Anda di halaman 1dari 21

Pendahuluan

Penguat sinyal berada pada tahap akhir satu amplifier


parameter yang menjadi perhatian kemudian adalah
efisiensi penguat.
efisiensi tersebut dapat diperbaiki dengan menggeser
titik kerja penguat dari tengah-tengah garis beban
Efisiensi juga berhubungan erat dengan bagaimana
penguat tersebut diberikan prategangan (bias voltage).
Blok Diagram Penguat
Sebuah penguat daya didesain
untuk memperoleh power gain
yang baik
menangani tegangan aliran
tegangan dan arus yang besar
Tegangan dan arus yang tinggi ini
menghasilkan power yang tinggi.
Sebuah penguat daya yang efesien
menyalurkan daya sinyal yang
paling besar untuk daya dc yang
diambil dari power supply
Efesiensi
Sebuah penguat daya yang efesien menyalurkan daya
sinyal yang paling besar untuk daya dc yang diambil
dari power supply
% Efficiency = [ signal power output / dc power input
] x 100
Kelas Penguat
Class A Class AB Class B Class C
Efficiency 50 % between classes A
and B
78.5 % 100 %
Conduction
angle
360
O
between classes A
and B
180
O
small (approx.
90
O
)
Distortion low moderate high extreme
Bias (emitter-
base)
forward
(center of load
line)
forward
(near cutoff)
zero
(at cutoff)
reverse
(beyond cutoff)
Applications Practically all
small-signal
amplifiers. A few
moderate power
amplifiers in audio
applications.
High-power stages
in both audio and
radio-frequency
applications.
High-power stages
generally not used
in audio
applications due to
distortion.
Generally limited
to radio-frequency
applications. Tun-
ed circuits remove
much of the ex-
treme distortion.

KARAKTERISTIK PENGUAT DAYA
Explanations and Examples
Voltage amplifiers Voltage amplifiers are small-signal amplifiers. They can be found in early stages in the signal
system. They are often designed for good voltage gain. An audio preamplifier would be a good
example of a voltage amplifier.
Power amplifiers The power amplifiers are large-signal amplifiers. They can be found late in the signal system.
They are designed to give power gain and reasonable efficiency. The output stage of an audio
amplifier would be a good example of a power amplifier.
Configuration The configuration of an amplifier tells how the signal is fed to and taken from the amplifying
device. For bipolar transistors, the configurations are common-emitter, common-collector, and
common-base. For field-effect transistors, the configurations are common-source, common-
drain, and common-gate.
Coupling How the signal is transferred from stage to stage. Coupling can be capacitive, direct, or
transformer.
Applications Amplifiers mat be categorized according to their use. Example are audio amplifiers, video
amplifiers, RF amplifiers, dc amplifiers, band-pass amplifiers, and wide-band amplifiers.
Classes This category refers to how the amplifying device is biased. Amplifiers can be biased for class
A, B, AB, or C operation. Voltage amplifiers are usually biased for class A operation. For
improved efficiency, power amplifiers may use class B, AB, or C operation.
Penguat Kelas C
pergeseran fasa kurang dari 180
o
mempunyai efesiensi yang lebih baik dari penguat
kelas B tetapi menghasilkan distorsi yang lebih besar
dari penguat kelas A dan B.
Keadaan distorsi yang dialami kadang masih bisa
ditoleransi atau dalam keadaan frequency multiplier
(pengali frekuensi)
Penguat C digunakan dimana tidak ada variasi dalam
amplitude sinyal dan rangkaian output terdiri dari
rangkaian tuned untuk mengfilter semua harmonisasi
dari arus output

V
cc
Cc
C L R
L
RFC
(a)
L
Cc
C
R
L
V
cc
V
i
Efesiensi Penguat
Ic = Nilai arus dc
I1 merupakan amplitude dari komponen arus
fundamental


Ic
Ip

2
I
D
2
t
Desain Penguat
untuk semua penguat daya, parameter desain yang
perlu diperhatikan adalah
daya output, Po
disipasi daya transistor, P
T
tegangan kolektor ke emitter( atau drain ke sumber),
Vce maks
arus output maksimum dari transistor I
p
.
Jika menggunakan transistor BJT maka langkah untuk desain

1. Menentukan nilai Vce maks

2. Menentukan arus output maksimum dari transistor

3. Menentukan daya output AC
4. Menentukan disipasi daya transistor
)
Fungsi
Beberapa grafik normalisasi dibuat untuk
memudahkan desain dengan hanya melihatkan grafik
tersebut diantaranya
Normalisasi disipasi power sebagi fungsi sudutnya

Normalisasi arus kolektor maksimum sebagai fungsi
sudut
Contoh Soal
Desain sebuah penguat kelas C untuk menyalurkan
rata-rata output 5 W pada sebuah beban 5 pada
frekuensi 1 MHz dengan menggunakan transistor
dengan nilai disipasi powernya sekitar 0,5 W

Penyelesaian

Sehingga diperoleh 22,4 V
Jika power disipasinya yang dinginkan adalah.
Untuk mencari sudut digunakan bantuan kurva PT/Po terhadap
sudut
Dari kurva PT/Po terhadap sudut diperoleh nilai
57,7
o
Dan untuk mencari nilai puncak yang sudah
dinormalisasi adalah dengan bantuan kurva
Normalisasi IM
Kurva PT/Po terhadap sudut
Kurva normalisasi IM terhadap
Sudut
Dari kurva diperoleh nilai I
M
0,5
Dengan demikian nilai arus puncak colektor adalah
Jadi transistor yang dipilih adalah yang mempunyai
kemapuan untuk menghandel arus ini dan rangkaian
seharusnya dihubungkan dnegan frekuensi 1 MHz
dengan menentukan nilai L dan C yang tepat untuk
memperoleh nilai frekuensi 1 MHz

Anda mungkin juga menyukai