator sinyal pada
frekuensi 1 kHz 0,5 Vpp.
3. Amati gelombang output dengan menggunakan osiloskop. Plot kedua
gelombang input dan output. Apakah hubungan antara gelombang input
dan output? Lakukan analisis dan tulis dalam laporan.
4. Lakukan langkah 1 dengan mengubah amplitudo sebesar 0.1 Vpp dan
bandingkan hasilnya. Lakukan analisis tentang pengamatan anda!
5. Simulasikan rangkaian diatas pada program EWB.

E. Desain
1. Gunakan rangkaian di atas.
2. Tunjukkan bahwa hubungan antara Vouput dengan Vinput pada rangkaian
Anda adalah benar.
(Petunjuk : Gunakan tegangan input Va sekitar 0,5 V dan tegangan Vb
sekitar 0,1 Vpp.)

F. Contoh Aplikasi persamaan differensial dengan rangkaian Op-Amp untuk


Oscillator.
1. Susunlah rangkaian pada gambar 4.11, di PCB saudara.
2. Catatlah frekuensi yang dihasilkan di titik C.
3. Ubahlah nilai R1 dan R2 menjadi 6,8 KΩ. amati sinyal yang muncul di
titik C. catat rekuensi-nya.
Laboratorium Rangkaian Listrik Program Studi Teknik Elektro FT - UBD
33

Gambar 4.11.
Rangkaian percobaan Oscillator

4. Kembalikan R1 dan R2 ke nilai awal. Lalu ubahlah nilai C1 menjadi 470 pF.
Amati sinyal yang muncul di titik C. catat frekuensi-nya .
5. Kembalikan C1 ke nilai awal selanjutnya ubahlah nilai R4 menjadi 12 KΩ.
Amati sinyal yang muncul di titik C. catat frekuensi-nya.
6. Simulasikan rangkaian diatas pada program EWB.

VI. PERTANYAAN
1. Turunkan persamaan differensial rangkaian Gambar 4.11 berikut dengan
frekuensi osilasinya.
2. Buatlah tabel untuk data menurut perhitungan dan hasil pengukuran.
Hasil pengukuran akan diisi pada saat praktikum.
3. Dari percobaan yang telah anda lakukan, Sebutkan beberapa perbedaan
mendasar yang terlihat antara rangkaian rangkaian penguat tersebut?
4. Analisa hasil perbandingan yang didapat antara hasil percobaan dengan
hasil perhitungan.

VII. LAPORAN
Lakukan analisis dan berikan kesimpulan dari praktikum.

Anda mungkin juga menyukai