Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA

OP AMP SEBAGAI AMPLIFIER

Nama : Nadira Vasya Salsabila

NIM : 022200029

Dosen Pengampu : Halim Hamadi, M. Sc

PRODI ELEKTRONIKA INSTRUMENTASI

JURUSAN TEKNOFISIKA NUKLIR

POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA – BRIN

SEMESTER GANJIL 2022/2023

YOGYAKARTA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Setelah sebelumnya mengenal komponen-komponen elektronika, seperti hal nya
resistor, kapasitor dan transistor. Sebagai suatu komponen pasif, tentunya memerlukan
induktor untuk meloloskan arus searah atau yang kerap disebut DC.
Selain induktor, beberapa kumpulan komponen elektronika tadi dapat dirangkai
sebagai suatu penguat (amplifier) sinyal listrik yang dinamakan Op-Amp. Untuk
mengetahui lebih lanjut, Maka praktikan melakukan praktikum dengan judul “Op-Amp
sebagai Amplifier”

1.2. Tujuan
1. Mengetahui dan dapat menjelaskan prinsip kerja Op-Amp Inerverting.
2. Mengetahui dan dapat menjelaskan prinsip kerja Op-Amp Non Inverting.
3. Mengetahui dan dapat menjelaskan prinsip kerja Op-Amp Buffer.
4. Mengetahui dan dapat menjelaskan prinsrip kerja Op-Amp Differensiator.
BAB II
DASAR TEORI

Penguat Operasional atau Operational Amplifier (biasa dikenal dengan Op-Amp)


merupakan sebuah komponen elektronika yang tersusun dari resistor, diode, dan transistor.
Penyusunan dari Op-Amp tersebut disusun dalam sebuah rangkaian yang terintegrasi atau
yang biasa dikenal dengan Integrated Circuit (IC). Op-Amp dalam aplikasinya biasa
digunakan sebagai penguat.
Pada rangkaian, Op-Amp biasa dilambangkan seperti pada gambar. Pada gambar
dapat dilihat bahwa terdapat dua buah input, yaitu input inverting dan non inverting. Pada
gambar tersebut, terdapat pula dua sumber masukan sebagai sumber daya dari Op-Amp
tersebut, yaitu tegangan positif (+Vcc) dan tegangan negative (- Vee).
Op-Amp ini dapat digunakan untuk membentuk berbagai fungsi linier atau dapat
juga digunakan untuk operasi non-linier dan sering disebut sebagai rangkaian terpadu linier
dasar. Penguat operasional (OpAmp) adalah sebuah komponen elektronika analog yang
berfungsi sebagai penguat serbaguna yang berbentuk IC. Prinsip operasi penguat
operasional
Op-Amp membandingkan nilai dua input (pembalik dan non-pembalik). Jika nilai
kedua inputnya sama maka output op amp tidak ada (nol), dan jika nilai kedua inputnya
berbeda maka output op amp memberikan tegangan output. Penguat operasional (OpAmp)
terdiri dari penguat diferensial dengan dua input. Sebagai penguat operasional yang ideal,
penguat operasional (OpAmp) memiliki karakteristik sebagai berikut:
• Perbedaan tegangan input (Vdm) = 0
• Arus input Op-Amp (ia) = 0
• Penguat lingkar terbuka (AVOL) tak berhingga.
• Hambatan keluaran lingkar terbuka (Ro,ol) nol.
• Hambatan masukan lingkar terbuka (Ri,ol) tak berhingga.
• Lebar pita (bandwidth) tak berhingga atau ∆f tak berhingga
• Common Mode Rejection Ratio (CMRR) tak berhingga.
Gambar 1. Bentuk, Simbol dan Konfigurasi Pin IC Op-Amp

Terdapat beberapa jenis penguat, diantaranya:


1. Inverting
Penguatan inverting sinyal yang diterima op-amp akan dikuatkan tegangannya
dan berkebalikan dari inputnya.
𝑅𝑓
𝑉𝑜 = - 𝑉𝑖𝑛 (1)
𝑅𝑖

2. Non-Inverting
Pada penguatan rangkaian non-inverting sinyal yang diterima hanya mengalami
penguatan tegangan tanpa dibalik. Sinyal keluaran akan sefasa dengan sinyal input.
𝑅𝑓
𝑉𝑜 = ( 1 + ) 𝑉𝑖 (2)
𝑅𝑖

3. Buffer
memiliki sinyal output yang sama dengan sinyal inputannya. Dengan kata lain
penguatannya bernilai satu, dikarenakan sinyal inputnya sama persis dengan output
keluaran dari penguat buffer tersebut.
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝑉𝑖𝑛 (3)

4. Diferensiator
Pada rangkaian ini Vout merupakan hasil penurunan matematis (differensial
matematika) dari Vin.
𝑑𝑉𝑖
𝑉𝑜 = −𝑅𝐶 (4)
𝑑𝑡

𝑉𝑖 = 𝑉𝑝 .𝑠𝑖𝑛2𝜋𝑓𝑡 → 𝑉𝑜 = − 2𝜋𝑓𝑅𝐶𝑉𝑝 𝑐𝑜𝑠2𝜋𝑓𝑡 (5)


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan

1. Project Board

2. Power Supply

3. Osiloskop

4. Function Generator

5. Multimeter

6. Resistor 100Ω

7. Resistor 300Ω

8. Resistor 1kΩ

9. Resistor 2kΩ

10. IC Op Amp.

3.2. Langkah Kerja

1. Op-Amp untuk penguat membalik

Gambar 1. Rangkaian Op-Amp penguat pembalik


a. Buat rangkaian seperti gambar 1
b. Nilai tegangan input dibuat tetap sebesar 5 Volt
c. Pasang Rin dengsn nilai resistor sebesar 1kΩ
d. Variasikan nilai Rf dengan beberapa nilai resistor yaitu 100Ω, 300Ω, dan 2kΩ
e. Hitung tegangan keluaran dari gelombang yang terbaca di osiloskop
No. Nilai Rf Gambar Gelombang intput dan Output Vpp Vp Perbesaran
1. 100Ω Input:

Tinggi gelombang= ….. div


Skala pengali
osiloskop=…..volt/div
Frekuensi gelombang = …….
Hz
Output:

Tinggi gelombang= ….. div


Skala pengali osiloskop=…..volt/div
Frekuensi gelombang = ……. Hz
2. 300Ω Input:

Tinggi gelombang= ….. div


Skala pengali osiloskop=…..volt/div
Frekuensi gelombang = ……. Hz
Output:

Tinggi gelombang= ….. div


Skala pengali osiloskop=…..volt/div
Frekuensi gelombang = ……. Hz
3. 2kΩ Input:

Tinggi gelombang= ….. div


Skala pengali osiloskop=…..volt/div
Frekuensi gelombang = ……. Hz
Output:

Tinggi gelombang= ….. div


Skala pengali osiloskop=…..volt/div
Frekuensi gelombang = ……. Hz
B. Op-Amp untuk penguat tak membalik

Gambar 2. Rangkaian Op-Amp penguat tak membalik

a. Buat rangkaian seperti Gambar 2.


b. Nilai tegangan input dibuat tetap sebesar 5 Volt.
c. Variasikan nilai Rf dengan beberapa nilai resistor dengan ketentuan tegangan
output mempunyai skala perbesaran 1/3 kali, 2/3 kali dan 3/2 kali tegangan
awal.
d. Hitung tegangan keluaran dari gelombang yang terbaca di osiloskop.

Tabel 2. Data Praktikum Op-Amp Tak Membalik


No. Perbesaran Gambar Gelombang intput dan Output Vpp Vp Nilai Ri Nilai Rf
1. 1/3 kali Input:

Tinggi gelombang= ….. div


Skala pengali osiloskop=…..volt/div
Frekuensi gelombang = ……. Hz
Output:

Tinggi gelombang= ….. div


Skala pengali osiloskop=…..volt/div
Frekuensi gelombang = ……. Hz
2. 2/3 kali Input:

Tinggi gelombang= ….. div


Skala pengali osiloskop=…..volt/div
Frekuensi gelombang = ……. Hz
Output:

Tinggi gelombang= ….. div


Skala pengali osiloskop=…..volt/div
Frekuensi gelombang = ……. Hz
3. 2/2 kali Input:

Tinggi gelombang= ….. div


Skala pengali osiloskop=…..volt/div
Frekuensi gelombang = ……. Hz
output:

Tinggi gelombang= ….. div


Skala pengali osiloskop=…..volt/div
Frekuensi gelombang = ……. Hz
C. Pengikut tegangan / penyangga

Gambar 4. Rangkaian Op-Amp pengikut tegangan

a. Buat rangkaian seperti Gambar 4.


b. Nilai tegangan input dibuat variasi dari 1 volt sampai 5 volt.
c. Hitung tegangan keluaran dari gelombang yang terbaca di osiloskop.

Tabel 3. Data Praktikum Pengikut Tegangan / Penyangga


No. Vi (Volt) Vo
1. 1
2. 2
3. 3
4. 4
5. 5
D. Op-Amp sebagai Differentiator

Gambar 5. Rangkaian Op-Amp sebagai differentiator

a. Buat rangkaian seperti Gambar 5.


b. Hubungkan kaki 4 dan 7 IC OP-AMP dengan tegangan positif dan negative
power supplay dan gunakan sebesar 12 V.
c. Gunakan kapasitor 1µF Sebagai C dan resistor 1kΩ sebagai R.
d. Berikan masukan AC pada kaki 3 OP-AMP dan gambar bentuk gelombang
input dan gelombang output dari osiloskop.
e. Variasikan tegangan input dari Function generator sesuai dengan besar
tegangan input di datasheet.

Tabel 4. Data Praktikum Diferensiator


No. Vi (Volt) Vo
1. 1
2. 2
3. 3
4. 4
5. 5
6. 6
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PERHITUNGAN

4.1 Analisis data dan perhitungan


A. Op-Amp untuk penguat pembalik
Tabel 1. Data praktikum penguat pembalik

a. Hasil percobaan

NilaiNRf
B. Gambar Gelombang intput dan Output Vpp Vp Perbesaran
o
.
1. 100Ω Input: 5V 2,5 V 0,26
2,5
= 0,04

Tinggi gelombang= 5 div


Skala pengali
osiloskop=1volt/div
Frekuensi gelombang = 1k Hz
Output: 2,6 × 0,2 = 0,26 V
0,52 V

Tinggi gelombang= 2,6 div


Skala pengali osiloskop= 0,2 volt/div
Frekuensi gelombang = 1k Hz

2. 300Ω Input: 5V 2,5 V 0,75


2,5
= 0,3

Tinggi gelombang= 5 div


Skala pengali osiloskop= 1 volt/div
Frekuensi gelombang = 1k Hz
Output: 3 × 0,5 = 0,75 V
1,5 V

Tinggi gelombang= 3 div


Skala pengali osiloskop= 0,5 volt/div
Frekuensi gelombang = 1k Hz

3. 2kΩ Input: 5V 2,5 V 4,8


2,5
= 1,92

Tinggi gelombang= 5 div


Skala pengali osiloskop= 1 volt/div
Frekuensi gelombang = 1k Hz
Output: 4,8 × 2 = 4,8 V
9,6 V

Tinggi gelombang= 4,8 div


Skala pengali osiloskop= 2 volt/div
Frekuensi gelombang = 1k Hz

b. Hasil perhitungan
𝑉𝑜𝑢𝑡 = (-𝑅𝑓 / 𝑅𝑖𝑛 ) . 𝑉𝑖𝑛
𝑉𝑜𝑢𝑡 = (-100/1000) . 1V = - 0,1V
𝑉𝑜𝑢𝑡 = (-300/1000) . 1V = - 0,3V
𝑉𝑜𝑢𝑡 = (-2000/1000) . 1V = - 2V
c. Grafik

Inverting
6
5
4
3
2
1
0
100Ω 300Ω 2KΩ

d. Pembahasan
Disini kami menggunakan 4 Frekuensi gelombang sebesar 1k Hz, dan 3
buah Resistor, 100Ω, 300Ω, dan 2000Ω untuk mencari nilai 𝑉𝑜𝑢𝑡 pada
rangkaian op-amp inverting. Pada saat 100 , hasil percobaan sebesar 0,04 V.
Sedangkan hasil perhitungan sebesar -0,1V. Sehingga memilki selisih -0,14V.
Hal ini bisa terjadi karna faktor kesalahan dari praktikan saat melakukan
percobaan. Pada 300 , hasil percobaan sebesar 0,3V. Sedangkan hasil
perhitungan sebesar -0,3V. Sehingga hasil percobaan dan perhitungan
menunjukan kesamaan. Dan pada 2000 , hasil percobaan sebesar 1,92V.
Sedangkan hasil perhitungan sebesar -2V. Sehingga memiliki selisih -0,8V.
Hal inipun bisa terjadi karna faktor kesalahan dari praktikan saat melakukan
percobaan.
B. Op-Amp untuk penguat tak membalik
Tabel 2. Data praktikum Op-Amp Tak membalik

a. Hasil percobaan

No. Perbesaran Gambar Gelombang intput dan Output Vpp Vp Nilai Ri Nilai Rf
1. 1/3 kali Input: 3V 1,5 V 300 Ω 100 Ω

Tinggi gelombang= 3 div


Skala pengali osiloskop= 1
volt/div
Frekuensi gelombang = 1k Hz
Output: 4V 2V 300 Ω 100 Ω

Tinggi gelombang= 4 div


Skala pengali osiloskop=
1volt/div
Frekuensi gelombang = 1k Hz

2. 2/3 kali Input: 3V 1,5 V 300 Ω 200 Ω

Tinggi gelombang= 3 div


Skala pengali osiloskop= 1
volt/div
Frekuensi gelombang = 1k Hz
Output: 5V 2,5 V 300 Ω 200 Ω

Tinggi gelombang= 5 div


Skala pengali osiloskop= 1
volt/div
Frekuensi gelombang = 1k Hz

3. 2/2 kali Input: 3V 1,5 V 1kΩ 1kΩ

Tinggi gelombang= 3 div


Skala pengali osiloskop= 1
volt/div
Frekuensi gelombang = 1k Hz

output: 6V 3V 1kΩ 1kΩ

Tinggi gelombang= 6 div


Skala pengali osiloskop= 1
volt/div
Frekuensi gelombang = 1k Hz

b. Hasil Perhitungan
𝑉𝑜𝑢𝑡 = (1+𝑅𝑓 / 𝑅𝑖𝑛 ) . 𝑉𝑖𝑛
𝑉𝑜𝑢𝑡 = (1 + 100/1000) . 1V = 1,1V
𝑉𝑜𝑢𝑡 = (1 + 200/1000) . 1V = 1,2V
𝑉𝑜𝑢𝑡 = (1 + 1000/1000) . 1V = 2V
c. Grafik

Non-Inverting
2,5

1,5

0,5

0
100Ω 200Ω 1KΩ

d. Pembahasan
Pada percobaan non-inverting kali ini menggunakan variasi perbesaran
1/3, 2/3 dan 2/2. Dengan 1/3 menggunakan Ri=300 dan Rf=100, 2/3
menggunakan Ri=300 dan Rf=200, dan 2/2 menggunakan Ri dan Rf=1K. Lalu
menggunakan Frekuensi gelombang sebesar 1k Hz, dan 3 buah resistor, 100Ω,
200Ω,dan 1000Ω untuk mencari nilai 𝑉𝑜𝑢𝑡 yang dihasilkan oleh rangkaian op-
amp non-inverting. Pada 100Ω hasil percobaan sebesar 4 Vpp out. Sedangkan
hasil perhitungan sebesar 1,1 V. Sehingga hasil berbeda 2,9 V. Pada 200, hasil
percobaan sebesar 5 Vpp out. Sedangkan hasil perhitungan sebesar 1,2 V.
Sehingga hasil berbeda 3,8 V. Pada 1000 , hasil percobaan sebesar 6V.
Sedangkan hasil perhitungan sebesar 2 V. Sehingga hasil berbeda 4 V.
Perbandingan antara hasil percobaan dengan hasil perhitungan
memiliki sedikit perbedaan. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyak faktor
yaitu :
• Kesalahan pengamat dalam merangkai maupun mengamati hasil perhitungan.
• Kondisi alat yang sudah lama sehingga tidak dalam keadaan yang baik.
• Kondisi perangkat dan komponen seperti op-amp, resistor, kapasitor, hingga
kabel jumper, dan lain-lain yang perlu dibaharui.
C. Pengikut Tegangan / penyangga
Tabel 3. Data Praktikum Pengikut Tegangan / Penyangga

a. Hasil Percobaan

No. Vi (Volt) Vo
1. 1 1
2. 2 2
3. 3 3
4. 4 4
5. 5 5

b. Hasil Perhitungan
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝑉𝑖𝑛
c. Grafik

Buffer
6

0
1 2 3 4 5

Vi (Volt) Vo

d. Pembahasan
Pada percobaan pengikut tegangan / penyangga, V input
divariasikan 1,2,3,4 dan 5 volt. Maka dihasilkan V output yang
berbanding lurus pula. Hal ini menunjukkan bahwa sesuai dengan teori
yakni penguatannya bernilai satu, dikarenakan sinyal inputnya sama
persis dengan output keluaran dari penguat buffer tersebut.
D. Op-Amp sebagai Differentiator
Tabel 4. Data Praktikum Differentiator
R = 1000; C = 100F
No. Vi (Volt) Vo
1. 1 5
2. 2 10
3. 3 15
4. 4 20
5. 5 20
6. 6 20

b. Hasil perhitungan

𝑉𝑜 = − 2𝜋𝑓𝑅𝐶𝑉𝑝 𝑐𝑜𝑠2𝜋𝑓𝑡
𝑉𝑜 = -2.3,14.1000.1000.0,0001.1.1.1.2.5 = -6,28V

d. Pembahasan
Pada percobaan ini praktikan menggunakan resistor 1000Ω dan
kapasitor 100µF untuk mencari nilai Vout pada percobaan op-amp sebagai
penguat differensiator. Hasil percobaan sebesar 5V jika dibandingkan dengan
hasil perhitungan, maka akan terdapat perbedaan nilai yaitu 6,28V yang mana
memiliki selisih 1,28V.
DAFTAR PUSTAKA

• Operasional Amplifier (Op-Amp) (elektronika-dasar.web.id)


• Horrocks, D.H., 1985, Feedback Circuits and Op. Amps., England : Van Nostrand Reinhold (UK)
Co. Ltd, Chap. 6, 97 – 114.
• Malvino, Albert, 2007, Electronic Principles, New York : McGrawHill, Chap. 10, 249 – 293.
• Ilmu. Teori Dasar Penguat Operational. [Online]. Tersedia :
http://www.ilmu.8k.com/pengetahua n/opamp.html. [17 Desember 2011]. Trensains.
Operational Amplifier. [Online]. Tersedia : http://trensains.com/op_amp.htm . [17 Desember
2011]

Anda mungkin juga menyukai