2 PERSIAPAN
▪ Mempelajari prinsip kerja transistor
▪ Mempelajari penguat daya kelas B dan AB
th
( Malvino, Albert. 2016. Elctronics Principles 8 Edition. McGraw-Hill. USA. Hlm 366.)
▪ Mempelajari rangakaian Troubleshooting.
th
(Floyd, Thomas L.2012. Elctronics Device 9 Edition. Prentice Hall, 1 Lake Street,
Upper Saddle River, New Jersey. Hlm 356.)
▪ Mempelajari datasheet transistor NPN BD139
▪ Mempelajari datasheet transistor PNP BD140
3 PERALATAN PRAKTIKUM
▪ Transistor BD139 dan BD140 1 buah
▪ Resistor secukupnya
▪ Dioda 1N4005 2 Buah 1 buah
▪ Breadboard 1 buah
▪ Multimeter secukupnya
▪ Signal generator 1 buah
▪ Catu daya 1 buah
▪ Osiloskop 1 buah
4 DASAR TEORI
Power Amplifier atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Penguat Daya adalah sebuah rangkaian
elektronika yang berfungsi untuk memperkuat atau memperbesar sinyal masukan. Di dalam bidang Audio,
Power Amplifier akan menguatkan sinyal suara yang berbentuk analog dari sumber suara (input ) menjadi
sinyal suara yang lebih besar (output). Sumber sinyal suara yang dimaksud tersebut dapat berasal dari alat-
alat Tranduser seperti mikrofon yang dapat mengkonversikan energi suara menjadi sinyal listrik ataupun
Optical Pickup CD yang mengkonversikan getaran mekanik menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik yang
berbentuk sinyal AC tersebut kemudian diperkuat arus (I) dan tegangannya (V) sehingga menjadi output yang
lebih besar. Besaran penguatannya ini sering disebut dengan istilah gain.
Dalam dunia elektronika sendiri, penguatan merupakan salah satu aspek penting untuk
mendapatkan keluaran yang diinginkan. Hal ini disebabkan sinyal masukan yang biasanya diperoleh
kurang tinggi, sehingga dibutuhkan suatu rangkaian penguat yang akan menguatkan sinyal. Penguatan
ini bisa berupa penguatan tegangan, penguatan arus atau penguatan daya. Pada modul ini akan dipelajari
lebih lanjut terkait penguat daya atau biasa disebut sebagai power amplifier. Komponen yang berperan
dalam penguatan daya ini adalah transistor. Jenis penguat sendiri bisa dikategorikan berdasarkan
kelasnya, coupling, dan rentang frekuensi yang akan mempengaruhi besar penguatan yang diberikan.
Dalam praktikum ini akan dilakukan percobaan terhadap penguat kelas B dan AB.
Troubleshooting Troubleshooting adalah sebuah istilah dalam bahasa inggris, yang merujuk
kepada sebuah masalah. Troubleshooting merupakan pencarian sumber masalah secara sistematis
sehingga masalah tersebut dapat diselesaikan. Troubleshooting, kadang-kadang merupakan proses
penghilangan masalah, dan juga proses penghilangan penyebab potensial dari sebuah masalah.
Troubleshooting, pada umumnya digunakan dalam berbagai bidang, seperti halnya dalam bidang
komputer, administrasi sistem, dan juga bidang elektronika dan kelistrikan. Dalam modul ini akan
dianalisa kasus troubleshooting untuk rangkaian penguat amplifier.
Penguat kelas A
Penguat kelas A merupakan kelas Penguat yang desainnya paling sederhana dan paling umum
digunakan. Seperti namanya yaitu Kelas A yang artinya adalah kelas terbaik, penguat Kelas A ini
memiliki tingkat distorsi sinyal yang rendah dan memiliki liniearitas yang tertinggi dari semua kelas
penguat lainnya.
Umumnya, penguat kelas A menggunakan transistor single (transistor bipolar, FET, IGBT) yang
terhubung secara konfigurasi Common Emitter Letak titik kerja (titik Q) berada di pusat kurva
karakteristik atau berada pada setengah Vcc (Vcc/2) dengan tujuan untuk mengurangi distori pada saat
penguatan sinyal.
Pada penguat kelas ini, transistor akan terus beroperasi sepanjang waktu. Ini artinya aliran arus
dari kolektor sebesar 3600, seperti terlihat pada gambar keluaran sinyal. Dengan menggunakan penguat
kelas A, sinyal dapat “diayunkan” melewati batas range maksimum tanpa khawatir terjadi saturasi atau
cut-off pada transistor, yang akan menyebabkan distorsi pada sinyal.
Penguat kelas B
Penguat daya kelas B atau biasa disebut dengan push-pull amplifier menggunakan 2 transistor (NPN
dan PNP) dengan konfigurasi pemasangan yang saling bertolak belakang. Hal ini untuk menandakan bagian
positive half cycle dan negative half cycle yang akan meloloskan sinyal dalam kondisi bolak-balik. Karena
masih berpotensi terdapat cacat maka dibutuhkan keadaan forward bias pada tiap emitternya.
Untuk menghindari kenaikan temperatur yang akan mengarah pada terjadinya crossover distortion,
maka pada penguat daya kelas AB ini digunakan dioda yaitu membuat tegangan bias pada dioda emitter.
Sedangkan efisiensi dari penguat daya dapat dihitung dengan cara membandingkan daya keluaran
yang dihasilkan terhadap daya dc yang diberikan pada penguat oleh sumber dc.
5 TUGAS PENDAHULUAN
a. Buatlah rangkaian seperti untuk penguat B menggunakan BD139, BD140, dan Resistor
beban100ohm. Kemudian Berikan tegangan menggunakan catu daya. Atur amplitudo
tegangan input ( ) dari signal generator dengan variasi dari 2Vsampai 5V.
Hitunglah nilai penguatan dan efisisensi berdasarkan rangkaian yang anda buat!
Apa yang terjadi saat tegangan yang diberikan kurang dari tegangan cut-off
transistor? Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Jelaskan!
a. Gunakan rangakain penguat AB yang telah dibuat kemudian open bagian BD139 dan
ambil gambar pada sinyal osiloskop.
b. Gunakan rangakain penguat AB yang telah dibuat kemudian open bagian BD140 dan
ambil gambar pada sinyal osiloskop.
7 ANALISIS
1. Bandingkan hasil percobaan penguatan daya kelas B dan AB! Apa kesimpulan yang bisas
diperoleh?
2. Apakah terdapat pengaruh frekuensi sinyal masukan terhadap penguat daya?
3. kesimpulan apa yang bisa didapat untuk percobaan 2.a dan 2b? (Bandingkan gambar sinyal
dengan percobaan 2)
8 REFERENSI
th
[1] Malvino, Albert. 2016. Elctronics Principles 8 Edition. McGraw-Hill. USA. Hlm 366.
[2] Floyd, Thomas L.2012. Elctronics Device 9th Edition. Prentice Hall, 1 Lake Street, Upper
Saddle River, New Jersey. Hlm 356
LOG AKTIVITAS
Nama :
NIM :
Shift :
Penguat Kelas B
Tabel 1. Data tegangan dan arus keluaran terhadap masukan yang diberikan
No () () () () ()
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Penguat Kelas AB
Tabel 3. Data tegangan dan arus keluaran terhadap masukan yang diberikan
No () () () () ()
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Catatan : sertakan gambar sinyal untuk penguat b dan ab dari osiloskop dibawah tabel data pada laporan!
Gambar 7. Gambar sinyal masukan dan keluaran