Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA DASAR KE- 7

PENGUAT SEKUTU EMITOR ANALISIS AC DAN PENGUAT KELAS AB

DISUSUN OLEH :

Iwan Setyawan

2220501075

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TIDAR

2023
LAPORAN

SESUAI NAMA MATAKULIAH PRAKTIKUM

Diisi Mahasiswa Praktikan

Nama Praktikan Iwan Setyawan

NPM 2220105075

Rombel 4

Penguat sekutu emitor analisis AC dan


Judul Praktikum
pnguat kelas AB

Tanggal Praktikum 6 juni 2023

Diisi Asisten Praktikum

Tanggal Pengumpulan

Catatan

PENGESAHAN NILAI

Diperiksa oleh : Disahkan oleh :

Asisten Praktikum Dosen Pengampu

(Muhammad Riko Setyawan) (Risky Via Yuliantari, S.Pd., M.Eng.)

LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TIDAR
2023
BAB I
TUJUNA

1. Mahasiswa mampu memahami konsep penguat common emitter dan penguat


kelas AB
2. Mahasiswa mampu mampu menghitung teori penguat arus kelas AB
3. Mahasiswa mampu merangangkai konsep penguat common emitter dan
penguat kelas AB

BAB II
DASAR TEORI

Di Antara komponen elektronik dianalisis di blog ini sudah terdapat


beberapa jenis transistor baik bipolar maupun efek medan. Sekarang saatnya
untuk menambahkan satu lagi ke daftar, seperti 2n3904, yang merupakan salah
satu yang paling banyak digunakan dalam banyak proyek elektronik. Dalam hal
ini adalah BJT lain, atau bipolar, tetapi dengan beberapa karakteristik yang cukup
menarik yang harus Anda ketahui.
El 2N3904 transistor Ini adalah jenis transistor bipolar, jenis BJT untuk
sinyal kecil (intensitas rendah dan daya rendah, dengan tegangan menengah).
Transistor jenis ini adalah NPN, dan memiliki beberapa karakteristik yang
menarik, seperti switching cepat (dapat bekerja dengan frekuensi tinggi), tegangan
saturasi rendah, dan cocok untuk komunikasi dan amplifikasi. Anda dapat melihat
di dalam gadget yang sangat sehari-hari seperti televisi, radio, pemutar video atau
audio, jam kuarsa, lampu neon, telepon, dll.

Cara Kerja Transistor Bipolar Daerah aktif EBC Saturation EBC


Transistor beroperasi sebagai penguat dan I C = β.I B . daerah kerja transistor
normal adalah pada daerah aktif, yaitu ketika arus I C konstan terhadap Transistor
dalam keadaan “FULLY- ON” , I C = I saturation yaitu mulai dari V CE = 0 Volt
sampai kira-kira 0,7 Volt.. hal ini Daerah aktif EBC Saturation EBC berapapun
nilai V CE dan arus I C hanya bergantung dari besar arus I B linier region.
Adapun syarat untuk mengoperasikan transistor pada rangkaian linier, yaitu: 1.
Diode emitter harus dibias maju 2. Diode kolektor harus dibias balik 3. Tegangan
pada diode kolektor harus lebh kecil daripada tegangan breakdown. disebabkan
oleh efek p-n junction kolektor basis yang membutuhkan tegangan yang cukup
agar mampu mengalirkan electron sama seperti diode. Cut Off EBC Breakdown
EBC Transistor dalam keadaan “FULLY-OFF” , I C = 0 yaitu daerah dimana V
CE masih cukup kecil sehingga arus I C = 0 atau I B = 0 transistor dalam kondisi
off. Adalah jatuh tegangan minimal pada diode untuk dapat mengalirkan arus.

Dalam hal pinout Anda, Anda dapat melihatnya pada gambar sebelumnya,
bahwa seperti biasa pada transistor, Anda memiliki tiga pin bernomor yang
meninggalkan bagian bulat paket ke arah belakang, yaitu, untuk menafsirkan
gambar dan mencocokkan dengan yang Anda pegang di tangan Anda sekarang ,
Anda harus meletakkan bagian datar di depan Anda
TIP127 adalah transistor darlington PNP BJT. Ini adalah suatu keharusan
memiliki transistor di laboratorium elektronik karena dapat digunakan untuk
berbagai aplikasi tujuan umum di mana Anda membutuhkan gain tinggi.
Transistor dapat menggerakkan beban hingga 5A, tegangan kolektor-emitor
transistor adalah 100V karena itu dapat dengan mudah menggerakkan beban di
bawah 100V DC. Selain itu gain arus DC maksimum dari transistor adalah 1000
dan disipasi kolektor maksimum adalah 65W karena itu juga dapat digunakan
dalam audio dan tujuan amplifikasi sinyal lainnya.
TIP122 adalah transistor Darlington pair NPN. Ini berfungsi seperti
transistor NPN normal, tetapi karena memiliki pasangan Darlington di dalamnya,
ia memiliki peringkat arus kolektor yang baik sekitar 5A dan keuntungan sekitar
1000. Ia juga dapat menahan sekitar 100V melintasi kolektor-Emitornya sehingga
dapat digunakan untuk menggerakkan beban berat. Pasangan Darlington di dalam
transistor ini ditunjukkan dengan jelas sebagai skema rangkaian internal di bawah
ini. Seperti yang Anda lihat, ada dua transistor di dalam paket TO-220 ini di mana
emitor transistor pertama dihubungkan dengan basis transistor kedua dan kolektor
kedua transistor dihubungkan bersama untuk membentuk pasangan Darlington.
Ini meningkatkan penguatan arus dan peringkat arus dari transistor ini.
ioda 1N4001 milik keluarga seri dioda 1N400x, yang paling umum
digunakan pada peralatan elektronik rumah tangga. Ini memungkinkan aliran arus
hanya dalam satu arah, yaitu dari terminal anoda ke terminal katoda seperti halnya
dioda normal. Ini disebut sebagai dioda penyearah tujuan umum yang digunakan
untuk tujuan penyearah. Dioda 1N4001 ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Serangan abu-abu pada dioda digunakan untuk mengidentifikasi terminal katoda.

Daya dukung arus maksimum 1 Ampere dan dapat mentolerir hingga nilai puncak
30 Amps. Dioda silikon jenis ini terutama digunakan dalam merancang rangkaian
dengan kurang dari 1 Ampere. Arus balik yang dapat diabaikan adalah 5
microAmps. Tegangan puncak terbalik, dioda dapat bertahan hingga maksimum
50 Volt.

Power Amplifier kelas AB ini dibuat bertujuan untuk membentuk penguat


sinyal yang tidak cacat (distorsi) dari penguat kelas A dan untuk mendapatkan
efisiensi daya yang lebih baik seperti pada amplifier kelas B. Karena amplifier
kelas A memiliki efisiensi daya yang rendah (±25%) yang disebaban titik kerja
berada di 1/2 VCC tetapi memiliki kualitas sinyal yang terbaik. Sedangkan
amplifier kelas B memiliki efisiensi daya yang baik (±85%) karena titik kerja
mendekati VCC tetapi kualitas suara yang kurang baik. Sehingga dibuat amplifier
kelas AB yang memiliki efisiensi daya penguatan sinyal (±60%) dengan kualitas
sinyal audio yang baik. Titik kerja amplifier kelas AB dapat dilihat pada grafik
garis beban berikut.

Gambar 2.1 Grafik Titik Kerja Amplifier Kelas AB

Power amplifier kelas AB pada umumnya menggunakan sumber tegangan


simetris. Fungsi dioda pada rangkaian penguat kelas AB diatas adalah untuk
memecah sinyal sisi puncak positif dan sisi sinyal puncak negatif. Q1 dan Q2
masing-masing berfungsi sebagai penguat sinyal sisi puncak positif dan puncak
negatif. Pada saat menguatkan sinyal sinus maka pada rangkaian amplifier kelas
AB diatas dapat dihitung tegangan output dan daya output dari rangkaian diatas
sebagai berikut.

Tegangan output RMS = V’rms≈


√2 V d R L
RE

2
2V d R L
Daya output = P’L 2
RE

Dimana Vd adalah tegangan dioda antara basis dan Vin

Rangkaian diatas merupakan rangkaian dasar power amplifier kelas AB


yang sering diaplikasikan pada power amplifier OCL, OTL maupun BTL. Power
amplifier kelas AB ini cocok digunakan sebagai penguat sinyal audio karena
memiliki efisiensi daya yang baik dan sinyal output yang dihasilkan tidak
mengalami distorsi.

Common Emitter adalah penguat yang kaki emitornya di ground-kan atau


dibumikan, lalu input dimasukkan ke basis dan output diambil dari kaki kolektor.
Penguat Common Emitter mempunyai karakter sebagai penguat tegangan.
Konfigurasi ini memiliki resistansi input yang sedang, transkonduktansi yang
tinggi, resistansi output yang tingi dan memiliki penguatan arus (AI), serta
penguatan tegangan yang tinggi (AV).

Karakteristik Penguat Common Emitter :

a. Sinyal output-nya berbalik fasa 180o terhadap sinya input.


b. Sangat mungkin terjadi isolasi karena adnya umpan balik positif, sehingga
sering dipasang umpan balik negatif untuk mencegahnya.
c. Sering dipakai pada penguat frekuensi rendah (terutama pada sinyal
audio).
d. Mempunyai stabilitas penguatan yang rendah karena bergantung pada
kestabilan suhu dan bias transistor.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Alat dan Bahan

No. Alat Spesifikasi Jumlah

1 Project Board - 1

2 Multitester Digital/analog - amperemeter skala 1


mikro

3 Osiloskop - 1

4 AFG - 1

5 Probe 3

6 Catudaya Variabel 1

7 leptop - 1

No Bahan spesifikai jumlah

1 IC TIP122 & TIP127 @1

2 Resistor 10R/5W atau Speaker 1

3 Resistor 91K 2

4 Kapasitor Elektrolit 100uF 1

5 Dioda 1N4001 5

6 Software proteus Proteus 13 1


B. Langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Buat rangkaian simulasi terlebih dahulu pada proteus, sesuai dengan
rangkaian yang ada di modul.
3. Jika simulasi sudah sesuai mulai rangkain pada projek board, sesu9
dengan rangkaian di proteus.
4. Sambungkan rangkaian dengan AFG, power suplay, dan osiloskop.
5. Lihat hasil pada osiloskop.
6. Bandingkan hasil yang ada pada osiloskop dan simulasi di proteus.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Power Amplifier kelas AB ini dibuat bertujuan untuk membentuk penguat


sinyal yang tidak cacat (distorsi) dari penguat kelas A dan untuk mendapatkan
efisiensi daya yang lebih baik seperti pada amplifier kelas B. Karena amplifier
kelas A memiliki efisiensi daya yang rendah (±25%) yang disebaban titik kerja
berada di 1/2 VCC tetapi memiliki kualitas sinyal yang terbaik. Sedangkan
amplifier kelas B memiliki efisiensi daya yang baik (±85%) karena titik kerja
mendekati VCC tetapi kualitas suara yang kurang baik. Sehingga dibuat amplifier
kelas AB yang memiliki efisiensi daya penguatan sinyal (±60%) dengan kualitas
sinyal audio yang baik.
Gambar 4.1 simulasi rangkaian proteus penguat rangkaian enitor dab
pengauat kelas AB

Gambar 4.2 rangkaian percobaan penguat rangkaian enitor dab pengauat


kelas AB

Berikut adalah hasil diperoleh dalam praktikum:


 Perhitungan secara teori dalam pembuatan rangkaian amplifier kelas
A dan kelas AB
Diketahui:
1. VCCAB= 15 V
2. VCCA = 30 V
3. Vin = 300mV, 10 Hz
4. hFE2N3904 = 100
5. hFETIP122/TIP127 = 1000
6. Rv = 1k Ω
7. VCE 2N3904 = 0,2 V
8. VBE 2N3904 = 0,75 V
9. VBE TIP122 = 2,5 V
10. VBE TIP127 = 2,5 V
11. RL = 10 Ω / 5 W

Berikut adalah perhitungan untuk analisis DC penguat kelas AB:

1. IL = √(P/RL)

=√(5/10)

= 0,7 A = Ic TIP122

2. VRL = IL x RL

= 0,7 x 10

=7V

3. IBTIP122 = IC TIP122 / hfeTIP122

= 0,7A / 1000

= 0,7 mA

4. VR3 = VccAB - VBE TIP122 – VRL

= 15 - 2,5 – 7

= 5,5 V

5. R3 = VR3 / IB TIP122

= 5,5 / 0,7 x 10-3


= 7.857,143 Ω , untuk mendapatkan nilai Ic2 yang
mendekati saat simulasi maka nilai R3 dikali 10 sehingga

R3 = 78,57k

6. re TIP122 = 25mV/Ic TIP122

= 25 x 10-3/ 0,7

= 0,0357

7. Rinbase = hFETIP122 (reTIP122 + RL)

= 1000 (0,0357)

= 35,7 Ω

Berikut adalah perhitungan untuk analisis DC penguat kelas A:

1. IB 2N3904 = IC 2N3904 / hFE2N3904

= 0,01 / 100

= 1 mA

2. IE = IC + IB

= 10 mA + 0,1 mA

= 10,1 mA

3. VRV = IC x Rv

= 10 mA x 1000

= 10 V

4. re = 25mV / 10mA

= 2,5 Ω

5. RE = re x 10
= 2,5 x 10

= 25 Ω

6. VRE = Ic x RE

= 10 x 10-3 x 25

= 0,25 V

7. VRC = VccA - VCE - VRC -VRV

= 15 - 0,2 – 10 – 0,25

= 19,55 V

8. Rc = VRC / Ic

= 19,55 / (10 x 10 -3)

= 1955 Ω

9. RB = VB / IB

= (VRE + VBE + VRV) / IB

= (0,75 + 0,25 + 10) / (100 x 10-6)

= 110.000 Ω

10. R2 = Rb / 10

= 110.000 / 10

= 11.000 Ω

11. I2 = VR2 / R2

= 11 / 11.000

= 1 mA

13. I1 = IB + I2
= 0,1 + 1

= 1,1 mA

14. VR1 = Vcc – VB

= 30 – 11

= 19 V

15. R1 = VR1 / I1

= 19 V / 1 mA

= 17.272 Ω

16.𝑅𝑖𝑛 𝑏 = ℎ𝐹𝐸 𝑥 (𝑟𝑒 + 𝑅𝐸)


= 100 𝑥 (2,5 + 25)
= 2750 Ω
Berikut adalah hasil perhitungan analisis AC:
1. AVkelasA = Rc1 // Rinbase AB
re + RE
= 1955 // 35,7
2,5 + 25
= 1,27

Berikut adalah hasil pengukuran dari perhitungan


manual, simulasi, dan percobaan rangkaian 1 :

Tabel 4.1 Pengamatan Penguat Kelas AB

Parameter IB VR3 dan 4 R3 dan 4 Vload

Teori 0,7 mA 5,5 V 78,57k 10 Ω

Simulasi 0,07 mA 17 & 10,8 V 91k 10 Ω

Praktikum 64,8 nA 14,22 & 15,47 91k 10 Ω


Tabel 4.2 Pengamatan parameter AC

Parameter Rin Kelas Av Kelas Iload rms Vload rms AV Kelas


AB A AB

Teori 35,7 Ω 1,27

Simulasi 1,275 0,65 A 5,2 V 8

Praktikum 1,275 0,3 A 2,46 V 6

Tabel 4.3 Pengamatan Gelombang Luaran

Luaran Gambar Gelombang

Posisi Putar Putar Putar Putar


paling kiri kanan 1/4 kanan 1/2 kanan 3/4 kanan
penuh

Kelas A

Kelas AB

Berdasarkan table 3 di atas dapat kita ketahui bahwa dalam hasil


pengukuran arus dan tegangan dari perhitungan secara teori, simulasi, dan
dalam praktek secara langsung terdapat beberapa perbedaan. Hal tersebut
disebabkan karena beberapa hal, seperti kesalahan saat kalkulasi pada
perhitungan, perbedaaan jenis komponen yang digunakan dalam simulasi dan
praktek secara langsung, serta kondisi lingkungan yang mungkin kurang ideal
bagi transistor agar dapat bekerja secara maksimal sehingga akan
mempengaruhi hasil dari beberapa bagian besaran-besaran yang akan diukur
tersebut. Berdasarkan datasheet dari 2N3904 dikatakan bahwa transistor
tersebut akan bekerja secara maksimal ketika dalam suhu 25 oC, sedangkan
pada kenyataannya kita tidak memastikan bahwa suhu ruang yang digunakan
akan tetap setabil dan hal ini menjadi salah satu hal yang megakibatkan
terjadinya beberapa perubahan-perubahan dalam pengukuran yang dilakukan.

Untuk mendapatkan hasil yang hampir mirip, akan sangat susah sekali
karena mencari nilai resistor yang sama dengan perhitungan akan sangat
kesulitan di pasaran. Pada simulasi mungkin juga dikarenakan karakteristik
komponen pada software berbeda dengan karakteristik komponen aslinya,
sehingga juga terjadi perbedaan hasil pengukuran. Pada saat percobaan
langsung, pemasangan komponen yang kurang benar juga akan
mempengaruhi hasil pengukuran. Misalnya komponen kurang menancap pada
project board atau project board lubangnya sudah longgar sehingga
komponen tidak terpasang sempurna, dll. Perhitungan yang tidak terlalu tepat
juga akan mengakibatkan hasil pengukuran menjadi berbeda. Seperti jumlah
angka dibelakang koma, namum hal tersebut seharusnya tidak
Mengakibatkan perbedaan hasil yang signifikan.

BAB V
KESIMPULAN

Amplifier kelas A adalah jenis amplifikasi audio yang memiliki


karakteristik operasi di mana transistor daya yang digunakan selalu
menghantarkan arus listrik sepanjang siklus input sinyal. Dalam amplifikasi
kelas A, transistor selalu dalam kondisi aktif penuh (on) dan tidak pernah
memasuki kondisi cut-off atau jenuh. Penguat kelas A merupakan rangkaian
paling sederhana dari penguat daya yang menggunakan transistor penguat
common emitor. Pada penguat kelas ini, transistor akan selalu bias atau ON
sehingga berjalan selama satu siklus lengkap (siklus positif dan siklus negatif)
gelombang sinyal input. Oleh karena itu penguat kelas A dapat menghasilkan
distorsi yang minimum dan amplitudo maksimum dari sinyal output.
Rangkaian Common-Emitter digunakan sebagai penguat tegangan, bukan
sebagai penguat arus, karena rangkaian ini memiliki impedansi output tinggi.
Sehingga untuk menghasilkan output daya yang tinggi dibutuhkan rangkaian
tambahan seperti rangkaian transistor darlington.
Amplifier kelas AB merupakan kombinasi antara amplifier kelas A
dan kelas B. Pada amplifier kelas AB, transistor daya menghantarkan arus
listrik sebagian pada saat tidak ada sinyal input dan sepenuhnya saat ada
sinyal input. Dalam amplifier kelas AB, transistor bekerja dalam daerah linear
untuk sebagian besar waktu, sehingga menghasilkan distorsi yang lebih
rendah daripada amplifier kelas B. Amplifier kelas AB memiliki efisiensi
yang sedikit lebih tinggi daripada amplifier kelas A, tetapi lebih rendah
daripada amplifier kelas B.

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Guntama indra gandha, 2022, Dasar rangkaian elektronik dengan transistor,


Digitama publisher.
Budiono mismail, Prof.,Ir, 2011, Dasar teknik elektro jilid,universitas brawijaya
Press.
Herman dwi surjono, 2011, Elektronika Analog, cerdas ulet kreatif publisher.

Anda mungkin juga menyukai