Anda di halaman 1dari 5

RBL 03

Power Amplifier
Sitri Wuriyanti, Afifah Thohirah
90218006,90218301
Program Studi Pengajaran Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Email: sitriwuryanti36@gmail.com
afifahthohirah.at@gmail.itb.ac.id

Asisten: Ahmad Radhy / 20217321


Tanggal Praktikum: (15-04-2019)

Abstrak
Penguat daya memiliki penguat tegangan dan penguat arus sekaligus. Pada praktikum frekuensi sinyal
masukan divariasi untuk dilihat keluarannya pada osiloskop sehingga dapat diperoleh daya keluaran dan
efisiesnsinya. Penguat daya yang digunakan adalah penguat daya kelas AB yang menggunakantransistor
2N2222, BC140 dan 2N2905 dan catu daya sebesar 9V. Didapatkan bahwa penguat daya akan menghasilkan
daya keluaran dan efisiensi yang maksimal ketika sinyal belum terpotong yaitu sebesar 0,36 W dan 42,12%.
Kata kunci : Daya keluaran, Efisiensi, Penguat daya kelas AB, Transistor.

sirip pendingin untuk membuang panas ke


I. Pendahuluan udara [2].
Praktikum ini bertujuan untuk memahami Pada penguat daya juga terdapat istilah
cara kerja dan keluaran dari penguat daya. fidelitas yang merupakan ukuran kemiripan
Penguat daya memiliki isyarat tegangan yang bentuk keluaran terhadap sinyal masukan. Jika
kecil diperkuat dan dibuat agar dapat mampu tingkat fidelitas (fidelity) dari penguat daya
menghasilkan penguatan arus yang besar. tinggi (High Fidelity), maka sinyal keluaran
Untuk menggetarkan pengeras suara, (output) yang dihasilkan bentuknya persis
memggerakkan motor listrik atau beban lain sama dengan sinyal masukan (input). Yang
yang memerlukannya. Jadi, selain penguatan membedakan hanya pada amplitudo
tegangan nya yang besar, penguatan arus nya tegangannya saja [3]. Selain itu, terdapat pula
juga besar. istilah sensitivitas input, yaitu besarnya input
Penguat tegangan dapat dibuat dengan yang dapat diterima oleh penguat sebelum
menggunakan dua cara, yaitu menggunakan sinyal keluaran dari penguat terpotong [4].
transformator keluaran dan menggunakan
penyangga yang impedansi keluarannya kecil Penguat Kelas A
jika dilihat dari keluaran. Transistor yang Penguat Kelas A adalah penguat yang
paling sederhana dan paling umum digunakan.
digunkan haruslah dapat menerima lesapan
Dikatakan paling sederhana karena hanya
daya sesuai daya keluaran [1].
menggunakan satu buah transistor (bipolar, FET,
Besar penguatan atau gain (G) yang
IGBT) yang terhubung secara konfigurasi
dihasilkan penguat daya merupakan rasio dari
Common Emitter.Tingkat distorsi sinyal yang
daya output dan daya input dalam frekuensi. dihasilkan rendah dan liniearitas yang dihasilkan
Ukuran gain biasannya memakai desibel (dB). paling tinggi jika dibandingkan dengan penguat
Sebagian besar amplifier memiliki bagian kelas lainnya. Penguat kelas A memiliki titik
penguat sinyal tegangan dan penguat arus. kerja (Q) di tengah garis beban atau berada pada
Masing-masing menggunakan susunan setengah Vcc (Vcc/2) agar dapat mengurangi
transistor darlington dan susunan transistor distorsi pada saat penguatan sinyal. Penguat
paralel yang berdaya besar dan menggunakan
Kelas A ini menguatkan sinyal input satu 180° gelombang yang menyebabkan
gelombang penuh atau 360°[3]. efisiensinya lebih. Secara teoritis, Penguatan
Kerja dari penguat Kelas A mengharuskan atau Amplifier kelas B ini memiliki efisiensi
transistor dalam selalu aktif selama siklus AC sebesar 78,5%. Kekurangannya adalah adanya
sehingga menyebabkan pemborosan dan distorsi cross-over akobat titik kerja transistor
ketidakefisiean karena pemanasan yang yang berada pada kondisi cut-off, sehingga ada
berlebihan. Efisiensi Penguat/Amplifier kelas A waktu transistor belum dapat bekerja secara
ini hanya berkisar sekitar 25% hingga 50%. Pada linear [3].
penguat kelas A, sinyal dapat “diayunkan” Penguat ini bekerja tolak-tarik, dan
melewati batas maksimum tanpa khawatir menggunakan 2 transistor (NPN dan PNP)
terjadi saturasi atau cut-off pada transistor, dengan konfigurasi pemasangan yang saling
yang akan menyebabkan distorsi pada bertolak belakang. Hal ini untuk memperkuat
sinyal[5]. bagian positive half cycle dan negative half
cycle yang akan meloloskan sinyal dalam
kondisi bolak-balik [5].

Gambar 1. Rangkaian dan sinyal output rangkaian


penguat kelas A [3]
Gambar 2. Rangkaian dan sinyal output rangkaian
penguat kelas B[3]
Penguat Kelas B
Penguat Kelas B memiliki efisiensi yang Pada gambar 2, sinyal keluaran dari
lebih besar jika dibandingkan dengan Penguat penguat kelas B akan berfungsi saat tegangan
Kelas A. Letak titik kerja (Q) berada di ujung pada transistor berada di atas tegangan cut off
kurva karakteristik sehingga hanya yakni di kisaran 0,6 – 0,7 volt. Kestabilan
menguatkan setengah input gelombang atau transistor harus dijaga karena tegangan yang
digunakan (AC) bolak-balik dengan cepat 𝑉𝐶𝐶 : Common-tegangan kolektor (V)
sesuai dengan frekuensi yang diberikan[5]. 𝐼𝑐𝑑𝑐 : Arus kolektor DC (A)
VEE : Common-tegangan emitor (V)
Penguat Kelas AB
Penguat kelas AB merupakan gabungan
dari penguat kelas A dan penguat kelas B,
sehingga menghasilkan penguat sinyal yang
tidak distorsi dan efisiensi daya nya lebih
tinggi antara 25% hingga 78,5%. Desain Audio
Power Amplifier umumnya menggunakan
penguat ini. Titik kerjanya berada diantara titik
kerja penguat kelas A dan titik kerja penguat
kelas B[3].
Untuk menghindari crossover distortion,
penguat daya ini menggunakan dioda yang
membuat tegangan bias pada dioda emitter.
Besar penguatan daya yang dihasilkan dapat
dihitung dengan persamaan-persamaan
berikut[5].

𝑃𝑜𝑢𝑡
𝐴𝑝 = 𝑃𝑖𝑛
(1)
2
𝑉𝑖𝑛
𝑃𝑖𝑛 = 𝑉𝑖𝑛 𝐼𝑖𝑛 = (2)
𝑍𝑖𝑛
2
𝑉𝑜𝑢𝑡
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑉𝑜𝑢𝑡 𝐼𝑜𝑢𝑡 = (3)
𝑍𝑜𝑢𝑡
Gambar 3. Rangkaian dan sinyal output rangkaian
Keterangan: penguat kelas AB[3]
𝐴𝑝 : Besar penguatan daya
𝑃𝑖𝑛 : Daya masukan (W) Pada praktikum kali ini, digunakan
𝑃𝑜𝑢𝑡 : Daya keluaran (W) rangkaian penguat daya kelas AB seperti pada
𝑉𝑖𝑛 : Tegangan masukan (V) Gambar 4. Transistor 2N3053 diganti dengan
𝐼𝑖𝑛 : Tegangan masukan (V) BC140 yang memiliki karakteristik yang
𝑍𝑖𝑛 : Impedansi masukan (Ω)
serupa.
𝑉𝑜𝑢𝑡 : Tegangan keluaran (V)
𝐼𝑜𝑢𝑡 : Tegangan keluaran (V) .
𝑍𝑜𝑢𝑡 : Impedansi keluaran (Ω)

Efisiensi nya dihitung dengan cara


membandingkan daya keluaran yang
dihasilkan daya DC yang diberikan pada
amplifier oleh sumber DC.

𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂 = 𝑃𝑑𝑐
× 100% (4)
𝑃𝑑𝑐 = 2𝑉𝐶𝐶 𝐼𝑐𝑑𝑐 ketika VCC = – VEE (5)

Keterangan: Gambar 4. Rangkaian penguat kelas AB untuk


𝜂 : Efisiensi penguatan daya praktikum [4]
𝑃𝑑𝑐 : Besar daya DC (W)
II. Data dan Pengolahan data didapatkanlah data yang tertampil
pada tabel 2.
Praktikum ini dilakukan dengan
mengamati sinyal dan data masukan serta
keluaran yang ditampilkan oleh osiloskop pada
variasi frekuensi sinyal masukan <5Hz,
Tabel 2. Data Hasil Perhitungan
100Hz, 1kHz, 10kHz serta arus dan tegangan
DC yang digunakan penguat daya yang PDC Pout
f (Hz) AV ɳ (%)
(W) (W)
ditampilkan oleh Amperemeter. Amplitudo
tegangan sinyal keluaran yang tertampil di awal <5 0,86 0,36 11,43 42,12
osiloskop diatur sedemikan rupa hampir 100 0,68 0,03 9,34 4,57

Sinyal
kecil
terpotong seperti pada gambar 8. 1k 0,40 0,03 9,46 7,54
10k 0,35 0,04 11,76 11,57
100 0,76 0,19 8,54 25,02

Sinyal
besar
1k 0,76 0,19 8,70 25,11
10k 0,63 0,26 11,02 41,63

B. Grafik Data Hasil Perhitungan


1. Grafik Hubungan frekuensi (f)
dengan penguatan tegangan (Av)
Grafik hubungan f - Av
Gambar 5. Gambar sinyal keluaran sesaat sebelum
Penguatan Tegangan

15.00
terpotong 10.00
5.00
A. Tabel Data Hasil Pengukuran dan 0.00
Perhitungan -2000 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000

1. Tabel Hasil Pengukuran frekuensi sinyal masukan Sinyal Kecil


(Hz)
Berdasarkan hasil pengukuran, data Sinyal Besar
yang di dapatkan tertampil pada Gambar 6. Grafik hubungan frekuensi
Tabel 1. dengan penguatan tegangan

Tabel 1. Data Hasil pengukuran 2. Grafik Hubungan frekuensi (f)


Vi,pp Vo,pp Vo,rms IDC dengan Daya Keluaran (Pout)
f (Hz)
(mV) (V) (V) (mA)
Grafik hubungan f - Pout
awal <5 420 4,8 1,7 95,3
0.30
Daya Keluaran (W)

100 152 1,42 0,5 75,9


0.20
Sinyal
kecil

1k 148 1,4 0,49 44,2 0.10


10k 136 1,6 0,57 39 0.00
100 410 3,5 1,24 85 -5000 0 5000 10000 15000
Sinyal
besar

frekuensi sinyal masukan Sinyal Kecil


1k 401 3,49 1,23 84,2 (Hz)
Sinyal Besar
10k 372 4,1 1,45 70,1
Gambar 7. Grafik hubungan frekuensi
2. Tabel Hasil Perhitungan dengan Daya keluaran
Berdasarkan pengolahan data, hasil
pengukuran diolah menggunakan 3. Grafik Hubungan Frekuensi (f)
persamaan (1) sampai dengan (5) dengan Efisiensi Penguat Daya (η)
Grafik hubungan f - η
Pada grafik yang ditampilkan dapat
Efisienssi Penguat Daya (%)
60.00
dibandingkan grafik untuk sinyal kecil dan
40.00
sinyal besar. Pada grafik gambar 6 dapat
20.00
dilihat bahwa perbedaan kedua jenis sinyal
0.00 sangatlah kecil jika dibandingkan dengan
-5000 0 5000 10000 15000
grafik gambar 7 dan 8. Dapat dilihat bahwa
frekuensi sinyal masukan Sinyal Kecil
(Hz)
untuk daya keluaran dan efisiensi akan lebih
Sinyal Besar
besar untuk sinyal masukan yang besar.
Gambar 8. Grafik hubungan frekuensi
dengan efisiensi penguat daya
IV. Kesimpulan

III. Pembahasan Penguat daya yang digunakan adalah


penguat daya kelas AB yang menggunakan
Pada praktikum ini penguat daya yang
tiga transistor. Transistor 2N2222 befungsi
digunakan adalah penguat daya tolak-tarik
sebagai penguat tegangan, dan pasangan
kelas AB. Rangkaian yang digunakan seperti
transistor BC140 dan 2N2905 yang berfungsi
pada gambar 4 dengan catu daya sebesar 9V.
sebagai penguat arus. Catu daya yang
Transistor yang digunakan terdiri dari dua
digunakan adalah 9V. Penguat daya akan
bagian. Pada bagian awal transistor 2N2222
menghasilkan daya keluaran dan efisiensi
digunakan sebagai penguat tegangan dan
maksimum sebesar 0,36 W dan 42,12% ketika
bagian kedua pasangan transistor BC140
sinyal belum terpotong.
(NPN)-2N2905 (PNP) digunakan sebagai
penguat arus. Speaker yang digunakan
IV. Daftar Pustaka
memiliki impedansi 8 Ω yang merupakan
impedansi keluaran rangkaian. [1] Sutrisno, Elektronika 2, Penerbit ITB, 55,
Pada awalnya data yang diambil yaitu 1987.
ketika frekuensi masukan <5Hz seperti yang [2] Pengertian Power Amplifier (Penguat
tertampil pada tabel 1 dan tabel 2. Dari tabel Daya) dan Kelas-kelasnya,
kita dapat melihat baha ketika frekuensi itu https://teknikelektronika.com/ pengertian-
semua data seperti daya keluaran dan efisiensi, power-amplifier-penguat-daya-kelas-
menunjukan nilai yang maksimal secara amplifier/, diakses pada 21 April 2019
berturut-turut yaitu 0,36 W, 42,12% jika [3] Rangkaian Power Amplifier,
dibandingkan dengan data pada frekuensi https://elektronikadasar.info/rangkaian-
lainnya untuk sinyal kecil maupun sinyal power-amplifier.htm, diakses pada 21
besar. Data awal ini merupakan data saat April 2019.
sinyal belum terpotong. Selanjutnya data yang [4] Low cost amplifier,
diambil yaitu ketika sinyal hampir terpotong. http://www.circuitstoday.com/low-cost-
Sinyal masukan di variasi 100 Hz, 1kHz, dan amplifer, diakses pada 21 April 2019.
10kHz pada sinyal kecil dan sinyal besar [5] Modul 06 Penguat Daya,
seperti yang ditampilkan pada tabel. https://www.elka.fi.itb.ac.id/wp-
Pada gambar 6,7,dan 8 dapat dilihat content/uploads/Modul-06-Penguat-
grafik hubungan antara frekuensi masukan Daya.pdf ,diakses pada 21 April 2019
dengan penguatan tegangan, daya keluaran
serta efisiensi penguat daya. Pada setiap
kenaikan frekuensi terjadi kenaikan nilai yang
tidak terlalu signifikan untuk penguatan
tegangan, daya keluaran serta efisiensi penguat
daya nya.

Anda mungkin juga menyukai