MODUL V :
Rangkaian Common Collector
Nama
: Sutrisno
NIM
: 14046444
Kelompok
: 2
Hari
: Selasa
Tanggal
: 05 April 2016
Waktu
: 07.30 09.30
Asisten
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016
C. Teori Dasar
Salah satu fungsi Transistor yang paling banyak digunakan di dunia Elektronika
Analog adalah sebagai penguat yaitu penguat arus, penguat tegangan dan penguat daya.
Fungsi komponen semikonduktor ini dapat kita temukan pada rangkaian Pree-Amp Mic,
Pree-Amp Head, Mixer, Echo, Tone Control, Amplifier dan lain-lain. Prinsip kerja
transistor pada contoh rangkaian di bawah adalah, arus kecil pada basis (B) yang
merupakan input dikuatkan beberapa kali setelah melalui Transistor. Arus output yang
telah dikuatkan tersebut diambil dari terminal Collector (C). Besar kecilnya penguatan
atau faktor pengali ditentukan oleh beberapa perhitungan resistor yang dihubungkan pada
setiap terminal transistor dan disesuaikan dengan tipe dan karakteristik transistor. Signal
yang diperkuat dapat berupa arus DC (searah) dan arus AC (bolak-balik) tetapi maksimal
tegangan output tidak akan lebih dari tegangan sumber (Vcc) Transistor. Pada gambar
pertama (Transistor Sebagai Penguat), tegangan pada Basis (dalam mV) dikuatkan oleh
Transistor menjadi besar (dalam Volt). Perubahan besarnya tegangan output pada
Collector akan mengikuti perubahan tegangan input pada Basis. Pada gambar kedua
dapat terlihat perubahan dan bentuk gelombang antara input dan output yang telihat
melalui Osciloscope.
Berdasarkan cara pemasangan ground dan pengambilan output, penguat transistor
dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1.
Common Base
Penguat Common Base digunakan sebagai penguat tegangan. Pada rangkaian ini
Emitor merupakan input dan Collector adalah output sedangkan Basis di-ground-kan/
ditanahkan.
Sifat-sifat Penguat Common Base:
Isolasi input dan output tinggi sehingga Feedback lebih kecil
Cocok sebagai Pre-Amp karena mempunyai impedansi input tinggi yang dapat
2.
ini Emitor di-ground-kan/ ditanahkan, Input adalah Basis, dan output adalah Collector.
Sifat-sifat Penguat Common Emitor:
Signal output berbeda phasa 180 derajat
Memungkinkan adanya osilasi akibat feedback, untuk mencegahnya sering dipasang
3.
feedback negatif.
Sering dipakai sebagai penguat audio (frekuensi rendah)
Stabilitas penguatan rendah karena tergantung stabilitas suhu dan bias transistor
Penguat Common Collector
Penguat Common Collector digunakan sebagai penguat arus. Rangkaian ini
hampir sama dengan Common Emitor tetapi outputnya diambil dari Emitor. Input
dihubungkan ke Basis dan output dihubungkan ke Emitor. Rangkaian ini disebut juga
dengan Emitor Follower (Pengikut Emitor) karena tegangan output hapir sama dengan
tegangan input.
Sifat-sifat Penguat Common Collector:
Signal output dan sigal input satu phasa (tidak terbalik seperti Common Emitor)
Penguatan tegangan kurang dari 1 (satu)
Penguatan arus tinggi (sama dengan HFE transistor)
Impedansi input tinggi dan impedansi output rendah sehingga cocok digunakan
sebagai buffer.
Alat
Voltmeter
Osiloskop
Audio Frequency Generator
Papan Percobaan dan jumper
Power Supply
Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2. Bahan
No.
1
Bahan
Transistor BD 130
Jumlah
1 buah
2.
Resistor 10 K
2 buah
3.
5.
6.
Resistor 10 K (variabel)
Resistor 47 K
Kapasitor 100 F
1 buah
2 buah
1 buah
2. Langkah Percobaan
a. Rangkai sirkuit seperti pada gambar dan hubungkan dengan osiloskop.
Channel a = input = U1
Channel b = output = U2
b. Ukur tegangan input dan output selama frekuensi tetap (misal 1kHz)
menggunakan osiloskop. U1 = 2 Vpp.
c. Pasang R3 selama mengukur arus input. Atur U1 = 2mV dan ukur U3.
F. Hasil Percobaan
Nilai
U1
Hasil
1,13 V
Perhitungan
Amplitudo = 3,2 Vpp
Frekuensi = 1 kHz
U1 = 1,6 Vpp
U1RMS
1,6
=1,13V
2
U2
1,13 V
U3
2,8 Vpp
Amplitudo = 8 Vpp
Frekuensi = 1 kHz
U3 = 4 V
U3RMS
=
4
=2,82 V
2
Beda Phasa
0o
U2 = 1,13 V
U2
U2 =
2
U2
1V
Maka,
U2
1,13 V
2
= 0,56 V
G. Analisis
U1
U2
Hasil Perhitungan :
Nilai
U1
Hasil
2V
Perhitungan
Div V = 1
U2
1,8 V
U3
1,6 V
Beda Phasa
0o
V/div = 2 V
Maka, U1 = 1 x 2 V
= 2V
Div V = 1
V/div = 1,8 V
Maka, U2 = 1 x 1,8 V
= 1,8V
Div V = 1
V/div = 1,6 V
Maka, U3 = 1 x 1,6 V
= 1,6 V
U2 = 1,8 V
U2
U2 =
2
U2
0,9 V
Maka, U2 =
1,8 V
2
= 0,9V
H. Tugas
1. Berapa penguatan tegangannya ?
Jawab :
- Hasil pratikum
U2
1,13 V
Gain = U 1 = 1,13 V = 1 kali penguatan tegangan
3.
5.
2,82
0,7
= 4,02 k
1. 104
Rout = RL =
10 K =
6. Tabel Perbandingan
CB
CE
CE
Vgain
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Igain
Tidak ada
Ada
Ada
Pgain
Tidak ada
Ada
Ada
Rin
Kecil
Kecil
Besar
Rout
Besar
Kecil
Kecil
I. Kesimpulan
Penguat Common Collector juga disebut dengan pengikut emiter (emitter follower)
karena tegangan sinyal keluaran pada emiter hampir sama dengan tegangan sinyal
masukan pada basis. Penguatan tegangan penguat ini selalu lebih kecil dari 1, tetapi
mempunyai penguatan arus yang tinggi dan biasanya digunakan untuk mencocokkan
sumber dengan impedansi tinggi ke beban yang impedansinya rendah. Penguat ini
mempunyai impedansi masukan besar dan impedansi keluaran kecil.
Ada beberapa kesimpulan yang bisa diambil dari percobaan diatas, antara lain adalah
sebagai berikut :
Pengaruh komponen sangat besar terhadap praktikum dengan transistor yang