Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI

PRAKTIKUM II
PENGKONDISI SINYAL 1

Tujuan:
• Mahasiswa mampu memahami cara kerja rangkaian-rangkaian sinyal pengkondisi
berupa penguat (amplifier/attenuator) dan penjumlah (summing/adder).

Alat dan Bahan :


• Komponen elektronika sesuai skema rangkaian percobaan
• IC Op-amp 741
• Catu daya DC simetris ± 12 Volt
• Dua buah multimeter digital
• Generator sinyal (AFG)
• Osiloskop

Tinjaun Pustaka

Pengkondisi sinyal digunakan untuk menggunakan sinyal keluaran dari sensor sehingga dapat
diolah dengan baik dan benar pada tahap berikutnya seperti rangkaian ADC, mikrokontroler,
moving coil atau yang lainnya. Pengkondisi sinyal merupakan istilah umum yang digunakan
dalam sistem instrumentasi, dan pada prakteknya pengkondisi sinyal dapat berupa rangkaian
penguat, penjumlah, pengurang, differensiator, integral, filter dan lain-lain, serta bisa juga
berupa rangkaian gabungan dari 2, 3 atau lebih rangkaian-rangkaian tersebut.

Pada praktikum ini, digunakan penguat operasional yang diterapkan sebagai rangkaian
penguat dan penjumlah.

Penguat Operasional (Op-Amp) merupakan rangkaian terpadu yang dikemas dalam satu IC.
Pada umumnya kaki-kaki IC tersebut terdiri atas input membalik atau inverting input (-),
input tak membalik atau non inverting input (+), output, offset, dan catu daya seperti pada
gambar 1.1 Secara ideal, Op-Amp memiliki beberapa karakteristik, diantaranya :
PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI

a. Penguat tegangan tak berhingga (AV = ∼)


b. Impedansi input tak berhingga (rin = ∼)
c. Impedansi output nol (ro = 0)
d. Bandwidth tak berhingga (BW = ∼)
e. Tegangan offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0)

Komponen Op-Amp dikemas dalam satu IC. Salah satu tipe IC Op-Amp yang sering
digunakan adalah IC Op-Amp 741

Gambar 1. Konfigurasi pin IC Op-Amp 741

Op-Amp yang digunakan sebagai penguat ditunjukkan pada gambar 2 dan gambar 3. Pada
penguat inverting (gambar 2), sinyal Vi diumpakan ke input inverting pada Op-Amp. Disebut
inverting atau membalik karena sinyal input Vi berbeda fasa 180o terhadap sinyal output Vo.

Vo = – (R2/R1)*Vi

Gambar 2. Penguat inverting


PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI

Sedangkan penguat non inverting (gambar 3), sinyal Vi diumpakan ke input non inverting
pada Op-Amp. Disebut non inverting atau tidak membalik karena sinyal input Vi mempunyai
fasa yang sama dengan sinyal output Vo.

Vo = (1+(R2/R1))*Vi

Gambar 3. Penguat non inverting

Op-Amp yang digunakan sebagai penjumlah ditunjukkan pada gambar 4. Sesuai dengan
namanya, rangkaian penjumlah akan menjumlahkan semua sinyal input dengan faktor
penguat tertentu yang ditentukan oleh nilai resistor yang digunakan, untuk kemudian
dikeluarkan sebagai sinyal output Vo.

Vo = – R4*((V1/R1)+ (V2/R2)*+ (V3/R3))

Gambar 4. Penjumlah
PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI

Langkah Percobaan 1

D Vi

Gambar 5. Rangkaian percobaan 1

1. Ukur nilai tahanan untuk semua resistor yang digunakan menggunakan multimeter
digital.
2. Buat rangkaian seperti gambar 5.
3. Sambungkan Vi ke titik A, catat Vi dan Vo.
4. Sambungkan Vi ke titik B, catat Vi dan Vo.
5. Sambungkan Vi ke titik C, catat Vi dan Vo.
6. Sambungkan Vi ke titik D, catat Vi dan Vo.
7. Bagaimana hubungan antara Vo dengan Vi ? Catat dan analisa pada laporan.
PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI

Langkah Percobaan 2

Vi

Gambar 6. Rangkaian percobaan 2

1. Ukur nilai tahanan untuk semua resistor yang digunakan menggunakan multimeter
digital.
2. Buat rangkaian seperti gambar 6.
3. Sambungkan Vi ke titik A, catat Vi dan Vo.
4. Sambungkan Vi ke titik B, catat Vi dan Vo.
5. Bagaimana hubungan antara Vo dengan Vi ? Catat dan analisa pada laporan.
6. Lepas Vi dari titik B. Selanjutnya, pasang generator sinyal sebagai Vi dengan
frekuensi 500 Hz (gelombang sinus). Atur keluaran generator sinyal sehingga
menghasilkan output op-amp Vo sebesar 4 Vpp (peak to peak).
7. Catat besar tegangan Vi (peak to peak). . Pastikan setting osiloskop
menggunakan DC coupling. Bagaimana hubungan antara Vout dengan Vi? Lakukan
analisis pada laporan
PRAKTIKUM SISTEM INSTRUMENTASI

Langkah Percobaan 3

Vp

Gambar 7. Rangkaian percobaan 3

1. Ukur nilai tahanan untuk semua resistor yang digunakan menggunakan multimeter
digital.
2. Buat rangkaian seperti gambar 7.
3. Pasang generator sinyal sebagai Vin dengan frekuensi 500 Hz (gelombang sinus).
Atur keluaran generator sinyal sehingga menghasilkan output op-amp Vo sebesar
4 Vpp (peak to peak).
4. Sambungkan Vp ke titik A. Amati dengan menggunakan osiloskop dan catat nilai
Vin serta Vo (peak to peak). . Pastikan setting osiloskop menggunakan DC coupling.
5. Sambungkan Vp ke titik B, catat nilai Vin dan Vo (peak to peak).
6. Bagaimana hubungan antara Vout dengan Vin? Catat dan analisis pada laporan.

Anda mungkin juga menyukai